Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

LAPORAN TUGAS TENTANG DEMOKRASI

DISUSUN OLEH
Nama Anggota :
1.      ADI SAPUTRA
2.      DICKY ADITYA PALAGUNA
3.      FEBRI RAMADHAN
4.      OLDI RINALDO
6.      RIZKY ADITYA SADAN
7.      SATRIYO DARMAWAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO (UMM)


2014/2015
KATA PENGANTAR
            Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang memberikan penerangan dan petunjuk kepada
manusia. Dialah zat yang telah memberikan banyak kenikmatan yang masih kita rasakan sampai saat ini.
shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan dan tauladan kita semua, Rasulullah SAW, juga
kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya. Karena jasa-jasa beliaulah kita dapat mengenal
dan merasakan indahnya Islam.
            Kenikmatan yang kami rasakan tidak lantas membuat kami berleha-leha dan bermalas-malas.
Kami mencoba untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini
berjudul ‘Demokrasi’. Makalah ini berisi tentang pengertian demokrasi.
            Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan tentang demokrasi
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Makalah ini tidak lepas dari
kekurangan karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Tetapi kami berusaha untuk membagi
ilmu dan wawasan yang telah kami rangkum dalam makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menjadi rujukan dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Metro, Oktober 2014


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................  2
DAFTAR  ISI..............................................................................................   3
BAB I .........................................................................................................   4
A. Latar belakang.........................................................................................   4
B. Tujuan penulisan......................................................................................   5
BAB II ........................................................................................................   6
A. Tinjauan teori..........................................................................................   6
BAB III ......................................................................................................   7
A. Pengertian demokrasi..............................................................................   7
B. Jenis-jenis demokrasi...............................................................................   8
C. Prinsip-prinsip demokrasi pancasila.........................................................   8
D. Contoh Negara yang menganut demokrasi.............................................   8
E. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dalam waktu 50 tahun..................   9
BAB VI ......................................................................................................  10
KESIMPULAN........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG


              Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja pertanyaan ini kami
munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti dengan pertanyaan yang kami ajukan tersebut
di atas. Karena kami punya pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi itu
merupakan produk luar negeri. Sedangkan negara kita sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang
demokrasi itu sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari
level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses
pembuatan kebijakan sementara kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili
bahwa negara kita mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti
ditulis almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat
sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap
orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama.
Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli
yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional
yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan
keputusannya tersebut. (Prijono Tjiptoherijanto dan Yomiko M. Prijono, 1983 hal 17-19). Dari gambaran
di atas, kami rasa hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi Kiblat negara
kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji secara lebih
dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang
dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa
kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang.
Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi.
Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang
mampu menjawab tantangan jaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila.
Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau
mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan
pembukaan UUD 1945. lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi
pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.
B.   TUJUAN
            Agar kita dapat membedakan antara paham demokrasi satu dengan demokrasi yang kita pakai di
Indonesia. Sehingga kita dapat mengerti apa sisi yang unggul di dalam demokrasi Pancasila.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    TINJAUAN TEORI
              Dalam tataran normatif, prinsip-prinsip demokrasi universal dapat kita pelajari dari berbagai
tulisan. Namun, dalam tahap penerapannya kadang terjadi perbedaan atau bahkan dipraktekkan secara
salah. Dalam hal ini beberapa faktor seperti faktor mental dan sosio-kultural sangat berpengaruh.
Demokrasi selalu mencoba melakukan pengaturan mengenai “Distribusi apa saja” yang diperebutkan dan
mengatur cara-cara pendistribusiannya.
              Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang baru saja membangun demokrasi setelah
keluar dari otoritarianisme orde baru pada tahun 1998.  meski demikian hingga kini banyak kalangan 
berpendapat bahwa Indonesia masih dalam tahap “Demokratisasi”. Artinya demokrasi yang kini coba kita
bangun belum benar-benar berdiri dengan mantap. Masih banyak hal yang perlu dibangun, bukan hanya
berkaitan dengan sistem politik, tetapi juga budaya, hukum, dan perangkat-perangkat lain yang penting
bagi tumbuhnya demokrasi dan masyarakat madani.
             Para pendiri bangsa berharap agar terwujudnya pemerintahan yang demokratis, supaya tercipta
masyarakat yang adil dan makmur.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία
(dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos)
"kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani,
salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit".
Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak
jelas lagi.Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria
elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua
pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap
ditempati kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-
benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20.
Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Perancis
Pertengahan dan Latin Pertengahan lama. Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk
pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti
oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani inisekarang tampak ambigu
karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan
monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau
tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan
menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.

B.  JENIS-JENIS DEMOKRASI


Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara
seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung,
yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan.
Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat
namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi
perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada Abad
Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Perancis.

C. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA


              Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:
a.       Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
b.      Keseimbangan antara hak dan kewajiban
c.       Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, dan orang lain
d.      Mewujudkan rasa keadilan sosial
e.       Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f.       Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
g.      Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

D. CONTOH NEGARA YANG MENGANUT DEMOKRASI


Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di negara-kota
Athena.[6][7] Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai
negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi
Athena."[8]
Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama: pemilihan acak
warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial di pemerintahan,[9] dan majelis legislatif
yang terdiri dari semua warga Athena. Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian
keputusan dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui majelis, boule,
dan pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik disebagian besar warga negara terus terlibat dalam
urusan publik.[11] Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti modern
(bangsa Yunani kuno tidak punya kata untuk menyebut "hak"[12]), penduduk Athena menikmati
kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah kota yang tidak dikuasai
kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah orang lain.

E.  PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA DALAM WAKTU 50   


     TAHUN
a.       Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila, namun
dalam penerapan berlaku demokrasi Liberal.
b.      Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.
c.       Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan multi-Partai
d.      Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun yang diterapkan
demokrasi terpimpin ( cenderung otoriter)
e.       Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter)
f.       Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila ( cenderung ada perubahan menuju
demokratisasi)
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    KESIMPULAN
              Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke
waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur
Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek Aspek Material (Segi
Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan.
Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung
di dalamnya.  Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.
Daftar Pustaka

MM, Drs. Budiyanto. 2002. Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Dkk, Suardi Adubakar. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 2 SMU. Bogor:
Yudistira.

Anda mungkin juga menyukai