Oleh
Kelompok 5:
KELAS MALAM A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019
12.1. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Assessing Control Risk merupakan suatu proses mengevaluasi pengendalian intern
suatu entitas dalam mencegah atau mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan
(AU 319.47).
Tujuan dari menilai resiko pengendalian adalah untuk membantu auditor dalam membuat
suatu pertimbangan mengnai resiko salah saji yang materil dalam asersi laporan keuangan.
Namun sebelum melakukan penilaian pengendalian resiko, seorang auditor harus memahami
perancangan dan pengimplementasian pengandalian internal sebelum memutuskan apakah
entitas tersebut dapat diaudit (auditabilitas). Ada dua factor yang menetukan auditabilitas, yaitu :
A. Integritas Manajemen
Jika manajemen tidak memiliki integritas, maka sebagian besar auditor tidak akan
menerima penugasan audit. Oleh karena itu, untuk melakukan penilaian pengendalian risiko
seorang auditor harus memastikan apakah manjemen entitas itu sudah memiliki integritas yang
jelas.
Suatu cek dapat Computer mencocokkan informasi cek dengan menggunkan teknik-teknik audit dengan
diterbitkan untuk informasi yang mendukung tanda bukti dan bantuan computer, seperti data
jumlah yang salah hutang usaha untuk setiap transasksi pengujian untuk menguji pengendalian
atau dicatat dalam pengeluaran aplikasi computer
jumlah yang salah menggunkan teknik-teknik audit dengan
(penilaian atau Computer membandingkan jumlah cek yang bantuan computer, seperti data
alokasi) diterbitkan dengan jumlah yang dicatat dalam pengujian untuk menguji pengendalian
pengeluaran kas aplikasi computer
3. LUAS PENGUJIAN
Berkenaan degan besar sempel yang akan diuji. Luas pengujian atas pengendalian
dipengaruhi oleh resiko pengendalian yang ditetapkan dalam perencanaan. Semakin rendah
risiko pengendalian maka akan semakin luas pengujian atas pengendalian yang harus dilakukan.
Semakin ekstensif pengujian pengendalian yang dilaksanakan, semakin banyak bukti
yang dihimpunkan mengenai efektivitas berbagai kebijakan dan perosedur pengendalian. Luas
pengujian pengendalian dipengaruhi langsung oleh tingkat risiko pengendalian yang telah
ditetapkan dalam perencanaan oelh auditor. Semakin rendah tingkat risiko pengendalian yang di
tetapkan, semakin banyak bukti yang diperlukan yang harus dihimpun.
Bagi klien lama , luas pengujian dipengaruhi pula oleh penggunaan bukti yang diperoleh
pada pelaksanaan audit tahun sebelumnya. Menggunakan bukti yang diperoleh pada pelaksanaan
audit tahun sebelumnya, auditor harus memastikan tidak ada perubahan yang signifikan atas
rancangan dan operasi berbagai kebijakan dan prosedur pengendalian sejak pengujian pada
pelaksanaan audit tahun sebelumnya.
Faktor-faktor berikut mempengaruhi tingkat keyakinan atas bukti-bukti yang diperoleh
dari pengujian pengendalian :
1. Jenis Bukti
Jenis bukti untuk pengujian pengendalian meliputi pertanyaan, pemerikasaan dokumen
dan laporan, pengamatan, pelaksanaan ulang dari pengendalian atau teknik audit yang dibantu
oleh computer. Dalam pelaksanaan pengujian, auditor memilih prosedur yang akan menyediakan
bukti yang paling dapat diandalkan mengenai efektifitas pengendalian.
2. Sumber Bukti
Sumber bukti untuk pengujian pengendalian berhubungan dengan bagaimana auditor
memperoleh bukti baik yang secara langsung seperti melalui pengamatan, memberikan
keyakinan yang lebih besar dari pada bukti yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui
penarikan kesimpulan.
12.2. PENGUJIAN SUBSTANTIF
Pengujian substantif merupakan langkah ketiga dari tahap pelaksanaan
pemeriksaan. Pengujian substantive meliputi prosedur- prosedur audit yang diracang untuk
mendeteksi monetary errors atau salah saji yang secara langsung berprngaruh terhadap
kewajaran saldo – saldo laporan keuangn.
Jenis pengjian substantive :
a. Pengujian atas transkasi
b. Prosedur analitis
c. Pengujian terperinci atas saldo
a. Pengujian Atas Transaksi
Penguian atas transaksi (substantive test of transaction) meliputi prosedur – prosedur
audit ntuk pengujian kecermatan pencatatan transaksi. Tujuan dilakukannya pengujian atas
transaksi adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah terotorisasi dengan
pantas, dicatat, dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan
buku pembantu dangan benar.
Untuk menentukan apakah semua transaksi telah memenuhi tujuan audit untuk transaksi:
- Esixtence
- Completeness
- Accuracy
- Classification
- Timing
- Posting and summarizing
Jika auditor percaya bahwa transaksi di catat dengan benar dalam jurnal dan diposting
dengan benar, maka auditor akan percaya bahwa total buku besar adalah benar.
Pengujian detail transaksi ini dilakukan untuk menentukan :
a. Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi
b. Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi dalam jurnal
c. Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi dalam buku besar dan buku pembantu.
Metodologi Perancangan Program Audit untuk Pengujian atas Transaksi.
Program audit pengujian atas transaksi, biasanya mencakup :
- Bagaimana penjelasan yang mendokumentasikan pemahaman yang diperoleh mengenai struktur
pengendalian intern.
- Gambaran prosedur yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman atas struktur
pengendalian intern
- Rencana tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan
Baik prosedur yang di jalankan maupu risiko pengendalian yang direncanakan akan
mempengaruhi program audit pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi.
Metodologi untuk merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi:
a. Melaksanaka prosedur untuk memehami srtuktur pengendalian intern
b. Menetapkan risiko pengendalian
c. Mengevaluasi biaya dan manfaaat dari pengujian atas pengendalian
d. Merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi
tujuan audit berkaitan transaksi
- Prosedur audit
- besar sempel
- pos / unsure yang dipilh
- saat pelaksanaan
Prosedur audit pengujian atas transaksi akan mencakup baik pengujian atas pengendalian
maupun pengujian substantive atas transaksi dan bervariasi tergantung kepada rencana risiko
pengendalian yang di tetapkan.
Jika pengendalian efektif dan risiko pengendalian yang direncanakan rendah, penekanaan
akan banyak diberikan kepada pengujian atas pengendalian. Beberapa pengujian substantive atas
transaksi juga akan ditekankan.
Jika risiko pengendalian ditetapkan, maka hanya pengujian substantive atas transaksi
yang akan digunakan. Prosedur yang dilakukan dalam memperoleh pemahaman pengendalian
intern akan mempengaruhi pengujian atas pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi.
Prosedur Audit yang dilakukan dalam Pengujian Detai Transaksi:
- Tracing : pilih satu sempel sales invoice dan telusur ke sales journal
- Vouching: pilih satu sempel transaksi yang di catat dalam sales journaldan telusur ke sales
invoices.
- Reperforming :periksa kercermatan perkaliandan penjumlahan pada sales invoice.
- Inquiring : tanyakan pada klien apakah ada transaksi- transaksi related parties.
Pada pegujian detail transaksi, auditor mengarahkan pengujianya untuk memperoleh
temuan mengenai ada tidaknya kesalahan yang bersifat moneter. Auditor tidak mengarahkan
pengujian detail transaksi untuk memperoleh temuan tentang penyimpangan kebijakan dan
prosedurpengendalian.
Pengujian ini umunya leihanyak menyita waktu dibandingkan prosedur analitis, oleh
karenanya pengujian ini lebih banyak membutuhkan biaya dari pada prosedur anatilis.
b. Prosedur Analitis
prosedur analitis yang sering dilakuakan auditor adalah perhitungan rasio untuk
membandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan. tujuan penggunaan
prosedur analitis adalah:
a. Memahami bidang usaha klien
b. Menetapkan kemampuan kelangdungan hidup entitas
c. Indikasi timbulnya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
d. Menggurangi pengujian audit yang lebih rinci
Efektifitas dan efisiensi prosedur analitis dalam mendeteksi kemungkinan terjadi salah
saji material, tergantung pada factor:
1. Sifat asersi
2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
3. Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangakan harapan
4. Ketepatan harapan
Prosedur analaitias dilakukan pada tiga tahap audit yang berbeda, yaitu :
a. Tahap perencanaan untuk membantu auditor menentukan bahan bukti lain yang di perlukan
untuk memenuhi resiko audit yang di inginkan (disyaratkan)
b. Selama pelaksanaan audit bersama- sama dengan pengujian atas transaksi dan pengujian terinci
atas saldo (bebas pilih)
c. Mendekati penyelesaian akhir audit sebagai pengujian kelayakan akhir (disyaratkan)