Anda di halaman 1dari 15

ISU – ISU ETIK DAN LEGAL PADA KEPERAWATAN KRITIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

IRSANI DAMAYANTI 1714201007


A. SRI WAHYUNI 1714201011
ASMAWANTI AGUS 1714201029
SHOLEHAN 1714201034

SEMESTER 6
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2020
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan
penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa
mendatang.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Issue...........................................................................................4
B. Isu Etik Dan Legal Pada Keperawatan Kritis............................................4
C. Keperawatan Gawat Darurat Ditinjau Dari Aspek Hukum.......................5
D. Pencegahan Keperawatan Gawat Darurat.................................................6
E. Beberapa Issue Keperawatan ....................................................................7
F. Aspek Etik Dalam Keperawatan Kritis......................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak


besar terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
yang dilaksanakan oleh tenaga profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat
bekerja secara mandiri dan dapat pula bekerja sama dengan profesi lain.

Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk


pasien/klien baik secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang komperhensif. Sebagai
tenaga yang profesional, dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap
yang menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggungjawab
secara moral.

Masalah, merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari segala
segi kehidupan. Tidak ada satupun benda ataupun subjek hidup yang bersih tanpa
masalah, namun ada yang tersembunyi namun ada juga yang lebih dominan oleh
masalahnya.

Begitupun dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang bisa jadi
merupakan masalah dalam praktik keperawatan kita. Baik merupakan perbuatan
dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang terjadi
disebabkan oleh pertimbangan etis.

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap


pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu
yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-
hariya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika.
Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan
untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk
juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin
dalam standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).

Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang


berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya
setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan
dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak
hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan
mempertimbangkan etika.

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral.(Nila Ismani, 2001)

Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak
& Gallo, 1997). Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik
profesi keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH

G. Pengertian issue
H. Isu etik dan legal pada keperawatan kritis
I. Keperawatan gawat darurat ditinjau dari aspek hukum
J. Pencegahan keperawatan gawat darurat
K. Beberapa issue keperawatan
L. Aspek etik dalam keperawatan kritis

2
C. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian issue


2. Mengetahui isu etik dan legal pada keperawatan kritis
3. Mengetahui keperawatan gawat darurat ditinjau dari aspek hukum
4. Mengetahui pencegahan keperawatan gawat darurat
5. Mengetahui beberapa issue keperawatan
6. Mengetahui aspek etik dalam keperawatan kritis

3
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi issue
Issue adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang namun
belum jelas faktannya atau buktinya.

B. ISU ETIK DAN LEGAL PADA KEPERAWATAN KRITIS

Merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang menangani


respon manusia terhadap masalah yang mengancam hidup. Perawat ruang
intensif/kritis harus memberikan pelayanan keperawatan yang mencerminkan
pemahaman akan aspek etika dan legal keperawatan yang mencerminkan
pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat ruang kritis harus
bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah sakit/standar pelayanan
maupun asuhan keperawatan). Etik ditujukan untuk mengukur perilaku yang
diharapkan dari manusia sehingga jika manusia tersebut merupakan suatu
kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka
aturannya merupakan suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut
kode etik.

Status pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari
staf paramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan
kewajiban mematuhi hukum dalam setiap tindakan/pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Kumpulan hukum/peraturan keperawatan yang telah dikembangkan
dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan
ditentukan dengan pengambilan keputusan atas tindakan profesional yang paling
tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan
keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.

Gawat darurat (Emergensi) adalah keadaan yang membutuhkan tindakan


segera yang untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan
yang timbul secara tiba-tiba. Keterlambatan penanganan dapat membahayakan
klien, mengakibatkan terjadinya kecacatan atau mengancam kehidupan.

Penderita gawat darurat adalah penderita yang oleh karena suatu penyebab
(penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan anestesi) yang bila tidak segera ditolong
akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal.

Pada Keperawatan Gawat Darurat diperlukan asuhan keperawatan. Asuhan


keperawatan dilaksanakan menggunakan metodologi pemecahan masalah melalui
pendekatan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi
etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya.

C. KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DITINJAU DARI ASPEK HUKUM

Pemahaman terhadap aspek hukum dalam Keperawatan Gawat Darurat


bertujuan meningkatkan kualitas penanganan pasien dan menjamin keamanan
serta keselamatan pasien. Aspek hukum menjadi penting karena konsensus
universal menyatakan bahwa pertimbangan aspek legal dan etika.

Permasalahan etik lainnya yang muncul dalam hukum Keperawatan Gawat


Darurat merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan hukum dalam
kegawatdaruratan medik yaitu :

a. Diagnosis keadaan gawat darurat


b. Standar Operating Procedure
c. Kualifikasi tenaga medis

5
d. Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak)
e. Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien
f. Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit,
menyelamatkan)
g. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum)
h. Prinsip keadilan dan fairness
i. Kelalaian
j. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan
terapi : salah obat, salah dosis
k. Diagnosis kematian
l. Surat Keterangan Kematian
m. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child
abuse, aborsi dan kerahasiaan informasi pasien

D. PENCEGAHAN PERMASALAHAN ETIK

Permasalahan etik dalam keperawatan gawat darurat dapat dicegah dengan :

1. Mematuhi standar operating procedure (SOP)


2. Melakukan pencatatan dengan bebar meliputi mencatat segala tindakan,
mencatat segala instruksi dan mencatat serah terima

Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering ditemui dilema etik,


misalnya kematian batang otak, penyakit terminal misalnya gagal ginjal. Peran
perawat dalam keperawatan gawat darurat ini peran perawat sangat diutamakan
yang diantaranya :

a. Fungsi Independen merupakan Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian


asuhan (Care);
b. Fungsi Dependen merupakan Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau
sebagian dari profesi lain;
c. Fungsi Kolaboratif merupakan Kerjasama saling membantu dalam program
kesehatan (Perawat sebagai anggota Tim Kesehatan).

6
E. Beberapa issue keperawatan pada saat ini :

1. EUTHANASIA
Membunuh bisa dilakukan secara legal. Itulah euthanasia, pembuhuhan legal
yang sampai kini masih jadi kontroversi. Pembunuhan legal ini pun ada beragam
jenisnya.
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara tidak
menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan untuk
meringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya.
Ada empat metode euthanasia:

 Euthanasia sukarela: ini dilakukan oleh individu yang secara sadar


menginginkan kematian.
 Euthanasia non sukarela: ini terjadi ketika individu tidak mampu untuk
menyetujui karena faktor umur, ketidak mampuan fisik dan mental
 Euthanasia tidak sukarela: ini terjadi ketika pasien yang sedang sekarat
dapat ditanyakan persetujuan,.
 Bantuan bunuh diri: ini sering diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk
euthanasia.

Euthanasia dapat menjadi aktif atau pasif:

 Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan


dengan tujuan untuk menimbulkan kematian
 Euthanasia pasif menjabarkan kasus ketika kematian diakibatkan oleh
penghentian tindakan medis.

2. ABORSI
Aborsi berasal dari bahasa latin abortus yaitu berhentinya kehamilan sebelum
usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.

7
Aborsi yaitu tindakan pemusnahan yang melanggar hukum , menyebabkan
lahir prematur fetus manusia sebelum masa lahir secara alami.
Aborsi telah dilakukan oleh manusia selama berabad-abad, tetapi selama itu
belum ada undang-undang yang mengatur mengenai tindakan aborsi.

Negara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum abortus pada


umumnya mengemukakan salah satu alasan/tujuan seperti yang tersebut di bawah
ini:
1. Untuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang melakukan
abortus atas indikasi medik.
2. Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus provocatus criminalis.
3. Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.
4. Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri nasib
kandungannnya.
5. Untuk memenuhi desakan masyarakat.

3. CONFIDENTIALITY
Yang dimaksud confidentiality adalah menjaga privasi atau rahasia klien,
segala sesuatu mengenai klien boleh diketahui jika digunakan untuk pengobatan
klien atau mendapat izin dari klien. Sebagai perawat kita hendaknya menjaga
rahasia pasien itu tanpa memberitahukanya kepada orang lain maupun perawat
lain.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan
privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait
isu ini yang secara fundamental mesti dilakuakan dalam merawat pasien adalah:
a. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang
diberikan harus tetap terjaga
b. Individu yang menyalahgunakan kerahsiaan, keamanan, peraturan dan
informasi dapat dikenakan hukuman/ legal aspek
4. INFORMED CONSENT
Tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat informasi yang
cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang akan dilaksanakan.

8
Informed consent juga berarti mengambil keputusan bersama. Hak pasien untuk
menentukan nasibnya dapat terpenuhi dengan sempurna apabila pasien telah
menerima semua informasi yang ia perlukan sehingga ia dapat mengambil
keputusan yang tepat. Kekecualian dapat dibuat apabila informasi yang diberikan
dapat menyebabkan guncangan psikis pada pasien.
Dokter harus menyadari bahwa informed consent memiliki dasar moral dan
etik yang kuat. Menurut American College of Physicians’ Ethics Manual, pasien
harus mendapat informasi dan mengerti tentang kondisinya sebelum mengambil
keputusan. Berbeda dengan teori terdahulu yang memandang tidak adanya
informed consent menurut hukum penganiayaan, kini hal ini dianggap sebagai
kelalaian. Informasi yang diberikan harus lengkap, tidak hanya berupa jawaban
atas pertanyaan pasien.

F. ASPEK ETIK DALAM KEPERAWATAN KRITIS

 Ethics berasal dari bahasa yunani “etos” yang berarti adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter
 Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan
menuntun perawat dalam praktek sehari-hari (Fry, 1994)
1. Jujur terhadap pasien
2. Menghargai pasien
3. Beradvokasi atas nama pasien
Aspek advokasi dibagi menjadi 3 model yaitu:
 Right protection Model
merupakan peran perawat dalam menjaga hak pasien selama
mendapatkan perawatan
 Value Based Decision Model
merupakan peran perawat dalam memberikan informasi pada
pasien dalam proses pengambilan keputusan
 Respect for Persons Model

9
merupakan peran perawat dalam menjaga kehormatan dan privasi
pasien dalam proses keperawatan (Jaya Kuruvilla,Essentials of Critical
Care Nursing,2007: 9)

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang


melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan
kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan
menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi
permasalah klien.

Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak
bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang
tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman
dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

B. SARAN

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara


mandiri atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan
untuk menyelesaikan suatu dilema etik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dossey, B. M., Cathie E.G., Cornelia V. K. (1992). Critical care nursing: body-
mind- spirit. (3rd ed.). Philadelphia: J. B. Lippincott Company.

Emergency Nurses Association. (2000). Emergency Nursing Core Curriculum.


(5th ed.).

Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Sale, Mary L., Marilyn L.L., Jeanette C.H. ( ). Introduction to critical care
nursing. (3rd ed.). Philadelphia: W. B. Saunders Company.

12

Anda mungkin juga menyukai