Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS

PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada kenyataannya, perkembangan perusahaan dewasa ini baik secara
keseluruhan maupun perusahaan dalam bidang yang sejenis, mendorong
perusahaan untuk memperebutkan setiap kesempatan yang ada, dengan
mempertimbangkan kemampuan memperoleh laba untuk kelangsungan
hidupnya. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu kebijaksanaan
pengelolaan perusahaan yang baik untuk mewujudkan sasaran yang ingin
dicapai oleh setiap perusahaan.
Dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan berarti
mempertimbangkan aspek likuiditas dan profitabilitas merupakan dua hal
yang sangat penting. Adapun likuiditas perusahaan menyangkut kemampuan
perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Sedangkan profitabilitas perusahaan menyangkut kemampuan perusahaan
menghasilkan laba atau keuntungan.
Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu
perusahaan pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari
perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan
membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu
mempunyai kemampuan membayar.
Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila
kekuatan membayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat
memenuhi semua kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan
demikian maka kemampuan membayar itu baru dapat diketahui setelah kita

membandingkan kekuatan membayar-nya disatu pihak dengan kewajibankewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dilain pihak.
Secara umum kondisi perekonomian saat ini sangatlah tidak
menjanjikan, iklim yang baik dalam dunia usaha, laju pertumbuhan ekonomi
tidak Nampak menggembirakan, justru sebaliknya yang terjadi adalah
depresiasi, inflasi terjadi hampir menyeluruh seluruh aspek kehidupan.
Kemerosotan ini merupakan suatu hal yang nampak wajar terjadi, hal
ini dipicu oleh ketidapercayaan pihak pasar terhadap pemerintah saat ini,
kondisi yang tidak kondusif ini menyebabkan para investor baik asing
maupun

lokal

enggan

untuk

menginvestasikan

dananya

di

dalam

negeri.Akibatnya benpengaruh pada perusahaan baik yang berskala besar,


menengah, apalagi yang berskala kecil.
Setiap perusahaan yang didirikan, dalam menjalankan usahanya
tentunya mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai, yaitu memperoleh
keuntungan yang semaksimal mungkin dan mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaan dengan cara mengaplikasikan sumber daya yang dimiliki
secara efektif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, maka salah satu unsur
disamping unsur lainnya yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah dengan
memiliki pimpinan manajer yang mampu secara cakap membuat perusahaan
yang baik dan tepat untuk beroperasinya suatu perusahaan.Perencanaan yang
baik dan tepat merupakan salah satu kunci kesuksesan manajer dalam
mengelola perusahaan dimana rencana tersebut harus dikaitkan dengan
kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Dengan memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan maka sebuah
perencanaan yang baik dan tepat akan dapat tersusun dan terlaksana secara
baik dan benar sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk menjaga
agar

perusahaan

tetap

sehat,

dapat

bertahan

terus

berarti

harus

mempertimbangkan aspek likuiditas untuk memperoleh keuntungan.


Telkom

Group

adalah

satu-satunya

BUMN

telekomunikasi

serta

penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia.Telkom


Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap

layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan
telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan
interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data.Telkom Group juga
menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment,
termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-Payment dan IT
enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.

Adapun laba bersih, aktiva lancar, dan hutang lancar PT Unilever


Indonesia Tbk. Selama tahun 2009-2013, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Jumlah Laba Bersih, Aktiva Lancar, dan Hutang Lancar pada PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2011-2015 (dalammiliaran rupiah).

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
rata rata

Laba Bersih
(miliaran = Rp)
22.386,80
26.767,60
29.483,60
29.966,70
31.533,37

Aktiva Lancar
(miliaran = Rp)
21.258
27.973
33.075
33.762
47.912

Hutang Lancar
(miliaran = Rp)
22.189
24.107
28.437
31.786
35.413

28.027,61

32.796

28.386

Sumber :http://www.telkom.co.id/
Pada table 1 menunjukkan bahwa laba bersih dan aktiva lancar
mengalami fluktuasi selama tahun 2011-2015, sedangkan hutang lancar
mengalami peningkatan setiap tahun dengan rata-rata peningkatan hutang
lancar sebesar Rp 28.386.000.000.000 sedangkan laba bersih dan aktiva lancar
mengalami fluktuasi selama tahun 2011-2015 dengan rata-rata masing-masing
sebesar Rp 28.027.610.000.000 dan Rp 32.796.000.000.000 meskipun
demikian, belum diketahui tingkat likuiditas dan profitabilitas perusahaan
selama periode 2011-2015.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mencoba


melakukan penelitian yang berjudul : Analisis tingkat Likuiditas dan
Profitabilitas pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan diatas maka yang
terjadi masalah pokok adalah : Bagaimana tingkat likuiditas dan profitabilitas
pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk?
C. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis tingkat Likuiditas

dan

Profitabilitas

pada

PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
4

1. Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Pengertian laporan keuangan sangat erat hubungannya dengan
pengertian akuntansi karena laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
suatu proses akuntansi, yaitu berupa ringkasan atau ikhtisar dari peristiwa dan
kejadian-kejadian keuangan suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Sofyan (2013:163) Laporan Keuangan perusahaan disajikan oleh
manajemen dari operasi yang dikuasainya. Semua aktivitas dalam perusahaan
merupakan control dan penguasaan manajemen termasuk juga mereka yang
menyusunnya. Keadaan ini dianggap bahwa manajemen dalam menyusun
laporan keuangannya tidak berada dalam posisi independen karena dianggap
ia akan mengutamakan kepentingannya yang bias merugikan kepentingan
publik. Untuk mengatasi itulah maka dalam dunia bisnis dikenal profesi
akuntan yang berfungsi sebagai pihak independen yang tidak memihak untuk
memberikan kesaksian atas kewajaran laporan keuangaan yang disajikaan
perusahaan.
Pengertian laporan keuangan oleh Irham (2012: 2) adalah: suatu
informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan
lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan perusahaaan tersebut.
Jumingan ( 2011 : 4) laporan keuangan yang disusun guna
memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri atas neraca, laporan laba
rugi, laporan bagian laba yang ditahan atau laporan modal sendiri, dan laporan
perubahan perubahan posisi keuangan atau laporan sumber dan penggunaan
dana.
Tujuan Laporan Keuangan
Kasmir (2013:11) Berikut beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan, yaitu :

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang


dimiliki perusahaan pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
e. Informasi keuangan lainya.
2. Pengertian Rasio Keuangan
Untuk mengetahui

kondisi

keuangan

suatu

perusahaan

serta

perkembangnya diperlukan suatu peralatan tertentu. Alat analisis yang


terpenting adalah rasio-rasio keuangan. Analisis rasio keuangan umumnya
merupakan langkah pertama dalam suatu analisis keuangan.
Anaisis rasio memudahkan penganalisa mendapatkan gambaran
mengenai kondisi dan kebijaksanaan suatu perusahaan, atau dengan kata lain
bahwa analisis rasio memudahkan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan
menggunakan sumber sumber dananya secara efisien.
Penganalisis keuangan dalam mengadakan analisis ratio pada dasarnya
dapat dilakukan dengan dua cara perbandingan yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu waktu
yang lalu atau rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu waktu yang
akan datang dari perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasiorasio dari
suatu macam perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang
sama.

Maksud dan tujuan diadakannya analisis rasio adalah memberikan


penilaian terhadap likuiditas, solvabilitas, rentabliitas serta aktifitas suatu
perusahaan, sehingga manajer dapat mengetahui per-kembangan finansial
perusahaan, dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang sedang
berjalan guna perencanaan akan datang. Rasio-rasio finansial perusahaan
dapat dihitung dengan menggunakan data keuangan yang tersedia, yaitu
neraca dan laporan rugi laba perusahaan.

Dengan menghitung pos-pos neraca dan laporan rugi laba, kemudian


membandingkan angka-angka yang terdapat didalamnya, maka akan timbul
bermacam-macam rasio yang dapat dijadikan sebagai ukuran dalam
menganalisis dan menginterpretasi-kannya. Untuk memudahkan dalam
mengetahui apakah suatu perusahaan menggunakan sumber-sumber
dananya secara efektif dan efisien atau tidak, maka ada beberapa rasio yang
dapat digunakan.
Untuk memudahkan dalam mengetahui apakah suatu perusahaan
menggunakan sumber-sumber dananya secara efektif dan efisien atau tidak,
maka ada beberapa rasio yang dapat digunakan.
Menurut Bambang Riyanto (2002 : 331) mengelompokkan rasiorasio
finansial tersebut menjadi empat antara lain :
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
likuiditas perusahaan (current ratio, acid test ratio).
2. Rasio Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (debt to
total assets ratio, net worth to debt ratio dan sebagainya).
3. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa besar aktifitas perusahaan dalam mengerjakan sumbersumber dananya (inventory turnover, average collection period dan
lain sebagainya).
4. Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on
sales, return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya).
Untuk pembahasan selanjutnya digunakan pembagian analisis rasio
dikemukakan

oleh

Weston

dan

Brigmar

karena

menitikberatkan

pembagiannya atas segi-segi yang ingin diketahui yaitu likuiditas,leverage,


aktifitas dan sebagainya. Penjelasannya untuk segi-segi itu adalah sebagai
berikut:
1. Rasio Likuiditas

Merupakan salah satu azas pembelanjaan yang penting untuk diketahui


disamping azas pembelanjaan perusahaan yang lain. Masalah likuiditas
adalah

berhubungan

erat

dengan

masalah

kemampuan

suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera


dipenuhi.
Dengan menghubungkan unsur dari aktiva disatu pihak dengan
unsur

passiva

dilain

pihak

pada

suatu

laporan

keuangan

perusahaandapat diperoleh banyak gambaran tentang keadaan finansial


perusahaan misalnya mengenai keadaan likuiditas. Untuk mengetahui
hai

tersebut

biasanya

dipakai

ukuran

rasio

yakni

dengan

membandingkan unsur aktiva disatu pihak dan unsur passiva dilain


pihak. Rasio ini disebut rasio likuiditas yang dinyatakan dalam
presentase atau angka perbandingan. Rasio likuiditas sangat berguna
untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang segera.

2.

Rasio Leverage
Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial apabila
sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu likuiditas atau dengan kata
lain solvabilitas suatu perusahaan untuk membayar semua hutanghutangnya baik jangka panjang atau jangka pendek. Leverage ratio
merupakan suatu alat ukur untuk mengetahui tersedianya dana dalam

suatu perusahaan.
3. Rasio Aktivitas
Melalui activity ratio maka dapatlah diukur tingkat kegiatan
perusahaan, apakah telah memanfaatkan sumber dananya secara
efisien dan efektif atau tidak.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dengan sejumlah modal tertentu. Dalam hal

ini Weston dan Brigman dalam Martono (2000 : 46) berpendapat


bahwa : Profitabilitas adalah hasil bersih dan sejumlah besar
keputusankeputusan dan kebijaksanaan".
Dengan kata lain bahwa profitabilitas adalah menunjukkan
perbandingan antara laba dan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut.
Sofyan ( 2013:297) berpendapat bahwa: Rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandinga dari satu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(berarti). Dipergunakannya analisis rasio keuangan dalam melihat suatu
perusahaan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan dan
dapat dijadikan sebagai alat prediksi bagi perusahaan tersebut di masa yang
akan dating. Ini dikarenakan rasio keuangan juga memungkinkan manajer
keuangan memperkirakan reaksi kreditor dan investor dalam memperkirakan
bagaimana memeperoleh kebutuhan dana, serta seberapa besar dana sanggup
diperoleh.
Mamduh dan Abdul Halim (1996:93) analisis rasio merupakan cara
lain menyajikan informasi dari laporan keuangan. Analisis ini disusun dengan
menggabung-gabungkan angka-angka dalam dan antara neraca dan laporan
laba rugi. Ada lima macam analisis rasio : (1) Rasio likuiditas, (2) Rasio
profitabilitas, (3) Rasio aktivitas, (4) Rasio solvabilitas, dan (5) Rasio pasar.
Masing- masing rasio ini akan memberikan makna tersendiri dalam
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.
Rasio keuangan merupakan alat utama dalam menganalisis keuangan
karena dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai keadaan
keuangan perusahaan. Adapun analisis rasiio keuangan tersebut akan
diuraikan sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
Irham (2012:116) mengatakan bahwa : Rasio likuiditas adalah
kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
secara tepat waktu. Rasio ini penting karena kegagalan dalam membayar
kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Rasio ini

mengukur pada kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan


melihat aktiva lancar perusahaan retail terhadap hutang lancarnya ( hutang
yang dimaksud di sini adalah kewajiban perusahaan). Rasio likuiditas,
bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan
perusahaan membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi.
Adapun ukuran yang umumnya dipakai untuk mengukur likuiditas
suatu perusahaan adalah current ratio, dan quick ratio yang termaksud rasio
likuiditas. Sehubungan dengan permasalahan, maka penulis menggunakan
analisis likuiditas sebagai berikut:
1) Current Ratio, digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar
perusahaan bias dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Rasio ini
dinyatakan sebagai berikut :
Aktiva Lancar
Current Ratio =

X 100%
Hutang Lancar

2) Quick Ratio, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi

kewajiban

financial

dengan

tidak

memperhitungkan

persediaan, rumusnya adalah:


Aktiva Lancar
Current Ratio =

X 100%
Hutang Lancar

b. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
menggunkan asset operasional perusahaan.Efektifitas penggunaan asset
operasional perusahaan mampu mewujudkan penjualan yang lebih baik.
Semakin berkembangnya penggunaan asset akan lebih besar kapasitas
perusahaan menghasilkan penjualan.
Kasmir (2013:196) Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.Rasio ini juga

10

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini


ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan.
Jumingan ( 2011 : 84) bahwa tujuan Rasio Profitabilitas adalah:
mengukur efektifitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari
investasi melalui kegiatan penjualan. Misalnya profit margin on sales, return
on total asset, return on worth, dan sebagainya.
Salah satu Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah
Return On Invesment oleh Husnan (2002:224).
Menurut Mamduh dan Abdul Halim (1996:84) tujuan Return On
Investmen (ROI) adalah: Untuk mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.
ROA (Return On Asset) juga sering disebut sebagai ROI. Rasio ini bisa
dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih
Return on Assets (ROA) =

X 100%
Total Aset

B. Kerangka Pikir
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Laporan Keuangan

Likuiditas

Kebijakan Investasi
Rasio Keuangan
Profitabilita
s
Kesimpulan dan
Saran
Keterangan :

11

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan satu-satunya BUMN


telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di
Indonesia, bidang usaha utama adalah Industri telekomunikasi di BEI yang tentunya

berorientasi laba. Dimana laporan keuangan tersebut berfluktuasi dari nilai laba
bersih dan aktiva lancarnya, sedangkan hutang lancer mengalami peningkatan setiap
tahun, berdasarkan laporan keuangan tersebut akan dianalisis rasio keuangan
perusahaan

yang

meliputi:

1)

Tingkat

likuiditas

dengan

mengguakan

indicator current ratio dan quick ratio; dan 2) Tingkat profitabilitas dengan
menggunakan indicator Return On Investment (ROI).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini

penulis

menggunakan

cara

dengan

mengumpulkan data dari http://www.telkom.co.id/ Adapun yang menjadi


objek penelitian adalah laporan laba/rugi dan neraca PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Waktu penelitian ini selama 2minggu.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yaitu Data kuantitatif, Data kuantitatif adalah data yang
berupa angka-angka yakni yang diperoleh darihttp://www.telkom.co.id/
Dalam bentuk neraca dan laporan laba/rugi dari PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Selama 5 tahun terakhir (Tahun 2011 2015).
2. Sumber data
Sumber data yaitu data sekunder, Data sekunder adalah data dalam
bentuk yang sudah jadi berupa data publikasi yang telah dikumpulkan oleh
pihak lain yakni Lap.Keu perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
tahun 2011-2015.
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut

12

Penelitian Kepustakaan (Library Research), Yaitu pengumpulan data


atau informasi dengan mempelajari referensi, buku-buku, literature yang ada
hubugannya dengan masalah yang diteliti, laporan keuangan dari internet
http://www.telkom.co.id/ Serta karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian
ini.
D. Populasi dan Sampel
Populasi : Laporan Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tahun
2011-2015.
E. Metode Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif deskriptif untuk menganalisis ratio keuangan perusahaan yang
berhubungan dengan permasalahan yang dighadapi, sebagai berikut :
1. Analisis likuiditas
a. Current Ratio
Aktiva Lancar
Current Ratio =

X 100%
Hutang Lancar

b. Quick Ratio
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio =

X 100%
Hutang Lancar

2. Analisis Rasio Profitabilitas


Laba Bersih
Return on Investment (ROI) =

X 100%
Total Aset

13

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers ,


Mamduh

M.hanafi

&

abdul

Halim.

1996.

Analisis

Laporan

Keuangan.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN


Weston, J.Fred and Eugene F.Bringhamk, 1996, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Edisi kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta Jumingan. 2011. Analisis
Laporan Keuangan. Jakarta: PT bumi Aksara.
Fahmi,Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alpabeta,CV.
Harahap,Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Husnan, Suad. 2002. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE.
Bambang Riyanto, 2002, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan Penerbit
Gajah Madah Yogyakarta.
http://www.telkom.co.id/

14

Anda mungkin juga menyukai