Materi Kuliah
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Pertemuan ke-6
CP-MK:
1. Menjelaskan Pentingnya Basis Kas
2. Menjelaskan Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas
3. Menunjukkan Format dan Penyusunan Laporan Arus Kas
2
Menurut Harahap (2009), kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat
diuangkan setiap saat, serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat
sebagai berikut:
Menurut Munawir (2006), kas adalah cek yang diterima para pelanggan dan simpanan
perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaiu simpanan di bank yang dapat
diambil kembali setiap saat diperlukan oleh perusahaan. Menurut PSAK No. 2, kas terdiri dari
saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Sementara itu, setara kas (cash equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai
3
kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Dengan
demikian, kas merupakan segala jenis uang dan surat berharga yang dapat dengan cepat
dijadikan kas setiap dibutuhkan (bersifat likuid) yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar
dalam laporan posisi keuangan perusahaan. Kas merupakan salah satu aktiva lancar yang paling
tinggi tingkat likuiditasnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh aktivitas perusahaan dilakukan dengan
menggunakan kas, sehingga arus kas merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan.
Menurut PSAK No. 2, arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Tanpa arus
kas, maka kegiatan operasional perusahaan akan terhenti. Dengan kata lain, setiap kegiatan
operasional perusahaan sangat bergantung pada kondisi arus kas. Sehingga, pengelolaan arus kas
yang baik merupakan kunci keberlangsungan usaha. Agar kegiatan operasionalnya dapat berjalan
dengan baik, perusahaan harus menjaga keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran kas.
Dalam PSAK No. 2 dikatakan bahwa informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar
untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta menilai
kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Tujuan laporan arus kas menurut
PSAK No. 2 adalah untuk menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang
diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode. Berikut ini
adalah kegunaan laporan arus kas menurut PSAK No. 2:
4
3. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas.
Sementara itu, menurut Harahap (2009), kegunaan laporan arus kas adalah sebagai
berikut:
Dengan demikian, laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu, yang menunjukkan dari mana kas diperoleh
dan bagaimana perusahaan membelanjakannya.
PSAK No. 2 mengharuskan perusahaan untuk menyusun laporan arus kas dan
menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian pelaporan keuangan. Laporan arus kas merupakan bentuk
pertanggungjawaban arus kas masuk dan keluar selama periode pelaporan. Harahap (2009)
mengemukakan bahwa dalam penyajiannya, laporan arus kas memisahkan transaksi arus kas
dalam tiga kategori, yaitu:
5
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan arus kas yang berasal dari
kegiatan utama perusahaan. Kegiatan ini meliputi transaksi pendapatan dan pengeluaran
yang berasal dari penjualan produk atau pemberian jasa layanan yang akan menentukan
besar atau kecilnya laba atau rugi bersih. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
1) pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap, aset takberwujud, dan aset jangka
panjang lain. Pembayaran ini termasuk dalam kaitannya dengan biaya
pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;
2) penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset takberwujud, dan aset jangka
panjang lain;
3) pembayaran kas untuk memperoleh instrumen utang atau instrumen ekuitas
entitas lain dan kepentingan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk
instrumen yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan);
6
4) penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas lain
dan kepentingan dalam ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrumen
yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau
diperjualbelikan);
5) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan
pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan);
6) penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada
pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
7) pembayaran kas untuk futures contracts, forward contracts, option contracts, dan
swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
8) penerimaan kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan
swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika penerimaan tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Kas yang berasal dari atau digunakan untuk kegiatan keuangan atau pendanaan.
Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas
yang menyebabkan perubahan dalam struktur modal atau pinjaman perusahaan. Contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
7
Menurut Harahap (2009), untuk menyajikan laporan arus kas dapat digunakan dua
metode, yaitu:
1. Direct method
Dalam metode ini, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara
lengkap (gross) , tanpa melihat laba/rugi dan dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan
pembiayaan.
2. Indirect method
Dalam indirect method, penyajian dimulai dari laba rugi bersih, dan selanjutnya
disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang
mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aset lancar dan
utang lancar. Dalam metode ini, net income disesuaikan dengan menghilangkan non-cash
transaction:
1) Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasikan dari arus kas masuk dan
keluar dari transaksi lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferral income,
arus kas masuk dan keluar yang “accrued” seperti piutang dan utang.
2) Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan
yang tidak mempengaruhi seperti: penyusutan, amortisasi, laba/rugi dari
penjualan aset tetap dan dari operasi yang dihentikan (yang berkaitan dengan
kegiatan investasi), laba/rugi pembatalan utang atau transaksi pembiayaan.
Menurut PSAK No. 2, entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan salah satu dari metode berikut:
1. metode langsung, yakni kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pembayaran kas
bruto diungkapkan; atau
2. metode tidak langsung, yakni laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh transaksi yang bersifat nonkas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan pos penghasilan atau
beban yang berhubungan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
8
Sementara itu, terkait pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan, sesuai
PSAK No. 2, entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pembayaran kas bruto yang timbul dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali item berikut
yang dapat dilaporkan atas dasar arus kas neto:
1. penerimaan dan pembayaran kas untuk kepentingan pelanggan jika arus kas tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas; dan
2. penerimaan dan pembayaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang
besar, dan dengan jangka waktu singkat.
3. Arus kas yang timbul dari aktivitas lembaga keuangan:
DAFTAR PUSTAKA
Pendukung:
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta:
Rajawali Pers.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. PSAK No. 2 Laporan Arus Kas. Dewan Standar Akuntansi
Keuangan.