JURNAL
Oleh:
NIM. 13401241076
ABSTRAK
Kajian ini diangkat berdasarkan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan upaya
Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan melalui sektor pariwisata.
Selain itu juga bertujuan untuk mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi Pemerintah
Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan melalui sektor pariwisata.Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek
penelitian menggunakan teknik purposive, dengan subjek penelitian yaitu: Kepala Bidang
Pengembangan Pariwisata dan Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Pariwisata.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data menggunakan cross check. Selanjutnya, teknik analisis data
menggunakan teknik analisis data induktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kabupaten
Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan melalui sektor pariwisata meliputi; (1) program
pengembangan desa wisata; dan (2) program pengembangan destinasi wisata. Hambatan yang
dihadapi Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan melalui sektor
pariwisata diantaranya meliputi; (1) kurangnya Sumber Daya Manusia di Dinas Kepemudaan dan
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kebumen, (2) keterbatasan anggaran dana; (3) kurangnya
dukungan masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
Kata kunci: Pemerintah Kabupaten Kebumen, pengentasan kemiskinan, sektor pariwisata
The research was aimed to describe the poverty reduction efforts of Kebumen Regency
Government through tourism sector. It was also aimed to describe the obstacles faced by the
Government in poverty reduction efforts through tourism sector. This was descriptive reseach
using qualitative approach. Purposeive technique was deployed for Informant selection. The
subject of this research included the Head of Tourism Development and the Head of Tourism
Resources Development Section. The data were collected through interview and documentation
techniques. Cross Check technique was employed to gain data validity. Data analysis used
inductive data analysis, including data reduction, data display and conclusion. The results showed
that the poverty reduction efforts of Kebumen Regency Government through tourism sector
included; (1) tourism village development program; and (2) tourism destination development
program. The obstacles faced by Kebumen Regency Government in poverty reduction through
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)2
tourism sector included; (1) lack of human resources (HR), (2) budget constraints; (3) lack of
locals' support in tourism development.
Keywords: Kebumen Regency Government, poverty reduction, tourism sector
bagaimana manfaat yang dirasakan oleh cenderung masih tinggi. Hal ini dibuktikan
penerima program (Tukiran dkk, 2010: 81). dengan data persentase penduduk miskin di
Terkait dengan persoalan Indonesia pada tahun 2014 sebesar 10,96%.
kemiskinan, sektor pariwisata merupakan Kemudian pada tahun 2015 persentase
salah satu sektor yang cukup strategis dalam kemiskinan penduduk di Indonesia
memecahkan persoalan kemiskinan. Hal ini meningkat mencapai 11,13%.
dikarenakan sektor pariwisata diyakini tidak Selanjutnyapada tahun 2016 persentase
hanya sekedar mampu menjadi sektor penduduk miskin di Indonesia sedikit
andalan dalam usaha meningkatkan menurun menjadi 10,7%
perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi (https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/vi
juga mampu memberikan kontribusi untuk ew/id/1119 diakses pada 16 Agustus 2017.
meningkatkan perekonomian masyarakat Pulau Jawa sebagai pulau dengan
dalam rangka mengentaskan kemiskinan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia
(Yoeti, 2008: 14). Beberapa kontribusi yang sedikit banyak menyumbang angka
diperoleh dari pengembangan pariwisata kemiskinan di Indonesia. Dari tujuh provinsi
seperti lapangan pekerjaan baru, peningkatan yang berada di Pulau Jawa, Provinsi Jawa
pendapatan masyarakat, peningkatan Tengah berada pada posisi pertama sebagai
penerimaan pajak pemerintah dan retribusi provinsi dengan persentase angka
daerah, mendorong peningkatan investasi kemiskinan tertinggi pada tahun 2016 yakni
dari sektor industri pariwisata dan sektor mencapai 13,19%. Kemudian posisi dua
ekonomi lainnya. Dengan demikian sektor sampai dengan tujuh ditempati oleh Provinsi
pariwisata menjadi salah satu sumber DIY dengan persentase kemiskinan sebesar
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang secara 13,1%, Provinsi Jawa Timur 11,85%,
tidak langsung memberikan kontribusi Provinsi Jawa Barat 8,77%, Provinsi Banten
terhadap pengentasan kemiskinan(I Putu 5,36% dan Provinsi DKI Jakarta dengan
Anom, 2010: 4). persentase kemiskinan hanya 3,75%
Berdasarkan data persentase (https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/i
penduduk miskin di Indonesia yang d/1219 diakses pada 16 November 2016).
dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Sebagai Provinsi dengan angka
dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tingkat kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa, perlu
kemiskinan penduduk di Indonesia
4 Jurnal civics, Oktober 2017
dilihat kondisi kemiskinan di kabupaten- hanya memiliki 7 (tujuh) objek wisata yang
kabupaten yang berada di Provinsi Jawa terdiri dari jenis wisata alam dan buatan.
Tengah pada tahun 2016. Lima Kabupaten di Beberapa objek wisata Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah dengan angka kemiskinan diantaranya adalah Dataran Tinggi Dieng,
paling tinggi adalah Kabupaten Wonosobo Telaga Menjer, Makam Surodilogo, Lembah
dengan persentase kemiskinan sebesar Dieng, Gelanggang Renang Mangli,
20,53%, disusul oleh Kabupaten Kebumen Pemandin Kalianget, dan Waduk
yang menempati peringkat dua dengan Wadaslintang. Sedangkan Kabupaten
persentase kemiskinan sebesar 19.86 %. Kebumen memiliki berbagai macam objek
Kemudian Kabupaten Brebes, Purbalingga, wisata, seperti:
dan Rembang menempati peringkat tiga a. Wisata pantai: Pantai Petanahan, Pantai
sampai lima dengan masing-masing angka Suwuk, Pantai Karangbolong, Pantai
kemiskinan sebesar 19,47%. 18,98%, dan Menganti, Pantai Logending, Pantai
18,54% (http://jateng.bps.go.id/linkTabelSta Lampon
tis/view/id/1386diakses pada 16 Agustus b. Wisata Goa: Goa Jatijajar, Goa Petruk,
2017). dan Goa Barat
Data tersebut menunjukkan bahwa c. Wisata sejarah: Benteng Van der wijck
angka kemiskinan penduduk Kabupaten d. Wisata waduk: Waduk Sempor dan
Kebumen masih tinggi. Meskipun angka Waduk Wadaslintang
kemiskinan Kabupaten Kebumen berada di e. Wisata Air Panas: Pemandian Air Panas
bawah Kabupaten Wonosobo, tetapi jika (PAP) Krakal
dilihat dari sektor pariwisata sebagai salah f. Wisata Pendidikan: Lembaga Ilmu
satu penyumbang PAD maka seharusnya Pengetahuan Indonsia (LIPI)
dengan adanya sektor pariwisata dapat Karangsambung, Hutan Mangrove dan
meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Wisata Inggris Kebumen.
sehingga angka kemiskinan di Kabupaten Apabila memperhatikan beragamnya
Kebumen tidak terlalu tinggi. Hal ini karena objek wisata tersebut, maka dapat diketahui
objek pariwisata di Kabupaten Kebumen bahwa Kabupaten Kebumen memiliki
jenisnya lebih beragam dibanding Kabupaten potensi wisata yang menjanjikan dan apabila
Wonosobo. Dibandingkan dengan dikembangkan dengan baik tentu akan
Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo meningkatkan pendapatan daerah yang
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)5
mendorong masyarakat membuka usaha di diadakan acara pameran desa wisata, yakni
bidang pariwisata, baik itu usaha dagang setiap desa wisata menampilkan potensi,
maupun usaha jasa. Hal ini bertujuan untuk kekhasan dan konsep desa wisata yang
membuka peluang dan kesempatan kerja baru dikembangkan kepada para pengunjung
bagi masyarakat sekitar desa wisata sehingga acara tersebut. Kemudian tanggal 21 Mei
mampu meningkatkan perekonomiannya 2017 para peserta festival desa wisata
yang nantinya akan mampu mengentaskan diharuskan mempresentasikan di depan para
kemiskinan. juri mengenai potensi desanya, apa yang
Selanjutnya pembinaan terhadap menjadi nilai jual, kekhasan desanya,
pengelolaan desa wisata sangat bergantung bagaimana pengelolaan desa wisatanya,
kepada kesiapan dan dukungan masyarakat program selanjutnya guna pengembangan
itu sendiri. Hal ini karena masyarakat, baik desa wisatanya, bantuan yang dibutuhkan
sebagai pengelola maupun sebagai pelayan dari pemerintah, serta kendala dalam
akan bersinggungan langsung dengan para pengelolaan maupun pengembangannya.
wisatawan. Pembinaan kepada pokdarwis Tujuan diadakannya festival desa
selaku pengelola desa wisata yang dilakukan wisata tersebut adalah untuk
oleh Disporawisata meliputi manajemen mempromosikan desa wisata kepada
pengelolaan yang baik, pemanfaatan potensi masyarakat dan untuk mengetahui
wisata secara bijak, pengelolaan limbah, bagaimana perkembangan desa wisata yang
penataan ruang, dan pengadaan sarana dan ada di Kabupaten Kebumen. Selain itu
prasara. dengan adanya festival desa wisata ini, para
b. Promosi peserta dapat memperoleh manfaat terutama
Disporawisata melakukan promosi dalam segi pengelolaan dan program
desa wisata dengan mengadakan festival desa kedepannya. Para peserta dapat mengukur
wisata tanggal 20 dan 21 Mei 2017 yang sendiri bagaimana kesiapan desanya apabila
bertempat di alun-alun Kabupaten Kebumen dibandingkan dengan desa wisata yang lain.
dan pendopo rumah dinas Bupati. Festival 2. Pengembangan Destinasi Wisata
desa wisata tersebut diikuti 18 desa wisata Pengembangan destinasi wisata
yang ada di Kabupaten Kebumen. menjadi salah satu upaya dari Disporawisata
Festival desa wisata terbagi dalam untuk mengentaskan kemiskinan melalui
dua bagian acara, tanggal 20 Mei 2017 sektor pariwisata di Kabupaten Kebumen.
10 Jurnal civics, Oktober 2017
tujuan kepariwisataan, terutama untuk Unsur amenitas juga sudah terpenuhi dengan
mengentaskan kemiskinan. Menurut Cooper adanya warung, tempat istirahat, toilet,
(dalam Maharani Tri Astuti dan Any Ariani tempat ibadah, dan tempat belanja untuk
Noor, 2016: 26), untuk mencapai destinasi memenuhi kebutuhan wisatawan.
wisata yang baik setidaknya harus memenuhi Selanjutnya unsur ancilliary terpenuhi
empat unsur sebagai berikut: dimana Pemerintah Kabupaten Kebumen
1) Atraksi (attraction), merupakan produk melalui Disporawiata yang menjadi
utama dari sebuah destinasi, atau pengelola destinasi wisata mempunyai
singkatnya apa yang dijual oleh sebuah wewenang untuk mengambil kebijakan
destinasi wisata tersebut. terkait destinasi wisata. Sementara itu unsur
2) Aksesibilitas (accessibility), berhubungan aksesibilitas belum mampu dipenuhi dengan
dengan sarana dan prasarana untuk baik oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen
memudahkan para wisatawan untuk karena akses jalan menuju destinasi wisata
menuju lokasi destinasi wisata. belum tertata dengan baik.
3) Amenitas (amenity), merupakan segala Pengembangan destinasi wisata
fasilitas pendukung untuk memenuhi mampu memberikan kontribusi terhadap
kebutuhan dan keinginan wisatawan usaha percepatan penanggulangan
selama berada di destinasi. kemiskinan di Kabupaten Kebumen dengan
4) Ancilliary adalah pengelola yang memberikan lapangan pekerjaan dan usaha
mempunyai wewenang untuk mengambil baru di bidang pariwisata. Hal ini sesuai
kebijakan terkait keberadaan destinasi dengan Peraturan Daerah Kabupaten
wisata. Kebumen Nomor 20 tahun 2012 tentang
Terkait pengembangan destinasi Percepatan penanggulangan kemiskinan,
wisata yang dilakukan oleh Disporawisata pengembangan destinasi wisata termasuk
setidaknya mampu memenuhi tiga dari empat kedalam kelompok program penanggulangan
unsur destinasi wisata, yakni atraksi, kemiskinan secara langsung ataupun tidak
amenitas, dan ancilliary.Pengembangan langsung dapat meningkatkan kegiatan
destinasi wisata oleh Disporawisata ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
memenuhi unsur atraksi, dimana destinasi miskin.
wisata di Kabupaten Kebumen mempunyai
keindahan yang khas dan mengagumkan.
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)13