Anda di halaman 1dari 21

Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

ANALISIS INDEKS KEMISKINAN DENGAN


MENGGUNAKAN PENDEKATAN FGT INDEX
SESUDAH PROGRAM IKHTIAR
(Studi Kasus : Program Ikhtiar Masyarakat Mandiri di Desa
Tegal dan Desa Babakan Sabrang, Kecamatan Ciseeng,
Kabupaten Bogor)

Dessy Firstiana
Karyawan PT. Teracom International
Email : dessyfirstiana@ymail.com

Abstract

Poverty is a fundamental problem faced by the people of Indonesia. This thesis


discusses the empirical the charity if charity has mustahiq poverty rate using poverty
indices and income mustahiq Determination program at Tegal village and the village
of Kampung Anyar Babakan Sabrang, Ciseeng district, Bogor regency.
Determination Program is a poverty reduction and empowerment of the poor by
the Institute Amil Zakat Wallet Dhuafa Republika, Foundation for Community
Empowerment, and Governmental Cooperative Self Determination. This study used
FGT index consisting of headcount index (H), the depth of poverty (P1) and severity
of poverty (P2).
The findings of this study indicate that the poverty index mustahiq measured using
FGT index, the poverty rate mustahiq will increasingly come down once they join
the program endeavor. It can be concluded that the income per capita mustahiq
significantly affected by income from a job / business which uses funds from the
Program Determination, activity mustahiq work, and the number of families
mustahiq the load.

Keywords: Poverty, Zakat, FGT index

63
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

PENDAHULUAN instrumen khusus yang bertujuan untuk


menciptakan keadilan dalam bidang
Kemiskinan merupakan masalah ekonomi sehingga dapat berfungsi untuk
fundamental yang tengah dihadapi oleh mengurangi tingkat kemiskinan di
seluruh bangsa di dunia, terutama oleh masyarakat. Salah satu instrumen adalah
negara sedang berkembang seperti Zakat Infaq dan Shadaqah (ZIS). Indonesia
Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu yang merupakan negara dengan jumlah
masalah di Indonesia sejak dulu hingga penduduk muslim terbesar di dunia tentunya
sekarang apalagi sejak terhempas dengan memiliki potensi ZIS yang besar pula.
pukulan krisis ekonomi dan moneter yang Besarnya potensi ZIS yang dimiliki
terjadi sejak tahun 1997. Data Badan Pusat menuntut adanya upaya pengelolaan ZIS
Statistik (BPS) per Maret 2011 yang lebih profesional. Pemerintah
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia merespon tuntutan tersebut
miskin di Indonesia mencapai angka 30,18 dengan dikeluarkannya Undang-Undang
juta jiwa atau sebesar 12,49 persen dari total Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
penduduk Indonesia yang berjumlah 226,72 Zakat. Berdasarkan UU tersebut,
juta jiwa. Sedangkan pada periode Maret pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan
2012, jumlah penduduk miskin di Indonesia oleh organisasi pengelola zakat yang terdiri
mencapai angka 29,13 juta jiwa atau sebesar dari Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk
11,96 persen, garis kemiskinan sebesar pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
248,707 rupiah dengan tingkat keparahan yang dibentuk atas prakarsa masyarakat/
kemiskinan 0,47 persen. Meskipun telah swasta. Terbentuknya BAZ dan LAZ
mengalami penurunan, jumlah penduduk menandai era baru pengelolaan ZIS di
miskin di Indonesia masih tergolong tinggi. Indonesia agar mampu berjalan secara
Kemiskinan tersebut terutama terjadi di profesional, transparan, dan akuntabel. Hal
daerah pedesaan. Pada periode Maret 2011, ini didasari oleh semangat untuk mengelola
jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan ZIS secara optimal sehingga dapat berjalan
adalah 18,97 juta jiwa, sedangkan jumlah efektif dalam menyelesaikan berbagai
penduduk miskin di daerah perkotaan adalah permasalahan ekonomi, terutama kemiskinan.
11,46 juta jiwa. Artinya, 15,72 persen Pada prinsipnya Undang-Undang
penduduk miskin di Indonesia berada di Nomor 23 Tahun 2011 hadir untuk menata
daerah pedesaan (BPS, 2012). perkembangan perzakatan di negara kita.
Upaya pemberdayaan ekonomi bagi Namun perlu diperhatikan bahwaperubahan
masyarakat miskin merupakan hal penting BAZDA menjadi BAZNAS dan BAZDA
yang dapat menjadi solusi permasalahan Kecamatan menjadi UPZ (Unit Pengumpul
kemiskinan di Indonesia. Islam sebagai Zakat), memerlukan langkah adaptasi cukup
agama yang syaamil (menyeluruh), memiliki mendasar pada organisasipengelola zakat

64
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

Tabel 1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Provinsi Jawa
Barat Menurut Kabupaten / Kota Tahun 2011

65
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

yang dibentuk oleh Pemerintah. Di sisi lain provinsi yang akan dilihat jumlah dan
LAZ juga harus melakukan penyesuaian presentase penduduk miskin dan seberapa
berkaitan dengan persyaratan lembaga, besar tingkat kemiskinannya menurut
perizinan, dan sebagainya. kabupaten dan kota pada tahun 2011.
Dalam kaitan inilah upaya merapikan Upaya pemberdayaan ekonomi
barisan para amil zakat perlu dilakukan masyarakat miskin yang dilakukan melalui
secara berkesinambungan. BAZNAS dan Program Ikhtiar diharapkan mampu
LAZ harus bersinergi dalam satu tujuan menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat
besar, yaitu mengoptimalkan pengumpulan, Parung yang berada di Kabupaten Bogor.
pendistribusian dan pendayagunaan zakat Program Ikhtiar merupakan program
untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan pendayagunaan zakat berbasis pember-
bangsa. dayaan komunitas yang dilakukan melalui
Oleh karena itu peningkatan kinerja, pelayanan keuangan mikro. Sasaran
pembenahan alur pelaporan dan program ini adalah kaum perempuan dari
pertanggung jawaban BAZNAS dan LAZ keluarga berpenghasilan rendah yang masih
harus menjadi perhatian kita bersama, memiliki potensi ekonomi produktif.
seiring perubahan regulasi menuju Program Ikhtiar terus mengalami
pengelolaan zakat terintegrasi. Selaras peningkatan yang pesat, baik dari sisi jumlah
dengan langkah di atas reposisi BAZNAS anggota, maupun jumlah dana ZIS yang
sebagai koordinator dan pusat pelaporan digulirkan. Sejak pertama kali dijalankan
pengelolaan zakat di Indonesia seyogyanya pada tahun 1999, dana ZIS yang digulirkan
disambut dengan pandangan positif. hingga tahun 2008 telah mencapai Rp 7,353
Bukankah kita semua menyadari, upaya milyar yang disalurkan kepada 5.115 orang
merapikan barisan amil zakat merupakan anggota program. Hal ini menunjukkan
satu keniscayaan. Untuk itu berbagai peran strategis Program Ikhtiar dalam
kendala psikologis, sosiologis, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin
kepentingan untuk membesarkan lembaga di wilayah Bogor. Mengingat peran strategis
masing-masing harus ditempatkan di bawah tersebut, maka kajian untuk menganalisis
kepentingan yang lebih besar. Masa depan pelaksanaan Program Ikhtiar dirasa penting
yang seharusnya dipikirkan, diperjuangkan untuk dilakukan.
dan dibangun ialah masa depan perzakatan Adapun penelitian oleh Beik (2008)
secara keseluruhan. yang bertujuan untuk menganalisis
Seiring dengan kebijakan otonomi perubahan indikator kemiskinan mustahiq
daerah, dimana masing-masing Kabupaten/ setelah mendapatkan distribusi dana ZIS
Kota diberi kewenangan untuk mengatur dengan menggunakan pendekatan FGT
keuangan sendiri. Namun padasaat ini Index (Foster, Greer, dan Thorbecke, 1984)
provinsi Jawa Barat sebagai salah satu dengan menggunakan = 0, = 1, dan =

66
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

2. Ketika = 0, ukuran ini sama dengan investasi pun rendah. Tingkat investasi yang
headcount ratio (H); ketika = 1, rendah kurangnya modal dan kembali
menunjukkan ukuran indeks kedalaman menyebabkan produktivitas yang rendah
kemiskinan/poverty depth index (P1); dan (Jhingan, 2004).
ketika = 2, ukurannya sama dengan indeks Penelitian ini diukur dengan
keparahan kemiskinan/poverty severity menggunakan FGT Index karena ingin
index (P2). Indikator kemiskinan tersebut melihat tingkat kemiskinan masyarakat
dianalisis dengan menggunakan beberapa miskin yaitu dengan menggunakan
macam indeks kemiskinan, yaitu: headcount index (H), indeks kedalaman
1. Headcount ratio, yaitu ukuran yang kemiskinan/poverty depth index (P1) dan
menunjukkan persentase jumlah orang indeks keparahan kemiskinan/poverty
miskin dalam populasi. severity index (P2). Permasalahan yang akan
2. Poverty gap ratio (P1) dan income-gap dikaji dalam penelitian ini adalah: “Apakah
ratio (I), yaitu ukuran yang meng- terdapat penurunan tingkat kemiskinan
gambarkan selisih pendapatan rata-rata berdasarkan FGT Index?”
masyarakat miskin dengan garis
kemiskinan. TINJAUAN PUSTAKA
3. Sen index poverty (P2) dan FGT index
(P3), yaitu ukuran yang menunjukkan Konsep dan Pengertian Zakat
distribusi pendapatan/pengeluaran Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki
diantara masyarakat miskin. beberapa arti, yaitu al-barakatu yangberarti
keberkahan, al-namma yang berarti
Berdasarkan kajian terdahulu dan latar pertumbuhan dan perkembangan,
belakang diatas maka penelitian ini ingin aththaharathu yang berarti kesucian, dan
melihat penurunan tingkat kemiskinan ash-shalahu yang berarti keberesan.
berdasarkan FGT Index yang ada di daerah Sedangkan menurut istilah, pengertian zakat
Parung, Kabupaten Bogor. adalah bagian dari harta yang telah
Angka kemiskinan yang cenderung memenuhi syarat tertentu, yang diwajibkan
tinggi dari tahun ke tahun mengindikasikan oleh Allah untuk diserahkan kepada yang
sulitnya masyarakat miskin untuk keluar dari berhak menerimanya dengan persyaratan
lingkaran setan kemiskinan (vicious circle tertentu pula (Hafidhuddin, 2002).
of poverty). Teori lingkaran setan
kemiskinan Nurkse menyatakan bahwa Pengertian Zakat
tingkat pendapatan yang rendah akan Kata zakat merupakan isim mashdar dari
menyebabkan permintaan rendah (pada sisi kata zakā yang berarti berkah, tumbuh,
permintaan) dan tabungan yang rendah bersih dan baik. Sedangkan menurut istilah
(pada sisi penawaran), sehingga tingkat zakat adalah menyerahkan hartatertentu

67
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

untuk orang tertentu yang telah ditentukan Dalam masyarakat seperti itu takkan ada
syara’ dengat niat karena Allah. lagi kekhawatiran akan hidupnya kembali
‘Orang yang mengeluarkan zakat disebut bahaya komunis, atheis dan paham atau
muzakki, sementara orang yang menerima ajaran yang sesat dan menyesatkan, sebab
zakat disebut mustahiq yang terdiri dari dengan dimensi dan fungsi ganda zakat
delapan golongan (ashnaf), yaituorang- persoalan yang dihadapi kapitalisme dan
orang fakir, miskin, pengurus zakat sosialime dengan sendirinya sudah terjawab.
(‘amilin), muallaf, memerdekakan budak Akhirnya sesuai dengan janji Allah
(riqab), orang-orang yang berhutang subhanahu wata‘ala, akan terciptalah
(gharimin), untuk jalan Allah (fisabilillah), sebuah masyarakat yang baldatun
dan untuk orang-orang yang sedang dalam toyyibatun warabbun ghafur.
perjalanan (ibnu sabil). Kententuan
mengenai golongan orang yang berhak Pendayagunaan Zakat Melalui Program
menerima zakat ini telah ditetapkan oleh Ikhtiar
Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 60.
Jenis harta yang wajib dikeluarkan Ikhtiar adalah suatu usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhan dalamhidupnya,
zakatnya adalah binatang ternak
(almawasyi), hasil tanaman (az-zuru’), emas baik material, spiritual, kesehatan, dan masa
depannya agar tujuanhidupnya selamat
dan perak (an-naqdain), perniagaan
(attijarah), harta hasil temuan/harta karun sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar
juga dilakukandengan sungguh-sungguh,
(rikaz), dan hasil tambang (ma’din). Harta
tersebut wajib dikeluarkan zakatnya apabila sepenuh hati, dan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan
telah memenuhi persyaratan harta wajib
zakat, yaitu Al-milk at-tam, An-namaa, telah keterampilannya. Akan tetapi, usaha kita
gagal, hendaknya kitatidak berputus asa.
mencapai nishab, telah melebihi kebutuhan
pokok dan telah mencapai haul. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih
keras dan tidak berputus asa. Kegagalan
Hikmah dan Manfaat Zakat dalam suatu usaha, antara lain disebabkan
keterbatasan dankekurangan yang terdapat
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dalam diri manusia itu sendiri. Apabila gagal
dimensi ganda, Trasendental dan horizontal. dalam suatuusaha, setiap muslim dianjurkan
Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti untuk bersabar karena orang yang sabar
dalam kehidupan ummat manusia, terutama tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau
Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita
yang berkaitan dengan sang khaliq maupun dapat berhasil dan sukses, hendaknya
hubungan sosial kemasyarakatan diantara melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas
manusia. untukmendapat ridha Allah, berdoa dengan

68
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

senantiasa mengikuti perintah Allah yang memberikan pembelajaran bagi mitra


diiringi dengan perbuatan baik, bidang pemetik manfaat akan pentingnya saling
usaha yang akan dilakukan harus dikuasai membantu dan menolong. Dan pembiayaan
dengan mengadakan penelitian atau riset, tersebut selanjutnya akan dipergunakan oleh
selalu berhati-hati mencari teman (mitra) mitra untuk modal kerja dan investasi usaha
yang mendukung usaha tersebut, serta kelompok.
memunculkan perbaikan-perbaikan dalam
manajemen yang professional. Tujuan Program Ikhtiar Klaster Zona
Madina di Masyarakat Mandiri
Latar Belakang Program Ikhtiar Zona Program ikhtiar bertujuan untuk
Madina di Masyarakat Mandiri membangun kapasitas keluarga miskin agar
Di dalam penelitian ini ada suatu mampu memenuhi kebutuhan dasarnya
lembaga lokal yaitu Masyarakat Mandiri secara mandiri melalui pelayanan keuangan
yang diatasi oleh Dompet Dhuafa. Dimana mikro yang dilakukan dengan menyertakan
Masyarakat Mandiri (MM) memiliki suatu proses pemberdayaan berbasis komunitas.
program yang dinamakan program Dimana dalam memberdayakan dana zakat
KLASTER MANDIRI. Lembaga lokal ini tersebut untuk menjadi ekonomi yang
didirikan pada tanggal 17 November 2011 produktif dan masyarakat pun mampu
dengan tiga orang pengurus, yaitu Ketua, merubah perekonomiannya menjadi lebih
Sekretaris dan Bendahara dengan nama baik dan mampu mengembangkan
Ikhtiar Swadaya Mitra (ISM) Sumber Rejeki usahannya.
Zona Madina. ISM Sumber Rejeki Zona
Madina menaungi 163 mitra yang terdiri dari Sasaran Program Ikhtiar Klaster Zona
22 Kelompok Mitra (KM). Sebagai lembaga Madina di Masyarakat Mandiri
lokal yang akan memegang peranan serta Kelompok sasaran program ikhtiar
mengelola pembiayaan serta usaha maka adalah keluarga miskin di perkotaan dan
diproseslah badan hukum koperasi. pedesaan (urban and rural poor) yang
Dalam program Klaster Mandiri ada masih memiliki potensi produktif
program-program lainnya yang meng- (economically active). Pada umumnya
gunakan dana Zakat, Infaq dan Sedekah mereka memiliki pekerjaan sebagai buruh
(ZIS) dari Dompet Dhuafa, pada dasarnya kasar atau pelaku usaha mikro, seperti
dana yang telah disalurkan ke masyarakat pedagang sayur di pasar/pedagang sayur
merupakan hak mereka sebagai mustahiq, keliling, pengrajin/pemilik bengkel sepatu,
tetapi dengan pola pemberdayaan ekonomi pedagang warungan, pedagang makanan
diharapkan dana tersebut dapat terus jajanan, serta petani dan buruh tani dan
bergulir di masyarakat sehingga perlu masyarakat yang memiliki kemampuan dan
diterapkan sistem-sistem pembiayaan untuk keterampilan lainnya.

69
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Gambar 1
Tahapan Pelaksanaan Program Ikhtiar
Dimensi dan Konsep Kemiskinan

Sasaran utama dalam pemberdayaan Mekanisme pendayagunaan ZIS melalui


mitra ini adalah kaum perempuan yang program ikhtiar terdiri dari tujuh tahap, yaitu
benar-benar memiliki penghasilan yang penentuan wilayah sasaran, persiapan sosial,
kurang dari suami. Dan hampir seluruh mitra rekrutmen anggota, pelayanan pinjaman,
yang diberikan pengelolaan dana oleh MM pertemuan rutin, monitoring kinerja majelis,
adalah ibu rumah tangga yang masih serta tahap monitoring, evaluasi, dan
memiliki kemampuan dan kemauan untuk perencanaan program.
menjalankan suatu usaha sehingga Kemiskinan merupakan suatu masalah
memperoleh hasil dan manfaat dari kegiatan yang kompleks yang sedang dihadapi oleh
ini. negara sedang berkembang maupun negara
maju. Dimensi kemiskinan yang ditinjau
Mekanisme Pelaksanaan Program secara ekonomi adalah kondisi yang
Ikhtiar Klaster Zona Madina di menggambarkan rendahnya permintaan
Masyarakat Mandiri agregat yang menyebabkan berkurangnya

70
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

insentif untuk mengembangkan sistem akhirat(Djamil, 2004). Lima unsur pokok


produksi, rasio kapital per tenaga kerja yang tersebut adalah:
rendah sehingga menyebabkan produktivitas
tenaga kerja rendah, serta penyebab a. Terpeliharanya agama (Hifdz al-Din)
misalokasi sumber daya, terutama tenaga b. Terpeliharanya jiwa (Hifdz al-Nafs)
kerja. Kemiskinan dapat dikatakan sebagai c. Terpeliharanya keturunan (Hifdz al-
ketidakmampuan dalam memenuhi standar Nasl)
hidup minimal (World Dev’t Report, 1990), d. Terpeliharanya akal (Hifdz al-Aql)
dan kesenjangan dari hidup yang sejahtera e. Terpeliharanya harta/kekayaan (Hifdz
(World Dev’t Report, 2000/2001). Konsep al-Maal)
kemiskinan ditinjau dari ekonomi yaitu Selain memiliki definisi yang bersifat
semua definisi merefer ke kemiskinan multidimensional, kemiskinan juga memiliki
absolut dimana status kesejahteraan konsep yang beragam. Konsep-konsep
seseorang yang secara materi berada di kemiskinan yang telah berkembangantara
bawah suatu batas minimal tertentu dan lain adalah kemiskinan absolut dan relative,
batas minimal ini disebut dengan garis serta kemiskinan kultural dan struktural.
kemiskinan yang dihitungberdasarkan nilai
uang dari semua barang dan jasa sebagai Penelitian Terdahulu
standar hidup minimal.Dilihat dari sisi
sosial, kemiskinan mengindikasikan Penelitian Beik (2008) bertujuan untuk
lemahnya potensi masyarakatuntuk menganlisis perubahan indikator kemiskinan
berkembang. Selain itu, kemiskinan juga mustahiq setelah mendapat distribusi dana
terlihat dari minimnya aspirasi dan ZIS. Pada penelitian ini, indikator
pendeknya horizon waktu wawasan ke kemiskinan dianalisis dengan menggunakan
depan suatu masyarakat. Sedangkan beberapa macam indeks kemiskinan, yaitu:
apabiladilihat dari sisi politik, kemiskinan 1. Headcount ratio, yaitu ukuran yang
dapat digambarkan melalui ketergantungan menunjukkan persentase jumlah orang
daneksploitasi suatu kelompok masyarakat miskin dalam populasi.
oleh kelompok masyarakat lainnya. 2. Poverty gap ratio (P1) dan income-gap
Kemiskinan sekelompok masyarakat ratio (I), yaitu ukuran yang
akan menimbulkan kesenjangan yang menggambarkan selisih pendapatan rata-
dampaknya lebih buruk daripada rata masyarakat miskin dengan garis
kemiskinan itu sendiri. Dalam Islam, kemiskinan.
kebutuhandasar manusia tersebut mencakup 3. Sen index poverty (P2) dan FGT index
lima unsur pokok yang harus dipelihara (P3), yaitu ukuran yang menunjukkan
dandiwujudkan agar manusia dapat distribusi pendapatan/pengeluaran
mewujudkan kemaslahatan di dunia dan diantara masyarakat miskin. Penelitian

71
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Tabel 2
Indeks Kemiskinan Mustahiq Sebelum dan Setelah Mengikuti Program Ikhtiar

Indikator Kemiskinan Sebelum Distribusi ZIS Setelah Distribusi ZIS


H 0,84 0,74
P1 (Rp) 540.657,01 410.0337,06
I 0,43 0,33
P2 0,46 0,33
P3 0,19 0,11
Sumber : Beik, 2008

dilakukan terhadap 50 orang mustahiq Pada penelitian Rahmawati (2005),


penerima bantuan dari Dompet Dhuafa dilakukan analisis terhadap faktor-
Republika dengan menggunakan garis faktoryang penting dalam peningkatan
kemiskinan yang ditetapkan Jaring pendapatan mustahiq dengan menggunakan
Pengaman Sosial (JPS) Jakarta tahun metoderegresi eksponensial yang kemudian
2007 yaitu sebesar Rp 266.874,00/ dilinearkan dan diolah dengan menggunakan
kapita/bulan. Garis kemiskinan tersebut metode Ordinary Least Square (OLS).
kemudian dikonversi menjadi garis Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
kemiskinan keluarga dengan cara pendapatan per kapita mustahiq adalah
mengalikannya dengan rata-rata jumlah jumlah dana Masyarakat Mandiri yang
orang dalam sebuah keluarga yang diterima (pembiayaan), pembinaan yang
ditetapkan oleh BPS (2007), sehingga diikuti, jumlah tanggungan, serta variabel
diperoleh garis kemiskinan/keluarga/ dummy berupa tingkat pendidikan (SD atau
bulan sebesar Rp 1.254.308,00. Hasil tidak sekolah) dan cara pemasaran yang
penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan oleh mustahiq (di dalam desa atau
adanya distribusi ZIS, indikator- di luar desa). Hasil penelitian menunjukkan
indikator/ ukuran kemiskinan mustahiq bahwa laju pendapatan per kapita mustahiq
mengalami penurunan. Hal ini berarti dipengaruhi secara signifikan dan positif
bahwa distribusi dana ZIS terbukti oleh jumlah dana pembiayaan, jumlah
mampu memperbaiki kondisi pembinaan yang diikuti, dan variabel
kemiskinan mustahiq. Perubahan dummy tingkat pendidikan mustahiq.
indikator-indikator kemiskinan mustahiq Jumlah tanggungan mustahiq juga
sebelum dan setelah adanya distribusi berpengaruh signifikan terhadap laju
ZIS berdasarkan hasil penelitian Beik pendapatan per kapita mustahiq, namun
(2008) dapat dilihat pada Tabel 2 dengan hubungan yang negatif. Sedangkan

72
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

variabel dummy cara pemasaran tidak pinjaman tidak hanya ditujukan untuk
menunjukkan pengaruh yang signifikan pemakaian jangka pendek, tetapi juga untuk
terhadap laju pendapatan per kapita keperluan investasi (jangka panjang),
mustahiq. sehingga manfaatnya tidak semua dapat
Penelitian Sartika (2008) menggunakan langsungdinikmati saat ini. Variabel lain
metode analisis regresi sederhana, sehingga yang dianalisis adalah pemakaian tenaga
hanya ada satu variabel bebas (dana zakat kerja.Hasilnya, pemakaian tenaga kerja
produktif yang diberikan LAZYayasan Solo tidak berpengaruh signifikan terhadap
Peduli Surakarta) yang diduga mem- pendapatan peserta program.
pengaruhi variabel tak bebas (pendapatan Tujuan penelitian Multifiah (2009)
mustahiq). Hasil penelitian menunjukkan adalah menganalisis pengaruh bantuan ZIS
bahwa dana zakat produktif berpengaruh berupa bantuan modal usaha, beasiswa, dan
secara signifikan dan positif terhadap bantuan biaya kesehatan, serta lama
pendapatan mustahiq. menerima bantuan, secara bersama-sama
Salah satu tujuan dari penelitian maupun parsial terhadap kesejahteraan
Wirawan (2008) adalah untuk menganalisis Rumah Tangga Muslim yang Miskin
faktor yang mempengaruhi peningkatan (RTMM). Pengumpulan data melalui
pendapatan mustahiq pengrajin tahuyang survey,dilakukan pada sejumlah RTMM
merupakan peserta program Masyarakat yang menerima ZIS melalui Badan Amil,
Mandiri Dompet Dhuafa (MM DD) yangberdomisili di daerah Malang meliputi
diKampung Iwul. Variabel yang diduga kota dan kabupaten. Mereka adalah
berpengaruh terhadap peningkatan mustahiq(fakir miskin) yang menerima
pendapatan mustahiq adalah modal bantuan yang dimaksud dari ke empat
pinjaman dari MM-DD, pemakaian tenaga lembaga yaituBaitul Maal Hidayatullah
kerja, pendapatan harian dari usaha tahu, (BMH), Yayasan Dana Sosial Al-Falah
dan pendapatan harian lain-lain diluar usaha (YDSF), LagzisRaden Patah Unibraw dan
tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lagzis Malang. Hasil penelitian
pendapatan harian dari usaha tahu dan menunjukan bahwasecara simultan variabel-
pendapatan harian lain-lain di luar usaha variabel bantuan modal, bantuan beasiswa,
tahu berpengaruh secara signifikan dan bantuan biayakesehatan dan lama menerima
positif terhadappeningkatan pendapatan bantuan, berpengaruh signifikan terhadap
peserta program. Sementara itu, modal variabeldependen RTMM. Tetapi secara
pinjaman justruberpengaruh signifikan parsial hanya variabel lama menerima
dengan hubungan yang negatif terhadap bantuan saja yang berpengaruh, sedangkan
peningkatan pendapatan peserta program. variabel-variabel bantuan modal, bantuan
Hal ini karena alokasi penggunaan modal beasiswa, bantuan kesehatan berpengaruh

73
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

tidak signifikan. Hasil analisis dan Bantuan modal kerja yang diperoleh
pengamatan secara kualitatif menunjukan melalui program ikhtiar juga dapat
bahwa pengaruh yang tidak signifikan memotivasi mustahiq anggota program yang
disebabkankarena kecilnya dana yang tadinya hanya berstatus sebagai ibu rumah
diberikan dalam bentuk masing-masing jenis tangga untuk ikut aktif mencari sumber
bantuan,bantuan bersifat parsial, monitoring penghasilan keluarga. Oleh karena itu,
yang lemah, dan inkonsisten perilaku keaktifan mustahiq untuk bekerja tersebut
mustahiq.

Gambar 2
Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

74
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

akan berpengaruh positif terhadap tingkat menggunakan data primer. Data primer
pendapatan per kapita mustahiq. Latar diperoleh melalui wawancara langsung
belakang tingkat pendidikan mustahiq dapat dengan responden, yaitu mustahiq yang
mempengaruhi wawasan dan skill mustahiq menjadi anggota program ikhtiar desa Tegal
dalam mengelola dana dan menjalankan Kampung Anyar dan desa Babakan Sabrang.
usaha. Oleh karena itu, semakin tinggi
tingkat pendidikan mustahiq, pendapatan Sampel Penelitian
per kapita mustahiq diharapkan juga akan
lebih tinggi karena kemampuannya dalam Responden yang menjadi sampel dalam
mengelola dana dan menjalankan usaha. penelitian ini berjumlah 60 orang yang
Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh merupakan anggota program ikhtiar desa
kerangka pemikiran yang akan digunakan Tegal Kampung Anyar dan desa Babakan
dalam penelitian ini. Bagan kerangka Sabrang. Penarikan sampel dilakukan
pemikiran tersebut dilihat pada gambar 2. dengan menggunakan metode purposive
sampling, yaitu berdasarkan pertimbangan
METODOLOGI PENELITIAN mengenai beberapa karakteristik terkait
anggota sampel yang diperlukan untuk
Penelitian dilakukan pada bulan menjawab tujuan penelitian (Juanda, 2007).
Januari - Maret 2013, dengan melakukan Dalam hal ini, anggota program ikhtiar yang
studi kasus pada salah satu daerah yang menjadi sampel penelitian adalah anggota
menjadi tempat pelaksanaan program yang mengajukan pembiayaan terakhirnya
ikhtiar, yaitu melalui lembaga amil zakat dalam program ikhtiar untuk modal kerja.
Dompet Dhuafa, pada program ikhtiar di Data yang digunakan berupa data panel atas
dua desa yaitu di desa Tegal Kampung 60 kuisioner untuk wawancara langsung
Anyar dan desa Babakan Sabrang, dengan responden tentang program ikhtiar
Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. ini, dan dengan periode penelitian 2011 -
Pemilihan lokasi selain berdasarkan 2012, hingga saat ini pada tahun 2013.
rekomendasi dari pihak pelaksana program
ikhtiar, juga karena desa Tegal Kampung Metode Analisis Data
Anyar dan desa Babakan Sabrang termasuk FGT Index
salah satu desa yang memiliki tingkat
kemiskinan yang cukup tinggi.

Jenis dan Sumber Data Alat analisis kemiskinan yang digunakan


dalam penelitian ini adalah FGT Index
Penelitian ini merupakan penelitian
(Foster, Greer, dan Thorbecke, 1984)
empiris yang bersifat kuantitatif dan dengan

75
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

dengan menggunakan α= 0, α= 1, dan α= 2. Penggunaan headcount ratio


Ketika α= 0, ukuran ini sama dengan sebagai alat analisis dalam penelitian
headcount ratio (H); ketika α= 1, inibertujuan untuk menggambarkan jumlah
menunjukkan ukuran indeks kedalaman orang miskin yang dapat dikurangi
kemiskinan/poverty depth index (P1); dan melaluipendayagunaan zakat produktif
ketika α= 2, ukurannya sama dengan indeks dalam program ikhtiar. Semakin kecil
keparahan kemiskinan/poverty severity nil ai headcount ratio, maka jumlah
index (P2). Formula dasar untuk mengukur penduduk miskin semakin sedikit.
indeks kemiskinan dengan FGT Index Pengukuran kemiskinan dengan meng-
adalah sebagai berikut: gunakan headcount ratio telah memenuhi
Dimana: aksioma fokus, namun informasi kemiskinan
P= Indeks kemiskinan (dengan e”0 yang diberikan masih sangat terbatas karena
merupakan parameter ‘penghindaran tidak bisamemberikan informasi ‘seberapa
kemiskinan’ yang memberikan miskin’ orang miskin itu (aksioma
bermacam pembobotan pada kesamaan), sertatidak memper-hatikan
perbedaan pendapatan setiap individu aspek distribusi pendapatan/pengeluaran
yang miskin dan garis kemiskinan) diantara masyarakatmiskin (aksioma
n = Jumlah observasi transfer).
q = Jumlah orang yang berada di bawah
garis kemiskinan Indeks Kedalaman Kemiskinan/Poverty
z = Garis kemiskinan Gap (P1)
yi = Pendapatan orang miskin ke-i Alat analisa kemiskinan yang moderat
adalah poverty gap yang digunakan untuk
Headcount Index (H) mengukur jarak antara rata-rata pendapatan
Headcount index adalah kelompok miskin secara agregatdengan
pengukuran sederhana untuk meng- garis kemiskinan (defisit pendapatan).
identifikasi berapa jumlah yang presentase Dengan kata lain, poverty gapmerupakan
rumah tangga yang dikategorikan miskin. selisih antara garis kemiskinan dengan
Indeks ini hanya memenuhi prinsip pendapatan rumah tangga miskin.Oleh
anonimitas yaitu tidak bergantung pada sebab itu poverty gap disebut sebagai ukuran
siapa yang miskin. Besar nilai headcount kedalaman kemiskinan. Sedangkan bagi
index sangat dipengaruhi oleh garis rumah tangga yang memiliki pendapatan di
kemiskinan. Formula untuk mengukur atas garis kemiskinan ianggap memiliki
headcount ratio index diperoleh dari FGT nilain indeks poverty gap sama dengan nol.
Index dengan nilai α= 0 (Foster, Greer, dan Ukuran ini telah memenuhi prinsip
Thorbecke, 1984). anonimitas dan monotonisitas, tetapi belum

76
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

memenuhi prinsip transfer atau sensitivitas keparahan kemiskinan. Demikian pula


distribusional. sebaliknya.
Nilai proverty gap berguna untuk
menentukan target sasaran bantuan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
program karena menunjukan biaya yang
dibutuhkan dalam mengentaskan Analisis FGT Index
kemiskinan. Ukuran ini memperlihatkan
Analisa Kemiskinan Umum
seberapa banyak dana yang harus dimiliki
untuk ditransfer kepada RTM sehingga Suatu program penanggulangan, dapat
pendapatan mereka naik di atas garis dikatakan berperan positif apabila mampu
kemiskinan. Keadaan ini dapat terjadi jika mengurangi beban kemiskinan. Program
tidak adanya biaya transaksi dan faktor tersebut tidak dapat diketahui pengaruhnya
penghambat (transfer sempurna). Semakin terhadap beban kemiskinan apabila tidak
kecil nilai poverty gap, semakin besar dilakukan kajian dan evaluasi.
potensi ekonomi untuk dana pengentasan Pendistribusian zakat yang dilakukan
kemiskinan. Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) bertujuan
mengurangi beban kemiskinan di
Indeks Keparahan Kemiskinan/Severity masyarakat baik melalui bantuan karatatif
Index (P2) atau bantuan produktif. Namun, apakah
Indeks keparahan kemiskinan meng- tujuan tersebut telah tercapai atau gagal serta
gambarkan ketimpangan pendapatan antar bila tercapai seberapa besar zakat dapat
penduduk miskin. Semakin kecil nilai indeks mengurangi beban kemiskinan.
keparahan kemiskinan, maka distribusi
pendapatan diantara masyarakat miskin Indikator Kemiskinan Mustahiq
semakin merata. Indeks keparahan Hasil pengolahan data pendapatan per
kemiskinan merupakan sebuah ukuran kapita responden sebelum dan setelah
tentang keparahan kemiskinan yang adanya mengikuti program ikhtiar yang
telahdigunakan secara luas dengan dianalisis menggunakan FGT Index dapat
menggunakan niali = 2. dilihat pada Tabel 3.
Jika tidak ada seorangpun yang hidup Headcount Ratio (H)
dengan pendapatan di bawah garis Pada tabel 3 nilai indeks headcount
kemiskinan, maka nilai indeks ini akan sama sebesar 0,533 yang bermakna dari seluruh
dengan nol. Dalam konteks pendayagunaan penerima zakat (mustahiq) yang diamati,
zakat, jika nilai indeks ini mengalami 53,3 persennya dikategorikan miskin
penurunan, maka artinya zakat memiliki berdasarkan kriteria BPS, sedangkan 46,7
dampak positif dalam mengurangi tingkat persen tidak dikategorikan miskin menurut

77
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Tabel 3
Hasil Perhitungan Indeks Kemiskinan

Indeks S ebelum M engikuti Setelah M engikuti


K emiskinan P rogram Ikhtiar Program Ikhtiar
Head cou nt Index 0,533 0,2 17
P1 209 ,331,500 1 36.3 26,6 9
I 0,385 0,2 51
P2 0,373 0,0 87
P3 (FGT Index) 0,114 0,0017

kriteria BPS. Kecilnya persentase rumah Indeks Kedalaman Kemiskinan/Poverty


tangga miskin tersebut bukan berarti bahwa Gap (P1)
kinerja OPZ buruk dalam penyaluran dana Indeks kemiskinan dan kisaran biaya
zakat. Melainkan, lebih karena garis yang diperlukan untuk menutupiditunjukan
kemiskinan yang digunakan dalam oleh indeks income gap (I) dan poverty gap
penelitian ini yaitu garis kemiskinan yang (P1). Tanpa zakat nilai indeksincome gap
dikeluarkan oleh BPS lebih rendah sebesar 0,385 dan setelah adanya distribusi
dibandingkan dengan standar nishab yang zakat nilai turun menjadi0,251. Penurunan
selama ini dijadikan sebagai batas pembeda nilai indeks tersebut mengindikasikan
antara muzzaki dan mustahiq. Karena nilai bahwa rata-rata pendapatan (atau
indeks headcount sangat bergantung pada pengeluaran) rumah tangga miskin
garis kemiskinan maka penggunaan garis cenderung makin mendekati garis
kemiskinan yang berbeda dapat kemiskinan.
menghasilkan persentase RTM yang Indeks kedalaman kemiskinan mustahiq
berbeda pula. Selain itu, penentuan mengalami penurunan yang dilihat
penerima manfaat zakat tidak hanya berdasarkan ukuran rata-rata kesenjangan
didasarkan pada garis kemiskinan tetapi juga pendapatan masing-masing penduduk
karakteristik lainnya dan dapat berbeda miskin terhadap garis kemiskinan yaitu
untuk tiap program seperti bantuan modal sebesar Rp. 209.331,50/ rumahtangga/bulan
yang dapat berbeda kriteria kelayakannya menjadi Rp. 136.326,69/rumah tangga/
dengan bantuan karitatif. Penggunaan garis bulan setelah mustahiq mengikuti program
kemiskinan yang dikeluarkan oleh BPS ikhtiar. Semakin tinggi nilai indeks, maka
dalam penelitian ini selain dimaksudkan semakin jauh rata-ratapengeluaran
untuk menyesuaikan dengan garis penduduk dari garis kemiskinan. Dengan
kemiskinan yang dipakai dan dipublikasikan catatan tanpa biaya transaksidan faktor
oleh pemerintah. penghambat.

78
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

Indeks Keparahan Kemiskinan/Severity kemiskinan (P2) mustahiq setelah


Index (P2) mereka mengikuti program ikhtiar. Nilai
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa H mengalami penurunan dari 0,533
nilai indeks keparahan kemiskinan mustahiq menjadi 0,217 ; nilai P1 menurun dari
sebelum mengikuti program ikhtiar adalah 0,385 menjadi 0,251 ; dan nilai P2
37,3%. Sedangkan setelah mengikuti menurun dari 0,373 menjadi 0,087.
program ikhtiar, nilai indeks P2 menurun 2. Berdasarkan hasil survey lapangan telah
menjadi 0,87%. Begitu pula dengan FGT diketahui bahwa persepsi para mustahiq
Index yang turun dari 0,114 menjadi 0,017. telah merasakan hal positif dengan
Hal ini menunjukkan bahwa pendistribusian adanya bantuan dana zakat oleh Dompet
zakat untuk modal kerja dapat mengurangi Dhuafa Republika melalui Masyarakat
ketimpangan pendapatan di antara mustahiq, Mandiri dimana dana yang digunakan
sehingga distribusi pendapatan di antara adalah dengan tujuan untuk usaha
mereka relatif lebih merata dibanding produktif bukan hanya sekedar untuk
dengan kondisi sebelum adanya program kebutuhan konsumtif. Sehingga dana
pendistribusian zakat sebagai modal kerja yang digunakan untuk kegiatan yang
melalui program ikhtiar. produktif dapat meningkatkan skala
usahanya dan pendapatan mereka
SIMPULAN DAN IMPLIKASI tentunya.Namun yang menjadi kendala
KEBIJAKAN saat ini adalah para mustahiq masih
merasa kekurangan atas bantuan dana
Simpulan zakat yang diberikan artinya mereka
Hasil penelitian mengenai masih berharap untuk mendapatkan
pengaruh pendistribusian zakat sebagai bantuan yang lebih mencukupi untuk
modal kerja terhadap indikator kemiskinan kegiatan pemberdayaan tersebut
dan tingkat pendapatan mustahiq yang sehingga dapat membantu mereka untuk
dilakukan dengan mengambil studi kasus mencapai kesejahteraan ekonomi
pada pelaksanaan program ikhtiar di desa (welfare economic). Terlihat bahwa para
Tegal dan desa Babakan menghasilkan mustahiq masih melihat angka
kesimpulan sebagai berikut: besarannya bukannya bagaimana cara
mereka dapat mengelolabantuan yang
1. Indikator kemiskinan mustahiq
diberikan.
mengalami penurunan setelah mustahiq
tersebut mengikuti program ikhtiar. Hal
Implikasi Kebijakan
ini dapat dilihat dari menurunnya nilai
headcount ratio (H), indeks kedalaman 1. Pelaksanaan program ikhtiar di desa
kemiskinan (P1), dan indeks keparahan Tegal dan desa Babakan terbukti dapat

79
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

menurunkan indikator-indikator diberikan dalam pembiayaan produktif


kemiskinan mustahiq yang menjadi agar besar plafon tersebut efektif untuk
anggotanya.Oleh karena itu, program meningkatkan pendapatan mustahiq.
pendayagunaan dana zakat produktif Disamping itu, proses monitoring
sebagai modalkerja seperti yang penggunaan dana dengan meminta
dilakukan melalui program ikhtiar perlu bukti-buktitransaksi dari mustahiq perlu
terus dikembangkanoleh lembaga- lebih diperketat agar penggunaan dana
lembaga pengelola zakat di Indonesia. pembiayaan tetap sesuai dengan akad
Hal ini bertujuan agarfungsi zakat yang telah dibuat. Selain itu, yayasan
sebagai instrumen untuk mengentaskan Masyarakat Mandiri sebagai salah satu
kemiskinan dapat berjalanlebih optimal. lembaga yang terlibat dalam
2. Untuk penyediaan data para mitra pelaksanaan program ikhtiar, khususnya
(mustahiq) yang mengikuti program dalam hal pembinaan dan pendampingan
ikhtiar Zona Madina di Masyarakat anggota, perlu melakukan pelatihan-
Mandiri (MM) diperlukan pembaharuan pelatihan kewirausahaan yang
data untuk perminggunya, karena hal ini disesuaikan dengan potensi mustahiq
sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan lingkungannya. Pelatihan tersebut
tiap-tiapmustahiq sendiri apakah sangat diperlukan untuk meningkatkan
mengalami peningkatan atau penurunan motivasi dan kemampuan wirausaha
pendapatandalam harian. Dan mendata para mustahiq. Sementaraitu, untuk
ulang kembali untuk pendapatan memperbaiki kondisi kesejahteraan
sebelum mengikutiprogram bagi para mustahiq dari sisi perencanaan keluarga,
pembina dan pendamping MM jika maka para mustahiq tersebut perlu
ingin membuat program ikhtiar mendapatkan pendidikan yang lebih
selanjutnya di desa-desa lainya. Data layak mengenai perencanaan keluarga.
yang di survey harus jelas, lengkapdan 4. Pada penelitian lebih lanjut, perlu
sesuai dengan penduduk desa tersebut. dilakukan analisis terhadap indikator
Dan bagi masyarakat yang telah kemiskinan masyarakat miskin yang
mengikuti program ikhtiar akan lebih tidak mengikuti program pemberdayaan
baik dilaporkan ke pemerintahan desa ekonomi. Hal ini bertujuan untuk
agar lebih jelas dan diakui bahwa melihat tingkat keberhasilan program
program ini terdata. dengancara membandingkan perubahan
3. Lembaga-lembaga pelaksana program indikator kemiskinan masyarakat miskin
ikhtiar (Lembaga Amil Zakat Dompet yangmengikuti program pemberdayaan
Dhuafa, Yayasan Masyarakat Mandiri, ekonomi dengan masyarakat miskin
dan Koperasi ISM) perlu melakukan yangtidak mengikutinya.
evaluasi terhadap tingkat plafon yang

80
Analisis Indeks Kemiskinan Dengan Menggunakan Pendekatan Fgt Index Sesudah Program Ikhtiar

DAFTAR PUSTAKA Garis Kemiskinan : http://m.bisnis.com/


articles/ipb-mengenang-bapak-
Al-Qur’an, (QS : At-Taubah 9 : 103 dan 60, sosiologiperdesaan- prof-sajogyo
QS : Al-Kahfi 18 : 60) Hafidhuddin, D. 2002. Zakat dalam
Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah dari Perekonomian Modern. Jakarta:
Teori ke Praktik. Jakarta : Gema Gema Insani Press.
Insani. Hamid, E.S. 2008. Kemiskinan di Indonesia.
Badan Pusat Statistik, Data dan Informasi http://yuliandriansyah.multiply.com/
Kemiskinan berbagai tahun, Badan journal/item/32 (12 Maret 2009)
Pusat Statistik Indonesia, Jakarta. IMZ. 2010. Indonesia Zakat and
Badan Pusat Statistik, Jawa Barat Dalam Development Report 2011, Kajian
Angka 2010 - 2012, Badan Pusat Empiris Peran Zakat Dalam
StatistikJawa Barat, Bogor. Pengentasan Kemiskinan. IMZ,
Badan Pusat Statistik. 2013. Tingkat Ciputat.
Penduduk Miskin dan Garis Jhingan, M.L. 2004. Ekonomi
Kemiskinan Provinsi Jawa Barat di Pembangunan dan Perencanaan.
Menurut Kabupaten/kota Tahun Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
2011. Berita ResmiStatistik No. 47/ Juanda, B. 2007. Metodologi Penelitian
IX/1 September 2006. Ekonomi dan Bisnis. Bogor: IPB
Beik, I.S. 2008. Analysis on the Role of Press. Manan, Abdul, 2013, “UU
Zakat in Alleviating Poverty: Zakat Ditolak Apa Solusinya?”,
Dompet Dhuafa Republika Case Majalah Ekonomi Syariah Vol, 10
Study. Makalah Dipresentasikan No. 9/1434 H. Jakarta.
pada KonferensiInternasional IDB di Multifiah, 2009. Analisis Pengaruh
Bangladesh, Februari 2009. Bantuan ZIS Secara terhadap
Djamil, F. 2004. Pendekatan Maqashid Al- Kesejahteraan Rumah Tangga
Syariah terhadap Pendayagunaan Muslim yang Miskin (RTMM).
Zakat. Di dalam: Abidin, editor. Unibraw Malang. JurnalEkonomi
Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Islam.
MenujuEfektivitas Pemanfaatan Nasoetion, L.I. 1996. Taksonomi
Zakat, Infak, Sedekah. Jakarta: Kemiskinan di Indonesia: Suatu
PIRAMEDIA. Kajian Eksploratif. Di dalam:
Foster, J., J. Greer, dan E. Thorbecke. 1984. Sitorus, et al., editor. Memahami dan
Notes and Comments: A Class of Menanggulangi Kemsikinandi
Decomposable Poverty Measures. Indonesia. Prof. Dr. Sajogyo 70
Econometrica, 52(3): 761-766. Tahun. Jakarta: PT Grasindo.

81
Media Ekonomi Vol. 20, No. 1, April 2012

Nasution, et al. 2008. Indonesia Zakat and Teori Produksi : http://ardra.biz/ekonomi/


Development Report 2009. Depok: e k o n o mi - mi k r o / t e o r i - f u n g s i -
CID. Qardhawiy, Fiqhuz-Zakat, Al- produksiUndang-Undang Nomor 23
Maktabah Asy-Syamilah, Kitab Al- Tahun 2011. Pengelolaan Zakat
Hawi, Al-Mawardi, hlm. 52, Al- yang akan dilengkapidengan
Hadist. Peraturan Pemerintah tentang
Pemerintah Desa Tegal Kampung Anyar dan Pelaksanaan Undang-Undang
Desa Babakan Sabrang. 2013a. Secara Profesional, Transparan dan
DataDemografi Karakteristik Desa. Akuntan. Jakarta
Tegal Kampung Anyar dan Desa Wirawan. 2008. Analisis Pemberdayaan
BabakanSabrang Bogor: Masyarakat Miskin Melalui Dana
Pemerintah Desa. Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (Studi
Rahmawati, I. 2005. Analisis Dampak Kasus: Program Masyarakat
Pendistribusian Zakat Melalui Mandiri DompetDhuafa terhadap
Kreditterhadap Pendapatan Komunitas Pengrajin Tahu di
Mustahik (Studi Kasus: Program Kampung Iwul, Desa BojongSempu,
Masyarakat MandiriDompet Kecamatan Parung, Kabupaten
Dhuafa) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Bogor) [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Pertanian Bogor.
Sartika, M. 2008. Pengaruh Pendaya World Development Report, 1990.
gunaan Zakat Produktif terhadap Ketidakmampuan Dalam Memenuhi
Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Standar Hidup Minimal, available:
Yayasan Solo Peduli Surakarta. http://www.worldbank.org.
Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, 2(1): World Development Report, 2000-2001.
75-89. Kesenjangan Dari Hidup yang
Sukirno, S, 2011, “Mikro Ekonomi Sejahtera,available: http://
Pengantar”, PT Raja Grafindo www.worldbank.org.
Persada, Edisi Ketiga, Cetakan ke
26, Jakarta.
Tambunan, T.T.H, 2003. Perekonomian
Indonesia: Teori dan Temuan
Empiris, Ghalia Jakarta..

82

Anda mungkin juga menyukai