Anda di halaman 1dari 12

Praktik Mogok Kerja

Buruh di Jabar

KELOMPOK 14

Siti Aisyah (210502047)


Dimas Mahendra (210502074)
Daniati Sibarani (210502082)
LATAR BELAKANG
Hubungan pekerja dan pengusaha merupakan hubungan ketergantungan Hal tersebut dikarenakan pengusaha tidak
dapat melakukan usahanya tanpa ada pekerja, sebaliknya pekerja juga tidak dapat bekerja tanpa adanya suatu
lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pengusaha. Walaupun hubungan pekerja dan pengusaha merupakan
hubungan ketergantungan, pengusaha selalu mempunyai posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan pekerja.

Mogok kerja merupakan tindakan represif bagi pekerja untuk dapat menyeimbangkan posisi tawarnya yang
cenderung lebih lemat dibandingkan dengan pengusaha. Namun kenyataannya, banyak sekali terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan demi menghalangi pekerja melaksanakan mogok kerja yang menjadi haknya. Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ditandatangani pada tanggal 26 Juni 1945 mempunyai tujuan untuk terwujudnya
perdamaian dunia dalam penggunaan hak berkumpul dan berserikat. Dalam Piagam PBB pasal 20 ayat (1)
menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai.” Pasal tersebut
menunjukkan bahwa kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai tidak boleh dihalang-halangi karena
merupakan hak dari setiap orang.
Mukadimah International Labour Organization (ILO) sendiri dalam alinea satu
menyatakan bahwa perdamaian yang bersifat universal dan abadi baru dapat dicapai
apabila didasarkan pada keadilan sosial, yang salah di antaranya pengakuan atas
prinsip kebebasan berserikat. Dalam Freedom of Association and Protection of the
Right to Organise Convention, 1948, menyebutkan bahwa negara berkewajiban
untuk menciptakan hukum nasionalnya dengan tidak menghalang-halangi atau
diberlakukan sedemikian rupa sehingga menghalangi pekerja/buruh memperoleh
hak-hak kebebasan berserikat dan berorganisasi. Salah satu bentuk pengakuan
kebebasan berkumpul dan berserikat adalah dengan diakuinya tindakan mogok kerja.
Mogok kerja merupakan tindakan yang dilakukan oleh pekerja atau serikat serikat
pekerja untuk menyeimbangkan posisinya yang cenderung lebih lemah secara
ekonomi dibanding pengusaha. Tanpa hak tersebut, maka pekerja akan sulit membela
hak-haknya dari pengusaha yang lebih kuat kedudukannya secara ekonomi. Oleh
sebab itu, negara wajib melindungi hak mogok kerja pekerja, salah satunya dengan
cara menciptakan hukum nasional yang menyeimbangkan kedudukan pekerja dan
pengusaha. Di Indonesia banyak terjadi kasus pelanggaran terhadap hak mogok kerja
yang dimiliki pekerja. Salah satu kasus pelanggaran terjadi pada Damkar Bengkulu.
Sejumlah karyawan melakukan aksi mogok kerja, mereka menuntut agar Pemda
dapat memenuhi tuntutan normatif yang seharusnya menjadi hak petugas damkar.
PENYEBAB
Pemogokan praktik tenaga kerja tidak adil (unfair labor practice strikes) untuk
memprotes kelakuan ilegal dari pemberi kerja. Mogok kerja yang biasa dilakukan
oleh pekerja merupakan suatu upaya para pekerja untuk menyuarakan aspirasinya
untuk menunjukan aksi protesnya terhadap atasan, atau perusahaan akan ketidak
adilannya hak-hak yang dibeikan kepada tenaga kerja. Tindakan tersebut
dilakukan dikarenakan faktor-faktor kurangnya hak-hak yang sebagaimana
mestinya harus diberikan terhadap pekerja/buruh karena tidak sesuai dengan hasil
kinerja yang sudah dikeluarkan untuk perusahaan atau badan hukum. Faktor
lainnya bisa berupa tidak digubrisnya atau tanggapan yang sudah diberikan oleh
pekerja/buruh terhadap perusahaan atau badan hukum berupa aspirasi karyawan
untuk perusahaan.
Dengan kata lain adanya ketidakpuasan terhadap kebijakan-kebijakan yang
ada di perusahaan. Namun dari segala tindakan pemogokan tersebut tidak
dibenarkan juga untuk selalu mengutamakan tindakan mogok kerja apabila
pekerja mersa dirugikan oleh perusahaan atau badan hukum.
Permasalahan yang muncul adalah aksi mogok kerja petugas damkar di
bengkulu, ini disebabkan karena pemerintah daerah belum memberi hak
petugas, aksi mogok kerja dilakukan untuk menuntut bupati membayarkan
honor 120 petugas damkar yang sudah 5 bulan atau dari Januari 2022 belum
dibayarkan. Mogok bekerja ini dilakukan menuntut bupati agar honor yang
sudah dianggarkan dapat dibayarkan kepada petugas.
CONTOH KASUS
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jawa Barat
menyatakan pihaknya bakal menggelar demo dan mogok kerja di depan Gedung
Sate, Kota Bandung mulai Senin (29/11) hingga Selasa (30/11).
Dia memperkirakan sedikitnya 30 ribu orang massa buruh bakal turun dari 27
kota/kabupaten di Jabar untuk menyuarakan pembatalan penetapan Upah
Minimum Provinsi (UMP) 2022 di Jabar yang ditetapkan Gubernur Jabar
Ridwan Kamil, pekan lalu. Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
menetapkan UMP Jabar pada 2022 sebesar Rp 1.841.487,31. Angka itu naik 1,72
persen atau sebesar Rp31.135,95 dibandingkan dengan UMP Jabar 2021.
Namun, penetapan UMP 2022 di Jabar itu mendapatkan penolakan dari buruh
karena jumlah kenaikan yang terbilang kecil sementara para buruh mengalami
keuangan yang sulit di masa pandemi.

\
Dampak Negatif Aksi Mogok Buruh
Aksi mogok nasional buruh tidak hanya membuat perusahaan mengalami
kerugian, tetapi juga membuat para investor asing merasa tidak nyaman. Bahkan
beberapa investor sempat menyatakan akan hengkang dari Indonesia. Dalam
wacana dan dalam pembicaraan, ada investor yang komplain dan berniat untuk
keluar dari Indonesia
Aksi mogok nasional buruh ini banyak merugikan berbagai pihak. Baik buruh
sendiri, pengusaha, investor, pemerintah dan masyarakat, karena situasi yang
tidak nyaman. Bagi buruh, aksi yang mereka lakukan telah membuat sejumlah
perusahaan tidak beroperasi. Sedangkan bagi pemerintah kerugian yang dialami
adalah masalah stabilitas, sehingga bisa membuat para investor merasa trauma.
\
Solusi
Adakan Upaya Untuk Bernegosiasi

Cobalah untuk mengadakan sesi negosiasi dengan para tenaga


kerja yang melakukan aksi demo. Dengarkan apa yang menjadi
alasan mereka melakukan hal tersebut dan usahakanlah untuk
bernegosiasi dengan memberikan persuasi yang bisa membuat
mereka tidak melakukan hal tersebut dengan pemenuhan
permintaan mereka sebagai gantinya. 
Solusi
Pemerintah dan Pengusaha Harus Tegas
Pemerintah hendaknya menelaah apakah selama ini pemerintah telah
memberikan hak sesuai dengan kualitas dan kinerja buruh dan karyawan atau
belum. Ketika pemerintah sudah berupaya untuk memberikan fasilitas terbaik
namun buruh meminta tuntutan yang lebih besar yang mana ini bisa menjadi
boomerang bagi pemerintah, pemerintah bisa mengambil keputusan untuk
menolak tuntutan buruh.
Dalam hal ini, perusahaan bisa memberikan pilihan bagi semua karyawan yang
melakukan demo untuk memilih untuk mengambil keputusan tersebut atau tidak.
Bagi yang menolak keputusan bisa melepaskan kontrak kerja dengan perusahaan
sedangkan bagi yang menerima bisa tetap melanjutkan bekerja di perusahaan
tersebut.
Solusi
Pemerintah dan Pengusaha Harus Tegas

Pemerintah hendaknya menelaah apakah selama ini pemerintah telah


memberikan hak sesuai dengan kualitas dan kinerja buruh dan karyawan atau
belum. Ketika pemerintah sudah berupaya untuk memberikan fasilitas terbaik
namun buruh meminta tuntutan yang lebih besar yang mana ini bisa menjadi
boomerang bagi pemerintah, pemerintah bisa mengambil keputusan untuk
menolak tuntutan buruh.
Dalam hal ini, perusahaan bisa memberikan pilihan bagi semua karyawan yang
melakukan demo untuk memilih untuk mengambil keputusan tersebut atau tidak.
Bagi yang menolak keputusan bisa melepaskan kontrak kerja dengan perusahaan
sedangkan bagi yang menerima bisa tetap melanjutkan bekerja di perusahaan
tersebut.
Solusi
Adakan Sosialisasi

Proses sosialisasi ini dilakukan agar para buruh paham dan sadar akan
kondisi yang sedang dihadapi oleh negara kita saat ini. Mereka harus
tahu bahwa bukan hanya mereka yang sedang mengalami kesulitan
melainkan seluruh sektor yang ada di negara kita ini.
Kesimpulan dan Saran
Aksi pemogokan buruh sudah kerap terjadi. Salah satu penyebab
terjadinya aksi ini ialah adanya kebijakan atau pemberian hak yang
dirasa tidak sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan. Hal ini
tentunya sangat merugikan banyak pihak baik dari pengusaha,
pemerintah, masyarakat, investor, dan juga buruh itu sendiri.
Dan dalam kasus kita ini, diharapkan pemerintah untuk dapat bersikap
tegas mengenai regulasi-regulasi yang telah mereka buat dan para
buruh juga diharapkan dapat memahami mengenai kondisi yang sedang
kita alami ini.

Anda mungkin juga menyukai