Anda di halaman 1dari 17

MENJALANKAN BISNIS SECARA

ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB


Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah pengantar
bisnis

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Yuhardi, S.E., M.M.

Disusun oleh

Alivia Haliza
2161201003
Manajemen Malam

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
DUMAI
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas mengenai Menjalankan Bisnis Secara Etis dan
Bertanggung Jawab.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai
pihak, tantangan itu dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca yang sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Tertanda

Penul
is

DAFTAR ISI
MENJALANKAN BISNIS SECARA ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB.........................

KATA PENGANTAR............................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I.................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN.................................................................................................... 3

A. Latar Belakang...................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
C. Tujuan.................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN.................................................................................................... 4
A. Etika dalam Lingkungan Kerja ................................................................ 4
1. Etika Individual ......................................................................... 4
2. Etika Bisnis dan Etika manajerial ................................................ 6
3. Menilai Perilaku Etis.................................................................... 7
4. Praktek – Praktek Perusahaan dan Etika Bisnis ........................... 8
5. Menerapkan Kode Etik Tertulis .................................................. 8
6. Memberlakukan Program Etika ................................................. 9
B. Tanggung Jawab Sosial ( CSR ) ................................................................. 9
1. Kesadaran Sosial Masa Kini ......................................................... 11
C. Bidang Tanggung Jawab Sosial ............................................................... 11
D. Mengimplementasikan Program Tanggung Jawab Sosial ......................... 13
1. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial ............................................ 13
2. Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial ................................ 14
3. Tanggung Jawab Sosial dan Bisnis Kecil...................................... 14

BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................ 15

A. KESIMPULAN .................................................................................................. 15

B. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang selalu ada dan
dikenal baik itu dari kalangan muda maupun kalangan dewasa. Dan, bisnis
merupakan profesi etis. Atau sebaliknya, ia menjadi profesi tidak etis. Banyak
perusahaan atau organisasi bisnis yang menggunakan segala cara untuk
memenangkan saingan. Cara itu baik cara yang etis maupun cara yang tidak
etis. Hal ini dikarenakan banyaknya tuntutan masyarakat terhadap organisasi
bisnis atau perusahaan tersebut.
Tanggung Jawab Sosial atau yang dikenal dengan Corporate Social
Responbility (CSR) kini semakin banyak diterima oleh khalayak masyarakat.
Masyarakat berpendapat bahwa perusahaan atau organisasi bisnis tidak boleh
hanya memikirkan keuntungan financial mereka melainkan, harus memiliki
kepekaan dan kepedulian terhadap publik.
Maka dari itu, diharapkan perusahaan dapat menjalankan bisnis yang
memenuhi persyaratan dalam beretika baik dalam secara moral maupun norma
masyarakat. Serta dapat memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana etika dalam lingkungan kerja?

b. Bagaimana tanggung jawab perusahaan terhadap sosial?

c. Bagaimana bidang tanggung jawab nasional di berbagai sektor?

d. Bagaimana mengimplementasikan program tanggung jawab

sosial?

C. Tujuan
a. Mengetahui etika – etika dalam lingkungan kerja.
b. Mengerti tanggung jawab perusahaan terhadap sosial.
c. Mengetahui bidang tanggung jawab nasional di berbagai
sektor.
d. Mengetahui implementasi program tanggung jawab sosial.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIKA DALAM LINGKUNGAN KERJA


Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang
salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal
lainnya. Etika ada pada setiap masyarakat serta di kenal baik oleh masyarakat.
Etika terbagi menjadi dua yaitu, etika etis dan etika tidak etis. Namun, dalam
dunia kerja terdapat tiga macam etika yaitu, etika etis, etika tidak etis, dan
etika bisnis. Etika mempengaruhi lingkungan kerja. Etika etis merupakan
perilaku yang mencerminkan keyakinan perseorangan dan norma – norma
sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan – tindakan
yang benar dan baik. Etika tidak etis merupakan perilaku yang menurut
keyakinan perseorangan dan norma – norma sosial dianggap salah atau buruk.
Etika bisnis merupakan istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis
atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi.
Adapun etika

1. Etika Individual

Karena didasarkan pada konsep sosial dan keyakinan perorangan, etika


dapat bervariasi dari satu orang ke orang lainnya, dari satu situasi ke situasi
lainnya, serta dari satu budaya ke budaya lainnya. Cakupan standar sosial,
cenderung cukup mendukung beberapa perbedaan keyakinan. Tanpa
melanggar standar umum suatu budaya, individu dapat mengembangkan kode
etik pribadi yang mencerminkan beragam sikap dan keyakinan. Dengan
demikian, perilaku etis dan tidak etis sebagian ditentukan oleh individu dan
sebagian ditentukan oleh budaya.
Dengan demikian, perilaku etis dan tidak etis sebagian ditentukan oleh
individu dan sebagian ditentukan oleh budaya. Sebagai contoh, sesungguhnya
setiap orang sepakat bahwa jika Anda melihat seseorang menjatuhkan uang
Rp. 100.000,00-nya, Anda bertindak etis dengan mengembalikannya kepada si
pemilik. Akan tetapi Anda tidak dapat seyakin itu kalau menemukan uang Rp.
100.000,00 dan tidak tahu siapa yang menjatuhkannya?
Ambiguitas, Hukum, dan Dunia Nyata
Masyarakat umumnya menerapkan undang-undang formal yang
mencerminkan standar etis atau norma sosial yang berlaku. Sebagai contoh,
karena kebanyakan orang menganggap pencurian merupakan perilaku tidak
etis, kita mempunyai undang-undang melawan perilaku tersebut dan cara
menghukum orang yang mencuri. Kita berupaya membuat undang-undang
yang tidak bersifat ambigu, namun penafsiran dan penerapannya dapat
menyebabkan ambiguitas. Situasi dunia nyata sering dapat ditafsirkan
berbeda, dan menerapkan aturan baku ke dunia nyata tidak selalu mudah
(Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, 2007).

Sayangnya, epidemi skandal terbaru yang berkisar dari Arthur Anderson,


Enron hingga Martha Stewart, Tyco, dan WorldCom hanya sebatas
menunjukkan seberapa besar orang ingin memanfaatkan situasi yang secara
potensial bersifat ambigu ± situasi inilah yang sesungguhn8ya memunculkan
skandal tersebut (Penelope Patsuris, 2002).

Kode dan Nilai Individu


Kode etik pribadi masing –masing orang ditentukan oleh kombinasi
sejumlah faktor. Nilai – nilai dan moral dikembangkan supaya dapat
berkontribusi terhadap standar etis.
Bagaimana kita berhadapan dengan perilaku bisnis yang kita anggap
tidak etis, khususnya bila bersifat ambigu secara hukum ? Jelas kita harus mulai
dengan individu-individu dalam bisnis ± manajer, karyawan, agen, dan
perwakilan hukum lainnya. Kode etik pribadi masing-masing orang ini
ditentukan oleh kombinasi sejumlah faktor. Kita mulai membentuk standar etis
sebagai seorang anak sebagai tanggapan kita atas perilaku orang tua dan orang
dewasa lainnya. Kemudian kita masuk sekolah, di mana kita dipengaruhi
teman-teman sekolah, dan ketika kita tumbuh menjadi dewasa, pengalaman
membentuk hidup kita dan berkontribusi pada keyakinan etis dan perilaku kita.
Kita juga mengembangkan nilai-nilai dan moral yang berkontribusi pada
standar etis. Jika Anda menempatkan pendapatan finansial pada puncak daftar
prioritas Anda, Anda bisa mengembangkan satu kode etik yang mendukung
pengejaran kenikmatan material, Jika Anda menempatkan keluarga dan teman
sebagai prioritas, Anda akan menganut standar yang berbeda (Ricky W. Griffin
dan Ronald J. Ebert, 2007).
2. Bisnis dan Etika Manajerial
Etika manajerial merupakan standar perilaku yang memandu
manajer dalam pekerjaan mereka. Walaupun etika Anda dapat
mempengaruhi kerja Anda dalam sejumlah hal, tidak ada ruginya
menggolongkan dalam tiga kategori yang luas, yaitu:
a. Perilaku Terhadap Karyawan
Kategori ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan,
penentuan kondisi upah dan kerja, serta pemberian privasi
dan respek.Pedoman etis dan hukum mengemukakan
bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus
didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan
pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis
dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja
karena tahu pekerja tersebut tidak dapat memprotes
lantaran takut akan kehilangan pekerjaannya.
b. Perilaku terhadap organisasi
Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan
pekerja dengan organisasinya. Masalah yang terjadi
terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik
kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang
sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran
atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik kepentingan
terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk
menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya.
Misalnya menerima suap. Sementara itu, masalah
pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di
antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan
kepada pihak lain.
c. Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Etika juga tampil dalam hubungan antara perusahaan
dan karyawannya dengan apa yang disebut agen
kepentingan primer ± terutama pelanggan, pesaing,
pemegang saham, pemasok, penyalur, dan serikat buruh.
Dalam menghadapi agen-agen tersebut, ada peluang
terjadinya ambiguitas etis dalam hampir setiap aktivitas ±
periklanan, laporan keuangan, pemesanan dan pembelian,
tawar-menawar dan perundingan dan hubungan bisnis
lainnya.

Sebagai contoh, bisnis industri farmasi mendapat


kritik karena tingginya harga obat. Mereka berargumentasi
bahwa harga obat tinggi karena harga itu harus menutup
biaya program riset dan pengembangan untuk
mengembangkan obat-obat baru. Jalur keluar masalah
tersebut tampak jelas: menemukan keseimbangan yang
tepat antara penetapan harga yang wajar dan penipuan
harga untuk menanggapi kenaikan permintaan dengan
kenaikan harga yang melonjak. Tetapi seperti halnya etika,
banyak perbedaan pandangan tentang bagaimana
keseimbangan yang tepat itu.
3. Menilai Perilaku Etis
Menurut Ricky W.Griffin dalam bukunya, ia mengemukakan
bahwa terdapat tiga langkah sederhana untuk menilai suatu perilaku etis
terhadap situasi yang dapat timbul selama kegiatan berlangsung, yaitu:
 Mengumpulkan informasi faktual yang relevan
 Menganalisis fakta-fakta untuk menentukan nilai moral yang
paling tepat
 Melakukan penilaian etis berdasarkan kebenaran atau kesalahan
terhadap aktivitas atau kebijakan yang akan dinilai tersebut.

Namun di dalam praktek atau prosesnya tidak selalu mulus


seperti skema tersebut. Maka, kita membutuhkan perspektif yang
lebih kompleks agar dapat menilai suatu etika secara lebih
mendalam.

Dalam berbagai kasus , timbul norma- norma etis yang


mempengaruhi serta persoalan yang ditimbulkan. Norma- norma
tersebut ialah :

a. Kegunaan ( utility ) : Apakah suatu tindakan mengoptimalkan


keuntungan mereka yang dipengaruhi oleh tindakan tersebut?
b. Hak (rights) : Apakah tindakan itu menghargai hak – hak yang
terlibat?
c. Keadilan ( Justice ) : Apakah tindakan itu konsistensi dengan apa
yang kita anggap adil?
d. Kepedulian ( caring) : Apakah tindakan itu konsisten dengan
tanggung jawab masing – masing pihak kepada pihak lainnya?

4. Praktek –  Praktek Perusahaan Dan Etika Bisnis


Setiap organisasi atau perusahaan mendorong perilaku etis dan
melarang perilaku tidak etis dengan berbagai cara. Langkah tunggal yang
paling efektif yang dapat diambil perusahaan adalah memperlihatkan
dukungan manajemen puncak terhadap tindakan yang etis. Dalam
berorganisasi, terdapat dua pendekatan yang paling umum yang sering
digunakan untuk membentuk komitmen manajemen puncak terhadap
praktek bisnis yang etis. Pendekatan tersebut ialah membuat peraturan
secara tertulis dan memberlakukan program etika.
5. Menerapkan Kode Etik Tertulis
Banyak perusahaan menuliskan kode etik tertulis yang secara formal
menyatakan keinginan mereka melakukan bisnis dengan perilaku yang etis.
Jumlah perusahaan seperti itu meningkat secara pesat dalam kurun waktu
tiga dasawarsa terakhir ini. Dan, hampir semua korporasi besar telah
memiliki kode etik tertulis.
Hewlett Packard, misalnya, memiliki kode etik tertulis yang mereka
sebut The HP Way, sejak 1957 (www.hp.com). Unsur-unsur pentingnya
adalah sebagai berikut:
 Kami mempercayai dan menghargai individu
 Kami fokus pada tingkat pencapaian prestasi dan kontribusi yang tinggi
 Kami menjalankan bisnis kami dengan integritas tanpa kompromi
 Kami meraih tujuan umum kami melalui kerja kelompok
 Kami mendorong fleksibilitas dan inovasi

6 . Program Etika

Banyak pendapat mengemukakan bahwa tanggapan etis dapat


dipelajari berdasarkan pengalaman. Sebagian analisis berpendapat
bahwa perusahaan yang harus bertanggung jawab penuh dalam
mendidik karyawannya.

B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL ( (Corporate Social Responsibility)


Tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep yang berhubungan,
namun merujuk pada seluruh cara bisnis berupaya menyeimbangkan
komitmennya terhadap kelompok dan pribadi dalam lingkungan
sosialnya. Menurut World Business Council for Sustainable
Development, CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan
oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi
kepada pengembang ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya
beserta seluruh keluarganya.
Kelompok dan individu itu sering disebut sebagai pihak yang
berkepentingan dalam organisasi. Pihak – pihak tersebut adalah
pelanggan, karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal.

Model Tanggung Jawab terhadap Pihak yang Berkepentingan

1. Pelanggan

Bisnis yang bertanggung jawab terhadap pelanggan mereka


berusaha melayani pelanggannya secara wajar dan jujur. Mereka juga
mencari cara untuk menetapkan harga secara wajar, menghargai
garansi, memenuhi komitmen pengirim pesanan, dan mempertahankan
kualitas produk yang mereka jual.

2. Karyawan
Bisnis bertanggung jawab secara sosial terhadap pekerjanya.
Memperlakukan karyawannya dengan adil, menganggap pekerja
sebagai bagian dari tim, dan menghormati harga diri dan kebutuhan
dasar manusiawi mereka.

3. Investor
Untuk mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab
sosial terhadap para investor, para manajer harus mengikuti
prosedur akuntansi yang pantas, memberikan informasi yang tepat
kepada pihak berkepentingan mengenai kinerja keuangan
perusahaan, dan mengelola perusahaan untuk melindungi hak-hak
dan investasi para pemegang saham. Mereka harus akurat dan terus
terang dalam menilai pertumbuhan dan profitabilitas masa depan
serta bahkan menghindari tindakan tidak layak dalam bidang-bidang
yang sensitif seperti insider trading, manipulasi harga saham, dan
menyembunyikan data keuangan.

4. Pemasok
Hubungan dengan para pemasok harus dikelola dengan hati-
hati. Banyak perusahaan yang mengakui pentingnya perjanjian
menguntungkan dengan pemasoknya.
Sebagai contoh, mungkin mudah bagi korporasi besar untuk
memanfaatkan pemasok dengan menentukan jadwal pengantaran
yang tidak realistis dan mengurangi margin laba dengan cara terus-
menerus menekan harga serendah mungkin. Banyak perusahaan kini
mengakui pentingnya perjanjian persekutuan yang saling
menguntungkan dengan pemasoknya. Jadi, mereka memberikan
informasi mengenai rencana masa depan, negosiasi jadwal
pengantaran dan harga yang dapat diterima kedua belah pihak, dan
lain-lainnya.

5. Komunitas Lokal
Bisnis berusaha untuk bertanggung jawab secara sosial kepada
komunitas. Mereka dapat memberikan sumbangan program-program
lokal secara aktif dan berusaha menjadi warga korporasi yang baik
dengan meminimalkan dampak negatif mereka terhadap komunitas.

 Kesadaran Sosial Masa Kini


Kesadaran sosial dan pandangan terhadap tanggung jawab
sosial semakin berkembang. Hal ini akan terus berkembang seiring
dengan persaingan yang sangat ketat antara perusahaan –
perusahaan di seluruh dunia.
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk
keuntungan sebanyak mungkin, tetapi juga mempunyai etika dalam
bertindak menggunakan sumber daya manusia dan lingkungan guna
turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja
yang semata dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan
tidak akan mampu membesarkan dan melestarikan karena sering kali
berhadapan dengan konflik pekerja, konflik dengan masyarakat
sekitar dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan lingkungan dengan
prinsip pembangunan berkelanjutan.

C. BIDANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Macam –macam tanggung jawab sosial perusahaan adalah :


1. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
Perusahaan harus memperhatikan, melestarikan, dan
menjaga lingkungan, istilahnya perusahaan harus ramah
lingkungan.

2. Tanggung Jawab Terhadap Pelanggan


Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap
pelanggannya karena jika tidak, ia akan kehilangan
kepercayaan dan akhirnya kehilangan bisnisnya.
Tanggung jawab terhadap pelanggan terdiri atas tiga
bagian :
a. Hak Konsumen
Banyak perhatian bisnis terhadap tanggung jawab
kepada konsumen dapat ditelusuri dari peningkatan
konsumerisme. Presiden John F. Kennedy mengidentifikasi
enam hak konsumen yaitu :
1. Konsumen memiliki hak atas produk yang aman;
2. Konsumen mempunyai hak mengetahui seluruh aspek yang
berkaitan dengan suatu produk;
3. Konsumen memiliki hak untuk di dengar;
4. Konsumen memiliki hak untuk memilih apa yang mereka beli;
5. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan
informasi dalam pembelian;
6. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang
ramah.

b. Penetapan Harga yang Tidak Wajar


Mencampuri persaingan dapat menjadi bentuk praktek
penetapan harga yang ilegal. Kolusi terjadi apabila dua atau lebih
perusahaan setuju untuk melakukan tindakan yang salah seperti
menetapkan harga yang tidak wajar.

c. Etika dalam Periklanan


Dalam tahun terakhir, terjadi peningkatan perhatian
terhadap etika dalam periklanan maupun dalam informasi produk.
Persoalan yang berkaitan dengan iklan menurut bebrapa
konsumen dianggap tidak dapat di terima secara moral. Namun,
banyak pemasang iklan juga yang hadir secara bijak dan
menggunakan akal sehat mereka dalam promosi mereka.

3. Tanggung Jawab Terhadap Karyawan


Terdapat dua komitmen dalam tanggung jawab terhadap
karyawan. Komitmen tersebut ialah :
a. Komitmen Hukum dan Sosial
Perilaku tanggung jawab secara sosial terhadap para
karyawan memiliki komponen hukum dan sosial.
b. Komitmen Etis
Menghargai karyawan sebagai manusia juga berarti
menghargai perilaku mereka sebagai individu yang
bertanggung jawab secara etis.

Menurut Zimmerer, tanggung jawab terhadap karyawan


dapat dilakukan
dengan cara:
a) Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
b) Meminta input kepada karyawan
c) Memberi kepercayaan kepada karyawan
d) Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan
baik
e) Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan

4. Tanggung Jawab Terhadap Penanam Modal


Perilaku tidak bertanggung jawab terhadap pemilik
saham sama artinya dengan merusak sumber daya keuangan
perusahaan. Namun, perusahaan dapat bertindak tidak
bertanggung jawab terhadap para investor dengan cara
memberikan keterangan yang menyimpang mengenai sumber
daya perusahaan.
Contoh –contoh penyimpangan lainnya ialah :
a. Manajemen finansial yang tidak wajar;
b. Cek Kosong;
c. Insider Trading;
d. Penyimpangan laporan keuangan

D. MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL

1. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial


Terdapat berbagai sikap atau pendekatan tanggung
jawab yang berbeda. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan
pendapat. Sikap-sikap tersebut ialah:

 Sikap Obstruktif
Pendekatan terhadap tanggung jawab social yang melibatkan
tindakan seminimal mungkin dan mungkin melibatkan usaha-
usaha menolak atau menutupi pelanggaran yang dilakukan.
 Sikap Defensif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang ditandai dengan
perusahaan hanya memenuhi persyaratan hukum secara
minimum atas komitmennya terhadap kelompok dan individu
dalam lingkungan sosialnya.
 Sikap Akomodatif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu
perusahaan, dengan melakukannya, apabila diminta, melebihi
persyaratan hukum minimum dalam komitmennya terhadap
kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.
 Sikap Proaktif
Pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu
perusahaan, yaitu secara aktif mencari peluang untuk
memberikan sumbangan demi kesejahteraan kelompok dan
individu dalam lingkungan sosialnya.

2. Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial

 Tanggung jawab sosial harus dimulai dari atas dan dianggap


sebagai satu faktor utama dalam perencanaan strategis.
 Komite manajer puncak harus mengembangkan rencana yang
merinci level dukungan manajer.
 Seorang eksekutif harus diberi tanggung jawab atas agenda
perusahaan
 Organisasi harus melaksanakan audit sosial

3. Tanggung Jawab Sosial Dan Bisnis Kecil


Etika dan tanggung jawab sosial merupakan keputusan
yang dihadapi oleh semua manajer di seluruh organisasi, tidak
peduli peringkat ukurannya. Satu kunci keberhasilan bisnis
adalah memutuskan sejak awal cara menanggapi
permasalahan yang mendasari pertanyaan-pertanyaan dan
tanggung jawab sosial.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Etika dan tanggung jawab bisnis diperlukan untuk menjaga


hubungan antara badan bisnis dengan lingkungan sekitar entah
lingkungan hidup maupun lingkungan masyarakat agar tetap kondusif
dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Etika dan tanggung jawab
bisnis dapat berupa berbagai hal perilaku yang mendukung kegiatan
internal maupun eksternal yang dapat berimbas dan menjadi timbal
balik untuk badan bisnis tersebut. Memberikan penghargaan bagi
karyawan teladan dan memberi bantuan kepada masyarakat sekitar
entah material atau pun non-materil juga merupakan sebuah contoh
menerapkan etika dan tanggung jawab bisnis.

B. DAFTAR PUSTAKA

 https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.unimus.ac.id/index.ph
p/vadded/article/view/694&ved=2ahUKEwiso8TAsa3zAhXHfX0KH
c0ADmMQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw1NkfH-3rdFo7BVrj-
BfqkR&cshid=1633234821116
 Ricky W. Griffin, R. J. (2007). Bisnis. Jakarta: Erlangga.
 https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.slideshare.net/mobile/
msahuleka/bab-3-menjalankah-bisnis-secara-etis-dan-
bertanggung-
jawab&ved=2ahUKEwiso8TAsa3zAhXHfX0KHc0ADmMQFnoECCwQ
AQ&usg=AOvVaw2I0k8gy1t86f2NIeCkTBHv&cshid=163323492540
4

Anda mungkin juga menyukai