Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ketut Harmawan

NIM/absen : 1702622010183/16
Kelas : Akuntansi A Malam
Apakah Itu Audit?
Audit adalah proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti tentang suatu informasi
apakah sesuai dengan yang dilaporkan atau tidak dan kesesuaian denga kriteria yang ditentukan.
Audit dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Kompeten artinya, memiliki
pengetahuan dan keterampilan di bidang audit serta memiliki track record yang dapat dipercaya
yang dapat dilihat dari ijazah atau sertifikat terkait. Sedangkan independen artinya, bebas dari
konflik kepentinga sehingga keputusan yang dibuat auditor bersifat netral dan apa adanya. Tujuan
dari dilakukannya kegiatan audit adalah untuk menyediakan pemakai laporan keuangan untuk
pendapat yang diberikan oleh auditor tentang apakah laporan keuangan suatu entitas sudah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, serta sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku. Tujuan Audit sendiri dibedakan menjadi tiga yaitu, tujuan audit terkait transaksi, tujuan
audit terkait saldo, dan tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan Jenis audit secara umum
terbagi mejadi tiga yaitu, Audit operasional, Audit Ketaatan, Audit Laporan Keuangan. Audit
operasional bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas prosedur dan metode berjalannya
suatu organisasi, hal yang dinilai adalah penerapan akuntansi dalam operasi perusahaan bagaimana
prosedur dalam produksi, bagaimana distribusi dan pemasaran, dan hal lain yang berkaitan dengan
operasi perusahaan. Dan yang bertugas untuk melaukan audit operasional yaitu bagian internal
dari perusahaan tersebut dalam rangka pengawasan internal. Hasil dari audit operasional ini adalah
rekomendasi perbaikan operasi agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Selanjutnya yang
kedua ada audit ketaatan, audit ketaatan mengambil fokus pada berjalan atau tidaknya suatu
prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang diterapkan dalam suatu unit kerja agar seluruhnya
dapat berjalan dengan baik. Yang melakukan audit ketaatan yaitu untuk yang berda di luar unit
ada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) yang mengambil peran sebagai pemeriksa tertinggi. Hasil dari audit ketaatan ini adalah
untuk mengetahui tingkat ketaatan atau kepatuhan suatu unit kerja. Kemudian yang paling umum
terdengar di telinga kita yaitu audit laporan keuangan, seperti kita ketahui tujuan dari audit laporan
keuangan adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan sesuai
dengan kriteria tertentu dan menghasilkan opini audit. Audit laporan keuangan melihat kesesuaian
laporan keuangan dengan kriteria, resiko kesalahan atau penyimpangan dan bukti-bukti yang
mendukung penyusunan laporan keuangan. Hasil dari audit laporan keuangan adalah opini auditor
yang menunjukkan kualitas dari laporan keuangan tersebut. Dalam proses audit terdapat empat
tahapan yaitu, perencanaan audit, uji pengandalian dan uji substantif atas transaksi, prosedur
analitis, dan penyelesain audit. Saat ini hampir semua sektor harus dilakukan audit oleh auditor,
hasil audit yang baika tentunya dilakukan oleh auditor yang baik dna berkualitas. Syarat-syarat
untuk menjadi seorang auditor yaitu yang pertama, seorang auditor harus memiliki etika profesi,
setidaknya ada enam prinsip etika seorang auditor antara lain, rasa tanggung jawab, kepentingan
publik, integritas, obyektivitas, due care, lingkup dan sifat jasa. Yang kedua seorang auditor yang
baik dan berkualitas adalah seorang auditor yang memiliki kompetensi, kompetensi didefinisikan
sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja
superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, nilai, sikap, pengetahuan dan
keterampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan
menghasilkan kinerja. Yang terakhir seorang auditor harus memiliki independensi, independensi
berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain. Independensi
juga dapat diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan
adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya.

Anda mungkin juga menyukai