Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Kode Pos. 31545

OUTLINE RENCANA JUDUL SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini mengajukan rencana judul skripsi sebagai
berikut:

1.1. Judul Skripsi


Pemberdayaan Petani Melalui Program BLM PUAP ( Bantuan Langsung
Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) di Kabupaten Pasawaran

1.2. Latar Belakang


Krisis ekonomi yang berkepanjangan serta dibarengi pula dengan krisis politik
semakin memperparah beban hidup yang dipukul masyarakat. Hingga sekarang
masyarakat hidup dalam keterpurukan. Peningkatan kasus kriminalitas yang tiap
harinya semakin bertambah, mengindikasikan bahwa Indonesia termasuk di
dalamnya provinsi Lampung menghadapi permasalahan yang sangat berat dan
kompleks yang saling terkait antara satu variable ke variable lainnya, yaitu
kemiskinan.
Awal kemerdekaan atau yang lebih dikenal dengan orde lama masa pemerintahan
Presiden Ir. Soekarno, Indonesia memang miskin, kerena beliau percaya akan

rakyatnya dan menolak penandatanganan UU Penanaman Model Asing, namun


kejayaan Soekarno berakhir carut marut permasalahan di Indonesia semakin
kompleks, kerena munculnya rezim orde baru pemerintahan Soeharto yang
menjadi tangan yang memperparah keadaan Indonesia dengan pengesahan UU
Penanaman Modal Asing ke indonesia. Alih alih bertujuan untuk
mensejahterakan Indonesia membantu bangkit dari keterpurukan, malah
sebaliknya membuat Indonesia miskin semiskin miskinnya.

Kesejahteraan

sosial yang di inginkan masyarakat menurut UU tentang Kesejahteraan sosial No.


11 tahun 2009 pasal 1 dan 2 menyatakan :
Pasal (1) Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Pasal (2)
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan
berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial. Pemberdayaan sosial masyarakat berdasarkan pasal ini
melalui PNPM Mandiri kemudian mengarah pada sektor pertanian melaui
program PUAP.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2012 tercatat sebesar
29,13 juta jiwa (11,96 persen) dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin
pada bulan Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang (12,49 persen). Selama
periode bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Maret 2012, penduduk miskin di

daerah perkotaan berkurang sekitar 399,5 ribu orang (dari 11,05 juta orang pada
bulan Maret 2011 menjadi 10,65 juta orang pada bulan Maret 2012), sementara di
daerah perdesaan berkurang 487 ribu orang (dari 18,97 juta orang pada bulan
Maret 2011 menjadi 18,48 juta orang pada bulan Maret 2012). Persentase
penduduk miskin di daerah perkotaan pada bulan Maret 2011 sebesar 9,23 persen,
menurun menjadi 8,78 persen pada bulan Maret 2012. Begitu juga dengan
penduduk miskin di daerah perdesaan, yaitu dari 15,72 persen pada bulan Maret
2011 menjadi 15,12 persen pada bulan Maret 2012.

Perkembangan kemiskinan di Indonesia 2004 - 2012

Sumber: diolah dari data survey social ekonomi nasional

Sedangkan angka tingkat kemiskinan di Lampung menurut BPS terlihat pada


tabel, sebagai berikut:

Tabel Jumlah Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Lampung, 2005-2011 (000)
No. Kabupaten/Kota 2005 1) 2006 1) 2007 1) 2008 1) 2009 1)
(1)

(2)

Lampung Barat

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

2010 1)

2011 2)

(8)

(9)

96,8

96,2

96,7

86,1

79,5

71,8

67,9

Tanggamus

167,3

181,0

188,2

179,3

174,9

98,0

92,7

Lampung Selatan

329,2

364,5

371,8

351,2

222,5

187,9

177,7

Lampung Timur

248,4

256,2

261,9

228,4

206,3

200,4

189,5

Lampung Tengah

228,2

252.,7

263,0

242,0

230,7

197,7

187,0

Lampung Utara

182,5

181,2

185,3

182,9

171,0

164,7

155,8

Way Kanan

108,4

94,6

96,8

84,1

79,2

76,6

72,5

Tulangbawang

122,0

106,1

103,6

90,9

86,8

43,0

40,7

Pesawaran

100,9

81,5

77,1

10 Pringsewu

45,4

43,0

11 Mesuji

16,2

15,3

12 Tulang Bawang Barat

19,1

18,1

13 Kota Bandar
Lampung

81,2

89,9

78,8

130,9

123,9

128,6

121,6

14 Kota Metro

8,6

15,5

15,5

22,1

21,2

20,1

19,0

1.572,6 1.683,8 1.661,7 1.597,8

1.496,9

Provinsi Lampung 3)

1.479,9 1.298,7

Kemiskinan di perdesaan akan terus menjadi masalah pokok nasional sehingga


penanggulangan kemiskinan tetap menjadi program prioritas untuk tercapainya
kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Oleh karena itu pembangunan ekonomi
nasional berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung maupun tidak langsung
akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin. Permasalahan mendasar
yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar
dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Oleh karena itu program
penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang dan kesepakatan global untuk mencapai Tujuan


Millenium. Program penanggulangan kemiskinan (pro-poor growth policy) telah
banyak dilakukan, baik secara nasional, ditingkat propinsi maupun yang
dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota. Namun sering pada sasaran yang tidak
semestinya menerima. Menurut laporan Bank Dunia (2003) dalam Elfindri (2008)
ada beberapa aspek yang menyebabkan program penanggulangan kemiskinan
yang selama ini berjalan tidak efektif, yaitu :
a. kemampuan pemerintah pusat dan daerah dalam mengimplementasikan setiap
program masih terbatas;
b. masih terbatasnya database kemiskinan sehingga sulit menjadikan program
tepat sasaran dan pengawasan program masih lemah;
c. kebanyakan program pengentasan kemiskinan terutama yang dibiayai
pemerintah dan lembaga donor menggunakan project to project basis sehingga
sulit menghasilkan proyek yang berkelanjutan;
d. masih maraknya praktek-praktek korupsi di Indonesia;
e. kurangnya partisipasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Ada beberapa faktor penting yang menyebabkan kesulitan dalam menilai dampak
dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia dan kebanyakan
negara berkembang. Faktor tersebut antara lain adalah : tidak tepatnya dalam
menetapkan sasaran, tidak berurutan waktu program, kurang pahamnya tenaga
pemerintah dalam melaksanakan, termasuk korupsi, kurangnya persiapan tenaga
dalam mendampingi program, kecilnya bentuk bantuan dan kurangnya informasi
(Elfindri, 2005).
Kementerian Pertanian mulai tahun 2008 telah melaksanakan program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di bawah koordinasi
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan

berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat. Untuk pelaksanaan


PUAP

di

Departemen

Pertanian,

Menteri

Pertanian

membentuk

Tim

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan melalui Keputusan Menteri Pertanian


(KEPMENTAN) Nomor 05/Permentan/OT.140/1/2013. PUAP merupakan bentuk
fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani
penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Berdasarkan keputusan
Gubernur Lampung Nomor: G/456/III.12/HK/2010 tentang pembentukan tim
pembina program PUAP, Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) merupakan
kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi
anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP,
GAPOKTAN didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra
Tani. GAPOKTAN PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang
dimiliki dan dikelola petani. Untuk mencapai tujuan PUAP, yaitu mengurangi
tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja diperdesaan, PUAP
dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan. Selanjutnya berdasarkan strategi
dasar PUAP yang meliputi:otimalisasi potensi usaha agribisnis desa miskin dan
tertinggal, penguatan modal usaha bagi petani kecil dan pelatihan pendampingan
GAPOKTAN. Dengan adanya program PUAP ini, diharapkan dapat mengurangi
persentase tingkat kemiskinan pedesaan sektor publik, melalui strategi strategi
dasar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penetapan Undang undang Nomor: 33 Tahun 2007 Menteri dalam Negeri
menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Undang-Undang tentang Pembentukan
Kabupaten/Kota melalui Surat Menteri dalam Negeri Nomor : 135/2051/SJ
tanggal 31 Aagustus 2007 dan pada tanggal 2 November 2007 Menteri dalam

Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia, melaksanakan peresmian


pembentukan Kabupaten Pesawaran. Sebagai Kabupaten yang baru terbentuk, tata
kelola pemerintahan dan pemanfaatan potensi alam untuk kesejahteraan daerah
dan rakyatnya. Sebagai daerah otonomi baru (DOB), pasawaran merupakan
daerah baru yang baru terbentuk. Pada umumnya DOB yang baru terbentuk
memerlukan kucuran dana yang relatif tidak sedikit untuk melakukan
pembangunan daerahnya dalam menunjang kemajuan DOB tersebut. DOB
umumnya merupakan daerah baru yang miskin. Maka dari itu kajian DOB dalam
hal ini daerah pasawaran menarik untuk dikaji dari segi pemanfaatan potensi
daerah dalam hal ini pada sector pertanian melalui program BLM PUAP yang
pada dasarnya merupakan program pemberdayaan masyarakat dibawah naungan
PNPM Mandiri dengan salah satu program pengentasan kemiskinan menteri
pertanian melalui pemberian bantuan dana sector pertanian yang bertujuan
mensejahterakan masyarakat dalam menanggulangi tingkat kemiskinan pedesaan.
Potensi alam sektor pertanian kabupaten Pasawaran di dominasi oleh penggunaan
hutan negara yaitu sebesar 32.854 Ha atau 27,99 % dari luas wilayah Kabupaten
Pesawaran sebesar 117.377 Ha, kemudian 25,88 % atau 30.382 Ha untuk
kebun/tegal, untuk hutan rakyat seluas 13.100 Ha atau 11.16%, dan disusul
kemudian penggunaan lahan untuk Hutan Rakyat seluas 11.677 Ha atau 9,95%.
Sedangkan jenis penggunaan lahan terkecil di Kabupaten Pesawaran pada tahun
2009 yaitu pengembalaan/padang rumput sekitar 16 Ha atau 0,01%. Khusus untuk
penggunan lahan sawah, dibagi dalam irigasi teknis 3.319 Ha, irigasi setengah
teknis 2.771 Ha, irigasi sederhana 550 Ha, irigasi desa/non PU 2.357 Ha, tadah
hujan 3.872 Ha, dan lebak 252 Ha.

Berdasarkan data Tahun 2009, penggunaan lahan di Kabupaten Pesawaran secara


garis besar di bagi menjadi 2 bagian kawasan, yaitu kawasan Budidaya dan
Kawasan non budidaya. Pertanian dalam arti luas sebagai sektor yang
mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Pesawaran.
Membuat menarik untuk di ulas, bagaimana potensi alam pada sektor pertanian
dapat dimanfaatkan secara maksiamal melalui PNPM Mandiri pemberdayaan
masyarakat program BLM PUAP sektor peranian dapat meningkatkan
pendapatan

dan

menganggulangi

angka

kemiskinan

daerah

pedesaan.

GAPOKTAN yang dimiliki kabupaten pasawaran dari data tahun 2010 terdaat 29
GAPOKTAN yang berada di tujuh kecamatan. Dengan GAPOKTAN sebagai
lembaga yang mendampingi dan memberikan pengembangan variasi penerima
BLM PUAP yang bertujuan untuk memaksimalkan peningkatan produksi
potensi sektor pertanian.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan pengkajian secara
ilmiah mengenai Peran GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program BLM PUAP (Bantuan
Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) di Kabupaten
Pasawaran.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan
diungkapkan dalam penelitian ini adalah:
1) Bagaimana pemberdayaan petani melalui program BLM PUAP (Bantuan

Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) Kabupaten


Pasawaran mampu meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan ?

2) kebijakan apa yang akan dirumuskan lembaga terkait dalam pengembangan


program PUAP Kabupaten Pasawaran ?

1.4. Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan-permasalahan pokok yang terdapat dalam penelitian
ini, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti diantaranya adalah
sebagai berikut:
1)

Menjelaskan Bagaimana pemberdayaan petani melalui program BLM


PUAP (Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan) Kabupaten Pasawaran mampu meningkatkan perekonomian

2)

masyarakat pedesaan .
Mengetahui kebijakan apa yang akan dirumuskan Lembaga terkait dalam
pengembangan program PUAP Kabupaten Pasawaran.

1.5. Kegunaan Penelitian


Adapun kegunaan dari laporan penelitian ini adalah:
1)

Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu
Administrasi Negara dan menjadi referensi bagi penelitian mahasiswa
lainnya

yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan

Pemberdayaan Petani Melalui Program BLM PUAP ( Bantuan Langsung


Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) di Kabupaten
2)

Pasawaran.
Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan solusi


untuk mengetahui bagaimana Pemberdayaan Petani Melalui Program BLM
PUAP ( Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan) di Kabupaten Pasawaran mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat tani di pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA
Evaluasi pelaksanaan program PUAP di kota Padang, pdf
Pedoman PUAP 2013, pdf
UU Kesejahteraan Sosial Nomor 11 Tahun 2009
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/OT.140/1/2013
Keputusan Gubernur Lampung Nomor: G/456/III.12/HK/2010
http://pesawarankab.go.id/potensi-2/pertanian/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pesawaran
http://lampung.bps.go.id/index.php/statistik-berdasarkansubjek/kemiskinan/tabel/26-tabel-1-jumlah-penduduk-miskin-di-provinsilampung-menurut-kabupaten-kota-2005-2011

Anda mungkin juga menyukai