Anda di halaman 1dari 1

Sistem klasifikasi Cronquist masih banyak dipakai, tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya

dari sisi filogeni terutama karena bertentangan dengan hasil-hasil penyelidikan molekuler. Kekurangan
lain dari sistem klasifikasi Cronquist ini tidak dapat digunakan dalam identifikasi dan adopsi herbaria,
serta penempatannya dianggap kurang sesuai (caki samain Tasya aja  dijadikan satu paragraph ma
kelebihan).

Sistem klasifikasi Cronquist membagi tumbuhan berbunga (Angiospermae) menjadi dua kelas,
yaitu Magnoliopsida (tumbuhan berkeping dua/dikotil) dan Liliopsida (tumbuhan berkeping
satu/monokotil). Pembagian ini didasarkan pada sejumlah perbedaan, perbedaan struktur vegetatif
(batang, daun, akar) dan struktur generatif (bunga dan biji). Magnolipsoda memiliki sistem perkaran
tunggang dengan batang berkambium dan pertulangan daunnya menyirip atau menjari, sedangkan
Liliopsida sistem perakarannya serabut dengan batang yang tidak memiliki cambium dan pertulangan
daunnya melengkung atau sejajar. Jenis-jenis tumbuhan berkeping biji tersebut mempunyai ciri
karakteristik yang berbeda-beda, baik secara morfologi maupun anatomi (Sudarso, 2005).

Daftar Pustaka

Sudarsono. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press

Anda mungkin juga menyukai