Anda di halaman 1dari 7

 

Materi Kuliah 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 

 
 

Pertemuan ke-12 
CP-MK: 
1. Menjelaskan arti penting kredit
2. Menjelaskan jenis-jenis kredit
3. Menjelaskan perhitungan kebutuhan kredit
4. Menjelaskan analisis kredit
5. Menjelaskan kebijakan kredit perdagangan

 

 

Analisis Kredit 
 

Untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, kebutuhan akan dana mutlak harus
tersedia, karena tanpa ketersediaan dana, tidak akan mungkin kegiatan perusahaan akan berjalan
lancar. Apabila kebutuhan dana besar, sementara dana yang dibutuhkan tidak tersedia, jalan
keluar untuk pemenuhan dana tersebut adalah melalui dana pinjaman (modal asing) dari lembaga
keuangan, seperti bank. Setiap pengajuan kredit yang disetujui akan dinilai melalui persyaratan,
seperti jenis kredit yang dibutuhkan, jumlah pinjaman yang diinginkan, jangka waktu pinjaman,
cara pengembalian pinjaman, jaminan yang dimiliki, laporan keuangan beberapa periode,
kelayakan usaha, dan lain sebagainya. Bagi bank, hal ini penting agar dana yang dikucurkan
tidak mengalami kerugian atau macet. Oleh karena itu, sebelum pinjaman atau kredit dikucurkan,
bank terlebih dulu menganalisis kelayakan kredit yang akan dibiayai.

Arti Penting Kredit

Dana pinjaman atau kredit yang diperoleh perusahaan memiliki manfaat yang sangat
besar dalam hal pemenuhan dana. Pertimbangan utama perusahaan untuk memperoleh pinjaman
tersebut adalah bahwa memang dana tersebut sangat dibutuhkan. Selain itu, penggunaan modal
pinjaman dapat memotivasi manajemen untuk bekerja lebih giat guna memenuhi kewajiban
pengembalian dana tersebut.
Menurut UU Pokok Perbankan No. 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Secara umum dikatakan bahwa arti
kredit adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut “​credere”​, artinya kepercayaan pihak
bank (kreditur) kepada nasabah (debitur). Dengan kata lain, debitur memperoleh kepercayaan
dari bank untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta
mampu untuk mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak.

 

 

Jenis-jenis Kredit

1. Dari segi kegunaan


1) Kredit investasi, merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan investasi.
2) Kredit modal kerja, merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan modal
kerja.

2. Dari segi tujuan


1) Kredit produktif, merupakan kredit yang diberikan untuk menghasilkan sesuatu
(proses produksi), baik barang maupun jasa.
2) Kredit konsumtif, merupakan kredit yang diberikan untuk digunakan secara
pribadi atau dipakai (dikonsumsi) sendiri.
3) Kredit perdagangan, merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang.

3. Dari segi jangka waktu


1) Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu maksimal
satu tahun atau kurang dari satu tahun.
2) Kredit jangka menengah, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu satu
sampai tiga tahun, namun dewasa ini, banyak bank yang mengklasifikasikan
menjadi kredit jangka panjang.
3) Kredit jangka panjang, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari
satu atau tiga tahun.

4. Dari segi jaminan


1) Kredit dengan jaminan, merupakan kredit yang syarat untuk memperolehnya
harus memiliki jaminan tertentu, baik harta bergerak, tidak bergerak, atau jaminan
lainnya.
2) Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan apapun
secara riil, namun dalam praktiknya ada jaminan kemampuan membayar dari
nasabah.

5. Dari segi sektor usaha

 

 
1) Kredit sektor pertanian.
2) Kredit sektor industri.
3) Kredit sektor perumahan.
4) Kredit sektor profesi.
5) Kredit sektor pertambangan.
6) Kredit sektor pendidikan.

Perhitungan Kebutuhan Kredit

Untuk menentukan jumlah kredit yang sesungguhnya, dapat dilakukan dengan berbagai
cara, di antaranya:

1. Nilai jaminan, artinya jaminan yang diberikan nasabah untuk memperoleh kredit,
misalnya jaminan berupa tanah dan rumah yang ditunjukkan dari sertifikat tanah tersebut.
Pihak bank dapat menghitung nilai rumah tersebut dari NJOP. kemudian, bank akan
memberikan sekian persen dari harga tanah. Begitu pula jika yang dijaminkan kendaraan
bermotor, tergantung kondisi motor, tahun pembuatan, atau pemakaian. Bank dapat
menghitung dari nilai jual, baru kemudian ditentukan persentase jumlah kredit yang
dibutuhkan.

2. Penghasilan (gaji) nasabah, artinya khusus bagi para karyawan yang mengajukan kredit,
kredit yang diberikan dinilai dari angsuran yang menjadi beban nasabah. Biasanya,
angsuran yang diberikan tidak boleh lebih dari 30% dari gaji nasabah per bulan.

3. Jumlah biaya yang akan dikeluarkan nasabah untuk pembiayaan usahanya.

4. Studi kelayakan, artinya bank terlebih dulu menilai jumlah yang dibutuhkan sesuai
dengan kelayakan usaha (kebutuhan modal) nasabahnya. Penilaian dilakukan dari sisi
keuangannya, atau modal kerjanya.

5. Analisa rasio, artinya persetujuan jumlah kredit diputuskan dengan mempertimbangkan


berdasarkan rasio keuangan nasabah yang terlihat dari laporan keuangan (laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi) yang diajukan.

 

 

Analisis Kredit

Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam praktiknya, terdapat
beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu:

1. Dengan 5 of C
1) Character​, untuk mengetahui sifat atau watak nasabah pemohon kredit, apakah
memiliki sifat yang bertanggung jawab atas kredit yang diambilnya.
2) Capacity,​ untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit.
3) Capital,​ untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah untuk membiayai kredit.
4) Condition,​ yaitu kondisi umum, terutama ekonomi, saat ini dan yang akan datang.
5) Collateral,​ merupakan jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam
rangka pembiayaan kredit yang diajukannya.

2. Dengan 7 of P
1) Personality,​ yaitu hampir sama dengan ​character,​ hanya saja, ​personality lebih
ditekankan kepada orangnya, sedangkan ​character​ termasuk pada keluarganya.
2) Purpose​, yaitu tujuan mengambil kredit.
3) Party,​ artinya dalam menyalurkan kredit, bank memilah-milah menjadi beberapa
golongan, agar lebih fokus untuk menangani kredit tersebut.
4) Payment,​ adalah cara pembayaran kredit oleh nasabah, apakah dari penghasilan
(gaji) atau dari sumber objek yang dibiayai.
5) Prospect, yaitu menilai harapan ke depan, terutama terhadap objek kredit yang
dibiayai.
6) Profitability,​ artinya kredit yang dibiayai oleh bank akan memberikan keuntungan
bagi kedua belah pihak, baik bank maupun nasabah.
7) Protection,​ artinya perlindungan terhadap objek kredit yang dibiayai.

3. Dengan studi kelayakan


1) Penilaian aspek hukum, yaitu penilaian yang ditujukan untuk menilai kelengkapan
surat atau dokumen, seperti izin usaha atau dokumen pendukung lainnya.

 

 
2) Penilaian aspek pasar, untuk menilai prospek pasar yang akan dimasuki.
3) Penilaian aspek keuangan, yaitu sumber dana yang akan diperoleh untuk
membiayai usaha.
4) Penilaian aspek teknis/operasi, dikaitkan dengan penentuan lokasi usaha, tata
letak, teknologi yang digunakan dan metode sediaan perusahaan.
5) Penilaian aspek ekonomi sosial, berkaitan dengan dampak ekonomi dan sosial
yang diberikan dengan kehadiran usaha yang dibiayai.
6) Penilaian aspek organisasi, untuk menilai struktur organisasi, kebutuhan tenaga
kerja, perencanaan sampai pengawasan usaha yang akan dijalankan.
7) Penilaian aspek amdal, yaitu dampak usaha yang akan dijalankan terhadap
lingkungan.

Kebijakan Kredit Perdagangan

Perbedaan antara kredit yang diberikan bank dengan penjualan kredit oleh perusahaan
dagang adalah sebagai berikut:

1. Bank menyalurkan kredit dalam bentuk uang maupun barang yang dibiayai oleh bank,
dengan kata lain, nasabah dapat memperoleh kredit dalam bentuk uang atau barang.
2. Penjualan kredit oleh perusahaan dagang adalah perusahaan menjual barang dagangannya
yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari (kredit) dengan cara angsuran atau
dicicil.

Tujuan perusahaan dagang dalam memberikan kredit antara lain adalah untuk:

1. meningkatkan penjualan,
2. meningkatkan laba,
3. menjaga loyalitas pelanggan.

Dalam rangka meningkatkan penjualan secara kredit, perusahaan dagang perlu menetapkan
kebijakan kredit (​credit policy​), meliputi:

1. Standar kredit.

 

 
1) Pelanggan terlambat membayar tagihannya kepada perusahaan, misalnya
melewati batas tanggal jatuh tempo. Namun, walaupun terlambat atau tersendat,
pelanggan masih mau dan mampu untuk membayar tagihannya.
2) Dalam perjalanan, pelanggan tidak memiliki kemampuan untuk membayar sesuai
kesepakatan, sehingga kredit benar-benar macet.
3) Pelanggan kabur, sehingga tidak dapat ditagih sama sekali.

Untuk menghindari atau meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan, perlu dilakukan
analisis kredit tentang kemauan dan kemampuan pelanggan untuk membayar
kewajibannya.

2. Persyaratan kredit.
Kebijakan kredit juga berkaitan erat dengan persyaratan kredit yang diberikan.
Persyaratan kredit ini berguna untuk meningkatkan penjualan dan merangsang pelanggan
untuk segera membayar tagihannya. Di samping itu, jangka waktu kredit yang diberikan
juga memberikan ruang gerak pelanggan untuk membayar kredit yang diterimanya.

3. Kebijakan penagihan.
Apabila pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya, perusahaan perlu mengambil
tindakan nyata untuk menyelamatkan kredit tersebut agar tidak macet, meliputi:

1) Teguran yang dilakukan melalui surat atau telepon.


2) Apabila tidak ditanggapi, perusahaan dapat menyerahkannya ke badan penagih
untuk menagih kredit hingga tertagih.

DAFTAR PUSTAKA

Utama:

Kasmir. 2010. ​Analisa Laporan Keuangan​. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai