Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK PRODUKSI DAN SERTIFIKASI

BENIH WIJEN (Sessamum indicum)


Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana)
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan - Surabaya

I. Pendahuluan
Tanaman wijen dapat tumbuh di daerah
tropika dan subtropika pada 35 LU dan 45 LS
dengan ketinggian 1 - 1.200 meter di atas
permukaan laut. Wijen sensitif terhadap suhu
rendah, curah hujan yang tinggi, dan cuaca
mendung terutama saat pembungaan. Suhu
optimal 25 - 30 C dengan cahaya penuh.
Curah hujan 300-1000 mm, toleran terhadap
kekeringan, tetapi tidak tahan tergenang.
Wijen dapat tumbuh optimal pada wilayah kering dengan waktu 3
bulan basah. Wijen termasuk tanaman hari pendek, membutuhkan sinar
matahari sekitar 7 jam per hari. Makin panjang hari, panen akan semakin
cepat. Namun sudah banyak varietas yang adaptif di berbagai daerah yang
bervariasi panjang harinya ( Soenardi, 2005).
Tanaman wijen kurang tahan naungan, sehingga perlu dipikirkan bila
bertanam secara campuran dengan tanaman lain. Terutama yang lebih cepat
tumbuh dan tinggi daripada tanaman wijen. Meskipun demikian, tanaman ini
dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim lainnya. Wijen tumbuh
baik pada semua jenis tanah, tetapi yang terbaik pada tanah lempung
berpasir yang subur dengan pH 5,5 - 8,0. Tanah dangkal dan tanah garaman
kurang sesuai. Selain itu, wijen menghendaki drainase baik, karena wijen
tidak tahan tergenang. Oleh karena itu, pada tanah berat saluran drainase
seringkali diperlukan agar kelebihan air dapat segera dibuang ( Soenardi,
2005).
Wijen diperbanyak secara generatif dengan menggunakan benih.
Benih tersebut harus memenuhi 4 syarat yaitu sehat, mutu genetik, mutu
fisiologis, dam mutu fisik. Oleh karena itu, benih sebelum diedarkan ke
konsumen, benih harus lulus sertifikasi lapang dan sertifikasi mutu benih.
Tulisan
akan
membahas 1mengenai bagaimana memproduksi
benih wijen
dan ini
teknik
sertifikasinya.

II. Teknik Produksi Benih Wijen (Sessamum indicum)


Dalam membangun kebun benih wijen, jarak tanam yang digunakan
bervariasi (10 - 25) cm x (30 - 75) cm, tergantung dari varietas tanaman.
Varietas genjah lebih rapat dibanding varietas dalam, begitu pula semakin
sedikit percabangannya ditanam semakin rapat. Penanaman dengan tugal
sedalam 2 - 4 cm, tiap lubang tanam diisi 5 biji, bila disebar keperluan benih
dapat mencapai 4 kali lipat. Untuk memudahkan penanaman biji dicampur
dengan abu atau pasir halus ( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005). Jarak
tanam untuk varietas Sumberrejo 1 = 60 x 25 cm

tanaman per lubang,

varietas Sumberrejo 2 = 40 x 25 cm2tanaman per lubang.


Dosis pupuk yang digunakan tergantung kesuburan tanah. Dosis
pupuk yang dianjurkan 100 kg Urea/hektar + 100 kg SP36 + 50 kg
KCl. Sepertiga dosis diberikan bersamaan dengan tanam, sisanya diberikan
pada umur 4 - 5 minggu setelah tanam. Pemberian dapat dilakukan dengan
cara ditugal sedalam 5 - 7,5 cm dengan jarak 5 cm dari lubang tanam. Pupuk
Urea yang telah diletakkan dalam lubang harus ditutup. Pupuk P dan K dapat
ditambahkan bila daerah tersebut diketahui memerlukan

unsur hara

tersebut.( Mardjono, R. dan Suprijono, 2005).


III.Diskripsi Varietas Wijen
Tabel 1. Deskripsi Varietas Wijen dan Tipe Simpangnya
No
Varietas
1
SBR 1

SBR 2

SBR 4

Winas 1

Winas 2

Deskripsi
bawah
tidak
- Daun
bertoreh.
- Ruang kapsul : 6 8
- Jumlah kapsul/buku : 1
utama
tidak
- Batang
bercabang.
- Ruang kapsul : 6 8
- Jumlah kapsul/buku : 2-6
- Ruang kapsul : 6 8
- Jumlah kapsul/buku : 1
- Ruang kapsul : 6 8
- Jumlah kapsul/buku : 1
- Daun bawah : bertoreh

- Ruang kapsul : 6 8
- Jumlah kapsul/buku : 1
- Percabangan dari bawah
(Sumber : Sudarmo 2013)
2

Tipe Simpang
- Daun bawah bertoreh.
- Ruang kapsul : 4
- Jumlah kapsul/buku >1
- Batang utama
bercabang.
- Ruang kapsul : 4
- Jumlah kapsul/buku : 1
- Ruang kapsul : 4
- Jumlah kapsul/buku : > 1
- Ruang kapsul : 4
- Jumlah kapsul/buku : > 1
- Daun bawah : tidak
bertoreh
- Ruang kapsul : 4
- Jumlah kapsul/buku : > 1
- Percabangan dari tengah

Sumberrejo 1

Sumberrejo 2

IV. Sertifikasi Benih Wijen


4.1. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan dapat dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
1.

Pemeriksaan pada saat tanaman sebelum / menjelang berbunga.


Pemeriksaan sebelum berbunga terutama ditujukan bentuk daun, bulu
daun dan percabangan
a. Varietas Sumberrejo 1 : pada umur 30 hari, berdaun agak lebar,
berbulu jarang, posisi daun bertingkat dan sudah mulai keluar
cabang.
b. Varietas Sumberrejo 2 : pada umur 20 hari, berdaun sempit, berbulu
rapat, posisi daun simitris dan apabila dilihat dari atas berbentuk
silang tegak lurus dan tidak ada cabang.

2.

Pemeriksaan pada saat pembungaan. Pemeriksaan terutama pada


bulu bunga dan posisi bunga
a. Varietas Sumberrejo 1 : pada umur 55 hari, mahkota bunga berbulu
jarang, dalam satu ketiak keluar hanya satu bunga.
b. Varietas Sumberrejo 2 : pada umur 30 hari, mahkota bunga berbulu
lebat, dalam satu ketiak daun keluar lebih dari satu bunga.

3.

Pada saat menjelang panen. Pemeriksaan terutama pada bentuk buah


dan posisi buah
a. Varietas Sumberrejo 1 : pada umur 90 100 hari, jumlah lokul
(ruang polong) 6 8 ruang, dalam 1 ketiak daun hanya keluar 1
polong.
b. Varietas Sumberrejo 2 : pada umur 60 70 hari, jumlah lokul (ruang
3
polong) 4 ruang, dalam 1 ketiak
daun keluar lebih dari 1 polong.

Sertifikasi Kebun Benih Wijen Oleh PBT

Tahapan pemeriksaan kebun benih wijen :


1. Pemeriksaan lahan
tanah harus subur, drainase baik, dan tidak tergenang
harus ada fasilitas pengairan
tidak endemik hama dan penyakit
lahan bukan bekas tanaman terserang penyakit
lokasi mudah dijangkau
lahan bukan bekas tanaman wijen dari varietas berbeda
Isolasi Jarak Tanam : benih dasar 100 meter, benih sebar 50 meter
2. Pemeriksaan tanaman
Kemurnian varietas (> 99,8 %) dari populasi
Bebas dari serangan hama dan penyakit
Melakukan taksasi benih dengan waktu yang tepat.
Tabel 2. Standar Kebun Sumber Benih Wijen
No.
1.

Tolok Ukur

4.

Lokasi
a.
Letak
b. Lokasi
Tanah
a. PH
b. Kedalaman Efektif
c. Drainase
d. Kelerengan
Iklim
a. Tinggi tempat
b. Temperatur
Bahan tanam

5.
6.
7.
8.

Pertanaman
Produksi (semua kelas benih)
Tatab.
Kemurnian
Pemeliharaan
a.tanam
Populasi
Isolasi
Sanitasi
tanaman
kebun

2.

3.

Standar kebun Benih / Penangkaran


Terisolir dari pertanaman lain
Dekat jalan / mudah transportasi
Netral
100 150 cm
Baik
Datar

Maksimal 500 m dpl


0
18 31 C
Benih bina dari kelas benih diatasnya dan
di dukung oleh dokumen tertulis
Subur dan merata / homogen
Minimal 500 kg / Ha
Maksimal
Minimal
Dasar
98
Harus
% dilakukan
: 50
99,9
35.000
m %,minimal
pohon
Pokok /:1Ha
:99.8
kali %, sebar :

9.

Pemupukan
a. Kegiatan pemupukan

10.
11.
12.

b. Jenis
Pengairan
Pengendalian hama dan penyakit
Tingkat serangan H / P

Harus
dilakukan
sesuai
dengan
rekomnedasi Baliitas
Minimal NPK dan pupuk organik
Sesuai kebutuhan
Harus dilakukan sesuai obyek OPT
Dasar : %, 3RNRN , %,
6 HEDU %

(Sumber : SOP Kebun Sumber Benih Wijen,2006)


4.2. Pemeriksaan Mutu Benih di Laboratorium
Tahapan yang dilakukan yaitu
1. Pengambilan contoh benih : benih yang di uji hanya benih yang lulus
sertifikasi lapangan. Pengambilan contoh benih dilakukan dari setiap lot
benih secara representatif, contoh setiap lot dicampur kemudian diambil
untuk contoh kirim sesuai ketentuan. Pengambilan contoh menggunakan
alat yang kering untuk menghindari penambahan kadar air benih.
Tabel 3. Standar Minimum Contoh Kerja Untuk Benih Wijen
Berat Minimum Untuk Uji
Kadar Air Benih
10 gram

Berat Minimum Untuk Uji


Mutu Benih (Kemurnian
Fisik dan Daya
Kecambah)
70 gram

Berat Minimum Untuk


Pengujian (Adanya
Gulma Berbahaya)
70 gram

(Sumber : Sudarmo,2013).
2. Pengujian mutu benih yang dilakukan meliputi analisis kemurnian fisik, uji
daya kecambah dan penetapan kadar air benih.
Tabel 4. Spesifikasi Persyaratan Mutu Benih Wijen di Laboratorium

Kadar Air

Persyaratan/Standar
(%)
Maksimum 9,0

Benih Murni

Maksimum 97,0

Daya Berkecambah

Minimum 80,0

Kotoran Benih

Maksimum 3,0

Biji Tanaman Lain

Maksimum 0,2

Biji Gulma

Maksimum 0,2

No

Jenis Pemeriksaan

( Sumber : Sudarmo, 2013)


V. Penutup
Wijen merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki
nilai ekonomis cukup

tinggi dan

layak untuk dikembangkan.

Untuk

5 pengujian
mendapatkan
sudah
Diharapkan
lebih
terjamin
dilakukan
dengan
hasilnya.
benih
sertifikasi
adanya
yang bermutu
lapang
pemeriksaan
dan
baik,
diperoleh
tersebutmutu
dari
benih
benih
kebun
yang
dilaboratorium.
benih
dihasilkan
yang

DAFTAR PUSTAKA
Mardjono, R . dan Suprijono. 2005. Teknologi budidaya dan pasca panen
tanaman wijen. Pertemuan komisi pengkajian teknologi pertanian Jawa
Timur TA 2005. tanggal 1 Desember 2005. 93 102.
Soenardi. 2005. Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Wijen.Balai Penelitian
Tanaman Tembakau dan Serat.
Standart Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Kebun Sumber Benih
Wijen. 2006. Kumpulan SOP. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan Surabaya.
Sudarmo, H. 2013. Evaluasi Pengawasan Sumber Benih Wijen. Makalah
disampaikan pada kegiatan Induction Training yang diadakan Oleh
BBPPTP Surabaya Pada Tanggal 12 Nopember 2013.

Anda mungkin juga menyukai