Anda di halaman 1dari 7

BADAN KEROHANIAN ISLAM MAHASISWA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


Gedung Student Center Lantai 2
Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor
Email : officialbkimipb@gmail.com, Contact Person: Andi Firmansyah (089685765659)

UMAT ISLAM BANGKIT : SOLIDARITAS UNTUK MUSLIM UIGHUR


Oleh Bidang Isu dan Keumatan BKIM IPB 1441 H

Sejarah
Bangsa Uighur adalah keturunan klan Turki yang hidup di Asia Tengah, terutama di
provinsi Cina, Xinjiang. Namun, sejarah etnis Uighur menyebut daerahnya itu Uighuristan
atau Turkistan Timur. Menurut sejarah, bangsa Uighur merdeka telah tinggal di Uighuristan
lebih dari 2.000 tahun. Akan tetapi, Cina mengklaim daerah tersebut sebagai warisan
sejarahnya sehingga tidak dapat dipisahkan dari Cina. Orang Uighur percaya bahwa fakta
sejarah menunjukkan klaim Cina tidak memiliki landasan dan sengaja menginterpretasikan
sejarah secara salah, untuk kepentingan ekspansi wilayahnya. Uighuristan merupakan tanah
subur 1.500 mil dari Beijing, dengan luas 1.6 juta km2 hampir setara dengan 1/6 wilayah
Cina. Xinjiang adalah provinsi terbesar di Cina. Di utara, tanah Uighur berbatasan dengan
Kazakstan; Mongolia di timur laut; Kirghiztan dan Tajikistan di barat laut; dan dengan
Afghanistan-Pakistan di barat daya. Keturunan-keturunan klan Turki di Asia Tengah
memiliki asal, bahasa, tradisi dan kebudayaan dan agama yang sama. Tahun 1924, rezim
bolshevik Rusia, Joseph Stalin, membagi etnis ini menjadi Uighur, Kazakh, Lyrgyz, Ubzek,
Turkmen, Bashkir dan Tatar, dalam konferensi etnik dan pembagian negara di Tashkent,
Uzbekistan. Tahun 1949, 96% penduduk Xinjiang adalah klan Turki. Namun, sensus Cina
terakhir menyebutkan kini hanya ada 7,2 juta Uighur dari 15 juta warga Xinjiang. Selain itu,
terdapat etnis Kazakh (1 juta), Kyrgyz (150 ribu), dan Tatar (5 ribu). Para tokoh Uighur
percaya jumlah mereka di sana 15 juta. Selain itu, kini di Xinjiang juga tinggal etnis ras Asia:
Han-Cina, Manhcu, Huis, dan Mongol. Di luar Uighuristan diperkirakan ada 5 juta warga
Uighur di Turkistan Barat, kini masuk negara-negara pecahan Uni Soviet: Kazaktstan,
Uzbekistan, Turkmenistan dan Tajikistan. Selain itu, 75 ribu warga Uighur tinggal di
Pakistan, Afgahnistan, Saudia Arabia, Turki, Eropa dan Amerika Serikat. Orang Uighur
berbeda ras dengan Cina-Han. Orang Uighur lebih mirip orang Eropa Kaukasus, sedang Han
mirip orang Asia.
Bangsa Uighur memiliki sejarah lebih dari 4.000 tahun. Sepanjang itu, mereka telah
mengembangkan kebudayan uniknya, sistem masyarakat, dan banyak menyumbang dalam
peradaban dunia. Di awal abad ke-20, melalui ekspedisi keilmuan dan arkelogis di wilayah
Jalur Sutra, di Uighuristan ditemukan peninggalan kuno bangsa Uighur berupa candi-candi,
reruntuhan biara, lukisan dinding, dan barang-barang lainnya, juga buku dan dokumen.
Penjelajah Eropa, Amerika, bahkan Jepang sangat kagum terhadap kekayaan sejarah di
daerah itu. Laporan-laporan merekalah yang mengundang kedatangan orang luar ke sana.
Saat ini, peninggalan peradaban Uighur banyak tersimpan di museum Berlin, London, Paris,
Tokyo, Leningrad, dan Musium Islam di New Delhi, India. Berabad-abad lalu, Uighur telah
menggunakan skrip tulisan. Ketika bersatu di bawah Kerajaan Uighur-Kok Turk abad ke-6
dan ke-7, mereka menggunakan tulisan Orkhun, yang selanjutnya diadopsi menjadi tulisan
Uighur. Tulisan ini digunakan hampir 800 tahun, tidak hanya oleh bangsa Uighur tetapi suku-
BADAN KEROHANIAN ISLAM MAHASISWA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Student Center Lantai 2
Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor
Email : officialbkimipb@gmail.com, Contact Person: Andi Firmansyah (089685765659)

suku klan Turki lainnya juga, oleh orang Mongol (saat kekaisaran Genghis Khan), oleh orang
Manchu (terutama pada masa awal Manchu mulai menguasai Cina). Setelah memeluk Islam
di abad ke-10, Uighur menyerap alpabet Arab. Sejak dulu, banyak orang Uighur menjadi
pengajar di kekaisaran Cina, menjadi duta besar di Roma, Istanbul, dan Baghdad.
Kebanyakan karya sastra awal keberadaan Uighur diterjemahkan ke dalam teks agama Budha
dan Manichean. Namun, terdapat juga karya naratif, puisi dan epik yang telah diterjemahkan
ke bahasa Jerman, Inggris dan Rusia. Walaupun telah memeluk Islam, dominasi kebudayan
Uighur asli tetap bertahan di Asia Tengah, bahkan dengan masuknya Islam, karya sastra dan
ilmu Uighur semakin berkembang. Beberapa karya sastra yang terkenal misalnya Kutatku
bilik karya Yusuf Has Najib (1069-1070), Divani Lugarit Turk oleh Mahmud Kashari, dan
Atabetul Hakayik oleh Ahmet Yukneki. Bangsa Uighur juga dikenal sebagai ahli pengobatan.
Ketika Zaman Dinasti Sung (906-960), seorang ahli obat-obatan Uighur bernama Nanto
mengembara ke Cina dengan membawa berbagai jenis obat yang saat itu belum dikenal di
Cina. Bangsa ini pada masa itu itu telah mengenal 103 tumbuan obat, dicatat dalam buku
obat-obatan Cina oleh Shi-zhen Li (1518-1593). Bahkan sebagian ahli barat percaya
akupuntur bukanlah asli milik orang Cina, tapi awalnya dikembangkan Uighur. Orang Uighur
juga memiliki kemampuan arsitektur, musik, seni dan lukisan yang tinggi. Mereka bahkan
telah bisa mencetak buku berabad-abad sebelum ditemui oleh Gutenberg. Pada abad
pertengahan, karya sasta, teater, musik dan lukisan sastrawan Cina juga sangat dipengaruhi
Uighur. Yen-de Wang, seorang duta besar Cina (981-984) untuk kerajaan Kharakhoja-Uighur
menulis dalam biografinya: ''Saya sangat terkesan dengan tinggi peradaban di kerajaan
Uighur. Keindahan candi-candinya, biara, lukisan dinding, patung, menara-menara, kebun,
rumah-rumah dan istana-istana di seluruh negeri tak dapat digambarkan dengan kata-kata.
Bangsa Uighur sangat ahli dalam kerajian emas dan perak, dan tembikar. Orang berkata
Tuhan telah mewariskan keahlian-Nya hanya pada bangsa ini.'' Sebelum masuknya Islam,
Uighur menganut Shamanian, Budha dan Manicheism. Saat ini, bisa dilacak candi yang
dikenal sebagai Ming Oy (Seribu Budha) di Ughuristan. Reruntuhannya ditemui di kota
Kucha, Turfan dan Dunhuang, dulunya tempat tinggal orang Kanchou-Uighur. Orang Uighur
memeluk Islam sejak tahun 934, saat pemerintahan Satuk Bughra Khan, pengusaha Kharanid.
Saat itu, 300 masjid megah dibangun di kota Kashgar. Islam lalu berkembangan dan menjadi
satu-satunya agama orang Uighur di Uighuristan. Masjid-masjid yang megah karya bangsa
Uighur contohnya Azna (dibangun abad ke-12), Idgah (abad ke-15) dan Appak Khoja (abad
ke-18).
Pada masa kejayaan itu di Kashgar saja telah dibangun 18 madrasah besar dengan
lebih dari 2.000 siswa baru yang masuk pertahunnya. Selain agama, di madrasah-madrasah
inilah anak Uighur belajar membaca, menulis, logika, aritmatik, geometri, etik, astronomy,
tibb (pengobatan), dan pertanian. Pada abad ke-15, kota ini telah memiliki perpustakaan
dengan koleksi 200 ratus ribu buku. Orang Uighur juga telah mengenal pertanian semi
intensif sejak 200 SM. Pada abad ke-7, pertanian mereka semakin berkembang dengan
menaman jagung, gandum, kentang, kacang tanah, anggur, melon dan kapas. Mereka juga
BADAN KEROHANIAN ISLAM MAHASISWA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Student Center Lantai 2
Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor
Email : officialbkimipb@gmail.com, Contact Person: Andi Firmansyah (089685765659)

telah mengembangkan sistem irigasi (kariz) untuk mengalirkan air dari sumber yang jauh dari
lahan pertanian. Satu sistem irigasi kuno ini masih bisa dilihat di kota Turfan. Dapat
dikatakan, kebudayaan Uighur mendominasi Asia Tengah sepanjang 1.000 tahun sebelum
bangsa ini ditaklukan penguasa Manchu yang memerintah di Cina.

Ganesha Y, Ariefyanto MI. Siapakah Bangsa Uighur?.


https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/03/16/m0zcbk-
siapakah-bangsa-uighur. Republika.co.id. Diakses pada 19 Desember 2019
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Latar Belakang Konflik

Kecurigaaan Beijing terhadap etnis Uighur atau orang-orang Muslim Uighur berakar
sejak dua abad lalu. Penyebab kecurigaan yaitu, diduganya etnis Uighur sebagai pemberontak
Pemerintah Cina, Ingin lepasnya Uighur dari RRC, dan curiga telah masuknya mereka dalam
kelompok teroris. Ketika perang dunia pecah, warga Xinjiang, termasuk Uighur, berusaha
bergabung dengan Soviet. Akan tetapi, usaha mereka tidak berhasil dikarena pasukan
nasionalis kiriman Beijing akhirnya kembali memaksa warga Uighur untuk bertahan dalam
wilayah kedaulatan RRC pada 1949. Sejak itu, warga Uighur dicap memiliki kecenderungan
sebagai pemberontak oleh petinggi di Beijing. Kebijakan ekonomi Cina yang mengutamakan
etnis Han semakin memperburuk suasana. Selain itu, pemerintah Cina juga menaruh rasa
curiga pada suku Uighur karena dianggap ingin melepaskan diri dari RRC. Kecurigaan
tersebut juga diperkuat dengan muncul isu diskriminasi dari lembaga Human Right Watch
yang mengatakan lebih dari 10 juta warga etnis Uighur dipersulit untuk membuat paspor
sedangkan warga Han dengan mudah melenggaang ke luar negeri, petugas imigrasi
mewajibkan mereka menyerahkan puluhan dokumen serta wawancara untuk memeriksa
ideologi politik mereka. Akibat diskriminasi tersebut, etnis Uighur menyerang balik bangsa
Han. Sasaran utamanya adalah para aparat dari etnis Han. Serangan paling keras terjadi pada
Januari 2007. Diperkirakan ada 18 warga Uighur ditembak mati dengan tuduhan bergabung
dengan jaringan teroris internasional. Bahkan ada kabar serangan militer ke beberapa
kampung yang dituding sebagai sarang teroris. Namun, hal itu dibantah oleh birokrat Partai
Komunis yang masih berkuasa di Cina.

Agiesta FC. Ini penyebab ketegangan etnis uighur dan china.


https://m.liputan6.com/news/read/3841516/ini-penyebab-ketegangan-etnis-uighur-dan-china.
Liputan6.com. Diakses pada 17 Desember 2019.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Insiden etnis Uighur dan Han di Cina telah terjadi selama beberapa dekade.
Kerusuhan yang berujung pada kekerasan terhadap etnis terburuk yang pernah terjadi Cina,
BADAN KEROHANIAN ISLAM MAHASISWA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Student Center Lantai 2
Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor
Email : officialbkimipb@gmail.com, Contact Person: Andi Firmansyah (089685765659)

hingga adanya kamp-kamp penahanan di Xinjiang, dimulai dari tempat yang tidak diduga
yaitu sebuah pabrik mainan. Akhir Juni 2009, seorang pekerja mengunggah rumor di internet
bahwa seorang perempuan dari etnis Han telah mengalami pelecehan seksual oleh pekerja
etnis Uighur di sebuah pabrik mainan di Shaoguan, sebelah tenggara Cina. Sebagai
tanggapan, beberapa pekerja Cina kemudian memukuli warga suku Uighur di sebuah pabrik
mainan yang menewaskan dua orang. Rekaman serangan menyebar dengan cepat secara
online dan bahkan memanas hingga provinsi Xinjiang. Mahasiswa Uighur melakukan
demonstrasi di kawasan Urumqi, di mana beberapa orang mengklaim polisi menembakkan
amunisi langsung kepada para demonstran, yang memicu kerusuhan. Pihak berwenang Cina
melaporkan 197 orang, kebanyakan dari warga suku Han, tewas dalam insiden tersebut dan
1.700 orang lainnya terluka. Beberapa hari berikutnya, giliran warga dari suku Han turun ke
jalan dengan membawa tongkat dan besi untuk melakukan balas dendam kepada warga
Uyghur. Kerusuhan tersebut menjadi yang paling mematikan dalam beberapa dasawarsa,
beberapa warga Uyghur di kamp penahanan mengaku ribuan orang mungkin terbunuh, meski
berapa pasti jumlahnya masih diperdebatkan.

Kerusuhan di Urumqi 2009 menjadi pemicu tragedi Xinjiang dan dilaporkan 1 juta
Muslim dari etnis Uighur masuk kamp penahanan. Dimulai dengan protes damai turun ke
jalan dan kemudian menjadi liar dengan aksi penjarahan, pemukulan hingga pembunuhan
warga Cina dan kematian yang memakan korban dari kedua etnis. Insiden satu dekade lalu
telah menyebabkan konsekuensi panjang, di mana lebih dari 1 juta Muslim Uighur dilaporkan
dimasukkan ke kamp penahanan untuk dilakukan "pendidikan ulang" dan Xinjiang menjadi
provinsi yang memata-matai warganya. Warga Uighur menggelar protes dan terlibat konflik
dengan warga Han di tahun 2009 hingga berakhir pada kekerasan yang mematikan.

Saat ini, muslim Uighur di Xinjiang sepenuhnya diawasi oleh pemerintah Cina.
Ketegangan-ketegangan etnis sebenarnya sudah terjadi selama beberapa dekade, bahkan bisa
jadi berabad-abad lalu. Selama lebih dari 200 tahun, Uighur dan Cina terkungkung dalam
kekacauan politik, di mana suku Uighur berjuang untuk mempertahankan kawasan saat
kekuasaan Cina memperluas wilayahnya ke sebelah barat. Uighur pernah mendeklarasikan
sebagai Republik Turkistan Timur pada tahun 1933, lalu kembali melakukannya di tahun
1944 yang sempat menikmati masa kemerdekaan yang singkat. Tetapi wilayah itu berada di
bawah kendali komunis di tahun 1949, ketika Republik Rakyat Cina berdiri dan kawasan
Uighur berubah nama menjadi Daerah Otonomi Uighur Xinjiang. Meskipun memiliki nama
seperti itu, mereka masih diawasi ketat oleh Beijing. Selama Revolusi Kebudayaan pimpinan
Mao Zedong tahun 1960-an dan 1970-an, agama dilarang dan karenanya masjid-masjid
dihancurkan dan Al-Quran dihancurkan.
BADAN KEROHANIAN ISLAM MAHASISWA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Student Center Lantai 2
Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor
Email : officialbkimipb@gmail.com, Contact Person: Andi Firmansyah (089685765659)

Ita. Penahanan etnis muslim Uighur di Cina semua berawal dari pabrik mainan.
https://news.detik.com/abc-australia/d-4612564/penahanan-etnis-muslim-uighur-di-china-
semua-berawal-dari-pabrik-mainan. News.detik.com. Diakses pada 17 Desember 2019.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Cina terhadap Muslim Uyghur?


PBB menyatakan khawatir atas penahanan massal kelompok Muslim Uighur di Cina
dan menuntut pembebasan mereka. Beijing menyatakan mereka ditahan dengan "alasan"
mengatasi terorisme. Pernyataan ini dikeluarkan setelah sebuah komisi PBB mendengar
beberapa laporan bahwa sampai satu juta Muslim Uighur di daerah Xinjiang barat ditahan di
kamp pendidikan kembali. Beijing menyangkal sejumlah tuduhan tersebut tetapi mengakui
beberapa ekstremis ditahan untuk dididik kembali. Cina memandang milisi dan separatis
Islamis bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan di daerah tersebut. Saat dilakukan
pengkajian pada permulaan bulan ini, anggota Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi
Ras menyatakan sejumlah laporan yang dapat dipercaya mengindikasikan bahwa Beijing
telah "menjadikan daerah otonomi Uighur menjadi sesuatu yang mirip dengan kamp
pengasingan besar-besaran".
Pada hari Kamis (30/08/2018) badan PBB mengeluarkan kesimpulan pengamatannya
yang mengkritik "definisi luas tentang terorisme dan acuan kabur terkait ekstremisme serta
definisi tidak jelas terkait separatisme dalam undang-undang Cina". Kelompok hak asasi
manusia termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch memberikan laporan
kepada komite PBB yang mencatat tuduhan penahanan massal pada kamp di mana para
tahanan dipaksa melakukan sumpah setia kepada Presiden Cina, Xi Jinping. World Uyghur
Congress menyatakan dalam laporannya bahwa para tahanan dibui tanpa dakwaan dan
dipaksa meneriakkan slogan Partai Komunis. Mereka juga dilaporkan tidak diberikan
makanan yang cukup dan muncul laporan penyiksaan yang meluas. Kebanyakan tahanan
tidak pernah didakwa melakukan kejahatan dan tidak pernah menerima bantuan hukum.
Pemerintah Cina dengan sengaja memisahkan anak-anak Muslim di wilayah Xinjiang
dari keluarga, agama, dan bahasa mereka, menurut penelitian baru. Ketika ratusan ribu orang
dewasa ditahan di kamp-kamp raksasa, pada saat bersamaan berlangsung proyek besar-
besaran untuk membangun sekolah-sekolah asrama. Berdasarkan dokumen yang terbuka
untuk publik, dan didukung oleh puluhan wawancara dengan keluarga di luar negeri, BBC
telah mengumpulkan beberapa bukti yang paling komprehensif hingga saat ini tentang apa
yang terjadi pada anak-anak di wilayah tersebut. Catatan menunjukkan bahwa di satu
perkampungan saja, lebih dari 400 anak kehilangan bukan hanya satu tetapi kedua orang tua
mereka karena suatu bentuk pengasingan, baik di kamp atau di penjara. Bersamaan dengan
upaya untuk mengubah identitas orang dewasa di Xinjiang, bukti menunjukkan bahwa ada
upaya paralel untuk secara sistematis memisahkan anak-anak dari akarnya. Otoritas Cina
mengatakan orang-orang Uighur itu dididik di "pusat pelatihan vokasi" untuk melawan
BADAN KEROHANIAN ISLAM MAHASISWA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Student Center Lantai 2
Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor
Email : officialbkimipb@gmail.com, Contact Person: Andi Firmansyah (089685765659)

ekstremisme agama. Tapi bukti menunjukkan bahwa banyak yang ditahan hanya karena
mengekspresikan keyakinan mereka – berdoa atau mengenakan kerudung – atau karena
memiliki koneksi ke tempat-tempat di luar negeri seperti Turki.

[BBC]. Muslim Uighur: Sekitar satu juta ditahan, PBB sebut ini mengkhawatirkan.
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-45372418. Bbc.com. Diakses pada 17 Desember 2019.
[Cordova Media]. China, di mana anak-anak kami?.
https://www.instagram.com/tv/Bz2qiCilDcL/?igshid=wpad5obnlvyg. Instagram.com.
Diakses pada 17 Desember 2019.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Amerika Serikat bersama lebih dari 30 negara lainnya mengecam dugaan sikap
represif Cina terhadap etnis minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. Sullivan
menuturkan pernyataan yang digagas AS dan didukung oleh Kanada, Jerman, Belanda, dan
Inggris itu telah didukung lebih dari 30 negara, perwakilan Uni Eropa, dan lebih dari 20
organisasi non-pemerintah termasuk para etnis Uighur yang menjadi korban penindasan Cina.
Sementara itu, Cina melalui Kementerian Luar Negerinya mengecam langkah AS tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, menuturkan masalah yang terjadi
di Xinjiang bukan tentang penindasan hak asasi manusia, tetapi tentang melawan gerakan
separatisme dan terorisme.

[CNN Indonesia]. Puluhan Anggota PBB Kecam Sikap Represif China ke Uighur.
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190926085254-134-434140/puluhan-
anggota-pbb-kecam-sikap-represif-china-ke-uighur. Cnnindonesia.com. Diakses pada 21
Desember 2019.

Apa yang Telah Dilakukan oleh Dunia?

Setelah publikasi bocoran dokumen resmi kepada The New York Times dan
Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICJI) mengungkap kebijakan sistematis Cina
di Xinjiang, negara-negara Islam menjauhkan dukungannya untuk Uighur. Di PBB, ada yang
membela dan mengkritik tindakan Cina di Xinjiang. Pada akhir Oktober 2019 lalu, 23 negara
termasuk Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat menyuarakan penindasan Cina atas
masyarakat Uighur di Komite PBB untuk Hubungan Sosial, Kemanusiaan, dan Kebudayaan.
Namun Beijing mendapat dukungan dari 54 negara, yang memuji pemerintahan Partai
Komunis di Xinjiang. Hal yang sama terjadi pada Juli: 22 negara meminta Cina
menghentikan penahanan yang sewenang-wenang di Xinjiang. Kemudian 37 negara membela
Beijing, memuji pencapaian hebat Cina dalam bidang HAM. Di antara mereka ada 14
anggota OKI termasuk Arab Saudi, Mesir, Pakistan, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Aljazair.
BADAN KEROHANIAN ISLAM MAHASISWA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Student Center Lantai 2
Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Bogor
Email : officialbkimipb@gmail.com, Contact Person: Andi Firmansyah (089685765659)

Tahun 2017, respons OKI sangat berbeda atas operasi militer Myanmar terhadap
masyarakat Rohingya. Banyak negara Islam, termasuk Arab Saudi, Iran, dan Turki, membela
kelompok minoritas di Myanmar tersebut. Di Dewan HAM PBB di Jenewa, negara OKI juga
aktif mengecam perlakuan militer Myanmar terhadap masyarakat Rohingya. Pada Februari
lalu, Arab Saudi menyatakan hormatnya untuk Presiden Cina, Xi Jinping sebelum
menandatangani kontrak perdagangan utama. Mesir, yang ingin Beijing membiayai proyek
infrastrukturnya, melangkah lebih jauh karena mengizinkan polisi Cina mendatangani dan
menginterogasi orang Uighur yang melarikan diri di wilayahnya pada 2017. Bahkan Pakistan,
yang lantang membela Rohingya, bungkam atas penindasan terhadap masyarakat Uighur
karena proyek Chinese Belt and Road Initiative di negaranya.

[Merdeka]. Bungkamnya Negara-negara Islam atas Penindasan Muslim Uighur di China.


https://m.merdeka.com/dunia/bungkamnya-negara-negara-islam-atas-penindasan-muslim-
uighur-di-china.html. Merdeka.com. Diakses pada 21 Desember 2019.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Isu Muslim Xinjiang (Cina) kembali menjadi trending topik pada akhir tahun 2019.
Seperti halnya pada akhir tahun 2018, suhu politik di Indonesia pun ikut memanas seiring
adanya isu Muslim Xinjiang yang berada di kamp pelatihan vokasi. Hal itu, dalam pandangan
beberapa ormas Islam di Indonesia mereka terdzalimi secara massal oleh Komunis Cina.
Laporan media The Wall Street Journal (WSJ) pada Rabu 11 Desember 2019 menyebutkan,
ihwal kucuran dana kepada ormas-ormas Islam di Indonesia agar diam dalam menyikapi
masalah Muslim Uighur di Xinjiang. Menurut Rasyuhdi, hal itu tidak mempunyai dasar yang
cukup kuat. Meskipun mengungkap ormas-ormas Islam di Indonesia dibiayai untuk
mengunjungi Uighur di Xinjiang untuk meninjau langsung kamp pelatihan vokasi yang
selama ini dikabarkan dengan penjara massal terhadap satu juta umat Muslim etnis Uighur di
Xinjiang. Tahun 2019, Direktur Keamanan Negara Badan Inteljen Keamanan Mabes Polri,
Brigjen Pol Djoko Mulyono juga pernah mengujungi kamp pelatihan yang terletak Xinjiang
di mana pada kunjungan tersebut dirinya mengungkapkan, pendidikan dan pelatihan yang
dibuat oleh Partai Komunis Cina dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat di sana.
Selain itu, dia juga melihat langsung kamp yang selama ini diisukan oleh media-media barat.
Sikap moderat oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selaku ormas terbesar Muslim
di dunia sudah sangat tepat dalam menghadapi media semacam itu. Karena NU sejatinya
memang tidak bisa didikte siapa pun.

Riadi. Muslim Uighur di Xinjiang, Isu Ormas Islam Disuap. ngopibareng.id/timeline/muslim-


uighur-di-xinjiang-isu-ormas-islam-disuap-681888. Ngopibareng.id. Diakses pada 22
Desember 2019.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai