Anda di halaman 1dari 17

KAPASITANSI

MATA KULIAH: FISIKA II

JURUSAN TEKNIK MESIN


PRODI D-4 TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan
judul "Kapasitansi: Teori dan Aplikasi". Karya tulis ini disusun sebagai bagian
dari upaya kami dalam memahami konsep dasar dan aplikasi dari kapasitansi
dalam bidang ilmu elektronika dan fisika.

Dalam era modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih, pemahaman tentang
kapasitansi menjadi semakin penting. Kapasitansi adalah salah satu konsep dasar
dalam ilmu elektronika yang berperan penting dalam berbagai aplikasi, mulai dari
sirkuit listrik sederhana hingga perangkat teknologi tingkat tinggi seperti
komputer dan telekomunikasi.

Dalam karya tulis ini, penulis mencoba untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif mengenai konsep kapasitansi, termasuk definisi dasar, hukum-
hukum yang mengatur perilakunya, serta aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-
hari. Pembahasan yang disajikan mencakup berbagai aspek, mulai dari kapasitor
sederhana hingga sirkuit kapasitif yang kompleks.

Penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan karya tulis ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, penulis berharap bahwa karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi yang positif bagi pembaca, terutama para mahasiswa, ilmuwan, dan
praktisi di bidang teknik elektronika dan fisika. Kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa mendatang.

Semoga karya tulis ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat dan
menjadi pijakan bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di masa
yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B. TUJUAN..........................................................................................................1
C. MANFAAT.......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
MATERI.................................................................................................................4
A. PENGERTIAN..................................................................................................4
B. TEORI KAPASITANSI......................................................................................4
C. ENERGI KAPASITOR BERMUATAN .......................................................5
D. KONSTANTA WAKTU.....................................................................................5
E. JENIS-JENIS KAPASITOR...............................................................................5
F. RANGKAIAN KAPASITOR...............................................................................6
G. RUMUS KAPASITOR........................................................................................7
H. KAPASITANSI DENGAN BAHAN PENYEKAT...................................................9
I. PEMBAHASAN...............................................................................................10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUPAN.......................................................................................................12
A. KESIMPULAN................................................................................................12
B. SARAN..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Latar belakang konseptual kapasitansi bermula dari pengamatan


bahwa muatan listrik dapat disimpan pada objek yang memiliki dua
konduktor terpisah oleh bahan isolator atau dielektrik. Kapasitor adalah
perangkat yang dibuat khusus untuk memanfaatkan sifat ini dengan
menyediakan dua konduktor yang mendukung kapasitas penyimpanan
muatan. Konduktor-konduktor ini umumnya dipisahkan oleh medium
isolator seperti udara, kertas, atau plastik.
Salah satu konsep penting terkait kapasitansi adalah kapasitansi
spesifik, yang merupakan ukuran kapasitas penyimpanan muatan per unit
tegangan. Ini diukur dalam satuan yang disebut farad (F). Kapasitansi
spesifik suatu kapasitor bergantung pada beberapa faktor, termasuk luas
permukaan konduktor, jarak antara konduktor, dan sifat dielektrik
medium di antara mereka.
Kapasitansi memiliki aplikasi luas dalam berbagai bidang. Dalam
sirkuit elektronik, kapasitor digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk
penyaringan sinyal, penundaan waktu, dan penyimpanan energi. Mereka
juga digunakan dalam peralatan elektronik konsumen seperti televisi,
radio, dan komputer.
Dalam bidang teknik listrik, kapasitor digunakan dalam sistem
distribusi tenaga listrik untuk meningkatkan faktor daya dan
memperbaiki kualitas daya. Mereka juga digunakan dalam industri
manufaktur untuk mengontrol motor listrik dan peralatan lainnya.
Secara keseluruhan, pemahaman tentang konsep kapasitansi sangat
penting dalam ilmu fisika dan teknik elektronika modern, karena
memberikan dasar untuk pemahaman yang lebih baik tentang fenomena
listrik dan aplikasi teknologi listrik yang kompleks.

B. TUJUAN

1. Memahami Konsep Dasar: Siswa diharapkan dapat memahami konsep


dasar kapasitansi, termasuk definisi, sifat-sifat, dan prinsip-prinsip dasar
yang mengatur perilakunya.
2. Mengerti Peran dalam Sirkuit Listrik: Siswa diharapkan dapat
memahami peran kapasitansi dalam sirkuit listrik, termasuk bagaimana
kapasitor mempengaruhi aliran arus dan tegangan dalam sirkuit.
3. Mampu Menghitung dan Menganalisis Sirkuit Kapasitif: Siswa
diharapkan dapat menghitung kapasitas kapasitor, waktu pengisian dan
pengosongan, serta melakukan analisis sirkuit kapasitif sederhana.

1
4. Memahami Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Siswa diharapkan
dapat mengidentifikasi berbagai aplikasi kapasitansi dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk dalam perangkat elektronik konsumen, sistem
distribusi listrik, dan peralatan industri.
5. Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah: Pembelajaran
kapasitansi juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah siswa, termasuk kemampuan untuk menganalisis
masalah yang melibatkan kapasitansi dan merumuskan solusi yang tepat.
6. Mendorong Pemikiran Kreatif dan Inovatif: Pembelajaran kapasitansi
juga bertujuan untuk mendorong pemikiran kreatif dan inovatif siswa
dalam merancang dan mengembangkan aplikasi baru yang memanfaatkan
konsep kapasitansi.

B. MANFAAT

Pembelajaran mengenai kapasitansi memiliki beragam manfaat,


baik bagi perkembangan akademik maupun praktis, antara lain:
1. Pemahaman Dasar Listrik: Kapasitansi adalah salah satu konsep dasar
dalam ilmu listrik dan elektronika. Dengan mempelajari kapasitansi, siswa
dapat memahami prinsip-prinsip dasar listrik, termasuk konduktansi,
muatan listrik, dan tegangan listrik.
2. Aplikasi dalam Elektronika: Pengetahuan tentang kapasitansi penting
dalam merancang dan memahami sirkuit elektronika. Siswa yang
memahami konsep kapasitansi dapat mengembangkan keterampilan dalam
merancang sirkuit penyaring, osilator, dan penguat, serta menerapkan
kapasitor dalam berbagai aplikasi praktis.
3. Perbaikan Kualitas Daya: Dalam bidang teknik listrik, pemahaman
tentang kapasitansi sangat penting untuk meningkatkan kualitas daya.
Kapasitor digunakan untuk meningkatkan faktor daya dan mengurangi
distorsi harmonik dalam sistem tenaga listrik.
4. Penggunaan Energi Listrik yang Efisien: Dengan pemahaman tentang
kapasitansi, siswa dapat mempelajari cara menggunakan kapasitor untuk
menyimpan dan memanfaatkan energi listrik secara efisien. Ini dapat
membantu dalam mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan efisiensi
sistem listrik.
5. Pengembangan Teknologi: Pemahaman tentang kapasitansi merupakan
landasan untuk pengembangan teknologi baru dalam bidang elektronika
dan energi. Siswa yang mempelajari kapasitansi dapat menjadi inovator di
bidang teknologi energi terbarukan, penyimpanan energi, dan elektronika
canggih.
6. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari: Kapasitansi memiliki
berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari peralatan
elektronik konsumen hingga sistem tenaga listrik rumah tangga. Dengan
memahami kapasitansi, siswa dapat mengenali dan memahami berbagai
perangkat dan sistem yang mereka gunakan setiap hari.

2
7. Persiapan Karir: Pengetahuan tentang kapasitansi dapat membuka
peluang karir di berbagai bidang, termasuk teknik listrik, teknik
elektronika, teknologi informasi, dan energi terbarukan. Siswa yang
memahami kapasitansi memiliki keunggulan dalam mencari pekerjaan
atau mengejar pendidikan lanjutan di bidang terkait.

3
BAB II
MATERI

A. PENGERTIAN

Kapasitansi adalah sifat dari sebuah objek atau sistem untuk


menyimpan muatan listrik. Dalam konteks fisika dan ilmu listrik,
kapasitansi mengacu pada kemampuan suatu konduktor atau sistem
konduktor untuk menyimpan muatan listrik ketika diberi tegangan listrik.
Kapasitansi diukur dalam satuan yang disebut farad (F).
Kapasitansi muncul karena adanya perbedaan potensial listrik
antara dua konduktor yang terpisah oleh bahan isolator atau dielektrik.
Kapasitor adalah perangkat yang diciptakan khusus untuk memanfaatkan
sifat ini dengan menyediakan dua konduktor yang mendukung kapasitas
penyimpanan muatan. Konduktor-konduktor ini umumnya dipisahkan oleh
medium isolator seperti udara, kertas, atau plastik.
Kapasitansi diperhitungkan dalam berbagai aplikasi teknologi,
mulai dari perangkat elektronik konsumen hingga sistem tenaga listrik.
Contoh penggunaannya termasuk dalam sirkuit penyaring, penyimpanan
energi, dan peningkatan faktor daya dalam sistem tenaga listrik.
Kapasitansi juga memiliki peran penting dalam pemahaman
tentang fenomena elektromagnetik dan perilaku sirkuit listrik. Konsep ini
merupakan bagian integral dari dasar-dasar elektronika dan fisika modern
serta memiliki implikasi yang luas dalam pengembangan teknologi.

B. TEORI KAPASITANSI

Teori kapasitansi berkaitan dengan sifat-sifat kapasitor, yang


merupakan komponen elektronik yang menyimpan energi dalam bentuk
medan listrik antara sepasang konduktor. Kapasitansi sendiri mengacu
pada kemampuan sebuah kapasitor untuk menyimpan muatan listrik.
Beberapa konsep dalam teori kapasitansi antara lain:
1. Kapasitansi: Kapasitansi (C) didefinisikan sebagai rasio muatan (Q) yang
tersimpan dalam sebuah kapasitor terhadap perubahan potensial listrik (V)
yang terjadi pada kapasitor tersebut, yaitu C = Q/V. Satuan kapasitansi
adalah farad (F).
2. Hubungan dengan Geometri: Kapasitansi sebuah kapasitor dipengaruhi
oleh geometri konduktor dan bahan dielektrik yang memisahkan kedua
konduktor tersebut. Faktor-faktor seperti luas permukaan konduktor, jarak
antara konduktor, dan jenis bahan dielektrik akan memengaruhi
kapasitansi.
3. Dielektrik: Dielektrik adalah bahan isolator yang digunakan di antara
kedua konduktor sebuah kapasitor. Dielektrik meningkatkan kapasitansi
dengan mengurangi gaya elektrostatik antara kedua konduktor.

4
4. Hubungan dengan Energi: Energi yang disimpan dalam sebuah kapasitor
(W) dapat dihitung menggunakan rumus W=1/2CV^2, di mana C adalah
kapasitansi dan V adalah tegangan.
5. Kapasitor dalam Rangkaian: Kapasitor dapat digunakan dalam berbagai
rangkaian, seperti dalam rangkaian penyangga (buffer) untuk menyediakan
daya sementara, dalam filter untuk memisahkan sinyal frekuensi tertentu,
atau dalam rangkaian osilator untuk menghasilkan gelombang osilasi.
Teori kapasitansi ini sangat penting dalam rekayasa elektronika
dan digunakan dalam berbagai aplikasi mulai dari sirkuit listrik hingga
komunikasi nirkabel.

C. ENERGI KAPASITOR BERMUATAN

Energi yang disimpan dalam sebuah kapasitor yang bermuatan dapat


dihitung menggunakan rumus:
W= 1/2CV^2
Di mana:
 W adalah energi yang disimpan dalam kapasitor (dalam joule).
 C adalah kapasitansi kapasitor (dalam farad).
 V adalah tegangan pada kapasitor (dalam volt).
Rumus ini menunjukkan bahwa energi yang disimpan dalam kapasitor
berbanding lurus dengan kapasitansi kapasitor dan kuadrat tegangan yang
diberikan kepadanya. Ini berarti semakin besar kapasitansi atau tegangan
pada kapasitor, semakin besar energi yang dapat disimpan di dalamnya.
Misalnya, jika sebuah kapasitor memiliki kapasitansi 10 farad dan diberi
tegangan 100 volt, maka energi yang disimpan di dalamnya adalah:
W=1/2×10×(100)^2=50,000
Jadi, kapasitor tersebut akan menyimpan 50,000 joule energi saat
bermuatan dengan tegangan 100 volt.

D. KONSTANTA WAKTU

Konstanta waktu adalah waktu itu akan mengambil untuk


perbedaan potensial di seluruh kapasitor (dalam rangkaian RC) untuk
meningkatkan ke tingkat yang sama sebagai tegangan yang dikenakan.
Tegangan kapasitansi bermuara di rata-rata eksponensial. Tegangan atas
kapasitor juga jatuh pada tingkat yang sama. Konstanta waktu satu (TC)
sama dengan R x C. dua TC sama dengan 2 x(RC), dan seterusnya.

E. JENIS-JENIS KAPASITOR

Ada beberapa jenis kapasitor yang berbeda, masing-masing dengan


karakteristik dan aplikasi yang unik. Berikut adalah beberapa jenis
kapasitor yang umum:

5
1. Kapasitor Elektrolitik: Kapasitor ini memiliki kapasitansi yang tinggi
dan umumnya digunakan dalam aplikasi daya rendah hingga menengah.
Mereka memiliki polaritas, yang berarti mereka harus dipasang dengan
polaritas yang benar. Kapasitor elektrolitik terdiri dari dua elektroda yang
terendam dalam elektrolit, biasanya cairan atau gel.
2. Kapasitor Keramik: Kapasitor keramik menggunakan bahan keramik
sebagai dielektriknya. Mereka memiliki ukuran kecil, toleransi yang baik,
dan bekerja baik dalam frekuensi tinggi. Kapasitor keramik sering
digunakan dalam aplikasi sirkuit terpadu dan elektronik konsumen.
3. Kapasitor Tantalum: Kapasitor tantalum menggunakan logam tantalum
sebagai elektroda. Mereka memiliki kepadatan energi yang tinggi dan
stabilitas yang baik, tetapi juga relatif mahal. Kapasitor ini sering
digunakan dalam aplikasi di mana ukuran fisik yang kecil dan kapasitansi
yang tinggi diperlukan.
4. Kapasitor Film Plastik: Kapasitor film plastik menggunakan bahan film
plastik sebagai dielektriknya. Mereka memiliki toleransi yang baik,
kestabilan termal yang tinggi, dan bekerja baik dalam frekuensi rendah
hingga menengah. Kapasitor film plastik umumnya digunakan dalam
audio, pemfilteran sinyal, dan aplikasi di mana akurasi kapasitansi penting.
5. Kapasitor Variabel: Kapasitor variabel memiliki kapasitansi yang dapat
diubah secara manual atau dengan bantuan mekanisme elektronik. Mereka
sering digunakan dalam aplikasi seperti penyiaran radio, penyiaran
televisi, dan dalam rangkaian osilator.
6. Kapasitor Supercapacitor: Juga dikenal sebagai kapasitor double-layer
(kondensor elektrik), supercapacitor memiliki kapasitansi yang sangat
tinggi dan mampu menyimpan energi dalam jumlah besar. Mereka cocok
untuk aplikasi di mana akses cepat terhadap energi diperlukan, seperti
dalam kendaraan listrik dan penyimpanan energi regeneratif.
Setiap jenis kapasitor memiliki kelebihan dan kelemahannya
sendiri, dan pemilihan kapasitor yang tepat tergantung pada kebutuhan
aplikasi khususnya.

F. RANGKAIAN KAPASITOR

Rangkaian kapasitor adalah susunan kapasitor dalam suatu


rangkaian listrik yang dapat memiliki berbagai konfigurasi dan tujuan.
Beberapa rangkaian kapasitor umum termasuk:
1. Rangkaian Kapasitor Paralel: Pada rangkaian ini, kapasitor-kapasitor
disusun sedemikian rupa sehingga masing-masing memiliki ujung yang
terhubung ke titik yang sama dalam rangkaian. Rangkaian kapasitor
paralel meningkatkan kapasitansi keseluruhan dan dapat digunakan untuk
meningkatkan kapasitas penyimpanan energi dalam aplikasi tertentu.
2. Rangkaian Kapasitor Seri: Pada rangkaian ini, kapasitor-kapasitor disusun
berturut-turut sehingga arus yang sama mengalir melalui masing-masing
kapasitor. Rangkaian kapasitor seri dapat digunakan untuk mendapatkan

6
kapasitansi keseluruhan yang lebih rendah daripada masing-masing
kapasitor yang terhubung.
3. Rangkaian Kapasitor Resonansi: Rangkaian ini menggunakan prinsip
resonansi antara kapasitor dan induktor untuk menciptakan respons
frekuensi tertentu. Rangkaian kapasitor resonansi sering digunakan dalam
aplikasi seperti filter frekuensi dan rangkaian osilator.
4. Rangkaian Kapasitor Kopel: Dalam rangkaian ini, kapasitor digunakan
untuk menghubungkan dua sirkuit atau komponen elektronik. Rangkaian
kapasitor kopel dapat digunakan untuk mengisolasi sinyal AC dari sinyal
DC atau untuk mengkompensasi penurunan tegangan dalam sirkuit.
5. Rangkaian Kapasitor Bypass: Rangkaian ini menghubungkan kapasitor
antara dua titik dalam sirkuit untuk menyediakan jalur alternatif bagi arus
AC. Rangkaian kapasitor bypass sering digunakan untuk mengurangi
noise atau gangguan dalam sirkuit daya atau audio.
Setiap jenis rangkaian kapasitor memiliki karakteristik dan aplikasi yang
berbeda. Pemilihan rangkaian yang tepat tergantung pada kebutuhan
spesifik dari suatu aplikasi atau desain rangkaian elektronik.

G. RUMUS KAPASITOR

1. PENJELASAN
Kapasitor adalah sebuah benda yang dapat
menyimpan muatan listrik. Benda ini terdiri dari dua pelat
konduktor yang dipasang berdekatan satu sama lain tapi tidak
sampai bersentuhan. Benda ini dapat menyimpan tenaga listrik
dan dapat menyalurkannya kembali, kegunaannya dapat kamu
temukan seperti pada lampu flash pada camera, juga banyak
dipakai pada papan sirkuit elektrik pada komputer yang kamu
pakai maupun pada berbagai peralatan elektronik.

2. Kapasitor [C] gambaran sederhananya terdiri dari dua keping sejajar


yang memiliki luasan [A] dan dipisahkan dengan jarak yang sempit
sejauh [d]. Seringkali kedua keping tersebut digulung menjadi silinder
dengan sebuah insulator atau kertas sebagai pemisah kedua keping.
simbolnya dinotasikan dengan:

[Simbol]

Berbagai tipe kapasitor, (kiri) keping sejajar, (tengah) silindris,


(kanan) gambar beberapa contoh asli yang digunakan pada
peralatan elektronik.

7
Contoh penggunaan kedua simbol tersebut pada rangkaian listrik:

Kamu dapat mencari nilai kapasitas atau kapasitansi suatu


kapasitor, yakni jumlah muatan listrik yang tersimpan. Untuk bentuk
paling umum yaitu keping sejajar, persamaan kapasitansi dinotasikan
dengan:

Dimana:
C=kapasitansi
(F,Farad)
(1Farad=1Coulomb/Volt)
Q=muatan_listrik(Coulomb)
V = beda potensial (Volt)
Nilai kapasitansi tidak selalu bergantung pada nilai dan .
Besar nilai kapasitansi bergantung pada ukuran, bentuk dan posisi kedua
keping serta jenis material pemisahnya (insulator). Nilai usaha dapat
berupa positif atau negatif tergantung arah gaya terhadap
perpindahannya. Untuk jenis keping sejajar dimana keping sejajar
memiliki luasan [A] dan dipisahkan dengan jarak [d], dapat dinotasikan
dengan rumus:

Dimana:
A = luasan penampang keping (m2)
d = jarak antar keping (m)
= permitivitas bahan penyekat ( )
Jika antara kedua keping hanya ada udara atau vakum (tidak terdapat bahan
penyekat), maka nilai permitivitasnya dipakai .

8
Muatan sebelum disisipkan bahan penyekat ( ) sama dengan muatan
setelah disisipkan bahan penyekat ( ), sesuai prinsip bahwa muatan bersifat
kekal. Beda potensialnya dinotasikan dengan rumus:

Kapasitor menyimpan energi dalam bentuk medan listrik. Besar energi [W]
yang tersimpan pada dapat dicari menggunakan rumus:

Dimana:
W = jumlah energi yang tersimpan dalam kapasitor (Joule)

H. KAPASITANSI DENGAN BAHAN PENYEKAT

Bahan penyekat (dielektrik) ini berperan penting dalam


meningkatkan kapasitansi kapasitor dengan mengurangi gaya
elektrostatik antara konduktor. Beberapa bahan penyekat yang umum
digunakan dalam kapasitor termasuk:
1. Vakum: Vakum adalah medium yang memiliki konstanta dielektrik yang
sangat rendah. Kapasitansi dalam kapasitor vakum tergantung pada
geometri konduktor, area permukaan, dan jarak antara konduktor.
Kapasitor vakum umumnya digunakan dalam aplikasi khusus yang
membutuhkan isolasi yang sangat baik, seperti dalam peralatan
laboratorium atau aplikasi militer.
2. Udara: Udara memiliki konstanta dielektrik yang sedikit lebih tinggi dari
vakum, tetapi masih cukup rendah. Kapasitor udara umumnya memiliki
kapasitansi yang lebih rendah daripada kapasitor dengan bahan penyekat
lainnya, tetapi mereka sering digunakan dalam aplikasi di mana kestabilan
dan keandalan yang tinggi penting, seperti dalam aplikasi industri atau
pemeliharaan sirkuit.
3. Plastik: Bahan plastik seperti polipropilena, polietilena, atau polistirena
sering digunakan sebagai penyekat dalam kapasitor film plastik. Kapasitor
dengan bahan penyekat plastik ini biasanya memiliki kapasitansi yang
stabil dan tinggi, serta toleransi yang baik terhadap suhu dan frekuensi.
4. Keramik: Bahan keramik, seperti oksida logam seperti oksida tembaga
atau oksida seng, sering digunakan dalam kapasitor keramik. Kapasitor
keramik memiliki kapasitansi yang tinggi untuk ukurannya yang kecil,
serta toleransi yang baik terhadap suhu dan tegangan. Mereka banyak
digunakan dalam aplikasi elektronik konsumen dan industri.
5. Tantalum: Kapasitor tantalum menggunakan bahan tantalum oksida
sebagai penyekatnya. Kapasitor ini memiliki kapasitansi yang tinggi dan

9
kestabilan yang baik, tetapi mereka juga cenderung lebih mahal daripada
kapasitor dengan penyekat lainnya. Kapasitor tantalum sering digunakan
dalam aplikasi di mana ukuran fisik yang kecil dan kapasitansi yang tinggi
penting, seperti dalam perangkat telekomunikasi dan elektronik portabel.
Setiap bahan penyekat memiliki karakteristik dielektriknya sendiri,
yang memengaruhi kapasitansi, kestabilan, toleransi, dan faktor-faktor
lainnya dalam desain kapasitor. Pemilihan bahan penyekat yang tepat
tergantung pada kebutuhan spesifik dari aplikasi atau desain kapasitor
yang diinginkan.

I. PEMBAHASAN

1. Terdapat sebuah Kapasitor dengan mempunyai besaran kapasitas


sebesar 0.8 μF yang dimuati oleh sebuah Baterai berkapasitas 20 Volt.
Maka berapakah Muatan yg tersimpan didalam Kapasitor tersebut ?
Pembahasan:
Diketahui:
C = 0.8 μF sama dengan 8 x 10-7 F
V = 20 Volt (V)
Ditanya:
Berapakah nilai Q?
Penyelesaian:
C = Q / V sehingga Q = C x V
Q = 8 x 10-7 x 20
Q = 1.6 x 10-5 coulomb
Jadi, jawabannya adalah 1.6 x 10-5 coulomb.

2. Terdapat dua buah kapasitor yang masing-masing 6 μF kemudian


disusun seri dengan beda potensial 100 V. Maka berapakah energi yang
tersimpan dalam sistem tersebut?
Pembahasan:
Cari terlebih dahulu kapasitas pengganti untuk rangkaian seri tersebut
Cs = 6/2 = 3 μF = 3 x 10-6 F
Energi yang tersimpan dalam sistem:
W = ½ Cs V2
W = ½ . 3 x 10-6 . (100)2
W = ½ . 3 x 10-6 . 104
W = 1,5 x 10-2 Joule

3. Pada suatu kapasitor mempunyai kapasitas yang besar yakni 0,6 μF dan
bermuatan dengan baterai berkapasitas 25 Volt. Maka berapakah besar
muatan yang terdapat dalam Kapasitor tersebut?
Pembahasan:
Diketahui: C = 0,6 μF = 6 x 10ˉ⁷ F; V = 25 Volt
Ditanyakan: Q = ?

10
Jawab:
C = Q/V
6 x 10ˉ⁷ = Q/25
Q = 6 x 10ˉ⁷ x 25
Q = 1,5 x 10ˉ⁵ Coulomb
Maka besar muatan ialah 1,5 x 10ˉ⁵ Coulomb.

4. Besaran pada sebuah kapasitas yakni 0.8 μF kemudian dimuati oleh


sebuah Baterai berkapasitas 20 Volt. Jadi berapakah yg terdapat didalam
muatan Kapasitor tersebut ?
Pembahasan:
Diketahui:
C = 0.8 μF sama dengan 8 x 10-7 F
V = 20 Volt (V)
Ditanya:
Berapakah nilai Q?
Jawabannya:
C = Q / V sehingga Q = C x V
Q = 8 x 10-7 x 20
Q = 1.6 x 10-5 coulomb

11
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Dalam menjelaskan pembahasan mengenai kapasitansi, terdapat


beberapa kesimpulan yang dapat diambil:
1. Pengertian Kapasitansi: Kapasitansi adalah kemampuan suatu komponen
elektronik, yaitu kapasitor, untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitansi
diukur dalam satuan farad (F).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kapasitansi: Kapasitansi sebuah
kapasitor dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk luas permukaan
konduktor, jarak antara konduktor, dan jenis bahan dielektrik yang
digunakan.
3. Rumus Kapasitansi: Kapasitansi (C) dapat dihitung sebagai rasio muatan
(Q) yang tersimpan dalam kapasitor terhadap perubahan potensial listrik
(V) pada kapasitor, yaitu C = Q/V.
4. Hubungan dengan Energi: Energi (W) yang disimpan dalam sebuah
kapasitor dapat dihitung menggunakan rumus W=1/2CV^2, di mana C
adalah kapasitansi dan V adalah tegangan.
5. Jenis-jenis Kapasitor: Terdapat beberapa jenis kapasitor yang berbeda,
termasuk kapasitor elektrolitik, keramik, tantalum, film plastik, variabel,
dan superkapasitor. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kelemahan serta
aplikasi yang berbeda.
6. Rangkaian Kapasitor: Kapasitor dapat disusun dalam berbagai rangkaian,
seperti paralel, seri, resonansi, kopel, dan bypass, tergantung pada
kebutuhan aplikasi tertentu.
Dengan memahami konsep-konsep di atas, seseorang dapat
mengaplikasikan kapasitansi dalam berbagai rangkaian listrik dan
elektronik dengan lebih baik untuk memenuhi kebutuhan spesifik
dari suatu desain atau aplikasi.

B. SARAN

1. Pengantar Kapasitansi: Mulailah dengan memberikan pengantar tentang


konsep dasar kapasitansi. Jelaskan apa itu kapasitansi, bagaimana
kapasitor bekerja, dan mengapa konsep ini penting dalam dunia teknologi
modern.
2. Teori Dasar: Bahaslah persamaan dasar yang menggambarkan
kapasitansi, seperti persamaan kapasitansi C=Q/V, di mana C adalah
kapasitansi, Q adalah muatan, dan V adalah tegangan.
3. Jenis-jenis Kapasitor: Jelaskan berbagai jenis kapasitor yang ada, seperti
kapasitor keramik, elektrolitik, film, dan lain-lain. Diskusikan karakteristik
masing-masing jenis kapasitor dan aplikasi praktisnya.

12
4. Proses Pembuatan Kapasitor: Jelaskan proses produksi kapasitor,
termasuk bahan yang digunakan, teknik pembuatan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kapasitor.
5. Aplikasi Kapasitor: Tinjau berbagai aplikasi kapasitor dalam berbagai
bidang, mulai dari elektronika konsumen hingga industri. Bahas
bagaimana kapasitor digunakan dalam rangkaian listrik, sirkuit daya, filter
sinyal, dan aplikasi lainnya.
6. Efek Kapasitansi: Diskusikan efek kapasitansi dalam rangkaian listrik,
termasuk fenomena seperti efek memori, reaktansi kapasitif, dan
resonansi.
7. Perkembangan Terbaru: Tinjau perkembangan terbaru dalam teknologi
kapasitor, termasuk inovasi dalam desain, material, dan aplikasi.
Diskusikan dampaknya terhadap industri dan masyarakat.
8. Tantangan dan Peluang: Bahas tantangan yang dihadapi dalam
pengembangan kapasitor, seperti ukuran, biaya, dan efisiensi. Jelaskan
peluang untuk peningkatan kapasitor dalam hal kinerja, ukuran, dan
keberlanjutan.
9. Studi Kasus: Sertakan beberapa studi kasus tentang implementasi
kapasitor dalam proyek nyata. Tinjau keberhasilan dan tantangan yang
dihadapi dalam menerapkan kapasitor dalam konteks spesifik.
10. Kesimpulan dan Saran: Ringkaslah temuan utama Anda tentang
kapasitansi dan berikan saran tentang arah penelitian masa depan atau
perkembangan teknologi yang dapat meningkatkan kapasitansi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djermanova, N.J., Kiss’ovski, J.G., dan Vatchkov, V.A. (2014) Portable Arduino
- Based LCR – Meter, Annual Journal of Electronics, 170-173. Dutt, S. (2015) RC
Circuit Delays. Chicago : ECE Department University of Illinois Lutfiyana.,
Hudallah N., dan Suryanto A., (2017) Rancang Bangun Alat Ukur Suhu Tanah,
Kelembaban Tanah, dan Resistansi, Jurnal ElektroI, 9(2), 80- 86. Marpaung,
P.W., Murti, M.A., dan Ramdhani, M. (2007) Desain dan Implementasi L-C
Meter Berbasis PC, 109-112. Prabowo E. (2010) Skripsi : Identifikasi Kelayakan
Alat Praktek Instalasi Listrik Sub Alat Ukur Avometer Untuk Mendukung Tujuan
Kurikulum di SMK 5 Semarang, Universitas Negeri Semarang. Rahmanto A.
(2017) Skripsi : Analisa Akurasi Pengukuran Resistansi, Kapasitansi, Serta
Impedansi Dengan Metode Feedback TK2941A di Laboratorium Listrik Dan
Otomasi Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Ramdany,
H.F.N., dan Winarno H., (2016) Alat Ukur Induktansi Digital Berbasis Atmega
32, Jurnal Gema Teknologi, 19(1), 1-5. Samosir, A.S., (2016) Implementasi Alat
Ukur Kapasitansi Digital (Digital Capacitance Meter) berbasis Mikrokontroler,
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro, 10(1), 21-26. Taufik, M. (2017) Rancang
Bangun Alat Ukur Kapasitor dan Induktor Digital, Jurnal PROtek, 04(1), 35-40.
Zulfy A.M. (2017) Skripsi : Rancang Bangun Kapasitansi Meter Berbasis Arduino
Board, Universitas Jember.

14

Anda mungkin juga menyukai