Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tekanan osmosis merupakan sifat koligatif larutan. Sifat ini merupakan sifat yang
ditimbulkan oleh jumlah partikel terlarut. Namun, hingga saat ini belum terdapat kajian
mengenai sifat koligatif pada sistem larutan dengan zat terlarutnya yang beragam, Sebenarnya,
terdapat beberapa aplikasi produk pangan yang memiliki kaitan dengan sifat koligatif. Pada
tekanan osmosis maupun kenakan titik didih dan titik beku memiliki kesamaan sifat yang
kenaikannya ditentukan oleh jumlah partikel dalam pelarut, yakni tekanan osmosis dengan
molaritasnya dan kenaikan titik didih dan penurun titik oleh molaritasnya (Suyanto, 2022).

Tekanan osmotik terjadi pada membran sel bersifat Semipermeabel yang diakibatkan oleh
perbedaan konsentrasi substrat zat dalam sel. Perbedaan ini menimbulkan terjadinya tekanan
hidrostatik dan menjadi faktor terjadinya proses perpindahan molekul air pada sistem
transportasi air pada dalam tumbuhan mulai dari akar, batang sampai ujung daun.

Tekanan osmotik zat antara dinding sel adalah tekanan hidrostatik sebagai proses penting
terjadinya pergerakan air melintasi dinding sel. Konsep ini sering dirasakan sulit dipahami oleh
peserta didik karena bersifat abstrak. Untuk itu, melalui penelitian ini disajikan pemodelan
tekanan osmotik zat dinding sel sebagai integrasi konsep tekanan hidrostatik dengan
menggunakan simulasi berbasis digital. Pemodelan dilakukan dengan memperhatikan parameter
sifat fisik dinding sel, seperti elastisitas dan perositas, serta pengaruh faktor eksternal antara lain
konsentrasi zat terlarut dan suhu. Pada konsep Fisika, tekanan osmetik adalah contoh model
tekanan hidrostatik yang dipengaruhi oleh variabel suhu dan tekanan (Sunardjo, 2000).

I.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan praktikum yang dilakukan dalam praktikum Tekanan Osmosis Sel
menggunakan daun Rheo dicolour yaitu mengetahui dan menentukan tekanan osmosis sel
daun Rheo dicolour.
II. METODE PENELITIAN

II.1Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan Pada Acara 5 Praktikum tekanan
osmosis sel yang dilaksanakan Pada hari Jumat, 10 Oktober 2023 Pukul 09.00-11.40 WITA.
Bertempat di Laboratorium Bioteknologi, Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman.

II.2Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada acara 5 Praktikum tekanan osmosis sel yaitu
mikroskop, pinset, pisau silet, gelas piala, thermometer, gelas ukur cover glass, dan opjek glass.
Sedangkan untuk bahan yang disiapkan dalam praktikum ini yaitu: Rhoeo discolour, dan Larutan
Sukrosa dengan konsentrasi 0,28 M; 0,26M: 0,24M: 0,22M: 0,20 M: 0,18M: 0,16 M; dan 0,14
M;

II.3Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam melakukan praktikum tekanan osmosis sel, yaitu sebagai
berikut.

1). Menyiapkan larutan Sukrosa dengan konsentrasi 0,28M, 0,26 M, 0,24M, 0,22M,
0,20M, 0,18M 0,16M dan 0,14M.

2). Membuat sayatan tipis epidermis bagian bawah daun Rhoeo discolour.

3). Mengamati sayatan daun Rhoeo discolour dibawah miskroskop untuk memastikan
sel-sel yang utuh mengandung warna merah atocianίn.

4). Merendam sayatan daun Rhoeo discolour ke dalam bagian konsentrasi larutan
Sukrosa yang telah disiapkan.

5) Hitung jumlah sel yang mengalami plasmolisis untuk setiap konsentrasi larutan
Sukrosa, setelah 30 menit perendaman.
6). Larutan Sukrosa yang mengakibatkan setengah dari sel-sel daun Rhoeo discolour
mengalami piasmolisis merupakan tekanan osmosis dari sel yang dihitung dengan rumus

TO = 22,4 MT

273

M= Konsentrasi larutan Sukrosa yang menyebabkan setengah dari larutan sel yang
mengalami Plasmolisis.

T=273+ to c
III.
IV. PEMBAHASAN

Pada praktikum Acara 5 Tekanan Osmosis Sel, dilakukan pengujian proses plasmolisis
dengan menggunakan daun Rhoeo dicolour. Daun Rhoeo dicolour direndam dengan berbagai
konsentrasi larutan sukrosa yaitu 0,14 M; 0,16 M; 0,18 M; 0,20 M: 0,22 M: 0,26M; 0,28 M.
Kemudian daun Rhoe dicolour tersebut sebelum direndam, terlebih dahulu untuk disayat tipis
dengan ukuran 0,2 cm x 0,2 cm. Pengamatan dilakukan saat daun Rhoeo dicolour tersebut
sebelum dan sesudah direndam larutan sukrosa dengan menggunakan mikroskop. Perendaman
daun Rhoeo dicolour dengan lautan sukrosa dilakukan selama 30 menit.

Adapun data praktikum tekanan osmosis sel melalui uji larutan sukrosa. Pada daun Rhoeo
dicolour menghasilkan data jumlah sel plasmolisis dan tekanan osmotik. Pada lautan sukrosa
dengan konsentrasi 0,16 M dan tekanan os moh, 3,938 atm, menghasilkan jumlah sel plasmolisis
sebesar 49,13 %. Sedangkan pada lautan sukrasa dengan konsentrasi 0,26 M dan tekanan
osmotik 6,4 atm, menghasilkan jumlah sel plasmolisis sebesar 76,82 %. Melalui data tersebut
dapat diketahui bahwa semakin banyak proporsi sukrasa yang ditambahkan, maka tekanan
osmosis dan jumlah plasmolisis juga semakin besar. Terjadinya plasmolisis pada daun Rhoeo
dicolour yang mengakibatkan air serta molekul-molekul organik penting dari dalam sel akan
lebih banyak keluar dari sel.

Terjadinya plasmolisis dapat diketahui melalui perbedaan jumlah sel yang bewarna dengan
sel transparan saat sebelum dan sesudah direndam larutan sukrosa. Hal ini terjadi karena arah
gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai konsentrasi air larutan dengan nilai yang terdapat
di dalam sel. Apabila potensial larutan sukrosa lebih rendah maka air pada sel akan bergerak dari
luar ke dalam. Selain itu, jika potensial larutan sukrosa lebih tinggi, maka air pada sel akan
bergerak dan dalam ke luar. Sehingga dapat menyebabkan sel akan kehilangan air. Sesuai dengan
prinsip tekanan asmosis yaitu difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dengan
larutan hipotonik (rendah) ke lanetan hipertonik (tinggi). Contoh lautan hipertonik dalam
praktikum ini adalah lautan sukrosa.

Plasmolisis adalah keadaan saat membran dan sitoplasma akan terlepas dan dinding sel yang
disebabkan perbedaan konsentrasi larutan. Pada lautan sukrosa, molekul sukrosa tersebut dapat
berdifusi melalui benang-benang protoplasma yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding
sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan plasmolema dengan diameternya lebih besar
daripada molekul tertentu sehingga molekul sukrosa dapat masuk dengan mudah ke dalam sel.
V. KESIMPULAN

Tekanan Osmotik merupakan sifat yang ditimbulkan oleh jumlah partikel terlarut. Tekanan
osmotik sel terjadi pada membran sel bersifat semipermeabel yang diakibatkan oleh perbedaan
konsentrasi substrat zat dalam sel. Prinsip tekanan osmotik yaitu difusi air melintasi membran
semipermeabel dan daerah larutan hipotonik (rendah) ke larutan hipertonik (tinggi). Pada
praktikum yang dilakukan saat ini, contoh larutan hipertonik (tinggi) adalah larutan sukrosa.

Proses plasmolisis diketahui dengan keadaan saat membran dan sitoplasma akan terlepas dari
dinding sel yang disebabkan perbedaan konsentrasi pada larutan. Sehingga jika potensial larutan
sukrosa lebih tinggi, maka air pada sel akan bergerak dari dalam ke luar sel. Hal ini dapat
menyebabkan tanaman layu karena sel banyak kehilangan air (air keluar dari sel).
42 21
260 185
6 0,24 273 209
Rata-rata : 193,3 Rata – rata : 138,3
40 7
117 35
7 0,26 98 17
Rata-rata : 85 Rata-rata : 19,7
8 0,28 130 65
69 57
70 33
Rata-rata : 42,36 Rata – rata : 6,892
DAFTAR PUSTAKA

Tarz, L., & zeiger, E. 2002. Pland Physiology. 3rd ed. Sunder. land Inc. Sinauer Associates.

Sunardja. 2000. Meningkatkan kualitas Guru MIPA da- lam Rangka Otonomi Daerah.
Makalah Seminar Pada Seminar Pendidikan Matematika dan limu pengetahuan Alam 22 Agustus
2022. FMIPA UNY Yogyakarta.

Suyanto. S. 2002. Pendekatan Pembelajaran konstruktivisme dalam IPA dalam Implementasi


kurikulum Berbasis kom- Peterisi. Makalah Pelatihan TOT Guru SLTP Se Indonesia. FMIPA
UNY.

Rahmasari, Hamita dink. 2014. Ekstraksi Osmosis pada Pembuatan Siup Murbei (Manus alba
L.) Kajian Proporsi Buah Sukrosa dan Lama Osmosis. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol 2
No.3, 191-197

Tjitrosomo. 1987. Botani Umum 2. Bandung Penenat Angkasa

Anda mungkin juga menyukai