PEMERATAAN PENDAPATAN
A. Pendahuluan
Kemiskinan merupakan Salah satu permaslahan ekonomi dalam sutu
bangsa sebagai akibat kurangnya pemerataan pendapatan. Tingginya angka
kemiskinan kan membawa dampak bruk bagi kemakmuran suatu negara
karena
akan
meningkatkan
angka
krminalitas
dalam
suatu
negarea
Meningkatkan
pendapatan
dan
daya
beli
masyarakat
sebaga
agama
rahmatan
lil
alamin
selalu
menekankan
miskin. Masyarakat
Islam,
memaksimalkan
pemerataan
fungsi
zakat
pendapatan
secara
dapat
produktif
dilakukan
dan
dengan
maksimal.
kemiskinan
dan
meningkatkan
kemampuan
daya
beli
bersabda, Islam dibangun berdasarkan lima, bersaksi bahwa tidak ada tuhan
kecuali
Allah
dan
Muhammad
sebagai
Nabi-nya,
mendirikan
shalat,
hartanya,
karena
zakat
akan
memaksa
mereka
untuk
2 Fahruddin, fiqh dan manajemen zakat di Indonesia, (Malang: UIN Malang Press,
2008), hal 6.
3 Hasbi ash shiddieqy, pedoman zakat, (Jakarta: bulan bintang, 1975), hal. 34.
satu
nishab.
Adapaun
dalam
hubungan
horizonsal,
konsumtif
akan
tetapi
juga
bertujuan
untuk
mengentaskan
1,73 triliun,4 dan tahun 2013 diperkirakan perolehan zakat mencapai Rp 2,5
triliun. Ini membuat rata-rata perolehan zakat sejak lima tahun terakhir
mencapai 24,46 persen.5
Dalam meningkatkan produktifitas mustahik, zakat dapat menajdi
salah satu alternative dalam memberdayakan usaha mustahik. Hal ini
dikarenakan karena zakat yang disalurkan salam bentuk modal usaha akan
membangkitkan semangat kemandirian mustahik untuk berhenti bergantung
kepada orang lain. Ketika produktifitas usaha mustahik meningkat maka
kesenjangan pendapatan kemiskinanan akan segera teratasi sehingga dapat
mengurangi angka kemiskinan di masyarakat.
Permasalahan mendasar dalam mendayakan dana zakat adalah
bagaimana mendayakan fungsi zakat dari yang bersifat konsumtif tradisonal
menjadi produktif kreatif sehingga penafaatan dana zakat benar-benar
mampu meningkatkan perekonomi masyarakat. Pemanfaatan zakat akan
sangat bergantung dalam pengelolaannya. Apabila pengelolaannya baik,
manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat. Pada umumnya, penggunakan
zakat dialokasikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:6
a. Untuk
meringankan
penderitaan
masyarakat.
Biasanya,
jika
tempat
daerah,
ibadah,
zakat
madrasah
digunakan
dan
untuk
panti
usaha
Misalnya
asuha.
Di
pertanian,
meneriam
uang
zakat
dari
masyarakat
dan
Surakarta
membeli
kambing
dari
uang
zakat
untuk
dan
perguruan
ilmu
tinggi
Quran,
swasta,
honorarium
mebiayai
guru
proyek
gaji,
yatim
membantu
piatu
dan
sebagainya.
c. Untuk memperluas lapangan kerja. Oleh karena itu, beberapa panti
asuhan di Jawa Tengah, zakat dipergunakan untuk membuka
lapangan kerja bagi fakir miskin, dengan jalan memberikan kepada
mereka peralatan usaha seperti alat cukur, mesin jahit dan modal
berjualan.
d. Untuk lumbung paceklik. Di bererapa daerah di Jawa Tengah
misalnya di Magelang, zakat hasil bumi dikumpulkan wakktu panen
dan dimasukkan kedalam lumbung paceklik (depot logistic). Di
yang
memerlukannya
dengan
syarat
harus
kemungkinan
perubahan/
pergeseran
kurva
permintaan
dan
permintaan
berkurang
(kurva
permintaan
bergeser
ke
kiri),
7 Tati suhartati joerson dan M. Fathorrazi, teori ekonomi mikro, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012) hal. 28.
Dari gambar A.1, terlihat bahwa harga barang modal di pasar orang
kaya dan pasar orang miskin mencapai titik ekuilibrium pada harga PE1.
Apabila pendapatan orang-orang di pasar orang kaya meningkat, maka funsi
permintaan akan bergeser ke kanan, konskuensinya adalah keseimbangan
harga barang di pasar orang kaya berubah, seperti dari titik A menuju titik B.
kenaikan pendapatan telah menggeser kuantitas barang yang diminta dari
Q1 menjadi Q2 sehingga menggeser harga keseimbangan di pasar orang
kaya dari PE! Ke PE2. Dalam hukum permintaan, semakin tinggi permintaan
akan menyebabkan harga semakin naik.
Bagi seorang produsen, kenaikan kuantitas yang diminta karena
perubahan pendapatan akan lebih menguntungkan dari pada kenaikan
kuantitas yang diminta karena perubahan harga, sebab kenaikan kuantitas
yang diminta karena harga harus ditekan oleh penurunan harga, sedangkan
kenaikan kuantitas yang diminta karena pendapatan, selain menaikkan
kuantitas juga menaikkan harga. Oleh karena produsen akan lebih tertarik
untuk menjual produknya pada suatu daerah konsumen yang lebih subur
daripada konsumen yang mengalami krisis. 8 Dalam hal ini produsen akan
memindah produknya dari pasar orang miskin ke pasar orang kaya.
Dalam teori penawaran, semakin sedikit barang yang diataawkan akan
menyebabkan semakin tinggi pula harga dari suatu barang. Perpindahan
barang dari pasar orang miskin ke pasar orang kaya menyebabkan
penawaran barang modal di pasar orang miskin menurun sehingga hargaharga komuditas barang di pasar orang miskin semakin mahal.
Dalam hal ini zakat memiliki peranan penting dalam meningkatkan
daya beli mustahik. Ketika orang-orang kaya mendistribusikan kekayaannya
(zakat) kepada orang miskin akan menyebabkan kemapuan daya beli orangorang kaya di harga B sehingga mempengaharui kekuatan permintaan dan
penawaran pada pasar orang kaya sehingga keseimbangan orang kaya
menyesuaikan kembali harga ekulibriumnya pada harga C. sedangkan disisi
lain, zakat yang di distribusikan orang-orang kaya terhadap orang-orang
miskin menyebabkan kemampuan daya beli orang-orang miskin pada
akhirnya akan meningkat sehingga harga keseimbangan bergeras ke arah
harga B di pasar orang-orang miskiin, hal ini sejalan dengan teori permintaan
dimana semakin tinggi permintaan suatu barang yang diminta maka
semakin tinggi pula harga suatu barang.
Timbulnya peningkatan pada pasar orang miskin dapat dibuktikan
ketika
harta
8 Ibid, hal.29.
zakat
dibagikan
kepada
para
mustahik.
Peningkatan
kemampuan daya beli masyarakat miskin tersebut tidak akan pernah terjadi
kecuali dengan adanya penambahan pemasukan, seperti adanya zakat
tersebut. Dengan adanya peningkatan kemampuan daya belinya, para
mustahik diharapakan dapat memaksimalkan dana zakat yang mereka
terima dengan membelanjakannya ke dalam konsumsi produktif seperti
barang
modal,
peralatan
usaha
dan
lainnya,
sehingga
efektifitas
dana
zakat
tetap,meningkatkan
tersebut
usaha,
fakir
miskin
mengembangkan
akan
mendapatkan
usaha
serta
penghasilan
mereka
dapat
yang
terpercaya
untuk
pengalokasian,
pendayagunaan,
dan
pendistribusian dana zakat, mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan
mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat
tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut
zakat
kepada
kaum
dhuafa
(mustahik)
akan
terjadi
kenaikan
New
Demanderpotensial
sehingga
akan
meningkatkan
D. Kesimpulan
Dalam perekonomian modern pendayagunaan dan pengelolaan dana
zakat secara professional dapat meningkatkan perekonomian mustahik.
Permasalahan mendasar dalam pengelolaan zakat adalah bagaimana
mengubah pola peberdayaan zakat dari konsumtif tradisiona menjadi
produktif kreatif. Zakat dalam perspektif mikro dapat mempengaharui
pendapatan dan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat yang
dapat mempengaharui keseimbangan pasar. Dengan menyalurkannya pada
kegiatan produktif diharapakan dapat tumbuhdan berkembang sehingga
mampu menjadikan para mustahik untuk bisa mandiri dan menjadi sorang
muzakki sehingga pendayagunaan zakat tersebut dapat meningkatkan
perekonomiam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, kebijakan fiscal dan moneter dalam ekonom islam, (Jakarta:
salemba empat, 2002
Didin khafiuddin, zakat dalam perekonomian modern, Jakarta: gema insane,
2002.
Muhammad bin shaleh al utsmani, fatawa fi ahkamiz zakat, penerj ghazali
mukri, Surakarta: al Qawam, 2011.
Ali hasan, zakat dan infak: salah satu solusi mengatasi problema social di
Indonesia, Jakarta: kencana, 2008.
Abdul al hamid mahud al baly, ekonomi zakat: sebuah kajian moneter dan
keuangan syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2008.
Sumarin, ekonomi islam sebuah pendekatan ekonomi mikro pespektif islam,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Soeharno, teori mikro ekonomi, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2009.
Sudarsono, pengantar ekonomi mikro, Jakarta: LP3ES, 1995.
Sudarsono sukirno, mikro ekonomi teori pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005.