Anda di halaman 1dari 7

HALOALKANA (ALKIL

HALIDA)—
TURUNAN ALKANA
ON 11/11/2015 BY AMALDOFIRJARAHADITAN EDALAM KELAS XII

IODOFORM (CHI3) SALAH SATU JENIS


HALOALKANA

Haloalkana adalah turunan alkana yang mempunyai gugus fungsi —X


(X = Fluor, klor, brom, dan iodin ; golongan halogen). Rumus umumnya
adalah CnH2n+1X, makanya haloalkana tidak mempunyai isomer
gugus fungsi. Haloalkana biasanya digunakan dalam bidang industri
lho! Untuk memahami lebih lanjut tentang haloalkana, perhatikan
ulasan berikut ya!

A. Sifat-sifat haloalkana

1. Titik leleh dan didihnya tinggi


2. Bersifat polar dan larut dalam air
3. Tidak larut dalam senyawa nonpolar
4. Berwujud gas (suku rendah) dan berwujud padat (suku tinggi)
5. Bereaksi dengan basa kuat membentuk alkena
6. Selain ester, satu-satunya turunan alkana yang dapat mengalami reaksi
hidrolisis

B. Kegunaan haloalkana
1. Kloroform (CHCl3) untuk pembuatan parfum dan obat bius (anestesi)
2. Iodoform (CHI3) untuk antiseptik
3. Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut dan bahan pemadam api
4. Freon (CCl2F2) untuk pelarut lemak, bahan freezer, dan aerosol
pada hair spray
5. Fosgen untuk gas beracun pada perang dunia
6. DDT (diklorodifeniltrikloroetana) untuk insektisida

C. Tata nama IUPAC

KEREAKTIFAN HALOGEN

Sama seperti turunan alkana yang lain, haloalkana mempunyai


peraturan-peraturan sebagai berikut.

1. Gugus —X tidak masuk dalam rantai utama


2. Gugus —X harus mendapatkan nomor terkecil
3. Penamaannya adalah nama halogen + panjang rantai utama
4. Jika terdapat sejenis atom halogen, maka penomoran dimulai pada
unsur paling reaktif (dari Fluor > klor > brom > iodin)
5. Jika terdapat cabang antara atom halogen dan selain halogen,
penomoran dimulai terlebih dahulu pada atom halogen, baru atom
selain halogen
6. Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis, maka dinyatakan
dengan awalan di, tri, dst
7. Jika terdapat cabang alkil, maka penamaannya disebut atom halogen
dulu, baru atom si cabang alkil tersebut
8. Penamaan haloalkana jika rantainya mengandung banyak cabang,
ditentukan dengan urutan abjad
9. Nama halogen (—X) ditulis dengan akhiran -o, contoh: brom menjadi
bromo

Untuk memahaminya perhatikan contoh-contoh berikut.


CONTOH 1

CONTOH 2

CONTOH 3

CONTOH 4
CONTOH 5 (a)

CONTOH 5 (b)

CONTOH 6

D. Nama lazim (dagang)

Haloalkana mempunyai nama dagang (lazim), yang disebut


monohaloalkana. Peraturan-peraturannya:

1. Nama lazim haloalkana adalah alkil halida


2. Gugus alkil disebutkan terlebih dahulu, lalu atom halidanya (F, Cl, Br,
atau I)
3. Jika terdapat lebih dari 2 alkil dan halida, diberi awalan di, tri, dst
4. Jika terdapat cabang, berilah penomoran terkecil untuk rantai utama
terpanjang yang deka dengan atom halida

Perhatikan contoh berikut guys!


CONTOH 7

Nah, sampai di sini tata nama IUPAC dan lazim senyawa turunan

alkana Selanjutnya, akan dibahas isomer dan reaksi-reaksinya.


Untuk isomer, kejelian harus digunakan, sementara reaksi-reaksi harus
digunakan pemahaman yang detail!

KEISOMERAN
HALOALKANA—TURUNAN
ALKANA
ON 21/11/2015 BY AMALDOFIRJARAHADITAN EDALAM KELAS XII

Haloalkana bernama lain alkil halida, mempunyai rumus molekul


CnH2n+1X (X adalah unsur halogen). Nah, rumus molekul tersebut
hanya dimiliki oleh haloalkana saja sehingga turunan alkana satu ini
tidak mempunyai gugus fungsi dengan turunan alkana siapa pun. Jadi,
intinya haloalkana jomblo nih …. Bagaimana dong dengan
keisomerannya, kan ga ada yang sama? Nah, karena tidak
berpasangan, jadi “jumlah keisomeran haloalkana = jumlah
keisomeran alkohol“. Kok gitu? Scroll ke bawah yuk!

A. Keisomeran haloalkana
Untuk menentukan keisomeran haloalkana, dengan langkah-langkah
berikut:

1. Perhatikan bahwa rumus senyawa pada soal adalah haloalkana,


dengan membuktikannya pada rumus CnH2n+1X. Atau, dengan cara
cepat ingat bahwa haloalkana ada unsur halogennya.
2. Pisahkan unsur halogen (X) dari senyawa, sehingga didapatkan R—X
(R: gugus alkil)
3. Gugus alkil yang terbentuk adalah jumlah isomer haloalkana
4. Jika terdapat lebih dari satu atom halogen (Ex: Cl2) pada rumus
senyawa, maka jumlah isomernya tidak sama dengan jumlah
perubahan gugus alkilnya, jadi dicari dengan logika

Gimana? Mudah toh? Untuk memahami lebih lanjut, perhatikan contoh


di bawah ya:
CONTOH 1

CONTOH 2

Anda mungkin juga menyukai