Anda di halaman 1dari 41

MODUL PEMBELAJARAN

PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK


KELAS X SMK

COVER

Bahan Ajar Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)


Di SMK Negeri 3 Amuntai
Semester Genap
Tahun Pelajaran 2018/2019
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga Modul Pekerjaan Dasar Elektromekanik (PDE) untuk siswa/i Kompetensi
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul pembelajaran ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
pembelajaran Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik pada Kompetensi Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Modul Pekerjaan Dasar Elektromekanik diharapkan dapat membantu siswa/i
dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik, terarah,
dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan pembelajaran
dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa/i serta teori singkat untuk
memperdalam pemahaman siswa/i mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Pekerjaan Dasar
Elektromekanik ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul pembelajaran ini
dimasa yang akan datang. Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Penyusun,
Slamet Akuwan, S.Pd.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
GLOSARIUM ........................................................................................................ v

Deskripsi Modul .................................................................................................... 1


Rencana Aktivitas Belajar ..................................................................................... 2
Pembelajaran 1 ..................................................................................................... 3
1. Peralatan Kerja Kelistrikan ........................................................................... 3
2. Peralatan Skun Kabel Hydrolis ..................................................................... 6
3. Sambungan Kabel ........................................................................................ 8
4. Latihan ......................................................................................................... 12
Pembelajaran 2 ..................................................................................................... 14
1. Konsep Dasar Fastener ................................................................................ 14
2. Merakit Dengan Solder ................................................................................. 18
3. Merakit Dengan Keling ................................................................................. 21
4. Latihan ......................................................................................................... 24
Pembelajaran 3 ..................................................................................................... 26
1. Instalasi Pemipaan ....................................................................................... 26
2. Pekerjaan Pemipaan dari bahan non Logam ................................................ 33
3. Latihan ......................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 36

iv
GLOSARIUM

PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

Keselamatam : upaya yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan


Kerja dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun yang
berhubungan dengan peralatan, objek kerja, bengkel tempat kerja, dan
lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung.
Baut : suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya.

Logam : elemen yang terdapat di kerak bumi. Pada logam memiliki jumlah 4% dari
kerak bumi.
Peralatan : suatu alat yang dalam penggunaannya menggunakan tangan (tenaga
tangan manusia).

Pengukuran : suatu perbandingan antara suatu besaran dengan besaran lainnya yang
sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap standar.

Elbow : alat sambung pipa yang berbentuk siku

Tee : alat sambung pipa yang berbentuk huruf T


: alat sambung pipa yang berbentuk huruf T, namun diameter lubang
Tee socket permukaannya berbeda, misalnya ¾ “ dengan ½ “

: alat sambung pipa bentuk lurus yang diameter lubangnya menyempit,


Reducing
misalnya dari ¾ “ ke ½ “
socket
: alat sambung pipa bentuk lurus diameternya lubangnya sama
Socket
: alat sambung pipa yang digunakan untuk menyambung pipa yang
dilakukan pada akhir sambungan. Alat ini berfungsi ,jika ada suatu instalasi
Barel Union
rusak, maka tidak membongkar semua instalasi, hanya pada instalasi
rusak yang dibatasi oleh barel union.
: Alat pemanas yang berfungsi melenturkan atau melunakkan pipa PVC
Hot (Heater) dengan sebaran panas yang merata dipermukaannya sehingga mudah
Gun dibentuk.

Spiral : Alat pembengkok pipa berbentuk spiral terbuat dari baja dengan diameter
Bending luar 20 mm.

v
1. DESKRIPSI MODUL
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi
pengetahuan. Keterampilan dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui
pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang
saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Modul dengan judul “Peralatan
Mekanik dalam Pekerjaan Kelistrikan” ini merupakan salah satu referensi yang
digunakan untuk mendukung pembelajaran pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik pada kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang
diberikan pada kelas X.
Modul ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan, yang dijabarkan dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam kurikulum
2013, peserta didik ditugaskan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dari
berbagai sumber belajar yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru
sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik
dengan ketersediaan kegiatan pada Modul ini. Guru dapat memperkayanya dengan
kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang relevan bersumber dari lingkungan
sosial alam.
Modul peserta didik ini disusun di bawah koordinasi Direktorat Pembinaan
SMK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal
penerapan kurikulum 2013. Modul ini merupakan “dokumen hidup" yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas Modul ini.

2. RENCANA AKTIVITAS BELAJAR


Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran yang meliputi: penggalian
informasi melalui pengamatan, bertanya, melakukan percobaan, kemudian mengolah
data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar, menyimpulkan, dan mencipta. Pada Modul ini, seluruh materi
yang ada pada setiap kompetensi dasar diupayakan sedapat mungkin diaplikasikan
secara prosedural sesuai dengan pendekatan ilmiah.
Melalui Modul bahan ajar ini, kalian akan mempelajari apa?, bagaimana?, dan
mengapa?, terkait dengan masalah Peralatan Mekanik dalam Pekerjaan Kelistrikan.

1
Langkah awal untuk mempelajari materi ini adalah dengan melakukan pengamatan
(observasi).
Keterampilan melakukan pengamatan dan mencoba menemukan hubungan-
hubungan yang diamati secara sistematis merupakan kegiatan pembelajaran yang
aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Dengan hasil pengamatan ini, berbagai
pertanyaan lanjutan akan muncul. Nah, dengan melakukan penyelidikan lanjutan,
kalian akan memperoleh pemahaman yang makin lengkap tentang masalah yang
kita amati.
Dengan keterampilan ini, kalian dapat mengetahui bagaimana mengumpulkan
fakta dan menghubungkan fakta-fakta untuk membuat suatu penafsiran atau
kesimpulan. Keterampilan ini juga merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat
yang dapat digunakan, bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu, tetapi
juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamatan
Melibatkan pancaindra, menggunakan penglihatan untuk membaca fenomena
(visual), pendengaran untuk merekam suatu informasi (audio), termasuk melakukan
pengukuran dengan alat ukur yang sesuai. Pengamatan dilakukan untuk
mengumpulkan data dan informasi.
Membuat Inferensi
Merumuskan Penjelasan berdasarkan pengamatan. Penjelasan ini digunakan untuk
menemukan pola-pola atau hubungan-hubungan antar aspek yang diamati, serta
membuat prediksi atau kesimpulan.
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan hasil penyelidikan baik lisan maupun tulisan. Hal yang
dikomunikasikan termasuk data yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, bagan,
dan gambar yang relevan.

2
PEMBELAJARAN 1

KOMPETENSI DASAR (KD)


3.5 Memilih alat dan bahan kerja kelistrikan elektromekanik
4.5 Melakukan pekerjaan kelistrikan elektromekanik

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)


1. Mengidentifikasi macam-macam tang
2. Mengidentifikasi peralatan skun kabel hydrolis
3. Mengidentifikasi macam-macam sambungan kabel
4. Menggunakan macam-macam tang
5. Menggunakan peralatan skun kabel hydrolis
6. Memasang berbagai sambungan kabel

RUMUSAN MATERI
A. PERALATAN KERJA KELISTRIKAN
1. TANG
Tahukah kamu tentang tang ? Pernahkah kamu menggunakan tang ? Tahukah kamu
macam-macam tang ? Kamu pasti ingin tahu tentang tang ? Untuk menjawab rasa ingin
tahumu, bacalah uraian materi berikut dengan seksama !
Tang adalah alat tangan yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan
keteknikan. Tang terdiri dari berbagai macam, tetapi pada subbab kita akan membahas
tentang tang potong, tang bulat, tang kombinasi, dan crimping.
a. Tang Potong
Tang potong adalah alat yang mempunyai rahang tajam dan miring. Kemiringan
dibuat pada sudut tertentu sehingga dapat digunakan untuk memotong kabel.
Rahang tang potong terbuat dari baja chrome vanadium dan hadelnya dilapisi
plastik. Kegunaan dari tang potong adalah untuk memotong kabel, kawat, dan fiber
tipis. Kelemahan dari tang potong adalah tidak mampu memotong ukuran bidang
yang besar atau tebal.

Gambar 1. Tang Potong

3
b. Tang Bulat
Tang bulat memiliki spesifikasi bentuk rahang dan lonjong. Tang bulat memiliki
fungsi untuk membengkokan kabel, kawat, dan pelat aluminium. Tang ini telah
terisolasi, sehingga aman digunakan untuk menangani pekerjaan listrik.

Gambar 2. Tang Bulat

c. Tang Kombinasi
Tang kombinasi adalah tang yang digunakan untuk memegang, memuntir, dan
memotong benda kerja, seperti : kabel. Tang kombinasi tidak dapat dipukul dengan
palu saat digunakan untuk memotong kawat atau kabel. Pemukulan tang kombinasi
justru dapat merusak palu. Tang ini rahangnya bisa disetel sesuai dengan benda
yang akan dijepit. Pada ujung tang kombinasi terdapat rahang yang bergerigi rapat
yang berfungsi untuk menjepit kawat atau kabel. Sedangkan bagian yang bergerigi
renggang pada bagian tengah tang digunakan untuk mengunci mur. Rahang tajam
pada tang berfungsi sebagai pemotong kawat dan kabel. Ukuran tang kombinasi
biasanya 6-7 inchi. Kelemahan tang ini adalah celah antar rahang berkarat, maka
tang akan macet.

Gambar 3. Tang Kombinasi

d. Crimping
Crimping atau tang kabel merupakan tang yang berfungsi untuk memotong,
mengupas kabel, dan memasang sepatu kabel / skun kabel. Bagian rahang pada
tang kabel berfungsi sebagai penjepit kabel, rahang yang tajam sebagai pemotong
kabel, dan gagang yang bergerigi untuk mengelupas kabel. Untuk perawatan dari
tang kombinasi dan crimping sama denga tang potong dan rang bulat.

4
Gambar 4. Tang Crimping

e. Tang Press Skun Hydrolis


Tang press skun hydrolis termasuk alat yang digunakan untuk memasang
sepatu kabel ke ujung kabel. Pada tang press skun hydrolis memiliki crimping
berbentuk hexagonal yang sesuai untuk penyambungan berbagai jenis kabel dan
kawat. Tang press skun hydrolis terbuat dari logam pilihan yang memiliki ketahanan
karat yang cukup tinggi. Terdapat beberapa mata skun yang dipasang pada tang
press skun hydrolis.

Gambar 5. Tang Press Skun Hydrolis

f. Penggunaan Tang
Penggunaan tang potong, tang bulat, tang kombinasi, dan crimping sama, hanya
bedanya difungsi peralatan tersebut. Berikut langkah-langkah penggunaan tang
potong, tang bulat, tang kombinasi, crimping, dan tang press skun hydrolis.
1) Pilih tang sesuai jenis dan fungsinya.
2) Pegang tang dengan tangan kuat dan mantap. Pastikan gagang tang tidak kotor
atau licin karena bisa menimbulkan slip dan mengakibatkan cedera pada tangan.
3) Gerakkan bagian gagang tang dengan cara menekannya seperti saat
menggunakan gunting untuk memotong kabel/kawat, menjepit kabel/kawat dan
mengencangkan atau mengendurkan baut.
4) Jangan gunakan tang jika gagangnya rusak, kendur, patah atau kotor dengan oli
atau minyak.
5) Jangan gunakan tang jika rahang atau celah antar rahangnya rusak berkarat atau
macet.

5
g. Perawatan Tang Potong, Tang Bulat, Tang Kombinasi, Crimping, dan Tang
Press Skun Hydrolis
Adapun cara perawatan tang potong, tang bulat, tang kombinasi, crimping, dan
tang press skun hydrolis adalah sebagai berikut :
1) Selesai digunakan, tang harus dibersihkan dengan menggunakan kain bersih.
2) Periksalah keutuhan dari tang yang akan dikembalikan ke tempatnya, meliputi
jumlah dan fisiknya.
3) Simpanlah tang di toolbox, rak yang sesuai tempatnya, atau sesuai tempat
pengambilannya.
4) Periska tang secara teratur agar tahu bila terdapat kerusakan.
5) Simpan dan sisihkanlah tang yang sudah rusak dan aus.

2. PERALATAN SKUN KABEL HYDROLIS


Tahukah kamu peralatan skun kabel hydrolis ? Pernahkah kamu menggunakan
peralatan skun kabel hydrolis? Bagaimana cara menggunakan peralatan skun kabel
hydrolis? Bacalah uraian materi berikut dengan seksama untuk menambah wawasanmu
mengenai peralatan skun kabel hydrolis !
a. Kabel
Kabel adalah media penghantar untuk menyalurkan arus listrik, data dan
informasi melalui media konduktor berbahan logam atau bahan lainnya, tergantung
jenis kabelnya. Untuk pembungkusnya terbuat dari bahan plastik lentur untuk karet
yang memiliki fungsi sebagai pelindung fisik sari kerusakan berupa bunga api,
benturan, air dan lain-lain.
b. Selongsong Bakar (Cable Shrink)
Selongsong bakar termasuk selang pembungkus terbuat dari bahan plastik yang
mudah menyusut kalau terkena air, panas, tahan panas setelah terjadi penyusutan.
Pada selongsong bakar memiliki fungsi untuk melindungi kabel yang rusak atau
terkelupas. Sehingga menjadikan kabel lebih aman agar terjadi hubung pendek arus
listrik. Cara pemakaian selongsong bakar dapat dengan dipanasi hingga menyusut
sesuai yang dibutuhkan. Alat ini memiliki bentuk seperti selang pembungkus kabel.

6
Gambar 6. Selongsong Bakar (Cable Shrink)

c. Sepatu Kabel (Skun Kabel)


Sepatu kabel digunakan harus kedap udara (bagian yang memungkinkan air
masuk di solder terlebih dahulu). Fungsi sepatu kabel yakni sebagai penghubung
antara kabel satu dengan kabel lainnya.

Gambar 7. Sepatu Kabel (Skun Kabel)

Persiapan pemasangn sepatu kabel antara lain membersihkan jaket kabel dari
kotoran yang menempel, dan kupas bagian kabel. Selain itu, perlu diperhatikan
dalam memasang sepatu kabel terdiri dari tiga macam. Pertama, mengupas bagian
lapisan semikonduktif dari kabel harus rata dan tidak boleh menggores isolasi kabel.
Kedua, pemotongan - pemotongan lapisan semikonduktif tembaga harus rata
ujungnya, dan tidak bergerigi. Ketiga, bersihkan seluruh isolasi kabel dengan cairan
pembersih, sebelum pemasangan.
Pemasangan sepatu kabel pada penghantar dilakukan secara mekanik
berbentuk lingkaran dan segi enam. Berikut cara pemasangan kabel :
1) Ujung kabel harus bersih.
2) Sepatu kabel harus sesuai ukurannya.
3) Harus memperhatikan prosedur pemakaian crimping tools.

7
3. SAMBUNGAN KABEL
Tahukah kamu sambungan kabel? Pernahkah kamu, melakukan penyambungan
kabel? Sambungan kabel adalah penyambungan antara dua buah kabel yang terpisah
dengan tujuan agar kedua penghantar tersebut bersatu hingga kabel dapat bekerja
seperti sebelum dilakukan sambungan. Untuk menambah pengetahuanmu bacalah
uraian materi berikut dengan teliti!

Gambar 8. Sambungan Kabel

a. Syarat Sambungan Listrik


Syarat sambungan listrik menurut PUIL 2011 antara lain sebagai berikut :
1) Semua sambungan listrik harus baik dan bebas dari gaya tarik.
2) Sambungan antarpenghantar dan perlengkapan listrik dibuat sedemikian hingga
terjamin kontak yang aman dan handal.
3) Gawai penyambungan seperti terminal tekan, penyambungan puntir tekan, dan
penyambungan dengan solder harus sesuai dengan bahan penghantar yang
disambungnya.
4) Penghantar yang tidak sejenis tidak boleh disatukan dalam penyambungan puntir
kecuali alat penyambungan itu cocok sebagai kegunaannya.
Sambungan pada penghantar pada terminal tidak membahayakan dan merusak
penghantar.
b. Macam-macam Sambungan Kabel
Sambungan kabel terdiri atas berbagai macam, tetapi tidak semua cocok digunakan
dalam instalasi listrik. Adapun macam-macam sambungan kabel sebagai berikut.
1) Sambungan Kabel Mata Itik
Sambungan kabel mata itik digunakan untuk lebih dari dua sambungan kabel.
Pada sambungan mata itik yang perlu diperhatikan untuk sekecil mungkin adanya
pemotongan kabel-kabelnya.

8
Gambar 9. Sambungan Kabel Mata Itik
2) Sambungan Kabel pada Terminal Baut
Pada sambungan kabel ini penyambungnya antara lain sebagai berikut:
a) Sambungkan kabel menurut sistem satu kawat dan dua kawat seperti gambar
di bawah ini!

Gambar 10. a. Susunan baut pada sambungan kabel 1 kawat, b. Susunan baut
pada sambungan 2 kawat

Keterangan :
1. Pertinak
2. Kawat Mata Itik
3. Baut
4. Ring-Pelat
5. Mur Segi Enam

b) Contoh gambar di bawah ini penyambungan satu kawat dan dua kawat pada
bentuk terminal lainnya.

Gambar 11. a. Cara penyambungan kabel 1 kawat, b. Cara penyambungan


kabel 2 kawat

9
3) Cara Menentukan Jarak Diameter Mata Itik
Cara menentukan jarak diameter mata itik yang belum dipasang hingga dapat
membuat toleransi isolasi kabel tidak lebih dari 1 mm seperti gambar di bawah ini.

Gambar 12. a. Cara menentukan diameter penyambungan


kabel pada baut, b. Hasil diameter penyambungan kabel pada baut

4) Sambungan Kabel Ekor Babi (Pig Tail)


Sambungan kabel ekor babi adalah menyambungkan kabel satu atau beberapa
kabel pada suatu titik. Pasa sambungan ini paling sederhana dan mudah untuk
dipraktikan. Sambungan ini sering dijumpai pada kotak sambung yang dipasang
pada lasdop.

Gambar 13. Sambungan Kabel Ekor Babi (Pig Tail)

5) Sambungan Kabel Puntir


Pada sambungan kabel puntir memiliki tingkat kesulitan di atas sambungan kabel
ekor babi. Sambungan kabel puntir adalah penyambungan dua buah kabel yang
terbentuk satu garis lurus. Terdapat dua buah penyambungan puntir yaitu
sambungan bell hangers dan sambungan puntir western union. Perbedaan antara
dua buah sambungan puntir yaitu terletak dari jumlah puntirannya. Fungsi
sambungan ini adalah menyambung kabel yang kurang panjang. Penyambungan
ini dijumpai pada pekerjaan instalasi penerangan dalam rumah.

10
Gambar 14. Sambungan Kabel Puntir

6) Sambungan Kabel Bolak-balik (Turn Back)


Sambungan kabel bolak-balik adalah sambungan dengan ditekuk balik. Pada
sambungan ini lebih kuat terhadap rentangan tarikan maupun tarikan. Kabel yang
dipakai untuk penyambungan ini dengan menggunakan penampang 4 mm²
karena mudah ditekuk dan dipuntir dengan tangan. Bentuk sambungan bila
digunakan kabel yang lebih besar dapat dilakukan sambungan bolak-balik
britannia dan scarf.

Gambar 15. Sambungan Kabel Bolak-balik (Turn Back)

7) Sambungan Kabel Bernadi Banyak


Sambungan kabel bernadi banyak adalah sambungan dengan menganyam
sesuai arah alurnya.

Gambar 16. Sambungan Kabel Bernadi Banyak

8) Sambungan Kabel Datar (Plain Joint)


Sambungan kabel datar dapat dilakukan tanpa memutus kabel utamanya, hanya
saja dapat dikupas kabelnya sepanjang kebutuhannya. Bentuk sambungan ini

11
dapat untuk bentuk cabang tunggal (single plain joint) dan bentuk cabang ganda
(cross plain joint).

Gambar 17. Sambungan Kabel Datar (Plain Joint)

9) Sambungan Kabel Simpul (Knotted Tap Joint)


Sambungan kabel simpul adalah penyambungan kabel yang posisinya dalam satu
bidang datar dengan memberikan simpul agar sambungannya lebih kuat. Bentuk
cabangnya ada dua, yaitu bentuk cabang simpul tunggal dan ganda.

Gambar 18. Sambungan Kabel Simpul (Knotted Tap Joint)

B. LATIHAN

1. Bagaimanakah cara menggunakan tang potong?


Jawab:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

12
2. Apa kegunaan dari tang kombinasi dan crimping?
Jawab:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
............................
3. Bagaimana cara merawat tang potong, tang bulat, tang kombinasi, dan crimping?
Jawab:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
............................
4. Erza sedang melakukan sambungan kabel. Sebutkan macam-macam sambungan
kabel yang kamu ketahui?
Jawab:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
............................
5. Nando sedang mendapatkan tugas untuk melakukan sambungan kabel bell hanger.
Sebutkan cara yang tepat agar penyambungan kabel yang harus dilakukan oleh
Nando?
Jawab:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
............................

13
PEMBELAJARAN 2

Kompetensi Dasar (KD)


3.6. Mengidentifikasi pekerjaan elektromekanik
4.6. Merakit pekerjaan elektromekanik.

INDIKATOR PPENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)


1. Menjelaskan pekerjaan merakit dengan fastener.
2. Menjelaskan pekerjaan merakit dengan solder
3. Menjelaskan pekerjaan merakit dengan keling (rivet)
4. Melakukan pekerjaan merakit dengan fastener.
5. Melakukan pekerjaan merakit dengan solder
6. Melakukan pekerjaan merakit dengan keling (rivet)

RUMUSAN MATERI
A. MERAKIT DENGAN FASTENER
1. Konsep Dasar Fastener
Fastener adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyambungkan dua belah
pelat. Sambungan fastener bukan termasuk sambungan permanen, sehingga sewaktu-
waktu dapat dilepas.
Adapun macam-macam fastener meliputi:
a. Baut

Gambar 16. Bentuk baut

Baut adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya.

14
b. Sekrup

Gambar 17. Bentuk sekrup

Sekrup adalah suatu batang dengan ulir terbentuk dipermukaannya. Kepala sekrup
memiliki beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan dan lokasi pemakaiannya

c. Mur
Mur memiliki berbentuk persegi, bulat, atau heksagonal logam blok dengan alur
sekrup didalam. Mur digunakan untuk membantu mengencangkan obyek bersama-
sama dan digunakan bersama-sama dan digunakan bersama dengan sekrup atau
baut.

Gambar 18. Bentuk Mur

Mur dibuat dengan beberapa bentuk, antara lain mur segi enam, mur kupu-kupu,
mur dengan pengunci. Mur segienam digunakan untuk mengencangkan secara
kuat. Mur kupu-kupu untuk mengencangkannya dilakukan dengan tangan. Mur
dengan pengunci digunakan untuk mengencangkan baut agar aman.

2. Peralatan Pemasangan Fastener


1. Kunci Pas
Kunci pas digunakan untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur yang tidak
terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang telah
dilonggarkan dengan kunci ring.

15
Gambar 19. Kunci Pas

Kontruksi kunci Pas, kunci pas dibuat dari bahan baja tensil tinggi yaitu logam
paduan chrome vanadium, kunci ini mepunyai tangkai (shank) dengan kepala di
masing masing ujung yang membuat sudut 15 derajat terhadap tangkainya.
Spesifikasi kunci Pas, Satuan ukuran kunci pas terdiri dari mm (metrik) dan inch
(imperial). Untuk satuan metric ukuran a mm hingga 80 mm. Tetapi yang umum
digunakan di otomotif adalah 6 mm dengan kenaikan setiap 1 mm hingga ukuran
36 mm, kecuali ukuran 31,33,34 dan 35 mm tidak disediakan
2. Tang
Tang adalah alat yg digunakan untuk memegang benda kerja. Tang terbuat
dari baja dan pemegangnya dilapisi dengan karet keras. Terdapat beberapa jenis
Tang, yaitu :
a. Tang Kombinasi.
Tang kombinasi digunakan untuk memegang, memuntir dan memotong benda
kerja, misal kawat penghantar (kabel). Penggunaan tang kombinasi tidak
boleh memotong kabel dengan cara tang dipukul dengan palu, karena
akan merusak tang tersebut.

Gambar 20. Tang kombinasi

b. Tang Pemotong
Tang pemotong khusus dipakai untuk memotong kawat/kabel.

16
Gambar 21. Tang pemotong

c. Tang Lancip
Tang lancip digunakan untuk memegang benda kerja yag kecil, bisa juga
digunakan untuk membuat mata sambungan. Biasanya tang lancip juga
dilengkapi dengan pemotong kabel.

Gambar 22. Tang Lancip

d. Tang Pembulat

Gambar 23.Tang pembulat

Tang bulat khusus digunakan untuk membuat mata sambungan (mata


itik) pada ujung kabel. Kepala tang berbentuk silinder (bulat).

e. Tang Pemegang
Tang ini dirancang khusus untuk memegang benda kerja. Tidak dilengkapi
dengan bagian pemotong.

17
Gambar 24. Tang pemegang

f. Tang Kakatua
Tang kakatua khusus digunakan untuk memegang atau mencabut paku.

Gambar 25. Tang kakatua

3. Obeng
Obeng adalah alat tangan yang digunakan untuk memutar sekrup. Batang
obeng dibuat dari baja, sedang pemegangnya dibuat dari bahan penyekat
seperti kayu, plastik, atau karet keras. Mata obeng dibedakan menjadi 2 macan,
yaitu obeng pipih (minus) dan obeng bintang (plus).

Gambar 26. Macam-macam obeng

3. Prosedur Pemasangan Fastener


Proses penyambungan sekrup, baut, dan mur dapat dilakukan dengan mengebor
bagian pelat yang akan disambung sesuai dengan diameter baut dan mur yang
digunakan. Sambungan baut antara baut dan mur merupakan sambungan yang tidak
tetap artinya sewaktu-waktu sambungan ini dapat dibuka, sehingga sambungan ini
dapat dibongkar pasang.

18
B. MERAKIT DENGAN SOLDER
1. Konsep Dasar Merakit Dengan Solder (Patri)
Mematri (menyolder) adalah proses penyambungan dua buah logam plat atau lebih
dengan cara pemanasan dengan mencairkan bahan tambahan, sedang pelat/ benda
kerja tidak ikut mencair. Agar dapat diperoleh hasil pematrian yang baik, maka perlu
diperhatikan syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Bidang Patri Bersih
Pada bidang patrian yang mengkilap, logam isi merambat dengan baik. Jika bidang
patrian kotor, maka akan mengakibatkan menggelembung logam isi yang cair dan
menghalangi ikatan.

b. Menggunakan Bahan Pelumer (Fluks)


Bahan pelumer disalurkan sebelum dan selama proses pematrian. Guna bahan
pelumer untuk melarutkan lapisan oksida yang selalu ada pada permukaan bahan
dasar dan bahan logam isi secara kimiawi dan mengubah menjadi terak cair untuk
mencegah pembentukan oksida baru selama penyolderan.
c. Suhu pemanasan harus tetap
Suhu pemanasan harus sesuai dengan ketentuan jenis patrinya. Jika suhu terlalu
rendah, logam pengisi cair akan membentuk butiran bola dan merembes. Jika suhu
terlalu tinggi logam isi akan menguap. Suhu terendah pada bidang pematrian yang
memungkinkan perembesan dan pengikatan logam isi cair disebut suhu kerja.
d. Jarak celah dua logam induk
Besar celah penyambungan sangat menentukan kekuatan ikatan patri, celah
pematrian dibuat sempit agar dapat efek hisap yang baik oleh celah dan pori-pori
bahan dasar. Semakin encer patri, maka semakin sempit pula celah.

2. Jenis Pematrian
Jenis pematrian dibedakan menjadi bahan tambah/logam penyambung. Pekerjaan
pematrian dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pematrian Lunak
Pematrian Lunak adalah proses pematrian yang menggunakan bahan tambah dari
logam lunak, logam cair harus mencair pada suhu dibawah 450° C. adapun logam
penyambung untuk jenis pematrian ini adalah:
• Patri lunak timbel-timah dan timah timbel
• Patri lunak timah-timbel dengan tambahan tembaga atau perak
• Patri lunak istimewa

19
Panas yang dibutuhkan untuk penyolderan dengan temperature rendah dapat
diperoleh dari bebrapa system, diantaranya:
• System pemanasan menggunakan tenaga listrik dengan menggunakan elemen
pemanas.
• System pemanasan menggunakan gas LPG
• System pemanasan menggunakan pembakaran kayu
b. Pematrian Keras
Pematrian keras logam penyambung patri mencair pada suhu di atas 450° C. pada
patri keras diterapkan jika diinginkan ikatan yang lebih kokoh dan tahan terhadap
suhu tinggi jika dibanding dengan ikatan patri lunak. Berikut ini adalah bahan
penyambungan dari tembaga dan perak, antara lain:
• Patri Keras Tembaga
• Patri Keras Tembaga – Timah (Patri Perunggu)
• Patri Keras Tembaga – Seng (Patri Kuningan)
• Patri Keras Tembaga – Nikel – Seng
• Patri Keras Tembaga Perak

3. Peralatan Pematrian
Peralatan pematrian yang digunakan untuk penyambungan logam antara lain tuas patri,
pemanas tuas, pembakar patri, gas pembakar, pemantik, batu tahan api, pembersih tip,
dan meja kerja. Selain itu juga dipersiapkan peralatan keselamatan kerja yakni: baju
patri, masker, helm, kacamata keselamatan, dan sarung tangan.
Tuas patri berfungsi untuk patrian lunak dan patrian kecil yang hanya membutuhkan
sedikit energy panas. Pemanas tuas digunakan dengan pemanas arang kayu, gas,
minyak, aau listrik. Pembakar patri digunakan untuk pematrian api. Gas pembakar untuk
tuas patri dan pembakar patri diisikan dalam tabung yang ukurannya berlainan,
sehingga kemungkinan pemindahan pada segala pekerjaan bengkel dan perakitan luar
terjamin dengan baik.
Pada proses mematri diperlukan flux yang berfungsi untuk:
• Membantu melancarkan aliran bahan tambahan masuk ke celah logam induk
• Membersihkan permukaan yang disambung terutama lapisan oksida
• Mencegah terjadinya oksidasi dengan udara luar selama proses patri keras
berlangsung.
4. Prosedur Pematrian
Adapun proses pematrian antara lain:
a. Area Kerja

20
Area kerja untuk kegiatan pematrian harus memiliki sirkulasi udara yang baik, hal
ini meliki tujuan agar uap yang dihasilkan akibat pemanasan tidak terhirup
b. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri terdiri dari: kacamata keselamatan, masker, sarungtangan,
apron, dan sepatu kerja.
c. Kampuh
Kampuh dibuat sesuai dengan bentuk yang akan dipatri
d. Membersihkan Benda Kerja
Sebelum melakukan penyambungan, pemakaian benda kerja harus dibersihkan
terlebih dahulu dan diberi bahan pembersih (flux). Selain itu, bisa juga
menggunakan gerinda, sikat kawat, atau pasir.
e. Pemakaian Flux
Pemakaian flux dengan cara yang benar sesuai dengan petunjuk yang terdapat
pada bungkus flux. Untuk flux tepung dengan ditaburkan pada permukaan yang
disambung, untuk flux pasta dengan cara ditempelkan, dan untuk cair dengan
memoleskan pada benda kerja.
f. Pemakaian Bahan Pengisi/Logam Tambahan
Bahan pengisi tidak boleh dimasikan ke sisi sambungan, jatuhkan lelehan bahan
pengisi ke atas sambungan yang telah diberi flux.
g. Pemanasan bahan patri
Pemanasan bahan patri berfungsi untuk menyesuaikan suhu bahan bahan patri
h. Proses Penyambungan
Dalam penyambungan, bahan yang akan disambung harus bersih dari lapisan
oksid dan oli.
i. Pembersihan Hasil Pematrian
Setelah penambungan selesai, harus dibersihkan sisa bahan pembersih di luar
daerah yang dipatri. Flux yang tertinggal dapat dibersihkan dengan menggunakan
air panas yakni dengan menyelupkan benda panas ke dalam air atau menyikatnya
dengan sikat basah

C. MERAKIT DENGAN KELING


1. Konsep Dasar Sambungan Keling
Paku keling merupakan fastener yang dapat mengikat dua jenis logam berbeda
atau dua material berbeda. Sambungan keling menggunakan paku keling untuk
penyambungan.

21
Gambar 27. Paku Keling (Rivet)

2. Peralatan Sambungan Keling


Peralatan sambungan keling antara lain mesin tembak paku keling, mesin bor,
mesin pemotong, mesin penekan, palu konde, dan landasan.
a. Perapat Paku Keling
Perapat paku keling digunakan untuk merapatkan bahan dan kedudukan keling
pada bahan yang disambung.

Gambar 28. Tang Keling (Rivet)


b. Pembentuk kepala keling
Pembentuk kepala keling digunakan untuk membentuk kepala penutup setelah
diberi bentuk awal dengan palu
c. Landasan
Landasan yang digunakan untuk sambungan keling yakni landasa cekung
untuk setengah bulat dan landasan rata untuk keling tirus. Waktu penggunaan
landasan dijepit pada ragum.

3. Prosedur Pengelingan
Pada intinya, proses pengelingan ada dua yaitu dengan menggunakan mesin dan
manual.
Langkah pemasangan paku keling menggunakan Mesin Tembak Paku Keling
adalah:
a. Bor terlebih dahulu kedua pelat yang akan disambung sesuai dengan diameter
paku keling
b. Bersihkan serpihan bekas pengeboran pada pelat
c. Paku keling (rivet) dimasukkan diantara kedua pelat

22
d. Kemudian tariklah paku keling dengan memasukkan inti rivet yang ada pada
penarik berada di mesin tembak paku keling (gun rivet)
e. Tekan tangkai gun secara berulang-ulang sampai inti rivet putus

Langkah pemasangan paku keling secara manual adalah:


a. Bilah yang disambung sudah dilubangi dengan mesin bor dan paku keling yang
sudah dipotong sesuai dengan panjang yang dibutuhkan
b. Paku keling dimasukan ke lubang bilah-bilah yang akan disambung dan
dirapatkan menggunakan perapat paku keling.
c. Selanjutnya, dengan pembentukan kepala penutup keling awalnya dengan
pukulan dari arah tegak dan lurus sumbu keling sampai batang keling
mengembang dan menutup rapat lubang bilah. Paku keling tidak boleh
bengkok sama sekali
d. Pembentukan kepala penutup keling selanjutnya dengan cara melakukan
pukulan melingkar pada sekeliling penampang batang keling dengan cara
memiringkan palu konde.
e. Akhir pembentukan kepala penutup dikerjakan dengan alat pembentuk kepala
keling agar kepala keling simetris dan baik
f. Memukul dengan alat pembentuk kepala keling, maka bentuk akhir kepala
penutup lebih baik.

4. Kesalahan pengelingan dapat mengakibatkan berbagai macam kesalahan, antara


lain:
a. Ketidakcermatan pengelingan dapat mengakibatkan kesalahan.
b. Pengelingan tidak kokoh dan tidak rapat
c. Lubang keling pada bahan yang disambung tidak lurus
d. Kedudukan keling tidak miring dan tidak kokoh.

23
e. Paku keling tidak memenuhi lubang atau ada kelonggaran terlalu besar batang
keling bengkok
f. Kepala penutup menjadi ceper, karena persediaan batang terlalu panjang
g. Kepala penutup tergeser ke sebelah karena penekanan pembentukan tidak
merata.

D. SOAL LATIHAN
1. Berikut ini yang bukan termasuk sambungan permanen adalah
a. Sambungan las
b. Sambungan fastener
c. Sambungan patri keras
d. Sambungan patri lunak
e. Sambungan keling

2. Berikut ini jenis penyambungan pelat logam tanpa menggunakan pemanasan,


adalah
a. Tempa
b. Patri lunak
c. Patri keras
d. Las
e. Keling

3. Alat yang digunakan untuk memasang untuk memasang paku keling pada pelat
logam adalah
a. Obeng
b. Gergaji
c. Rivet Gun
d. Tang Kombinasi
e. Palu

4. Mengapa dalam menggunakan kunci pas pada baut harus rata ?


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

24
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
5. Pada kegiatan mematri, kita disarankan untuk menggunakan flux. Apakah fungsi
flux ?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

25
PEMBELAJARAN 3

Kompetensi Dasar (KD)


3.7 Menganalisis pekerjaan elektromekanik dari bahan non logam
4.7 Memeriksa pekerjaan elektromekanik dari bahan non logam

INDIKATOR PPENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)


1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian
dan pembagian bahan non logam dalam pekerjaan dasar elektromekanik
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menganalisis peralatan
dan bahan non logam yang digunakan dalam pekerjaan dasar elektromekanik.
3. Setelah melakukan praktikum, peserta didik telah dapat menggunakan peralatan dan
memilah bahan yang digunakan dalam pekerjaan dasar elektromekanik
4. Setelah melakukan praktikum, siswa dapat mengelola pekerjaan elektromekanik dari
bahan non logam dalam bidang pekerjaan Teknik Ketenagalistrikan

RUMUSAN MATERI
Pekerjaan pemipaan dari bahan non logam
1. Instalasi pemipaan
Pada pekerjaan instalasi listrik banyak sekali dipergunakan pipa listrik. Fungsi
pipa adalah untuk melindungi pemasangan kawat penghantar. Dengan pemasangan
pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang baik dan rapi.

26
Gambar 29. Instalasi pemipaan dan benda-benda bantu pemipaan

A. Macam-macam pipa instalasi


Pipa instalasi yang digunakan dalam instalasi listrik antara lain:
a. Pipa besi/baja (union)
Pipa union adalah pipa yang terbuat dari plat besi dan dibuat oleh pabrik
tanpa menggunakan las dan diberi cat meni berwarna merah. Pipa jenis ini dalam
pengerjaannya mudah karena dapat dengan mudah dibengkokkan dalam keadaan
dingin. Selain daripada itu pipa union mudah pula dipotong dengan gergaji besi. Pipa
jenis ini mudah didapat dipasaran dengan harga relatif murah.
Dalam instalasi listrik, pada pemasangan pipa union, jika masih dalam jarak
jangkauan tangan harus dihubungkan dengan bumi, kecuali bila digunakan untuk
menyelubungi kawat pembumian (arde).
Pemasangan pipa union umumnya dipasang pada tempat yang kering dengan
maksud menghindari terjadinya korosi atau karat.
b. Pipa PVC (plastik) atau paralon
Dewasa ini selain pipa union yang terbuat dari besi, juga banyak dipakai pipa
pelindung yang terbuat dari pipa bahan PVC atau paralon. Keuntungan penggunaan
pipa PVC ini dibanding dengan pipa union antara lain adalah pipa PVC lebih ringan,
mudah pengerjaannya, mudah dibengkokkan dan yang lebih penting adalah pipa
PVC sendiri adalah merupakan bahan isolasi sehingga dalam pemasangannya tidak
akan mengaibatkan terjadinya hubungan pendek antara penghantar dengan pipa.
Penggunaan pipa PVC sangat cocok untuk daerah lembab sebab tidak akan
menimbulkan korosi. Namun demikian pipa PVC mempunyai kelemahan yaitu tidak
tahan digunakan pada suhu kerja di atas 600C.
Bahan Isolasi PVC atau Poli Vinyl Chlorida adalah hasil polimerisasi dari
vinilklorida H2C = CHCl. Pada proses polimerisasi, ikatan ganda yang melekat pada
molekul vinilklorida diubah menjadi ikatan tunggal. Ikatan yang bebas kemudian

27
mengikat molekul-molekul vinilklorida lain sehingga timbul molekul-molekul makro
panjang, yaitu PVC.
Pada suhu kamar PVC ini keras dan rapuh, dan supaya dapat digunakan
sebagai bahan isolasi kabel, PVC harus dicampur dengan bahan pelunak
(plasticiser). Bahan lunak yang dicampur umumnya sebanyak 20 % hingga 40 %
kadang-kadang bahkan lebih, dan hasil campuran ini disebut kompon PVC. Untuk
membedakan PVC yang belum dicampur dinamakan damar PVC (PVC resin).
Kompon PVC kabel ini harus digunakan bahan pelunak dengan sifat-sifat listrik
yang baik, tidak boleh menguap, dan tidak boleh menjalarkan nyala api. Damar
PVC sendiri walaupun dapat dibakar, tetapi akan padam sendiri apabila sumber
apinya disingkirkan.
Berat jenis damar PVC sekitar 1,4 tergantung jenis dan banyaknya bahan
yang dicampurkan, sedangkan berat jenis kompon PVC berkisar antara 1,25 –
1,55. Damar PVC memiliki ketahanan cukup baik terhadap sejumlah besar bahan
kimia lain, dan dengan menggunakan bahan pelunak yang tepat dapat diciptakan
kompon PVC yang tahan terhadap bahan kimia tertentu.
Salah satu kelemahan kompon PVC akibat digunakan bahan pelunak adalah
ketahanan terhadap tekanan, yaitu kalau ditekan cukup lama dan cukup kuat
kompon PVC tidak dapat pulih dan makin tinggi suhunya makin kurang ketahanan
terhadap tekanan tersebut. Umumnya kompon PVC hanya dapat digunakan
sampai suhu 700 C terus menerus.

Tetapi dengan menggunakan bahan pelunak khusus dapat dibuah sampai


suhu lebih tinggi sampai 1050C.
c. Pipa spiral (fleksibel)
Pada instalasi listrik adakalanya dipasang pipa yang disebut pipa fleksibel.
Pipa ini dibuat dari logam dan non logam yang mudah diatur dan lentur. Sebagai
contoh misalnya dipakai sebagai pelindung kabel yang berasal dari dak standar
menuju ke meter pembatas listrik atau juga dipakai sebagai pelindung pada
penghantar instalasi tenaga seperti mesin bubut, pres, dan mesin skraf serta
dikapal laut, dan sebagainya
d. Pipa-galvanis
Didalam instalasi listrik pipa galvanis banyak digunakan pada dak standar,tiang
lampu taman.Dan pipa galvanis ini biasanya juga disebut pipa ledeng. Pipa
galvanis pada masa lalu sering dijumpai untuk instalasi listrik domestic, seiring
perkembangan dan ditemukan pipa PVC yang lebih ekonomis dan efisien maka

28
pipa galvanis tidak lagi dijumpai untuk instalasi listrik domestic. Namun untuk
instalasi di ruang mesin dan bengkel, penggunaan pipa galvanis masih dijumpai.

B. Maksud dan tujuan pemasangan pipa pada instalasi listrik


1. Untuk memberikan perlindungan pada penghantar terhadap gangguan mekanis
yang mungkin terjadi pada penghantar.
2. Sebagai tempat untuk meletakkan/menyalurkan kabel penghantar di dalamnya.
3. Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan kembali penghantar-
penghantar pada waktu perbaikan/penggantian penghantar yang rusak.
Pada instalasi listrik direncanakan sedemikian rupa dengan permukaan bagian
dalamnya harus licin, agar dalam penarikan kawat penghantar di dalam pipa tersebut
tidak mengakibatkan isolasi kawat tersebut tidak rusak.

C. Persyaratan pipa instalasi


1. Pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap kelembaban. Misalnya:
pipa baja, pipa PVC (pastik) atau bahan lain yang sederajat. (Pasal 730 D2 PUIL 77).
2. Pipa instalasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi secara
mekanis hantaran yang ada di dalamnya dan harus tahan terhadap tekanan mekanis
yang mungkin timbul selama pemasangan dan pemakaian. (pasal 730 D3 sub. A
PUIL 771).
3. Permukaan bagian dalam dan luar dari pipa harus licin dan rata, tidak boleh terdapat
lubang atau tonjolan yang tajam atau cacat lain yang sejenis pada bagian dalam atau
luar pipa tersebut, serta harus dilindungi secara baik terhadap karat. (pasal 730 D3
sub.b PUIL 77).
4. Pada bagian dalam pada ujung dari bahagian penyambung pipa tidak boleh terdapat
bahagian tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir lewat mana hantaran itu ditarik
harus licin dan tidak tajam. Pada ujung bebas dari pipa instalasi yang terbuat dari
baja, kawat dipasang-selubung masuk (tule) yang berbentuk baik dan terbuat dari
bahan yang awet.
5. Pemasangan pipa instalasi harus sedemikian rupa sehingga hantaran dapat ditarik
dengan mudah setelah pipa benda bantu dipasang, serta hantaran dapat diganti
dengan mudah tanpa membongkar sistem pipa (pasal 730 F1 PUIL 77).
6. Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka yang terdapat dalam jarak yang
kanan tangan harus ditahankan dengan baik, kecuali bila pipa instalasi logam
tersebut dipergunakan untuk menyelubungi kabel yang mempunyai instalasi ganda
(mis: NYM) atas digunakan hanya untuk menyelubungi kawat pertahanan. (pasal 730
F3 PUIL 77)

29
7. Pipa instalasi haru sedapat mungkin dipasang secara tegak lurus atau mendatar.
(pasal 730 F4 PUIL 77)

D. Perbandingan pipa instalasi listrik :

Pipa bahan non logam PVC (Plastik) Pipa dari bahan logam/baja

Tahan terhadap bahan kimia, jadi tidak Lebih kuat


perlu dicat.
Tidak menyalurkan nyala api Tahan terhadap panas dan nyala api

Ringan dan mudah dibawah/digunakan Bisa dijadikan pentahanan langsung

Mudah dibentuk dengan menggunakan Kerusakan mekanis tidak perlu diragukan


alat pemanas
Tabel 1. Perbandingan pipa bahan non logam dan pipa berbahan logam

E. Macam-Macam Benda Bantu Pada Pemasangan Pipa Instalasi


1. Kotak sambung (T. dos)
Kotak sambung pada instalasi penerangan berguna untuk:
1. Sebagai tempat penyambung/ pemeriksa kabel instalasi untuk alat hubung
pemakai/ bebas dari penarikan penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.
2. Sebagai tempat pemeriksaan kabel instalasi.

Gambar 30. Berbagai macam kotak sambung dan percabangan.

Peraturan yang berkaitan dengan penyambungan dalam kotak sambungan (T.dos)


adalah:
Pasal 730 F6 PUIL 7z7 yakni: kotak bantu, seperti kotak periksa, kotak tarik, benda
bengkok, benda siku dan benda T harus dipandang sedemikian rupa sehingga tetap
memungkinkan untuk maksud seperti pemeriksaan kembali dari hantaran yang ada atau
pemasangan hantaran tambahan.
Di antara dua kotak kecil tidak boleh ada lebih dari empat benda bengkok atau 20 meter
pipa lurus. Benda bengkok S ringan dianggap satu benda.
Pasal 730 F7 PUIL: pada lajur pipa di antara dua kotak tarik yang panjangnya tidak
lebih dari 10 meter, dapat dipasang satu benda pada kedudukan tidak lebih dari 0,5

30
meter dari kotak tarik yang mudah dicapai, atau semua bengkokan yang lain pada lajur
pipa tersebut tidak lebih dari 90.

2. Lasdop
lasdop digunakan pada sambung dan untuk mencegah adanya hubungan dan untuk
mencegah adanya hubungan singkat (korslet).
Oleh karena itu semua sambungan kabel yang terdapat di dalam kotak sambung (T-
dos) harus ditutup dengan lasdop.

Gambar 31. Lasdop dan penggunaannya.

3. Tule
Tule digunakan pada ujung pipa, dan berguna untuk mencegah terjadinya kerusakan
isolasi disaat penerikan/pemasangan kabel instalasi sementara dilaksanakan. Tule
memiliki ukuran antara lain: 3/4”, 1”, 1 1/2”, 5/8”, dan 2”

Gambar 32. Tule (tutup ujung pipa)

4. Klem / sengkang / pelana


Klem digunakan pada instalasi di luar tembok. Klem digunakan untuk mempekuat
pipa atau kabel. Pada pasaran terdapat ukuran 15/8”, 3/4”, 1”, 1 1/4” 1 1/2” dan 2”.

Gambar 33. Berbagai bentuk clamp dalam instalasi pemipaan listrik

31
5. Roset kayu/plastik
Pemakaian roset dalam instalasi pipa, dikarenakan untuk memasang lampu dan
saklar tidak diizinkan langsung ke dinding maupun plafon, tetapi terlebih dahulu
harus menggunakan roset kemudian disusul dengan fitting atau saklar

Gambar 34. Roset

6. Sambungan Pipa (SOK)


Sambungan (SOK) digunakan menyimpang/menyambung pipa lurus

Gambar 35. Sambungan pipa PVC

7. Bengkokan (karte bocht atau L-Bow)


Bengkokan (karte bocht) atau L-bow ataua elbow digunakan untuk pemasangan
instalasi pipa yang membelok.

Gambar 36. Bengkokan pipa atau Elbow atau L-Bow

32
2. Pekerjaan pemipaan dari bahan non logam
Penggunaan pipa pada instalasi dapat dipasang didalam tembok atau didalam
dinding maupun diluar dinding (outbow) sehingga terlihat lebih rapi. Penggunaan pipa
ini bermanfaat sebagai pelindung kabel dan akan efisien saat penggantian kabel
dikemudian hari. Pekerjaan pemipaan dalam instalasi listrik meliputi pekerjaan
memotong, membengkok dan menyambung.
Pipa yang digunakan dalam pekerjaan dasar elektromekanik dari bahan non logam
mestilah berupa bahan penyekat. Bahan penyekat atau sering disebut dengan istilah
isolasi adalah suatu bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat memisahkan
bagian-bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Sehingga untuk bahan
penyekat ini perlu diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut, sepeti : sifat
listrik, sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia, dan lain-lain.

A. Pekerjaan memotong
Pekerjaan memotong pipa PVC untuk keperluan instalasi listrik dapat
dilakukan dengan menggunakan gergaji dan pemotong pipa (pvc cutting pipe).

Gambar 37. Memotong pipa dengan PVC cutting pipa (gunting pipa)

Gambar 38. Memotong pipa PVC dengan gergaji besi.

B. Pekerjaan membengkok
Teknik Bending atau cara membengkokkan pipa ternyata tidak asal
membengkokkan tapi ada perhitungan-perhitungan matang atau metode yang
harus diketahui sehingga hasilnya sesuai dengan keinginan kita. Ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk membengkokkan pipa.. Meskipun perhitungan
matematika tidak mungkin dihilangkan dari petunjuk, adalah mungkin untuk

33
merencanakan bagaimana membengkokkan pipa sedemikian rupa dengan
perhitungan yang sederhana. Dengan menggunakan alat pembengkok pipa,
material dan bahan yang dibentuk akan lebih rapi dan sempurna.
Berikut adalah beberapa hal dalam pekerjaan membengkokkan pipa :
1. Menyiapkan peralatan kerja dan bahan

Gambar 39. Persiapan awal dan sikap kerja dalam pekerjaan.


Standar Operation Procedure (langkah kerja) :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gunakan APD (sarung tangan).
3. Hubungkan sumber tenaga Hotgun. (Panas diatur diposisi 1 dan 2)
4. Masukkan spiral bending kedalam rongga pipa PVC.
5. Panaskan permukaan pipa PVC sehingga merata dan lembek.
6. Bengkokkan pipa perlahan hingga sudut 90o.
7. Tahan bending sehingga pipa dingin.

2. Sikap kerja dalam pekerjaan membengkokkan pipa PVC.

Gambar 40. Sikap kerja

34
C. Pekerjaan membuat sambungan pipa.

Gambar 41. Pekerjaan membuat sambungan pipa PVC

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda


kerjakan latihan berikut ini.
1. Jelaskan fungsi pemipaan didalam instalasi listrik ?
2. Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan pipa dalam instalasi listrik ?
3. Sebutkan persyaratan-persyaratan pipa yang digunakan pada pemipaan instalasi
listrik ?
4. Sebutkan benda-benda bantu dalam pemipaan instalasi listrik beserta fungsinya ?
5. Jelaskan pekerjaan apa saja yang terdapat dalam pemipaan instalasi listrik ?

35
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Pekerjaan Elektromekanik 2. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan

Juhari. 2013. Pekerjaan Dasar Elektromekanik. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan

Wahyuning, Dewi dkk. 2018. Pekerjaan Dasar Elektromekanik. Surakarta : CV. Mediatama

Samin. 2016. Macam-macam tang dan fungsinya.


http://www.artikelmateri.com/2016/09/jenis-macam-tang-dan-fungsinya-
kegunaannya.html. diakses tanggal 17 Oktober 2018

Wijdan. 2017. 4 jenis sambungan kabel yang digunakan oleh Instalatir serta cara
menyambungnya. https://www.kelistrikanku.com/2017/01/macam-sambungan-
kabel.html. diakses tanggal 17 Oktober 2018

Dewi Wahyuningsih dkk , 2018, Buku Pekerjaan Dasar Elektromekanik K-13, Mediatama.

36

Anda mungkin juga menyukai