Anda di halaman 1dari 6

Intizar

Vol. 26, No. 1, Juni 2020


Website: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar
ISSN 1412-1697, e-ISSN 2477-3816

Fikih Zakat Hewan Ternak dalam Perspektif Syekh Ahmad bin al-Hasan al-Asfahani
(Abu Syuja’)

Indra Pratama1, Duski Ibrahim2, KA Bukhori3


1
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia, indramanshur4@gmail.com
2
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia
3
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia

DOI: doi.org/10.19109/intizar.v26i1.5843

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau dan mengkaji fikih zakat hewan ternak dalam persfektif Abu Syuja’. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitif dengan pendekatan studi kepustakaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kajian
tersebut sangat mudah diaplikasikan, dihapal dan dipelajari untuk pemula di Indonesia dengan bentuk karangan yang
sistematik sehingga terasa sangat berbeda dengan kitab-kitab fikih yang lainnya, ditambah lagi bahwa Abu Syuja’
merupakan ulama ternama Syafi’iyah (Imam Syafi’i), sehingga sangat efektif ketika dipraktekkan di Indonesia bahkan di
Asia yang mayoritas masyarakatnya mengadopsi dari mazhab Imam Syafi’i. Dan dalam tinjauan ini Abu Syuja’ mengutip
bahwa hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya terdiri atas unta, sapi atau kerbau dan kambing atau domba yang
sudah mencapai haul dan nisab serta telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, ternyata Beliau juga ber-istidlal
dengan hadis-hadis sahih yaitu derajatnya marfu’ atau disandarkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW.

Kata Kunci: Zakat, Hewan Ternak, Abu Syuja’

Abstract
This study aims to review and study the fiqh of zakat on livestock in Abu Syuja’ perspective. The research method used
is a qualitative literature study approach. This research shows that this study is very easy to apply, memorize and learn
for beginners in Indonesia with a systematic form of essay so that it feels very different from other fiqh books, plus that
Abu Syuja’ is a well-known scholar of Syafi'iyah (Imam Syafi’i), so it is very effective when it is practiced in Indonesia,
even in Asia, where the majority of people adopt the Imam Shafi’i school of thought. And in this review Abu Syuja’
quotes that the livestock for which zakat is obliged to be issued consist of camels, cows or buffaloes and goats or sheep
that have reached the haul and nisab and have fulfilled the conditions that have been determined, it turns out that he also
has istidlal sahih hadith, namely the degree of marfu’ or relied directly on the Prophet Muhammad SAW.

Keywords: Zakat, Livestock, Abu Syuja’

Pendahuluan hingga datang perintah Allah yang membawa


Zakat adalah rukun yang ke-3 setelah dua pertolongan dan kemenangan. Allah memerintahkan
kalimat syahadat dan salat fardu bagi yang telah mereka agar mendirikan salat, menunaikan zakat,
memenuhi syarat-syarat wajibnya (Kamal, 2003, hal. serta menganjurkan dan mendorong mereka untuk
2). Kalimat zakat 82 kali digandengkan dengan mengerjakannya. Juga disampaikan dalam surat
kalimat salat, oleh sebab itu Abu Bakar sangat tidak Taubah ayat 103 yang menjelaskan Allah Swt.
senang dan marah besar jika ada orang yang memerintahkan Rasul-Nya untuk mengambil zakat
memisahkan antara salat dan zakat. Sebagaimana dari harta mereka guna membersihkan dan
surat Al-Baqarah ayat 110 menjelaskan Allah Swt. menyucikan mereka melalui zakat itu.
memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman Kemudian di dalam hadis disebutkan tentang
agar bersikap lapang dada dan pemaaf atau bersabar, hukum dan kedudukan zakat, sehingga Mu’az bin
Indra Pratama, Duski Ibrahim, KA Bukhori Fikih Zakat Hewan Ternak dalam Perspektif Syekh
Ahmad bin al-Hasan al-Asfahani (Abu Syuja’)

Jabal R.A diutus oleh Nabi Muhammad Saw ke dan kitab-kitab yang mensyarahnya mengungkapkan
Yaman: “Sesungguhnya engkau akan mendatangi ketentuan zakat hewan ternak.
satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka Zakat sudah semenjak zamam dahulu
hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan disyariatkan dalam Islam yaitu bertepatan pada tahun
kepada mereka ialah syahadat La Ilaha Illallah wa ke dua hijrah Nabi Muhammad Saw ke Kota
anna Muhammadar Rasulullah -dalam riwayat lain Madinah di bulan Sya’ban (Hamid, 2011, hal. 145),
disebutkan, Sampai mereka menauhidkan Allah- ada juga yang mengatakan zakat mal diwajibkab tahu
Jika mereka telah menaatimu dalam hal itu, maka ke dua hijriah setelah zakat fitrah, ada juga yang
sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah Azza wa berpendapat diwajibkan berbarangan (Abdul Aziz,
Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu 1996) artinya sangat banyak pandangan para ulama
sehari semalam. Jika mereka telah menaati hal itu, mengenai kapan diwajibkannya zakat, baik zakat
maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah fitrah atau pun zakat mal. Dan yang masyhur di
mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari kalangan ahli hadis diwajibkan di bulan syawal tahun
orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan ke dua hijriah, yaitu dua hari sebelum hari raya,
kepada orang-orang fakir. Dan jika mereka telah setelah diwajibkannya bulan Ramadan.
menaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan Syekh Ahmad bin Al-Hasan Al-Asfahani atau
mengambil) dari harta terbaik mereka, dan lebih akrab dikenal dengan Abu Syuja’ meletakkan
lindungilah dirimu dari doa orang yang teraniaya pembahasan tentang hewan ternak di awal
karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun pembahasan yang disebut dengan istilah bahasa
antara doanya dan Allah” (Al-’ied, 2008, hal. 44). Arab-nya dengan al-mawasy (hewan ternak) dari
Dari ijma ulama sepakat atas wajibnya hukum lima pembahasan yaitu al-Mawasyi, al-Atsman, al-
zakat dan tidak ada yang menentang apa yang telah Zuru’, as-Tsamar, dan ‘uruduttijaroh dalam bab atau
ditentukan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad Saw kitab zakat, tentunya ini ada keistimewaan tersendiri
sampai hari ini, sehingga posisi zakat merupakan dalam letak bagian-bagin yang Beliau kutipkan
penopang agama Islam, disebutkan “Islam dengan bahasa yang ringkas mudah dihapal dan
ditegakkan atas lima dasar” diantaranya adalah dipelajari, oleh sebab itu banyak para ulama yang
menunaikan zakat, saking tingginya kedudukan melirik matan Abu Syuja’ dan sangat tertarik untuk
zakat dalam Islam dianjurkan untuk dibunuh bagi mengkaji bahkan mesyarahkannya sehingga menjadi
orang-orang yang enggan membayar zakat matan terbaik dalam fikih mazhab Imam Syafi’i (As-
sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw, orang Syarbini, 2004), di antara penjelasan (syarah) yang
yang menunaikan zakat merupakan bentuk rasa diberikan oleh para ulama dalam matan Abu Syuja’,
syukur atas nikmat harta dan teruji keimanannya seperti Kifayatul Akhyar fi Halli Ghoyatil Ikhtishor
kepada Allah Swt dan sesungguhnya zakat penyebab karya Imam Abu Bakar bin Muhammad al-Husaini,
turunnya kebaikan-kebaikan, sebab terbukanya Fathul Qorib al-Mujib atau Qoulul Mukhtasor fi
pintu-pintu rizki (Kamal, 2003, hal. 8–9). Syarah Ghoyah al-Ikhtosor karya Syekh Muhammad
Dalam Islam, ada dua jenis zakat yaitu zakat an- bin Qosim al-Ghozziy, al-Iqna’ fi Hal alfadz Abu
nafs atau lebih di kenal dengan zakat fitrah dan zakat Syuja’ karya Imam Muhammad bin Mumammad al-
mal (harta) yang keduanya ini terdapat dalam matan Khotib as-Syarbini, al-Imta’ bi Syarah Matan Abu
Abu Syuja’ yang sangat mudah dipelajari dan Syuja’ fil Fiqhi as-Syafi’i karya Hisyam al-Kamil
dihapal untuk pemula ditambah lagi materi di Hamid, at-Tadzhib fi Adillati Matan al-Ghoyah wa
dalamnya padat dan sistematis dengan bahasa yang at-Taqrib karya Syekh Dr. Musthofa Dib al-Bugha.
mudah dipahami dan sudah terbentuk dalam
taqsimat (bagian-bagian) (Hamid, 2011, hal. 3–4), Metode Penelitian
namun penelitian ini akan lebih fokus dengan fikih Jenis penelitian ini secara keseluruhan
zakat hewan ternak, supaya kajian ini lebih merupakan karya tulis pustaka (library research)
mendalami dan teraplikasikan sesuai tuntunan dengan penelitian kualitatif, yaitu dengan cara
syariat Islam, dengan mengupas matan Abu Syuja’ mendalami, mempelajari data-data dari kitab-kitab
yang di dukung dengan studi literatur atau kajian

28 Intizar, Vol. 26, No. 1, Juni 2020


Indra Pratama, Duski Ibrahim, KA Bukhori Fikih Zakat Hewan Ternak dalam Perspektif Syekh
Ahmad bin al-Hasan al-Asfahani (Abu Syuja’)

perpustakaan berdasarkan pendalaman yang Artinya: Adapun hewan ternak yang wajib di
diperlukan dan mengutip teori-teori literatur, dan keluarkan zakanya ada tiga jenis, yaitu unta,
juga menggunakan sejumlah teknik konten analisis, sapi dan kambing (Hamid, 2011).
tentang urgensi fikih zakat hewan ternak pada umat
islam di Indonesia, bahwa sekarang ini banyak Pada dasarnya semua hewan yang merangkak
kekeliruan sejumlah masyarakat dala memahami dan yang diternakan dikenakan zakat, namun itu
daripada zakat hewan ternak, kajian pustaka yang bukanlah yang di maksud oleh Abu Syuja’, namun
berkaitan dengan penelitian ini agar mencapai hanyalah tiga hewan ternak saja yang diwajibkan
pemahaman yang akurat dan tepat. Adanya analisis zakat. Muncul pertanyaan kenapa hanya tiga hewan
melalui matan Abu Syuja’ khususnya dalam fikih saja yaitu unta, sapi dan kambing yang wajib
zakat hewan ternak dapat mengungkapkan fakta atau dikeluarkan zakatnya, dikutip penjelasannya oleh
hukum yang sebenaranya hakikat zakat hewan Syekh Taqiyuddin dalam kitab Kifayatul Akhyar
ternak, dan menjadi solusi di tengah-tengah bahwa;
problematika umat Islam. ‫ اإلجماع وغيره والمعنى في‬: ‫دليل وجوبها في هذه الثالثة‬
‫تخصيصها كثرتها وكثرة نمائها وكثرة‬
Hasil Penelitian dan Pembahasan ‫ وبخالف‬,‫وكثرة االنتفاع بها مع كونها مأكولة فاحتملت المواساة‬
1. Pandangan Abi Syuja’ tentang Zakat Hewan ‫غيرها وبأن األصل عدم‬
Ternak ‫الوجوب في غيرها إال ما ثبت يدليل خاص‬
Syekh Ahmad bin al-Hasan bin Ahmad al- Artinya: Dalil yang mewajibkan atau
Asfahani atau lebih dikenal dengan Abu Syuja’ mengkhususkan tiga hewan tersebut adalah:
adalah seorang alim, Qhodi (hakim) ahli fikih, imam ijma’ ulama, dengan alasan tiga hewan tersebut
dan ulama besar dari mazhab Imam Syafi’i (Al- banyak jumlahnya, banyak manfaatnya, cepat
Asfahani, 2009), Beliau mempelajari mazhab Imam tumbuh kembang biaknya dan ada hubungan
Syafi’i di kota Basroh selama 40 tahun lebih. Tidak eksistensinya dengan makanan. Dan pada
banyak orang tahu tentang siapa dan kehidupannya dasarnya kenapa hewan ternak selain tiga hewan
Abu Syuja’, kecuali lantaran karya mungilnya yang tersebut tidak diwajibkan zakat, kerena tidak
penuh keberkahan, sehingga terdengarlah namanya ada dalil khusus yang mewajibkannya (Al-
sampai hari ini dan diangkat derajatnya di hari Hisoni, 2008) seperti kuda, keledai dan bighol
kemudian, padahal Beliau merupakan pengarang (Al-’ied, 2008) seperti disebutkan dalam hadis
sebuah kitab yang sangat vital dan digunakan sebagai yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
dasar dan basis pembelajaran fikih Syafi’i di ‫ ليس‬: ‫لما روى أبو هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال‬
berbagai negara. ‫على المسلم في عبده وال فرسه صدقة‬
Abu Syuja’ menggunakan hadis-hadis yang Artinya: Seorang muslim tidak dikenakan pada
diriwayatkan Imam Syafi’i sebagai acuan atau budaknya dan kuda miliknya.
patokan hukum, termasuk dalam masalah zakat
hewan ternak, dan semua ulama yang mensyarahkan 3. Syarat-Syarat Wajib Zakat
matan Abi Syuja’ adalah ulama Syafi’iah. Zakat ada Syekh Ahmad bin al-Hasan al-Asfahani
dua macam sebagaimana telah disebutkan di atas mengatakan dalam matannya bahwa syarat wajib
yaitu zakat fitrah dan zakat mal (harta) termasuk zakat hewan ternak ada enam macam, Islam,
zakat salah satunya yakni zakat hewan ternak (Al- merdeka, kepemilikan sempurna, nisab, mencapai
Hisoni, 2008). haul dan digembala atau dilepas (Al-Asfahani,
2009).
2. Dasar Hukum Pertama, Islam, yakni zakat hanya diwajibkan
Syekh Ahmad bin al-Hasan bin Ahmad al- kepada orang Islam, adapun orang kafir tidak
Asfahani mengatakan zakat hewan ternak yang wajib diwajibkan zakat. Kedua, merdeka, zakat tidak wajib
ada tiga macam yaitu unta, sapi dan kambing bagi budak, karena budak tidak memiliki harta.
sebagaimana dikutip dalam matannya: Ketiga, kepemilikan sempurna, bahwa orang yang
‫فأما المواشي فتجب الزكاة في ثالثة أجناس وهي اإلبل والبقر والغنم‬ hendak mengeluarkan zakat hewan ternak harus

Intizar, Vol. 26, No. 1, Juni 2020 29


Indra Pratama, Duski Ibrahim, KA Bukhori Fikih Zakat Hewan Ternak dalam Perspektif Syekh
Ahmad bin al-Hasan al-Asfahani (Abu Syuja’)

memiliki harta tersebut sepenuhnya atau secara utuh, 1 ekor unta betina usia 4 tahun
61 - 75
bukan milik orang lain atau harta pinjaman atau masuk 5 tahun (juz’ah)
belum terjadi serah terima sehingga menyebabkan 2 ekor anak unta betina usia 2
76 - 90
belum memiliki harta secara totalitas (Hamid, 2011). tahun atau lebih
Keempat, nisab, bahwa harus mencapai batas 2 ekor anak unta betina usia 3
91 - 120
minimal tertentu dari setiap unta, sapi dan kambing tahun atau lebih
yang sudah ada ketentuannya, jika belum mencapai 121 - 129 3 ekor anak unta betina
minimal maka belum wajib zakat. Kelima, haul, yaitu Dari 130 setiap 40 ekor dan seterusnya
mesti diternak dan dimiliki satu tahun penuh, stelah zakatnya 1 ekor unta betina usia 2 tahun masuk
itu barulah terhitung zakatnya, jika belum satu tahun 3 tahun. Dan untuk setiap 50 ekor dan
maka belum wajib zakat. Dan keenam, harus sterusnya zakatnya 1 ekor unta betina usia 3
dikembalakan di tempat umum atau dilepas dan masuk 4 tahun.
mencari makanan seperti hewan lepas biasanya. Dan
dalam zakat kambing yang digembalakan di luar b. Nisab dan Zakat Sapi
yaitu kalau sampai 40 ekor sampai 120 ekor (Al- Tidak wajib atas sapi atau kerbau kecuali
Bashri, 2010). jumlanya sudah mencapai 30 ekor.
‫وعن معاذ بن جبل ضي الله عنه أن النبي صلى الله‬
4. Nisab dan Zakat Hewan Ternak ‫عليه وسلم بثعه إلى اليمن فأمره أن يأخذ‬
Nisab atau batas dan besarnya zakat yang harus ‫من كل ثالثين بقرة تبيعا أتبيعة ومن كل أربعين مسنة‬
dikeluarkan dari hewan ternak adalah sebagai Dari Muaz bin Jabal bahwa Nabi
berikut: Muhammad Saw pernah mengutusnya ke
a. Nisab dan zakat unta Negeri Yaman, Beliau memerintahkan
Tidak wajib zakat kecuali jumlanya sudah untuk mengambil zakat dari 30 ekor sapi,
memcapai lima unta. Dari Abi Sai’id al- seekor anak sapi berumur setahun lebih
Hudri bahwa Rasulullah Saw berkata: tidak yang jantan atau betina, dan setiap 40 ekor
ada zakat pada unta yang jumlahnya sapi, seekor sapi betina berumur 2 tahun
kurang dari lima ekor (H.R. Imam lebih (H.R. Imam Tarmidzi).
Bukhori). Untuk lebih jelasnya dapat Seiring dengan hadis di atas Syekh Ahmad
dilihat pada tabel 1: bin al-Hasan al-Asfahani mengutip dalam
Tabel 1. Nisab dan Zakat Unta matannya:
Nisab Unta
Zakat yang wajib ‫وأول نصاب البقرة ثالثون فيجب فيها تبيع وفي أربعين‬
dikeluarkan ‫مسنة وعلى هذا أبدا فقس‬
1-4 Tidak ada zakat Permulaan nisab sapi itu 30 ekor, untuk
1 ekor kambing usia 2 jumlah ini zakatnya 1 ekor tabi' (anak
5-9
tahun/biri-biri usia 1 tahun lembu jantan umur 2-3 tahun). 40 ekor
2 ekor kambing betina usia 2 lembu adalah 1 ekor musinnah (anak lembu
10 - 14
tahun betina umur 2-3 tahun) dan untuk
15 - 19 3 ekor kambing seterusnya dapat dianalogikan (Al-
20 - 24 4 ekor kambing Asfahani, 2009). Untuk lebih jelasnya
1 ekor anak unta betina usia 1 dapat dilihat pada tabel 2:
25 - 35 tahun masuk 2 tahun (bintu Tabel 2. Nisab dan Zakat Sapi
mukhod) Nisab Sapi Zakat yang wajib dikeluarkan
1 ekor anak unta usia 2 tahun
36 - 45 1 - 29 Tidak ada zakat
masuk 3 tahun (bintu labun)
1 ekor anak sapi (kerbau) usia 1
1 ekor anak unta usia 3 tahun 30 - 39
46 - 60 tahun
masuk 4 tahun (higgo)
1 ekor anak sapi (kerbau) usia 2
40 - 59
tahu

30 Intizar, Vol. 26, No. 1, Juni 2020


Indra Pratama, Duski Ibrahim, KA Bukhori Fikih Zakat Hewan Ternak dalam Perspektif Syekh
Ahmad bin al-Hasan al-Asfahani (Abu Syuja’)

2 ekor anak sapi (kerbau) usia 1 dilepas di tempat umum, dan hewan yang dizakatkan
60 - 69
tahun mesti hewan betina kerena lebih banyak manfaatnya
1 ekor anak sapi (kerbau) usia 2 diantaranya dapat menghasilkan susu, dari penelitian
70 - 79 tahun dan 1 ekor anak sapi usia 1 dari kitab-kitab yang mensyarahkan matan Abu
tahun Syuja’ berdasarkan Al-Qur’an, Sunnah dan ijma’
2 ekor anak sapi (kerbau) usia 2 ulama. Dalil-dalil yang digunakan hadis sahih yang
80 - 89
tahun diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Imam Muslim,
3 ekor anak sapi (kerbau) usia 1 dan riwayat lainnya. Kedua, dengan adanya kajian
90 - 99 fikih zakat tentang hewan ternak ini, tentunya sangat
tahun
1 ekor anak sapi betina (kerbau) membantu serta menjawab kebingungan yang timbul
100 - 109 di masyarakat muslim, dan membantu umat dalam
dan 2 ekor anak sapi jantan
2 ekor anak sapi betina dan 1 menjalankan ibadah zakat hewan ternak sesuai denga
110 - 119 syariat.
ekor anak sapi jantan
120 - 129 3 ekor anak sapi betina
3 ekor anak sapi jantan dan 1 Daftar Pustaka
130 - 139 Abdul Aziz, Z. (1996). Fathul Mu’in. Beirut: Daar
ekor anak sapi betina
2 ekor anak sapi betina dan 2 al-Kutub.
140 - 149 Al-’ied, D. (2008). Tuhfatul Labib fi Syarah At-
ekor anak sapi jantan
5 ekor anak sapi jantan dan Taqrib. Beirut: Dar Atlas.
150 - 159 Al-Asfahani, A. bin al-H. (2009). Mukhtasar Abi
begitulah seterusnya
Syuja’. Beirut: Dar Al-Minhaj.
c. Nisab dan Zakat Kambing Al-Bashri, A. al-F. W. (2010). An-Nihayah Syarah
Nisab dan zakat kambing dapat dilihat pada al-Ghoyah wa at-Taqrib. Lebanon: Dar al-
Kotob al-Ilmiyah.
tabel 3:
Al-Hisoni, T. A. B. bin M. bin A. M. (2008).
Tabel 3. Nisab dan Zakat Kambing
Kifayatu al-Akhyar fi Halli Ghoyah al-Ikhtisor.
Nisab Zakat yang wajib
Beirut: Dar Al-Minhaj.
Kambing dikeluarkan
As-Syarbini, S. bin M. bin M. A.-K. (2004). al-Iqna’
1 - 39 Tidak ada zakat
fi Halli al-Fazd Abi Syuja’. Beirut: Dar Al-
1 ekor kambing betina usia 1
40 - 120 Kotob Al-Ilmiyah.
tahun atau 2 tahun
Hamid, H. A.-K. (2011). Al-imta’ bi Syarah Matan
2 ekor kambing betina usia 2
121 - 200 Abi Syuja’. Kairo: Dar Al-Manar.
tahun
Kamal, A. M. (2003). Shohih Fikih as-Sunnah.
3 ekor kambing betina usia 2
201 - 300 Cairo: Maktabah At-Tawfiqiah.
tahun lebih
4 ekor kambing betina usia 2
301 - 400
tahun lebih
Dan setiap bertambah 100 ekor zakatnya 1
kambing

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa pertama, Syekh Ahmad
bin al-Hasan al-Asfahani berpandangan bahwa
hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya
adalah unta, sapi meliputi kerbau dan kambing atau
domba/biri-biri dengan 6 syarat yaitu : Islam,
merdeka, memiliki secara sempurna, nisab, haul dan

Intizar, Vol. 26, No. 1, Juni 2020 31


Indra Pratama, Duski Ibrahim, KA Bukhori Fikih Zakat Hewan Ternak dalam Perspektif Syekh
Ahmad bin al-Hasan al-Asfahani (Abu Syuja’)

32 Intizar, Vol. 26, No. 1, Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai