Anda di halaman 1dari 16

UPAYA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DALAM PENGENTASAN

KEMISKINAN MELALUI SEKTOR PARIWISATA

JURNAL

Oleh:

Dias Endar Pratama

NIM. 13401241076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
1 Jurnal civics, Oktober 2017

UPAYA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DALAM PENGENTASAN


KEMISKINAN MELALUI SEKTOR PARIWISATA

Dias Endar Pratama


Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum FIS UNY
Diaspratama60@gmail.com

ABSTRAK
Kajian ini diangkat berdasarkan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan upaya
Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan melalui sektor pariwisata.
Selain itu juga bertujuan untuk mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dihadapi Pemerintah
Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan melalui sektor pariwisata.Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek
penelitian menggunakan teknik purposive, dengan subjek penelitian yaitu: Kepala Bidang
Pengembangan Pariwisata dan Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Pariwisata.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Teknik
pemeriksaan keabsahan data menggunakan cross check. Selanjutnya, teknik analisis data
menggunakan teknik analisis data induktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya Pemerintah Kabupaten
Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan melalui sektor pariwisata meliputi; (1) program
pengembangan desa wisata; dan (2) program pengembangan destinasi wisata. Hambatan yang
dihadapi Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan kemiskinan melalui sektor
pariwisata diantaranya meliputi; (1) kurangnya Sumber Daya Manusia di Dinas Kepemudaan dan
Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kebumen, (2) keterbatasan anggaran dana; (3) kurangnya
dukungan masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
Kata kunci: Pemerintah Kabupaten Kebumen, pengentasan kemiskinan, sektor pariwisata

THE POVERTY REDUCTION EFFORTS OF KEBUMEN REGENCY GOVERNMENT


THROUGH TOURISM SECTOR
ABSTRACT

The research was aimed to describe the poverty reduction efforts of Kebumen Regency
Government through tourism sector. It was also aimed to describe the obstacles faced by the
Government in poverty reduction efforts through tourism sector. This was descriptive reseach
using qualitative approach. Purposeive technique was deployed for Informant selection. The
subject of this research included the Head of Tourism Development and the Head of Tourism
Resources Development Section. The data were collected through interview and documentation
techniques. Cross Check technique was employed to gain data validity. Data analysis used
inductive data analysis, including data reduction, data display and conclusion. The results showed
that the poverty reduction efforts of Kebumen Regency Government through tourism sector
included; (1) tourism village development program; and (2) tourism destination development
program. The obstacles faced by Kebumen Regency Government in poverty reduction through
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)2

tourism sector included; (1) lack of human resources (HR), (2) budget constraints; (3) lack of
locals' support in tourism development.
Keywords: Kebumen Regency Government, poverty reduction, tourism sector

PENDAHULUAN tentang Kesejahteraan Sosial. Sasaran utama


Kemiskinan merupakan salah satu yang diamanatkan dalam Undang-Undang
penyakit dalam perekonomian yang harus Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
dicarikan solusi untuk mengentaskannya. Sosial adalah setiap warga negara yang
Kemiskinan tidak bisa dilihat dari satu sudut terkategori mengalami masalah
pandang saja karena merupakan kesejahteraan sosial, yaitu mereka yang
permasalahan yang kompleks dan bersifat miskin, terpencil, rentan sosial ekonomi.
multidimensional. Oleh karena itu Selanjutnya upaya mengatasi masalah
pengentasan kemiskinan harus dilakukan kemiskinan juga diatur dalam Undang-
secara komprehensif, mencakup berbagai Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
aspek kehidupan masyarakat dan Penanganan Fakir Miskin. Dalam peraturan
dilaksanakan secara terpadu (Nasir dkk, tersebut disebutkan bahwa pemerintah
2008:27). Pentingnya masalah kemiskinan daerah juga mempunyai peran dan tanggung
untuk segera diatasi berkaitan dengan jawab dalam mengatasi masalah kemiskinan
pemenuhan jaminan kesejahteraan sosial yang berupa pembentukan kebijakan,
bagi masyarakat. Hal ini seperti yang program dan kegiatan pemberdayaan,
diamanatkan oleh Pasal 28H ayat (1) pendampingan, serta fasilitas yang bertujuan
Undang-Undang Dasar Negara Republik untuk mengatasi masalah kemiskinan di
Indonesia 1945 bahwasanya “Setiap orang daerah.
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, Sejak diberlakukannya undang-
bertempat tinggal, dan mendapatkan undang tentang penanganan fakir miskin,
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta pemerintahan pusat maupun daerah telah
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. menggulirkan berbagai program di
Dalam rangka pemenuhan jaminan masyarakat sebagai upaya mengatasi
kesejahteraan sosial bagi masyarakat sebagai kemiskinan, baik yang bersifat bantuan
salah satu upaya mengatasi masalah maupun pemberdayaan. Namun secara
kemiskinan, maka pemerintah mengeluarkan umum belum diketahui bagaimana program-
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 program kemiskinan tersebut berjalan dan
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)3

bagaimana manfaat yang dirasakan oleh cenderung masih tinggi. Hal ini dibuktikan
penerima program (Tukiran dkk, 2010: 81). dengan data persentase penduduk miskin di
Terkait dengan persoalan Indonesia pada tahun 2014 sebesar 10,96%.
kemiskinan, sektor pariwisata merupakan Kemudian pada tahun 2015 persentase
salah satu sektor yang cukup strategis dalam kemiskinan penduduk di Indonesia
memecahkan persoalan kemiskinan. Hal ini meningkat mencapai 11,13%.
dikarenakan sektor pariwisata diyakini tidak Selanjutnyapada tahun 2016 persentase
hanya sekedar mampu menjadi sektor penduduk miskin di Indonesia sedikit
andalan dalam usaha meningkatkan menurun menjadi 10,7%
perolehan devisa untuk pembangunan, tetapi (https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/vi
juga mampu memberikan kontribusi untuk ew/id/1119 diakses pada 16 Agustus 2017.
meningkatkan perekonomian masyarakat Pulau Jawa sebagai pulau dengan
dalam rangka mengentaskan kemiskinan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia
(Yoeti, 2008: 14). Beberapa kontribusi yang sedikit banyak menyumbang angka
diperoleh dari pengembangan pariwisata kemiskinan di Indonesia. Dari tujuh provinsi
seperti lapangan pekerjaan baru, peningkatan yang berada di Pulau Jawa, Provinsi Jawa
pendapatan masyarakat, peningkatan Tengah berada pada posisi pertama sebagai
penerimaan pajak pemerintah dan retribusi provinsi dengan persentase angka
daerah, mendorong peningkatan investasi kemiskinan tertinggi pada tahun 2016 yakni
dari sektor industri pariwisata dan sektor mencapai 13,19%. Kemudian posisi dua
ekonomi lainnya. Dengan demikian sektor sampai dengan tujuh ditempati oleh Provinsi
pariwisata menjadi salah satu sumber DIY dengan persentase kemiskinan sebesar
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang secara 13,1%, Provinsi Jawa Timur 11,85%,
tidak langsung memberikan kontribusi Provinsi Jawa Barat 8,77%, Provinsi Banten
terhadap pengentasan kemiskinan(I Putu 5,36% dan Provinsi DKI Jakarta dengan
Anom, 2010: 4). persentase kemiskinan hanya 3,75%
Berdasarkan data persentase (https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/i
penduduk miskin di Indonesia yang d/1219 diakses pada 16 November 2016).
dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Sebagai Provinsi dengan angka
dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tingkat kemiskinan tertinggi di Pulau Jawa, perlu
kemiskinan penduduk di Indonesia
4 Jurnal civics, Oktober 2017

dilihat kondisi kemiskinan di kabupaten- hanya memiliki 7 (tujuh) objek wisata yang
kabupaten yang berada di Provinsi Jawa terdiri dari jenis wisata alam dan buatan.
Tengah pada tahun 2016. Lima Kabupaten di Beberapa objek wisata Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah dengan angka kemiskinan diantaranya adalah Dataran Tinggi Dieng,
paling tinggi adalah Kabupaten Wonosobo Telaga Menjer, Makam Surodilogo, Lembah
dengan persentase kemiskinan sebesar Dieng, Gelanggang Renang Mangli,
20,53%, disusul oleh Kabupaten Kebumen Pemandin Kalianget, dan Waduk
yang menempati peringkat dua dengan Wadaslintang. Sedangkan Kabupaten
persentase kemiskinan sebesar 19.86 %. Kebumen memiliki berbagai macam objek
Kemudian Kabupaten Brebes, Purbalingga, wisata, seperti:
dan Rembang menempati peringkat tiga a. Wisata pantai: Pantai Petanahan, Pantai
sampai lima dengan masing-masing angka Suwuk, Pantai Karangbolong, Pantai
kemiskinan sebesar 19,47%. 18,98%, dan Menganti, Pantai Logending, Pantai
18,54% (http://jateng.bps.go.id/linkTabelSta Lampon
tis/view/id/1386diakses pada 16 Agustus b. Wisata Goa: Goa Jatijajar, Goa Petruk,
2017). dan Goa Barat
Data tersebut menunjukkan bahwa c. Wisata sejarah: Benteng Van der wijck
angka kemiskinan penduduk Kabupaten d. Wisata waduk: Waduk Sempor dan
Kebumen masih tinggi. Meskipun angka Waduk Wadaslintang
kemiskinan Kabupaten Kebumen berada di e. Wisata Air Panas: Pemandian Air Panas
bawah Kabupaten Wonosobo, tetapi jika (PAP) Krakal
dilihat dari sektor pariwisata sebagai salah f. Wisata Pendidikan: Lembaga Ilmu
satu penyumbang PAD maka seharusnya Pengetahuan Indonsia (LIPI)
dengan adanya sektor pariwisata dapat Karangsambung, Hutan Mangrove dan
meningkatkan perekonomian masyarakat Kampung Wisata Inggris Kebumen.
sehingga angka kemiskinan di Kabupaten Apabila memperhatikan beragamnya
Kebumen tidak terlalu tinggi. Hal ini karena objek wisata tersebut, maka dapat diketahui
objek pariwisata di Kabupaten Kebumen bahwa Kabupaten Kebumen memiliki
jenisnya lebih beragam dibanding Kabupaten potensi wisata yang menjanjikan dan apabila
Wonosobo. Dibandingkan dengan dikembangkan dengan baik tentu akan
Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo meningkatkan pendapatan daerah yang
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)5

secara tidak langsung juga akan dalam mengembangkan pariwisata di


meningkatkan perekonomian masyarakat. Kabupaten Kebumen maka akan berdampak
Terkait dengan kontribusi sektor pariwisata pada peningkatan perekonomian masyarakat
di Kabupaten Kebumen terhadap yang ujungnya akan mampu untuk
peningkatan perekonomian masyarakat dapat mengentaskan kemiskinan. Adanya potensi
dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh wisata yang menjanjikan di Kabupaten
Nizal Athfal Anis tahun 2015 yang berjudul Kebumen tentu cukup mengherankan bila
“Dampak Objek Wisata Alam Jembangan melihat fakta bahwa pada tahun 2016 angka
Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat yang kemiskinan Kabupaten Kebumenmenempati
Bekerja di Sektor Pariwisata Desa peringkat kedua di Jawa Tengah. Sebab
Jembangan Kecamatan Poncowarno seharusnya pemerintah Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen”. Hasil penelitian dapat memanfaatkan potensi pariwisatanya
tersebut disimpulkan bahwa terjadi secara optimal untuk mengentaskan
perubahan sosial masyarakat Desa kemiskinan di Kabupaten Kebumen.
Jembangan berkaitan dengan mata Berdasarkan uraian permasalahan tersebut,
pencaharian yangsebelumnyasebagian besar penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan
bekerja sebagai petani (47,71%), kemudian untuk mendeskripsikan upaya pemerintah
sesudah dibukanya sektor pariwisata (2011- Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan
2015) masyarakat sebagian besar bekerja kemiskinan melalui sektor pariwisata dan
sebagi penjual makanan dan minuman hambatan yang dihadapi pemerintah
(61,344%). Selain itu, juga terjadi perubahan Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan
ekonomi dimana ada peningkatan rata-rata kemiskinan melalui sektor pariwisata.
pendapatan perbulan sebelum dan sesudah METODE PENELITIAN
bekerja di sektor pariwisata sebesar Rp. Jenis dan Pendekatan Penelitian
75.000,- Penelitian ini adalah penelitian
Pada hasil penelitian tersebut deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
menunjukkan bahwa sektor pariwisata akan Penelitian deskriptif kualitatif ini diharapkan
membuka peluang usaha baru bagi mampu mendeskripsikan upaya pemerintah
masyarakat untuk meningkatkan Kabupaten Kebumen dalam mengentaskan
perekonomian. Hal ini mengindikasikan kemiskinan melalui sektor pariwisata dan
bahwa apabila pemerintah daerah lebih serius mendeskripsikan hambatan yang dihadapi
6 Jurnal civics, Oktober 2017

pemerintah Kabupaten Kebumen dalam Teknik analisis data


mengentaskan kemiskinan melalui sektor Teknik analisis data menggunakan
pariwisata. metode deskriptif induktif, yakni
Waktu dan tempat penelitian permasalahan-permasalahan khusus yang
Penelitian ini dilaksanakan pada kemudian ditarik kesimpulan secara umum.
bulan Maret sampai Juni 2017 di Dinas Proses analisis data sesuai dengan pendapat
Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 247-
Kabupaten Kebumen, karena lembaga 253), yakni melalui tahap reduksi data,
tersebut memiliki kewenangan terhadap penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
sektor pariwisata untuk mengentaskan HASIL PENELITIAN DAN
kemiskinan di Kabupaten Kebumen. PEMBAHASAN
Penentuan subjek penelitian Upaya Pemerintah Kabupaten Kebumen
Penentuan subjek penelitian dalam Pengentasan Kemiskinan Melalui
menggunakan teknik purposive. Berdasarkan Sektor Pariwisata
teknik tersebut maka yang menjadi subjek Pemerintah Kabupaten Kebumen,
penelitian adalahKepala Bidang dalam hal ini adalah Dinas Kepemudaan dan
Pengembangan Pariwisata dan Kepala Seksi Olahraga dan Pariwisata (Selanjutnya disebut
Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Disporawisata) selaku bagian dari Perangkat
Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Daerah di Kabupaten Kebumen telah
Pariwisata Kabupaten Kebumen. melaksanakan urusan pemerintahan pilihan
Teknik pengumpulan data dan teknik yakni pengembangan sektor pariwisata.
keabsahan data Adapun sektor pariwisata dikembangkan
Teknik pengumpulan data salah satu tujuannya adalah untuk
menggunakan wawancara dan dokumentasi. mengentaskan kemiskinan di Kabupaten
Selanjutnya data yang diperoleh diuji Kebumen yang masih tinggi. Terdapat dua
keabsahannya menggunakan teknik cross upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah
check. data yang telah ada terlebih dahulu Kabupaten Kebumen dalam pengentasan
dilakukan pemeriksaan data. Teknik kemiskinan melalui sektor pariwisata yakni
pemeriksaan keabsahan data dengan cross dengan pengembangan desa wisata dan
check dilakukan dengan mengecek data hasil pengembangan destinasi wisata.
wawancara dengan data dokumentasi. 1. Pengembangan Desa Wisata
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)7

Desa wisata merupakan wilayah daerahnya dan terlibat dalam


pedesaan yang mempunyai berbagai pembangunannya.
karakteristik dan kekhasan khusus yang dapat Dilihat dari upaya pengentasan
menjadi tujuan pariwisata. Merujuk pada kemiskinan melalui sektor pariwisata,
jenis-jenis pariwisata menurut James J pengembangan desa wisata mencakup
Spillane (2001: 28-31), bahwasannya desa pelibatan masyarakat dalam
wisata masuk kedalam jenis pariwisata untuk pengembangan/pengelolaan dan perluasan
rekreasi dan pariwisata untuk kebudayaan. kesempatan usaha baru. Pelibatan
Sebagai pariwisata untuk rekreasi, desa masyarakat dalam pengembangan desa
wisata memberikan tempat yang nyaman dan wisata ini terlihat pada pengelolaannya yang
tenang yang sangat cocok untuk memulihkan semua diserahkan kepada masyarakat
kesegaran jasmani dan rohani. Kemudian melalui kelompok sadar wisata (pokdarwis)
sebagai desa pariwisata untuk kebudayaan, dimana anggota-anggota pokdarwis tersebut
desa wisata memberikan berbagai atraksi adalah warga masyarakat desa wisata itu
kebudayaan dan adat-istiadat yang ada di sendiri. Pokdarwis dibentuk oleh kesadaran
desa tersebut sehingga memberikan masyarakat sendiri dan dibentuk atas inisiasi
pengalaman dan pengetahuan baru mengenai dari Disporawisata. Melalui pelibatan
kebudayaan bagi para wisatawan. masyarakat dalam pengelolaan pariwisata
Kemudian berkaitan dengan akan menjadikan masyarakat mampu
Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen bernegosiasi dan mengambil keputusan-
Nomor 20 tahun 2012 tentang Percepatan keputusan strategis dalam pengelolaan
Penanggulangan Kemiskinan, sumberdaya pariwisata.
pengembangan desa wisata ini termasuk ke Kemudian pelibatan masyarakat juga
dalam kelompok program penanggulangan dapat memperluas peluang usaha dan
kemiskinan berbasis pemberdayaan meningkatkan kesempatan kerja terutama
masyarakat. Pengembangan desa wisata bagi warga miskin sehingga dapat
berbasis pemberdayaan masyarakat mengentaskan kemiskinan yang merupakan
memungkinkan masyarakat dilibatkan dalam salah satu tujuan pariwisata. Dengan adanya
pengelolaannya, baik secara langsung desa wisata masyarakat mendapat peluang
maupun tidak langsung. masyarakat dituntut
untuk mampu mengembangkan potensi
8 Jurnal civics, Oktober 2017

usaha baru untuk meningkatkan Keberhasilan Desa Wisata


perekonomian seperti penjualan berbagai Jembangan kemudian membuat daerah lain
cenderamata, penyewaan tempat istirahat termotivasi untuk ikut membentuk pokdarwis
atau homestay. Kemudian kesempatan kerja secara mandiri guna menggali potensi yang
masyarakat sekitar juga akan meningkat, ada di desa yang nantinya dapat berkembang
seiring kedatangan para wisatawan yang menjadi desa wisata. Selain itu,
tentunya membutuhkan berbagai akomodasi Disporawisata juga semakin gencar dalam
seperti makanan, minuman, oleh-oleh, menggali potensi-potensi pariwisata yang
transportasi, penyewaan berbagai alat dan ada di desa. Sampai saat ini di Kabupaten
tour guide. Kontribusi penting lain dari Kebumen terdapat 22 desa wisata di 14
pengembangan desa wisata yakni akan Kecamatan. Berkaitan dengan
menambah pemasukan untuk desa yang pengembangan desa wisata, Disporawisata
nantinya bisa dimanfaatkan untuk Kabupaten Kebumen berperan dalam
kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri. melakukan pembinaan dan promosi.
Pengembangan Desa Wisata mulai a. Pembinaan
digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Disporawisata secara berkala dan
Kebumen sejak tahun 2011 dengan Desa berkelanjutan melakukan pembinaan kepada
Wisata Jembangan sebagai pelopornya. pokdarwis selaku pengurus desa wisata yang
Pembukaan Desa Wisata Jembangan tidak dilaksanakan pada hari Selasa minggu kedua
diduga mampu menarik cukup banyak setiap bulannya. Tempat pelaksanaan
wisatawan untuk berkunjung, meski pembinaan bergantian pada setiap desa
kebanyakan masih wisatawan dari wisata, namun untuk awal tahun pembinaan
Kabupaten Kebumen dan daerah lain yang diadakan di kantor Disporawisata Kabupaten
berdekatan seperti Wonosobo, Purworejo, Kebumen. Sistem pembinaan tersebut
maupun Banjarnegara. Semakin banyaknya disesuaikan dengan permintaan dan
wisatawan yang berkunjung telah membuka kebutuhan dari pokdarwis itu sendiri. Fokus
peluang usaha baru bagi masyarakat Desa utama pembinaan ini adalah peningkatan
Jembangan untuk memaksimalkan sektor usaha di bidang pariwisata dan pengelolaan
pariwisata sebagai alternatif untuk desa wisata.
meningkatkan perekonomian mereka. Pembinaan terhadap peningkatan
usaha di bidang pariwisata dilakukan untuk
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)9

mendorong masyarakat membuka usaha di diadakan acara pameran desa wisata, yakni
bidang pariwisata, baik itu usaha dagang setiap desa wisata menampilkan potensi,
maupun usaha jasa. Hal ini bertujuan untuk kekhasan dan konsep desa wisata yang
membuka peluang dan kesempatan kerja baru dikembangkan kepada para pengunjung
bagi masyarakat sekitar desa wisata sehingga acara tersebut. Kemudian tanggal 21 Mei
mampu meningkatkan perekonomiannya 2017 para peserta festival desa wisata
yang nantinya akan mampu mengentaskan diharuskan mempresentasikan di depan para
kemiskinan. juri mengenai potensi desanya, apa yang
Selanjutnya pembinaan terhadap menjadi nilai jual, kekhasan desanya,
pengelolaan desa wisata sangat bergantung bagaimana pengelolaan desa wisatanya,
kepada kesiapan dan dukungan masyarakat program selanjutnya guna pengembangan
itu sendiri. Hal ini karena masyarakat, baik desa wisatanya, bantuan yang dibutuhkan
sebagai pengelola maupun sebagai pelayan dari pemerintah, serta kendala dalam
akan bersinggungan langsung dengan para pengelolaan maupun pengembangannya.
wisatawan. Pembinaan kepada pokdarwis Tujuan diadakannya festival desa
selaku pengelola desa wisata yang dilakukan wisata tersebut adalah untuk
oleh Disporawisata meliputi manajemen mempromosikan desa wisata kepada
pengelolaan yang baik, pemanfaatan potensi masyarakat dan untuk mengetahui
wisata secara bijak, pengelolaan limbah, bagaimana perkembangan desa wisata yang
penataan ruang, dan pengadaan sarana dan ada di Kabupaten Kebumen. Selain itu
prasara. dengan adanya festival desa wisata ini, para
b. Promosi peserta dapat memperoleh manfaat terutama
Disporawisata melakukan promosi dalam segi pengelolaan dan program
desa wisata dengan mengadakan festival desa kedepannya. Para peserta dapat mengukur
wisata tanggal 20 dan 21 Mei 2017 yang sendiri bagaimana kesiapan desanya apabila
bertempat di alun-alun Kabupaten Kebumen dibandingkan dengan desa wisata yang lain.
dan pendopo rumah dinas Bupati. Festival 2. Pengembangan Destinasi Wisata
desa wisata tersebut diikuti 18 desa wisata Pengembangan destinasi wisata
yang ada di Kabupaten Kebumen. menjadi salah satu upaya dari Disporawisata
Festival desa wisata terbagi dalam untuk mengentaskan kemiskinan melalui
dua bagian acara, tanggal 20 Mei 2017 sektor pariwisata di Kabupaten Kebumen.
10 Jurnal civics, Oktober 2017

Disporawisata sendiri dalam pengembangan pekerjaan baru maupun tambahan


destinasi wisata hanya mencakup 9 penghasilan dengan ikut menjadi pemandu
(sembilan) objek wisata. Kesembilan objek wisata.
wisata tersebut meliputi Waduk Sempor, 2) Peningkatan prasarana di objek wisata
Waduk Wadaslintang, Pantai Karangbolong, Disporawisata dalam memfokuskan
Pantai Suwuk, Pantai Petanahan, Goa peningkatan prasarana pada pembangunan
Jatijajar, Pantai Logending, Goa Petruk, dan prasarana baru maupun perbaikan prasarana
Pemandian Air Panas (PAP) Krakal. yang telah rusak. Adapun peningkatan
Pengembangan destinasi wisata oleh prasarana yakni seperti pembangunan pasar
Disporawisata memfokuskan pada wisata dan taman di objek wisata Goa
peningkatan infrastruktur di objek wisata dan Jatijajar, pembangunan gerbang masuk dan
pelibatan masyarakat dalam kepariwisataan. taman di objek wisata Pantai Logending, dan
a. Peningkatan Infrastruktur pembangunan warung, taman, serta fasilitas
Peningkatan infrastruktur yang bermain anak di objek wisata Pantai
dilakukan oleh Disporawisata meliputi Karangbolong.
pengadaan sarana objek wisata dan Pembangunan pasar wisata tersebut
peningkatan prasarana objek wisata. juga memberikan kontribusi nyata terhadap
1) Pengadaan sarana objek wisata upaya pengentasan kemiskinan. Pasar wisata
Peningkatan sarana objek wisata oleh yang terdiri dari 42 kios pedagang di Goa
Disporawisata terwujud dengan pengadaan Jatijajar telah membuka peluang usaha baru
berbagai alat pendukung kegiatan bagi masyarakat sekitar, terutama untuk
kepariwisataan seperti peralatan keselamatan perempuan atau ibu-ibu di desa yang tidak
alat susur goa di objek wisata Goa Jatijajar bekerja. Dengan adanya pasar wisata ini para
dan Goa Barat serta pengadaan kapal wisata perempuan yang sebelumnya tidak bekerja
dan jet ski di objek wisata Pantai Logending. kini sudah punya pendapatan untuk
Pengadaan sarana alat susur goa di objek meningkatkan perekonomian.
wisata Goa Jatijajar dan Goa Barat telah b. Pelibatan masyarakat
membuka kesempatan bagi masyarakat Selain peningkatan sarana dan
sekitar untuk menjadi pemandu wisata. Hal prasarana, pengembangan destinasi wisata
tersebut menjadi kesempatan bagi juga mencakup pelibatan masyarakat dalam
masyarakat sekitar untuk dapat memperoleh kepariwisataan. Adapun keterlibatan
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)11

masyarakat dalam kepariwisataan di Mbak duta wisata sebagai upaya untuk


Kabupaten Kebumen yakni dengan menjadi mempromosikan pariwisata di Kebumen.
Buruh Tak Terlatih (BTT), Mas dan Mbak Duta wisata menjadi pelopor
Duta Wisata, dan ikut dalamkomunitas dibukanya Wisata Pentulu Indah di
pariwisata. Karanggayam dan Bukit Langit di
1) Buruh Tak Terlatih (BTT) Karanganyar. Hal ini patut diapresiasi, sebab
Pengelola pada setiap objek wisata dengan dibukanya objek wisata Pentulu
berjumlah 6 (enam) orang, yang terdiri dari 1 Indah diharapkan dapat meningkatkan
(satu) kepala pengelola dan 5 (lima) staf. peluang usaha masyarakat sehingga mampu
Untuk membantu tugas pengelola yang hanya mengurangi kemiskinan mengingat angka
6 (enam) orang tersebut, maka Disporawisata kemiskinan Kecamatan Karanggayam paling
mempekerjakan masyarakat sekitar objek tinggi di antara Kecamatan lain di Kabupaten
wisata sebagai buruh tak terlatih (BTT) yang Kebumen.
berjumlah 5 (lima) orang. Tugas utama dari 3) Komunitas Pariwisata
BTT ini adalah membantu pengelolaan di Keterlibatan masyarakat dalam
objek wisata terutama untuk mengatasi pengembangan destinasi wisata dapat
permasalahan sampah yang ada di objek dilakukan dengan ikut dalam berbagai
wisata. Pelibatan BTT tersebut selain untuk komunitas-komunitas pariwisata Kebumen
membantu tugas pengelola objek wisata, juga seperti Kebumen Memotret, Kebumen
sebagai upaya untuk mengentaskan Keren, dan Plesir Kebumen. Komunitas
kemiskinan dengan memberikan tambahan pariwisata akan membantu mempromosikan
pendapatan bagi masyarakat sekitar. pariwisata yang ada di Kabupaten Kebumen,
2) Mas dan Mbak Duta Wisata terutama melalui media sosial. Promosi
Disporawisata terus mendorong pariwisata cukup penting dalam upaya
partisipasi masyarakat dalam kepariwisataan pengentasan kemiskinan karena dengan
dengan mengadakan pemilihan Mas dan semakin banyaknya wisatawan yang datang
Mbak duta wisata yang bertugas sebagai agen berwisata, tentu uang yang dibelanjakan
perubahan, pelopor atau penggerak semakin banyak sehingga akan
kesadaran pariwisata di Kabupaten meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kebumen. Banyak event-event pariwisata di Pengembangan destinasi wisata yang
luar Kebumen yang diikuti oleh Mas dan baik dan terencana akan mampu mencapai
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)12

tujuan kepariwisataan, terutama untuk Unsur amenitas juga sudah terpenuhi dengan
mengentaskan kemiskinan. Menurut Cooper adanya warung, tempat istirahat, toilet,
(dalam Maharani Tri Astuti dan Any Ariani tempat ibadah, dan tempat belanja untuk
Noor, 2016: 26), untuk mencapai destinasi memenuhi kebutuhan wisatawan.
wisata yang baik setidaknya harus memenuhi Selanjutnya unsur ancilliary terpenuhi
empat unsur sebagai berikut: dimana Pemerintah Kabupaten Kebumen
1) Atraksi (attraction), merupakan produk melalui Disporawiata yang menjadi
utama dari sebuah destinasi, atau pengelola destinasi wisata mempunyai
singkatnya apa yang dijual oleh sebuah wewenang untuk mengambil kebijakan
destinasi wisata tersebut. terkait destinasi wisata. Sementara itu unsur
2) Aksesibilitas (accessibility), berhubungan aksesibilitas belum mampu dipenuhi dengan
dengan sarana dan prasarana untuk baik oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen
memudahkan para wisatawan untuk karena akses jalan menuju destinasi wisata
menuju lokasi destinasi wisata. belum tertata dengan baik.
3) Amenitas (amenity), merupakan segala Pengembangan destinasi wisata
fasilitas pendukung untuk memenuhi mampu memberikan kontribusi terhadap
kebutuhan dan keinginan wisatawan usaha percepatan penanggulangan
selama berada di destinasi. kemiskinan di Kabupaten Kebumen dengan
4) Ancilliary adalah pengelola yang memberikan lapangan pekerjaan dan usaha
mempunyai wewenang untuk mengambil baru di bidang pariwisata. Hal ini sesuai
kebijakan terkait keberadaan destinasi dengan Peraturan Daerah Kabupaten
wisata. Kebumen Nomor 20 tahun 2012 tentang
Terkait pengembangan destinasi Percepatan penanggulangan kemiskinan,
wisata yang dilakukan oleh Disporawisata pengembangan destinasi wisata termasuk
setidaknya mampu memenuhi tiga dari empat kedalam kelompok program penanggulangan
unsur destinasi wisata, yakni atraksi, kemiskinan secara langsung ataupun tidak
amenitas, dan ancilliary.Pengembangan langsung dapat meningkatkan kegiatan
destinasi wisata oleh Disporawisata ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
memenuhi unsur atraksi, dimana destinasi miskin.
wisata di Kabupaten Kebumen mempunyai
keindahan yang khas dan mengagumkan.
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)13

Hambatan Pemerintah Kabupaten sebagai Buruh Tak Tetap (BTT). Sementara


Kebumen dalam pengentasan Kemiskinan itu seharusnya objek wisata dikelola oleh
Melalui Sektor Pariwisata minimal 10 orang yang juga berperan sebagai
Meskipun berbagai upaya untuk tenaga keamanan.
mengentaskan kemiskinan melalui sektor Kurangnya sumber daya manusia
pariwisata telah dilakukan oleh yang ada baik dari segi kaulitas maupun
Disporawisata Kabupaten Kebumen namun kuantitas tentu sedikit banyak akan
upaya-upaya tersebut belum sepenuhnya berpengaruh terhadap lambannya
berhasil dalam mengentaskan kemiskinan pengembangan pariwisata di Kabupaten
dikarenakan Disporawisata menemui Kebumen. Apabila pengembangan
berbagai hambatan dalam upayanya untuk pariwisata di Kabupaten Kebumen berjalan
mengentaskan kemiskinan melalui sektor lambat maka pengentasan kemiskinan yang
pariwisata. Adapun hambatan-hambatan diharapkan sebagai salah satu multiplayer
yang muncul dalam upaya untuk effect dari pariwisata akan sulit dilaksanakan
mengentaskan kemiskinan melalui sektor oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen.
pariwisata adalah sebagai berikut: 2. Kurangnya anggaran dana
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) Kurangnya anggaran dana dari
Kurangnya SDM di tingkat Pemda Kabupaten Kebumen berpengaruh
Disporawisata sendiri maupun di tingkat terhadap perbaikan dan peningkatan sarana
pengelola objek wisataterletak pada kualitas dan prasarana di objek wisata serta
maupun kuantitasnya. Dilihat dari segi peningkatan pelayanan terhadap para
kualitas, kurangnya sumber daya manusia wisatawan. Perbaikan dan peningkatan
terlihat pada kurangnya tenaga ahli di bidang sarana dan prasarana menjadi agak terhambat
pariwisata yang dimiliki oleh Disporawisata. dengan kurangnya anggaran dana. Banyak
Kemudian dari segi kuantitas kurangnya objek wisata di Kabupaten Kebumen yang
SDM yang dimiliki oleh Disporawisata sarana dan prasarananya masih belum
terlihat pada minimnya jumlah pengelola memadai, seperti di Pemandian Air Panas
yang ada pada objek wisata. Satu objek (PAP) Krakal yang lahan parkirnya sempit
wisata hanya dikelola oleh 5 sampai 6 dan sarana bermain anak banyak yang sudah
pengelola dari Disporawisata yang dibantu rusak.
oleh 5 sampai 6 dari masyarakat sekitar
14 Jurnal civics, Oktober 2017

Dalam rencana strategis Dinas seperti di Pantai Petanahan, pola pikir


Pariwisata dan Kebudayaan (sekarang masyarakat yang masih beranggapan pada
Disporawisata) tahun 2016, anggaran untuk mendapat keuntungan hanya dari penjualan
peningkatan pembangunan sarana dan tiket (ticket oriented), adanya gejolak pada
prasarana pariwisata sebesar Rp sebagian masyarakat yang tidak mendukung
500.000.000,-. Akan tetapi yang diterima pengembangan wisata, ada desa yang
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mengembangkan desa wisatanya hanya
(sekarang Disporawisata) sekitar Rp karena ingin bantuan berupa pembangunan
300.000.000,-. fisik di desanya (proyek oriented), dan
3. Kurangnya dukungan dari masyarakat sebagian masyarakat masih belum mampu
dalam pengembangan pariwisata membaca peluang usaha yang timbul dengan
Sinergitas antar stakeholder adanya kegiatan pariwisata di daerahnya.
pariwisata akan berkontribusi cukup besar SIMPULAN DAN SARAN
dalam mencapai tujuan pengembangan Simpulan
kepariwisataan. Bentuk sinergitas antar Berdasarkan hasil penelitian dan
stakeholder pariwisata tersebut dapat berupa pembahasan mengenai upaya Pemerintah
saling memberi masukan dan evaluasi Kabupaten Kebumen dalam pengentasan
terhadap kebijakan yang akan atau sedang kemiskinan melalui sektor pariwisata, dapat
dilaksanakan dalam pengembangan maupun diambil kesimpulan sebagai berikut:
pengelolaan pariwisata. Salah satu 1. Upaya yang telah dilakukan oleh
stakeholder yang berhubungan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Kabupaten
tersebut tentu saja adalah masyarakat sekitar Kebumen dalam pengentasan kemiskinan
objek wisat yang nantinya akan mendapat melalui sektor pariwisata yakni upaya
manfaat dari adanya kegiatan wisata di pengembangan desa wisata dan
daerahnya. pengembangan destinasi wisata.
Namun masih banyak ditemukan 2. Hambatan yang dihadapi Pemerintah
masyarakat yang belum sepenuhnya Kabupaten Kebumen dalam upaya
mendukung pengembangan dan pengelolaan pengentasan kemiskinan melalui sektor
pariwisata. Pola pikir masyarakat masih lebih pariwisata meliputi kurangnya Sumber
mementingkan profit instan daripada profit Daya Manusia (SDM), kurangnya
jangka panjang, adanya aksi premanisme anggaran dana, dan Kurangnya dukungan
Upaya Pemerintah Kabupaten.... (Dias Endar P.)15

dari masyarakat dalam pengembangan Kepariwisataan Berkelanjutan. Bali:


Udayana University Press.
pariwisata.
James J. Spillane. 2001. Ekonomi
Saran Pariwisata: Sejarah Dan Prospeknya.
Yogyakarta: Kanisius.
1. Meningkatkan SDM baik secara kualitas
Muhammad Nasir, dkk. 2008. Analisis
maupun kuantitas bagi pegawai Dinas Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemiskinan Rumah Tangga di
Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata
Kabupaten Purworejo. Eksekutif Vol.
serta kepada pengelola dan pelaku usaha 5 No. 2, Agustus 2008.
Maharani Tri Astuti dan Any Ariani Noor,
di sektor pariwisata.
2016. Daya Tarik Morotai Sebagai
2. Perlunya program/kebijakan baru dari Destinasi Wisata Dan Bahari. Jurnal
Kepariwisataan Indonesia Vol 11 No.
Pemerintah Kabupaten Kebumen yang
1, Juni 2016.
secara spesifik mampu mengentaskan Oka A Yoeti. 2008. Ekonomi Pariwisata
Introduksi, Informasi, Dan
kemiskinan melalui sektor pariwisata,
Implementasi. Jakarta: Kompas.
seperti pembinaan yang dapat Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen
Nomor 20 Tahun 2012 tentang
menciptakan peluang usaha baru bagi
Percepatan Penanggulangan
masyarakat. Kemiskinan
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
3. Perlunya kerjasama antar dinas dalam
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
upaya pengentasan kemiskinan melalui Bandung: Alfabeta.
Tukiran, Agus Joko Pitoyo, Pande Made
sektor pariwisata.
Kutanegara. 2010. Akses Penduduk
DAFTAR PUSTAKA Miskin Terhadap Kebutuhan Dasar.
Yogyakarta: Pusat Studi
Burhan Bungin. 2012. Metodologi Penelitian Kependudukan dan Kebijakan
Kualitatif: Aktualisasi Metodologi Ke Universitas Gadjah Mada.
Arah Ragam Varian Kontemporer. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Jakarta: Rajawali Press. Indonesia 1945.
http://jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/i Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
d/1386 diakses pada tanggal 16 tentang Kepariwisataan.
Agustus 2017 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/vie tentang Kesejahteraan Sosial.
w/id/1119 diakses pada tanggal 16 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011
Agustus 2017 tentang Penanganan Fakir Miskin.
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/vie
w/id/1219 diakses pada tanggal 16
Agustus 2017
I Putu Anom. 2010. Pariwisata
Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis
Global: Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai