Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM ZAKAT

UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN

WINDA AFRIYENIS
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Email: windaafriyenis@gmail.com

ANITA ADE RAHMA


Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Email: anita_aderahma@upiyptk.ac.id

FEBRI ALDI
Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Email: febri_aldi@upiyptk.ac.id

Abstract
This study aims to explain the implementation practices of the distribution of zakat funds by Baznas for
poor families in the city of Padang and also to determine the level of significance of the role of the
distribution of zakat funds by Baznas to improve the welfare of poor families in the city of Padang. This
research was carried out in BAZNAS Padang City. Therefore the author conducted a study to determine
the extent of the implementation of information and communication technology used in the collection
and distribution of zakat funds by BAZNAS Padang City. The study time is May-October 2018. This
research is quantitative descriptive. The results of the study are: to support the operational activities of
BAZNAS in Padang City, supported by information and communication technology (simple technology
and using internet technology).

Keywords: Communication In Zakah, Information Technology, Poverty, Welfare

PENDAHULUAN 38.000 KK merupakan keluarga miskin. Masih


Walaupun pertumbuhan ekonomi nasional menurut data BPS (Padang dalam Angka, 2015)
dan regional terus meningkat setiap tahunnya, jumlah keluarga miskin meningkat menjadi
tetap saja ada sekelompok masyarakat yang 42.200 KK.
terjerat dalam kemiskinan. Pada tahun 2010 Sementara itu potensi zakat di kota Padang
yang lalu berdasarkan data yang diterbitkan di atas kertas luar biasa besar, secara matematis,
oleh BPS, kota Padang memiliki jumlah penduduk minimal akan kita dapatkan angka sebesar
sebanyak 901.488 orang, dengan jumlah KK Rp. 30 milyar per tahun. Belum lagi jika ditambah
(Kepala Keluarga) sebanyak lebih kurang 225.000 infaq, shadaqah, serta wakaf, maka akan kita
KK. Dari jumlah KK tersebut, terdiri dari lebih peroleh angka yang lebih besar. Memang masalah
kurang 187.000 KK keluarga sejahtera, sekitar kemiskinan merupakan tanggung jawab negara,
228 & JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) - Volume 3, Nomor 2, Juli – Desember 2018

namun melihat kondisi tersebut, setidaknya untuk peningkatan kesejahteraan keluarga


dana zakat (beserta infaq, shadaqah, wakaf, dan miskin di kota Padang melalui program ini
sejenisnya) dengan potensinya yang demikian dan juga sudah sangat banyak kepala keluarga
besar itu, dapat membantu pemerintah dalam yang menerimanya.
mengatasi masalah kemiskinan dan efek Walaupun BAZNAS sebenarnya sudah
lanjutannya. lama berkiprah, bagaimana dengan kegiatan
Khususnya kota Padang, institusi amil zakat dan programnya disentuh oleh teknologi, baik
yang dipercaya dan dibentuk oleh pemerintah dengan cara manual dan sangat sederhana,
untuk mengurus dana zakat adalah Badan ataupun dengan teknologi informasi dan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kota Padang. komunikasi yang lebih modern. Karena
BAZNAS kota Padang merupakan kelanjutan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) kota akan mempermudah akses bagi muzzaki
Padang, dengan adanya Undang-undang No. 23 untuk membayar zakat, akan memudahkan
tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, serta pekerjaan amil, dan memudahkan akses
Peraturan pemerintah No. 14 tahun 2014 sebagai mustahik terhadap program BAZNAS.
penjelasannya, maka BAZDA bertransformasi TINJAUAN PUSTAKA
menjadi BAZNAS. Dalam melaksanakan fungsinya Kemiskinan
BAZDA kota Padang telah mengumpulkan Definisi tentang kemiskinan sangat beragam,
zakat dari muzakki (orang yang membayar mulai dari sekedar ketidakmampuan memenuhi
zakat) dan menyalurkannya kepada mustahiq kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki
(orang yang berhak menerima zakat) melalui keadaan, kurangnya kesempatan berusaha,
bermacam kegiatan dan program. hingga pengertian yang lebih luas yang
Semenjak bernama BAZDA sampai bernama memasukkan aspek sosial dan moral (Saleh,
BAZNAS kota Padang sekarang, salah satu 2002). Dalam arti sempit, kemiskinan dipahami
program prioritas pengurus adalah program sebagai keadaan kekurangan uang dan barang
Padang Sejahtera, yaitu menyalurkan dana untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam
zakat untuk kelurga miskin dalam bentuk arti luas, kemiskinan merupakan suatu fenomena
modal usaha guna meningkatkan kesejahteraan multiface atau multidimensional (Hamudy,
keluarga miskin. Program ini sudah berjalan 2008). Menurut Kurniawan (2004), kemiskinan
cukup lama dan berkelanjutan, sudah milyaran adalah apabila pendapatan suatu komunitas
rupiah dana zakat yang disalurkan oleh BAZNAS berada di bawah satu garis kemiskinan tertentu.
Implementasi Teknologi Informasi (Winda Afriyenis, Anita Ade Rahma & Febri Aldi) & 229

Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk Pada dasarnya konsep kemiskinan dikaitkan
permasalahan pembangunan yang diakibatkan dengan perkiraan tingkat income atau pendapatan
adanya dampak negatif dari pertumbuhan dan kebutuhan. Kebutuhan dibatasi pada
ekonomi yang tidak seimbang, sehingga kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar
memperlebar kesenjangan pendapatan antar minimum yang memungkinkan seseorang
masyarakat maupun kesenjangan pendapatan hidup secara layak. Jika tingkat income tidak
antar daerah (Harahap, 2006). dapat mencapai kebutuhan minimum maka
Kondisi masyarakat yang disebut miskin orang atau keluarga itu disebut miskin. Tingkat
dapat diketahui berdasarkan kemampuan income minimum itu merupakan pembatas
pendapatan dalam memenuhi standar hidup antara keadaan miskin dan tidak miskin, ini
(Nugroho, 1995). Pada prinsipnya, standar sering disebut garis kemiskinan (poverty line),
hidup di suatu masyarakat tidak sekedar dan dikenal sebagai garis kemiskinan mutlak
tercukupinya kebutuhan akan pangan, akan (absolute). Ada pula yang disebut kemiskinan
tetapi juga tercukupinya kebutuhan akan relatif, kemiskinan ini tidak ada garis
kesehatan maupun pendidikan. Tempat tinggal kemiskinannya. Seseorang yang tinggal di
ataupun pemukiman yang layak merupakan kawasan elit, yang sebenarnya memiliki income
salah satu dari standar hidup atau standar sudah cukup mencapai kebutuhan minimum,
kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. tetapi incomenya masih jauh lebih rendah
Berdasarkan kondisi ini, suatu masyarakat dari rata-rata income masyarakat sekitarnya.
disebut miskin apabila memiliki pendapatan Orang atau keluarga tersebut merasakan dia
jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan masih miskin, karena kemiskinan relatif ini
sehingga tidak banyak memiliki kesempatan lebih banyak ditentukan kondisi lingkungan.
untuk mensejahterakan dirinya (Suryawati, Zakat
2004). Secara bahasa (etimologi), zakat berarti;
Kemiskinan sebagai gejala ekonomi sering suci, tumbuh, berkembang, berkah, dan beres
dikaitkan dengan etos kerja yang rendah, harta, jiwa serta perilaku. Didalam Al-Qur‟an
malas dan sifat boros. Kemiskinan berpeluang dan sunnah terdapat pula beberapa kata yang
besar terjadi bagi penduduk di pedesaan sering digunakan untuk zakat, diantaranya;
karena memiliki faktor produksi yang relatif Shadaqah (QS. 9:60, QS. 9:103), infaq (QS. 9:34)
secara kuantitas sedikit dan berkualitas rendah, dan Hak (QS. 6:141). Shadaqah berasal dari
misalnya lahan sempit, modal tidak ada. kata shadaqa (benar), orang yang bershadaqah
230 & JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) - Volume 3, Nomor 2, Juli – Desember 2018

adalah orang yang benar imannya. Infaq arti mengeluarkan sebagian harta dengan
mempunyai arti mengeluarkan harta untuk persyaratan tertentu untuk diberikan kepada
suatu kebaikan yang diperintahkan Allah kelompok tertentu (mustahiq) dengan persyaratan
SWT di luar zakat (QS. 2:195). Hak mempunyai tertentu pula. Infaq dan shadaqah mempunyai
makna zakat/shadaqah merupakan hak makna mengeluarkan harta untuk kepentingan-
para Mustahik, sekaligus hak dari harta itu kepentingan yang diperintahkan Allah SWT
sendiri. di luar zakat. Shadaqah kadangkala dipergunakan
Zakat mengandung pengertian tumbuh untuk sesuatu yang bersifat non materi.
dan berkembang karena dengan zakat diharapkan Zakat dan Kemiskinan
harta seseorang terus tumbuh dan bertambah, Walaupun zakat merupakan perintah agama
baik dalam bentuk nyata di dunia maupun yang sudah dipastikan bermanfaat dan
di akhirat (Mujahidin, 2013). Zakat juga dikenakan mendatangkan kebaikan. Akan tetapi zakat
pada harta yang berpotensi untuk dikembangkan. tidak akan selalu berdampak positif (menurunkan
Zakat dalam pengertian suci adalah membersihkan angka kemiskinan) baik dalam jangka panjang
diri, jiwa dan harta. Seseorang yang mengeluarkan maupun jangka pendek pada mustahik yang
zakat berarti dia telah membersihkan diri dan memiliki budaya kontra produktif dan
jiwanya dari penyakit kikir, membersihkan bermental pemalas. Bahkan pemberian dana
hartanya dari hak orang lain. Sementara itu, zakat kepada mustahik semacam ini akan
zakat dalam pengertian berkah adalah sisa membuat mereka bertambah tidak produktif
harta yang sudah dikeluarkan zakatnya secara dan bertambah pemalas serta memiliki
kualitatif akan mendapatkan berkah dan akan ketergantungan terhadap pasokan dana zakat
berkembang, walaupun secara kuantitatif dalam kehidupannya. Efek yang lebih buruk
jumlahnya berkurang. Menurut Rozalinda adalah mustahik semacam ini apabila diberi
(2014), zakat adalah mengeluarkan bagian dana zakat, apalagi rutin dalam jangka waktu
tertentu dari harta tertentu yang telah sampai tertentu pula, akan mendorong anggota
nishabnya untuk orang-orang yang berhak masyarakat lainnya menjadikan dirinya
menerimanya. Zakat juga berarti pemindahan mustahik, karena dengan status mustahik
pemilikan harta tertentu untuk orang yang mereka mudah mendapatkan dana tanpa
berhak menerimanya dengan syarat-syarat harus kerja keras dan tanpa berusaha dengan
tertentu (Al-Zuhaili). susah payah. Pemberian dana zakat kepada
Secara terminologis, zakat mempunyai mustahik semacam ini harus diiringi dengan
Implementasi Teknologi Informasi (Winda Afriyenis, Anita Ade Rahma & Febri Aldi) & 231

program pembinaan mental dan perubahan kesejahteraan masyarakat miskin. Secara


budaya, serta pengawasan yang ketat terhadap konseptual peran teknologi internet dalam
penggunaan dana zakat yang diberikan kepada pengumpulan dana zakat dari muzakki,
mustahiq. Pada kondisi ini peranan amil yang akan memperluas daya jangkau amil dalam
professional, progresif, visioner terhadap masa mengakses muzakki, begitu juga sebaliknya
depan mustahik binaan sangat diperlukan. dengan teknologi internet muzakki akan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Zakat lebih mudah menyalurkan zakatnya kepada
Penggunaan teknologi informasi sudah amil. Sementara itu penggunaan teknologi
semakin modern, membuat komunikasi internet dalam menyalurkan dana zakat akan
semakin lancar, mudah, murah dan realtime. mempermudah amil mengontrol program
Salah satu teknologi informasi yang semakin dan monitoring perkembangan masyarakat
popular dizaman sekarang ini adalah penggunaan miskin yang terlibat dalam program, sehingga
internet dalam berbagai aktivitas pribadi, pemanfatan dana zakat dan proses peningkatan
bisnis, pemerintah maupun sebagai media sosial kesejahteraan masyarakat miskin lebih terpantau
dan hiburan. Penggunaan akses internet dengan baik. Dari perpektif amil zakat,
semakin dipermudah dengan teknologi telepon penggunaan teknologi internet terutama untuk
seluler, dengan telepon seluler akses internet administrasi, pelaporan dan informasi lembaga
lebih portable dan massif. Telepon seluler amil, akan meningkatkan kredibilitas dan
(handphone) bagi masyarakat pada saat sekarang profesionalitas kelembagaan dan personil
bukanlah barang mewah lagi, telepon seluler amil itu sendiri, sehingga lembaga amil dapat
sudah menjadi kebutuhan. Penggunaan semakin dipercaya oleh muzakki dan masyarakat
handphone tidak hanya terbatas untuk menelpon secara umum
dan mengirim Short Message Service (SMS) saja METODOLOGI PENELITIAN
lagi, tetapi sudah sangat beragam dan semakin Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
banyak fitur pelayanannya dengan akses internet kualitatif dan kuantitatif. Dimana dalam
yang lebih berkualitas. penelitian ini dilakukan pengumpulan data
Penggunan internet dalam pengumpulan, serta wawancara yang dilakukan kepada
penyaluran, pengontrolan, dan pelaporan instansi. Penelitian ini membahas tentang
zakat akan meningkatkan kuantitas dan bagaimana implementasi teknologi informasi
kualitas pemberdayaan dana zakat, sehingga dan komunikasi yang digunakan baik dalam
dana zakat dapat lebih meningkatkan pengumpulan maupun dalam penyaluran
232 & JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) - Volume 3, Nomor 2, Juli – Desember 2018

dana zakat oleh BAZNAS Padang. Proses 4. Studi Kepustakaan, setelah masalah
yang dilalui dalam penelitian ini antara lain: diperoleh serta dianalisa maka akan
wawancara, dokumentasi, analisis, catatan dilakukan studi kepustakaan yang berguna
lapangan yang disusun oleh peneliti di lokasi untuk memperoleh referensi serta literatur
penelitian. Pada tahap selanjutnya yakni dalam menyelesaikan masalah.
pengumpulan data dilakukan dengan observasi 5. Merancang desain dan instrument penelitian,
langsung. Agar langkah-langkah yang diambil proses ini merupakan proses lanjutan
peneliti dalam penelitian dapat lebih mudah dari studi kepustakaan dimana kegiatan
dipahami, berikut ini disertakan penjelasan utamanya adalah mendisain dan menyusun
terperinci mengenai sistematika model metodologi kuisioner sebagai instrument penelitian.
pemecahan masalah. 6. Menguji dan perbaikan Instrumen, Pada
1. Mengumpulkan data/informasi, Pengumpulan tahapan pengujian dilakukan untuk
data atau informasi merupakan tahap mengetahui validitas dan reabilitas instrumen
awal dalam metodologi penelitian. Pada dalam mengumpulkan data, serta hasil
tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diinginkan, serta menyimpulkan dan
dan informasi yang diperoleh dari implementasi.
komunikasi berupa wawancara. Hal ini 7. Mengumpulkan data, setelah pengujian
dijadikan sebagai landasan pemikiran dan perbaikan instrument (kuisioner),
dalam penelitian. berikutnya adalah mengumpulkan data
2. Menganalisa data dan masalah, proses lapangan dengan menggunakan instrument
penganalisaan masalah dilakukan untuk yang sudah lulus uji validitas dan reabilitas.
mendapatkan fakta yang dapat digunakan 8. Mengolah data, setelah data dikumpulkan
untuk memecahkan masalah yang sedang kemudian dilakukan pengolahan data
diteliti. Analisa digunakan untuk melihat dan entri data sesuai dengan kebutuhan
masalah yang sedang terjadi yang akan analisa.
digunakan sebagai bahan yang akan 9. Analisa data, data yang sudah diolah
diteliti. kemudian dianalisa dengan menggunakan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah, teknik kualitatif.
setelah dilakukan kedua tahap sebelumnya, 10. Seluruh hasil data dan analisa, dibawa
barulah kemudian dilakukan identifikasi kedalam focus group discussion (FGD) untuk
masalah serta perumusan masalah. didiskusikan secara mendalam dengan
Implementasi Teknologi Informasi (Winda Afriyenis, Anita Ade Rahma & Febri Aldi) & 233

pihak-pihak yang dianggap kompeten pernah membaca papan pengumuman BAZNAS


dalam membahas masalah ini. hanya 12 orang dari 35 orang atau cuma 34%
11. Penyusunan laporan, setelah data berhasil dari responden. Dari 34% tersebut yang merasa
dianalisis, kemudian disusunlah laporan tidak puas sebanyak 25%, merasa cukup puas
penelitian sebagaimana layaknya penelitian. sebanyak 50% dan merasa sangat puas sebanyak
HASIL DAN PEMBAHASAN 25%. Sedangkan yang merasa sangat tidak
Dalam mendukung aktifitas operasionalnya puas dan sangat puas sekali sebanyak 0%.
BAZNAS Kota Padang didukung dengan Brosur sebagai media informasi dan
teknologi informasi dan komunikasi dari komunikasi dengan mustahik dalam kenyataannya
teknologi sederhana sampai menggunakan juga kurang diminati oleh mustahik. Dari
teknologi internet dan digital. Teknologi sebanyak 35 orang responden yang menjawab
informasi dan komunikasi sederhana mulai pernah membaca brosur BAZNAS hanya 14
dari papan pengumuman, brosur, spanduk, orang atau 40% dari responden. Yang menjawab
telpon informasi (call center), SMS center, contact pernah membaca brosur tersebut yang merasa
person, e-mail, WhatsApp, twitter, facebook, line, tidak puas sebanyak 29%, merasa cukup puas
BBM, path dan website. Dari hasil observasi sebanyak 57% dan merasa sangat puas sebanyak
dilapangan, BAZNAS Kota Padang memiliki 14%. Sedangkan yang merasa sangat tidak
teknologi informasi dan komunikasi dalam puas dan sangat puas sekali sebanyak 0%.
pengumpulan dan penyaluran dana zakat Spanduk sebagai salah satu media informasi
antara lain: papan pengumuman, brosur, dan komunikasi BAZNAS bagi mustahik juga
spanduk, call centre (0751) 497873, Contact kurang menarik. Dari sebanyak 35 orang
Person: 081374305258 dan 085274231314, e- responden yang menjawab pernah dengan
mail: baznaskota.padang@baznas.or.id dan sengaja memperhatikan dan membaca spanduk
website (www.baznaspadang.or.id). BAZNAS hanya 7 orang atau 20% dari responden.
Persepsi Mustahik Terhadap Implementasi Dari yang menjawab pernah membaca spanduk
Teknologi Informasi dan Komunikasi di tersebut yang merasa tidak puas sebanyak
BAZNAS Kota Padang 71%, merasa cukup puas sebanyak 29% dan
Papan pengumuman BAZNAS sebagai merasa sangat puas sebanyak 0%. Sedangkan
alat informasi dan komunikasi dengan mustahik, yang merasa sangat tidak puas dan sangat
ternyata kurang diminati oleh mustahik itu puas sekali sebanyak 0%.
sendiri, dari 35 orang responden yang menjawab Call center (0751) sebagai pusat informasi
234 & JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) - Volume 3, Nomor 2, Juli – Desember 2018

dan komunikasi BAZNAS dengan semua pihak dan menguasai seluruh program kerja BAZNAS
termasuk dengan mustahik, call center cukup dan jika memungkinkan jumlah contact person
diminati oleh mustahik. Hal ini ditunjukan lebih baik ditambah. Adapun media informasi
oleh data hasil penelitian bahwa 26 dari 35 dan komunikasi lewat email dan website yang
orang atau 74% responden pernah menghubungi dimiliki oleh BAZNAS Kota Padang, responden
call center BAZNAS Kota Padang. Akan tetapi menyatakan tidak pernah menggunakan.
yang menjadi catatan penting adalah bahwa Persepsi Muzakki Terhadap Implementasi
dari sebanyak 26 orang responden tersebut Teknologi Informasi dan Komunikasi di
merasa cukup puas sebanyak 81% sedangkan BAZNAS Kota Padang

yang merasa tidak puas 19%. Sementara itu Dari jawaban responden terhadap Papan

yang merasa sangat tidak puas, sangat puas, pengumuman BAZNAS sebagai alat informasi

dan sangat puas sekali tidak ada. dan komunikasi bagi muzakki, ternyata tidak

Contact person sebagai representative dan ada yang berminat untuk membacanya, dari

sumber informasi dan komunikasi BAZNAS 35 tidak satu orangpun responden yang menjawab

dengan semua pihak termasuk muzakki dan pernah membaca papan pengumuman BAZNAS.

mustahik. Contact person sebagai sumber Selain tidak pernah datang ke kantor BAZNAS

informasi dan komunikasi BAZNAS dengan secara langsung, para muzakki juga merasa

mustahik ternyata sangat diminati, ini terlihat tidak ada kebutuhan atas papan pengumuman

dari jawaban responden ketika ditanya pernah tersebut. Brosur sebagai media informasi

atau tidak menghubungi contact person. Seluruh dan komunikasi juga tidak diminati oleh

responden menyatakan pernah menghubungi muzakki. Dari sebanyak 35 orang responden

contact person BAZNAS Kota Padang, setelah yang menjawab pernah membaca brosur BAZNAS

pernah menghubungi contact person, mustahik hanya 5 orang atau 14% dari responden. Yang

yang merasa sangat tidak puas sebanyak 1 menjawab pernah membaca brosur tersebut

orang saja atau, yang merasa tidak puas yang merasa tidak puas sebanyak 2 responden,

sebanyak 5 orang, merasa cukup puas 21 merasa cukup puas sebanyak 3 orang.

orang responden, merasa sangat puas 6 Spanduk sebagai salah satu media informasi

orang responden dan terakhir yang merasa dan komunikasi BAZNAS dengan muzakki

sangat puas sekali orang responden. Dari juga kurang menarik. Dari sebanyak 35 orang

sisi ini sangat penting bagi BAZNAS untuk responden yang menjawab pernah dengan

menunjuk contact person yang bersahabat, ramah, sengaja memperhatikan dan membaca spanduk
Implementasi Teknologi Informasi (Winda Afriyenis, Anita Ade Rahma & Febri Aldi) & 235

BAZNAS hanya 9 orang atau 26% dari responden. Semuanya merasa cukup puas
responden. Dari responden yang menjawab setelah menghubungi kontak person BAZNAS
pernah membaca spanduk tersebut yang merasa Kota Padang.
tidak puas sebanyak 11%, merasa cukup puas Adapun bagi muzakki media informasi
sebanyak 55% dan merasa sangat puas sebanyak dan komunikasi lewat email dan website
33%. Sedangkan yang merasa sangat tidak yang dimiliki oleh BAZNAS Kota Padang,
puas dan sangat puas sekali sebanyak 0%. seluruh responden menyatakan pernah
Bagi muzakki Call center (0751) sebagai mengakses atau menggunakannya. Dari 35
pusat informasi dan komunikasi BAZNAS responden yang pernah mengakses atau
dengan semua pihak termasuk dengan muzakki, menggunakan email terkait BAZNAS 26 %
call center cukup diminati oleh muzakki. Hal dari responden merasa cukup puas, 57 %
ini ditunjukan oleh data hasil penelitian bahwa Muzakki merasa sangat puas, dan Muzakki
27 dari 35 orang atau 77% responden pernah yang merasa sangat puas sekali sebanyak 17%.
menghubungi call center BAZNAS Kota Padang. KESIMPULAN
Akan tetapi yang menjadi catatan penting Untuk mendukung aktifitas operasional
adalah bahwa dari sebanyak 27 orang responden kegiatan BAZNAS Kota Padang, telah
tersebut merasa cukup puas sebanyak 44% didukung oleh teknologi informasi dan
dan sangat puas sebanyak 44% juga, sedangkan komunikasi dari teknologi yang sederhana
yang merasa tidak puas 4%. Sementara itu sampai dengan menggunakan teknologi
yang merasa sangat tidak puas, dan sangat internet dan digital. Teknologi informasi dan
puas sekali tidak ada. komunikasi sederhana mulai dari papan
Contact person sebagai representatif dan pengumuman, brosur, spanduk, telpon informasi
sumber informasi dan komunikasi BAZNAS (call center), SMS center, contact person, e-mail,
dengan semua pihak termasuk muzakki. WhatsApp, twitter, facebook, line, BBM, path
Contact person sebagai sumber informasi dan dan website. Dari hasil observasi dilapangan,
komunikasi BAZNAS dengan muzakki ternyata BAZNAS Kota Padang memiliki teknologi
kurang diminati, ini terlihat dari jawaban informasi dan komunikasi pengumpulan dan
responden ketika ditanya pernah atau tidak penyaluran dana zakat antara lain: papan
menghubungi contact person. Hanya sebanyak 4 pengumuman, brosur, spanduk, call centre
orang responden yang pernah menghubungi (0751) 497873, contact person: 081374305258 dan
kontak person atau sebanyak 11% dari 35 085274231314, e-mail: baznaskota.padang@
236 & JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) - Volume 3, Nomor 2, Juli – Desember 2018

baznas.or.id dan website: www.baznaspadang.or.id. Badan Amil Zakat Nasional. Jurnal Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Dakwah, 1(1).
Dewanta, A.S. (1995). Kemiskinan dan Kesenjangan Mujahidin, A. (2013). Ekonomi Islam: Sejarah,
di Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media. Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar. Jakarta:
Hamudy, M. I. A. (2008). Pengentasan Rakyat Raja Grafindo Persada.
Miskin dan Pembangunan Manusia di Jawa Rozalinda. (2014). Ekonomi Islam; Teori dan
Barat. Bandung: PPS FISIP UNPAD. Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta:
Kurniawan R.C. (2004). Poverty Pathology An Rajawali Press.
Ironic of A Country. Lampung: Department Saleh, S. (2002). Faktor-Faktor Penentu Tingkat
of Governmental Science – Faculty of Kemiskinan Regional di Indonesia. Economic
Social and Politics Sciences, UNILA. Journal of Emerging Markets, 7(2): 87-102.
Kuncaraningsih, H. S., & Ridla, M. R. (2015). Suryawati, C. (2005). Memahami Kemiskinan
Good Corporate Governance dalam Secara Multidimensional. Jurnal Manajemen
Meningkatkan Kepuasan Muzakki di Pelayanan Kesehatan, 8(03): 121-129.

Anda mungkin juga menyukai