Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Luh Sri Maharani

NPM : 202033121115
Kelas : D3 (Akuntansi)
Mata Kuliah : Analisa Laporan Keuangan

Analisa Perubahan Laba Kotor

A. Sebab-sebab perubahan laba kotor


Perubahan dalam laba kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan tersebut, baik yang menguntungkan (perubahan naik) maupun
yang merugikan (perubahan turun), sehingga menjadi dasar tindakan di periode
berikutnya. Pada dasarnya perubahan laba kotor disebabkan oleh dua faktor yaitu :
- Faktor penjualan
Penjualan maksudnya adalah jumlah omzet barang atau jasa yang dijual, baik
dalam unit ataupun dalam rupiah. Besar kecilnya penjualan ini penting bagi
perusahaan sebagai data awal dalam melakukan analisis. Sementara itu, penjualan
dipengaruhi oleh:
a. Faktor harga jual
Harga jual adalah harga persatuan atau unit atau per kilogram atau lainnya
produk yang dijual di pasaran. Penyebab berubahnya harga jual adalah
perubahan nilai harga jual per satuan. Dalam kondisi tertentu, harga jual
dapat naik, tetapi dapat pula turun. Perubahan inilah yang menjadi
penyebab perubahan laba kotor dari waktu ke waktu.
b. Faktor jumlah barang yang dijual
Jumlah barang yang dijual maksudnya adalah banyaknya kuantitas atau
jumlah barang (volume) yang dijual dalam suatu periode. Sudah pasti jika
barang yang dijual dengan kuantitas yang lebih banyak, juga akan
memengaruhi peningkatan laba kotor
- Faktor harga pokok penjualan.
Harga pokok penjualan adalah harga barang atau jasa sebagai bahan baku atau
jasa untuk menjadi barang dengan ditambah biaya-biaya yang berkaitan dengan
harga pokok penjualan tersebut. Harga pokok penjualan ini penting sebagai dasar
untuk menentukan harga jual ke konsumen. Harga pokok penjualan dipengaruhi
oleh:
a. Harga pokok rata-rata
b. Jumlah barang yang dijual
Sama seperti halnya dengan jumlah penjualan, perubahan harga pokok rata-rata
persatuan atau unit atau per kilogram atau lainnya produk barang juga ikut
memengaruhi perolehan laba kotor. Apabila harga pokok rata-rata naik, laba
kotor dapat turun, demikian pula sebaliknya. Di samping itu, harga pokok rata-
rata penjualan juga ikut dipengaruhi oleh jumlah (volume) penjualan itu sendiri.
Jika jumlah penjualan meningkat, kemungkinan akan mampu meningkatkan laba
kotor. Demikian pula sebaliknya, apabila jumlah penjualan turun, kemungkinan
laba kotor pun akan ikut turun pula.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perubahan laba kotor disebabkan
tiga faktor berikut ini:
a. Perubahan harga jual
Harga jual berpengaruh pada besaran laba yang diperoleh perusahaan.
Apabila harga jualnya semakin tinggi, maka laba perusahaan akan
meningkat. Perbedaan harga jual di periode yang berbeda akan berdampak
pada perubahan laba yang didapat.
b. Perubahan kuantitas produk yang dijual
Jumlah kuantitas produk yang dijual juga berpengaruh pada besaran laba.
Misalnya semakin banyak barang yang terjual, otomatis laba perusahaan
akan meningkat. Sama seperti perubahan harga jual, perubahan kuantitas
produk juga bisa mengubah perolehan laba.
c. Harga pokok penjualan produk
Perubahan harga pokok pejualan sangat dipengaruhi oleh harga bahan
baku, upah serta kenaikan harga. Apabila harga pokok penjualannya
berubah, namun harga jualnya tetap, maka laba perusahaan juga akan
berubah.
B. Analisa perubahan laba kotor
Tujuan utama perusahaan untuk memperoleh laba. Besarnya laba perusahaan
dihitung dengan mempertemukan secara layak semua penghasilan dengan semua
biaya di dalam suatu periode akuntansi yang sama. Keberhasilan manajemen dapat
dilihat dari apakah laba yang diperoleh lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
dengan rencana laba yang semula ingin dicapai. Rencana laba dapat berupa laba yang
dianggarkan atau standar laba pada periode akuntansi sebelumnya. Menurut
Supriyono (1999:175) bahwa penyimpangan realisasi laba dengan rencana laba perlu
dianalisis dan diinvestigasi sebab-sebab penyimpangannya, sehingga dapat digunakan
sebagai alat untuk tujuan:
- Memberikan petunjuk kepada manajemen tentang elemen apa yang menyimpang,
berapa jumlah penyimpangannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang
dicapai perusahaan, apa sebab penyimpangan tersebut, pada kegiatan apa
penyimpangan itu terjadi, siapa yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan
tersebut atau apakah penyimpangan tersebut dapat dikendalikan oleh pusat
kegiatan tertentu.
- Memberikan petunjuk kepada manajemen guna menyusun anggaran laba periode
berikutnya, dengan investigasi terhadap penyimpangan yang timbul dapat menilai
apakah rencana laba merupakan pengukur yang baik untuk menilai/mengevaluasi
laba. Apabila rencana laba tidak tepat maka akibatnya tidak dapat dipakai sebagai
alat evaluasi dan dalam menentukan rencana laba periode berikutnya harus lebih
teliti.
Manfaat analisis perubahan laba kotor bagi manajemen menurut Prastowo
dan Rifka (2002, 191) yaitu: memberikan cukup motivasi bagi manajemen untuk
memulai suatu pemeriksaan, yang akan membawa kepada berbagai kemungkinan
tindakan koreksi, khususnya analisis yang menunjukan perbedaan tidak
menguntungkan (rugi) antara anggaran dan realisasi. Analisis laba kotor yang
didasarkan pada anggaran atau biaya standar dapat memberikan gambaran titiktitik
kelemahan dari kinerja periode tersebut.

C. Perubahan laba kotor disebabkan perubahan harga jual


Perubahan harga jual (sales price variance), adalah adanya perubahan antara
harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual
tahun sebelumnya. Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga
jual dapat dapat ditentukan dengan rumus:
(Hj2 – Hj1) K2
Dimana:
- Hj1=Harga jual per satuan produk yang dibudgedkan atau tahun sebelumnya.
- Hj2 = Harga jual per satuan produk yang sesungguhnya.
- K2 = Kwantitas atau volume produkyang sesungguhnya dijual tahun ini.
- Apabila (Hj2= Hj1) menunjukkan angka yang positif, yang berarti ada kenaikan
harga dan hal itu menguntungkan. Sebaliknya bila hasilnya negatif berarti ada
penurunan harga jual dan hal itu merugikan.

D. Perubahan laba kotor disebabkan perubahan kuantitas / volume produk yang dijual/
dihasilkan
Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance), adalah
adanya perbedaan antara kuantitas produk yang direncanakan atau tahun sebelumnya
dengan kuantitas produk yang yang sesungguhnya dijual (direlisasikan). Perubahan
laba kotor yang disebabkan oleh perubahan kuantitas/volume produk yang dijual
dapat ditentukan dengan rumus:
(K2 – K1) Hj1
Dimana:
- K2= Kuantitas penjualan yang sesungguhnya direalisasi tahun ini.
- K1= Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
- Hj1= Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
- Bila (K2– K1) menghasilkan angka positifmenunjukkan bahwa kuantitas produk
yang sesungguhnya dijual lebih besar daripada yang direncanakan dan hal ini
menguntungkan. Sebaliknya bila menghasilkan angka negatif berarti penjualan
turun dan hal ini merugikan

Anda mungkin juga menyukai