Oleh :
Tho’atul Wahyu Ningtyas IX A/ 30
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang maha Ghofur, yang nikmatnya takkan pernah
terukur, serta limpahan Rahmat dan hidayah-Nya yang selalu bertabur, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas bahasa Indonesia menyusun Contoh Soal Asesmen Sumatif Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2022/2023 ini tepat waktu.
Penyusunan Contoh Soal Asesmen Sumatif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun
Pelajaran 2022/2023 ini berdasarkan Kisi-Kisi Asesmen Sumatif Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Tahun Pelajaran 2022/2023, bertujuan untuk persiapan menghadapi Asesmen
Sumatif yang akan diselenggarakan pada awal bulan Mei 2023 yang akan datang.
Penyusunan Contoh Soal Asesmen Sumatif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ini terdiri atas
soal Pilihan Ganda Biasa dan Soal Pilihan Ganda Kompleks (Benar-Salah, Ya-Tidak,
Jawaban Lebih dari Satu, Menjodohkan Literasi, dan Menjodohkan Numerasi) beserta
contoh soal tiap-tiap Kompetensi Dasar beserta Kunci Jawabannya.
Terselesaikannya Penyusunan Contoh Soal Asesmen Sumatif Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Tahun Pelajaran 2022/2023 ini tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh
semua pihak. Untuk itu, rasa terima kasih yang dalam penyusun sampaikan kepada:
1. Ibu Hj. Sri Asih, S. Pd. selaku Guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang telah
memberi berbagai arahan, bimbingan serta masukan, sehingga saya dapat
menyelesaikan Penyusunan Contoh Soal Asesmen Sumatif Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Tahun Pelajaran 2022/2023.
2. Ibu Purwati Karno Rini, S. Pd. selaku Wali Kelas IXA yang selalu memberi semangat
agar saya terus bangkit tanpa rasa malas mengerjakan tugas ini.
3. Bapak Drs. H. Sinyamin, M. Pd. selaku Kepala SMP Negeri 5 Kepanjen yang telah
memberi fasilitas, memberi dukungan, dan memberikan wadah, hingga saya mampu
dan bisa menyelesaikan tugas ini hingga akhir.
4. Ibu Reni Indrawati, S. E. selaku petugas perpustakaan yang telah banyak membantu
saya, melayani peminjaman buku, dan sumber-sumber yang dapat saya jadikan
sebagai bahan acuan untuk Penyusunan Contoh Soal Asesmen Sumatif Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2022/2023 ini.
5. Bapak Ahmad dan Ibu Sulis, selaku orang tua saya di rumah, yang selalu memberi
dorongan, baik secara moral, bimbingan maupun finansial, hingga saya bisa
bersekolah dan mampu mengerjakan tugas ini dengan baik tanpa kurang suatu apa
pun.
6. Serta rekan-rekan dan pihak lain yang terlibat dalam penyusunan tugas ini, yang
mohon maaf tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa Penyususnan Contoh Soal Asesmen Sumatif Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Tahun Pelajaran 2022/2023 ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca untuk
penyempurnaan tugas ini.
Semoga Penyusunan Contoh Soal Asesmen Sumatif Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun
Pelajaran 2022/2023 ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat membantu para pembaca
khususnya siswa kelas IX dalam menghadapi Asesmen Sumatif Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia untuk dapat meraih prestasi tinggi. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Kunci Jawaban: C
2. Nama latin dari buah sirsak adalah.....
A. annona muricata L
B. anio muricata L
C. surical murical
D. anibal lumarical
Kunci Jawaban: A
Perhatikan kutipan teks prosedur berikut!
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut.
1) Panaskan mentega, lalu masukkan bumbu halus dan cabai merah, masaklah hingga
harum.
2) Masukkan nasi, ayam, udang, kemudian aduk lagi hingga tercampur rata.
3) Tambahkan saus tomat dan kecap manis, lalu aduk hingga benar-benar rata dan
tercampur sempurna
4) Sajikan selagi hangat dengan bahan selengkapnya!
3. Kutipan tersebut merupakan bagian struktur.....
A. Pembukaan
B. Tujuan
C. Langkah-langkah
D. Penutup
Kunci Jawaban: C
Bacalah Fabel berikut ini!
Dahulu kala di sebuah kolam yang luas, tinggallah seekor anak katak hijau dan ibunya.
Anak katak tersebut sangat nakal dan tidak pernah mengindahkan kata-kata ibunya. Jika
ibunya menyuruhnya ke gunung, dia akan pergi ke laut. Jika ibunya menyuruhnya pergi ke
timur, dia akan pergi ke barat. Pokoknya apa pun yang diperintahkan ibunya, dia akan
melakukan yang sebaliknya. “Apa yang harus kulakukan pada anak ini?” pikir Ibu Katak,
“Kenapa dia tidak seperti anak-anak katak lain yang selalu menuruti kata orang tua mereka?”
Suatu hari si ibu berkata, “Nak, jangan pergi ke luar rumah karena di luar sedang hujan
deras. nanti kau hanyut terbawa arus.”
Belum selesai ibunya berbicara, anak katak tersebut sudah melompat ke luar sambil
tertawa gembira, “Hore...banjir! Aku akan bermain sepuasnya!”
Setiap hari ibu katak menasihati anaknya, tetapi kelakuan anak katak itu bahkan semakin
nakal saja. Hal itu membuat ibu katak murung dan sedih sehingga dia pun jatuh sakit.
Semakin hari sakitnya semakin parah. Suatu hari ketika dia merasa tubuhnya semakin lemah,
Ibu Katak memanggil anaknya, “Anakku, kurasa hidupku tidak akan lama lagi. Jika aku mati,
jangan kuburkan aku di atas gunung, kuburkanlah aku di tepi sungai.”
Ibu katak sebenarnya ingin dikubur di atas gunung, tetapi karena anaknya selalu
melakukan yang sebaliknya maka dia pun berpesan yang sebaliknya. Akhirnya, ibu katak pun
meninggal. Anak katak itu menangis dan menangis menyesali kelakuannya, “Ibuku yang
malang. Kenapa aku tidak pernah mau mendengarkan kata-katanya. Sekarang dia telah tiada,
aku telah membunuhnya,”
Anak katak tersebut lalu teringat pesan terakhir ibunya. “Aku selalu melakukan apa pun
yang dilarang ibuku. Sekarang untuk menebus kesalahanku, aku akan melakukan apa yang
dipesan oleh ibu dengan sebaik-baiknya.” Maka anak katak itu menguburkan ibunya di tepi
sungai.
Beberapa minggu kemudian, hujan turun dengan lebatnya sehingga air sungai di dekat
tempat anak katak itu menguburkan ibunya meluap. Si anak katak begitu khawatir kuburan
ibunya akan tersapu oleh air sungai. Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke sungai dan
mengawasinya.
Di tengah hujan yang lebat, anak katak menangis. “Kwong-kwong-kwong. Wahai sungai
jangan bawa ibuku pergi!” Dan, anak katak hijau itu akan selalu pergi ke sungai dan
menangis setiap hujan datang. Sejak itulah kenapa sampai saat ini kita selalu mendengar
katak hijau menangis setiap hujan turun.
4. Teks di atas termasuk dalam jenis teks.....
A. Prosedur
B. Deskriptif
C. Eksposisi
D. Naratif
Kunci Jawaban: D
Bacalah paragraf berikut!
Fabel berasal dari bahasa Latin, yaitu fabulat (1). Sementara itu, secara istilah fabel
berarti cinta mengenai kehidupan hewan yang berperilaku (seolah-olah dapat) menyerupai
manusia (2). Dalam fabel, hewan tersebut misalnya diceritakan mampu berbicara, punya
perasaan, dan lain-lain (3). Fabel juga tak jarang disebut cerita moral, karena di dalamnya
biasanya diselipi nilai moral (4).
5. Kalimat utama paragraf di atas terletak pada kalimat nomor.....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Kunci Jawaban: A
Bacalah paragraf berikut untuk menjawab soal nomor 6-8!
Minimnya warung makan yang buka membuat banyak orang menyerbu dapur
umum. Menu dapur umum, yakni nasi, mi rebus, dan ikan kaleng adalah penyelamat.
Ketiga jenis makanan itu ditambah air hangat, dikerjakan oleh Tuminah bersama
sejumlah rekan Taruna Siaga Bencana (Tagana), Sumatra Barat.
“Sejak dapur umum berdiri pukul 15.00 WIB, hingga malam kami memasak tidak
ada hentinya. Selesai masak nasi, masak mi rebus, lalu ikan, dan air. Pokoknya kerja
terus, ”ucap Tuminah.
6. Kalimat minimnya warung makan yang buka membuat banyak orang menyerbu dapur
umum tepat untuk menjawab pertanyaan.....
A. Apa
B. Siapa
C. Mengapa
D. Bagaimana
Kunci Jawaban: C
7. Kalimat ketiga jenis makanan itu ditambah air hangat dikerjakan oleh Tuminah bersama
sejumlah rekan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumatra Barat tepat untuk menjawab
pertanyaan.....
A. Apa
B. Bagaimana
C. Siapa
D. Mengapa
Kunci Jawaban: C
8. Penyajian kutipan berita pada alenia pertama di atas adalah.....
A. Apa-mengapa-di mana
B. Siapa-apa-mengapa
C. Apa-siapa-bagaimana
D. Mengapa-apa-siapa
Kunci jawaban: D
Perhatikan gambar iklan berikut ini!
Warna
Oleh Jeumpa K. Kalila
“Hari ini sangat cerah, ya?”
Dia benar. Langit yang biru sangat indah. Ada rumput yang hijau dan daun di pohon yang
berwarna jingga, merah, dan cokelat.
“Iya, sinar matahari membuat warna-warna taman ini lebih indah. Seperti pohon-pohon pada
musim gugur ini,” aku menjawab dengan senyuman ramah. Setelah mendengar jawabanku,
muka wanita tersebut terlihat bingung. Dia tersenyum, lalu melanjutkan jalan paginya.
Aku menghela nafas. Wanita itu bukan orang pertama yang bingung ketika aku
membicarakan warna. Sejak kecil, aku sering mendengar orang lain berbicara tentang warna.
Tetapi hanya tiga warna. Sejak kecil, aku sering mendengar orang lain berbicara tentang
warna. Tetapi hanya tiga warna yang mereka sebutkan; putih, abu-abu, dan hitam. Semua hal
yang berwarna cerah bagiku berwarna abu-abu bagi mereka. Ibuku juga memiliki kelainan
yang sama. Kita berdua bisa melihat warna lain. Langit yang biru. Daun hijau. Darah merah.
“Tunggu!” Aku memanggil wanita yang meninggalkanku tadi. Aku mengambil daun
berwarna merah yang telah terjatuh dari pohonnya. “Ini warna apa bagi Anda? Merah
bukan?”
“Me... Merah?” wanita itu melihatku dengan muka bingung.
“Iya, merah. Seperti darah.”
“Darah berwarna hitam, seperti daun itu.”
“Hitam?”
“Maaf, saya sedang buru-buru.”
Wanita itu berjalan dengan cepat, menjauhiku. Setelah itu, aku menanyakan pertanyaan yang
sama kepada pejalan kaki lewatiku. Namun, aku hanya mendapat tatapan-tatapan aneh.
Kebingungan di muka mereka saat mendengar ‘merah’ sama dengan wanita sebelumnya. Aku
memutuskan untuk pulang. Dengan daun merah yang sama tersimpan di kantong celanaku.
Aku membuka pintu depan dan mendengar ibu bersiul di ruang kerjanya.
“Bu?”
“Halo. Bagaimana waktumu di taman?”
“Daun ini warna apa?”
“Merah, memang kenapa?”
“Semua orang di taman bilang bahwa daun ini berwarna hitam.”
Ibuku menghela nafas yang panjang. Ia berhenti bekerja dan mengajakku untuk duduk di sofa
yang terletak di ruang tamu. “Aku tahu tentang kelainan kita ini, tetapi ibu tidak pernah
menjelaskan kenapa kita terlahir dengan kelainan ini.”
“Apakah masa kecilmu berbeda dengan masa kecil teman-temanmu?” Tanya ibuku.
Aku bingung kenapa ia menanyakan hal ini. Memang benar, masa kecilku sedikit berbeda.
Semua temanku yang menyukai pelajaran MIPA seperti matematika atau biologi, berbeda
denganku saat kecil yang hobi melukis. Aku suka memilih warna cat dan melukis rumahku
atau sebuah taman. Saat guruku bertanya tentang warna favorit, aku selalu berbeda sendiri.
Satu-satunya kuning di antara hitam, abu-abu, dan putih.
Setelah aku masuk SMP, aku mulai menyadari kelainan yang aku miliki. Keluargaku hanya
berisi dua orang, aku dan ibuku, setelah ayahku meninggal. Sejak itu, aku dibesarkan di
keluarga yang mengenal warna. Aku melihat teman-temanku yang tidak mengetahui ‘kuning’
ataupun ‘biru’.
“Cukup berbeda dengan yang lain, tetapi tetap menyenangkan.”
“Oh.”
Kita berdua terdiam. Ruang tamu terasa sunyi dan kosong, hanya terdengar suara detak jarum
jam dinding dan suara kipas angin. Ibuku mulai berbicara, “Nama-nama warna yang kamu
ketahui sekarang diciptakan oleh buyut kita. Tidak semua orang mengetahuinya.”
“Bagaimana kalau kita memberi tahu semua orang?”
***
Beberapa tahun kemudian, aku dan ibuku selesai menulis dan menyusun sebuah buku yang
menjelaskan tentang warna. Mulai dari asal-usul, nama-nama warna, mengapa hanya sedikit
yang bisa melihat, dan penjelasan ilmiahnya. Bertahun-tahun, kami meneliti dan mencari
penjelasannya. Hingga akhirnya. Sekarang banyak orang mengetahui tentang warna,
walaupun mereka tetap tidak bisa melihatnya. Pada bagian akhir buku yang kami susun
tertuang sebuah kalimat: “Semoga buku ini berguna di masa depan, dan semoga hidupmu
penuh warna.”
Pergaulan Bebas
Zaman sekarang banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. Pergaulan bebas merupakan
bentuk perilaku yang menyimpang, di mana kata ‘bebas’ mempunyai arti melewati batas, tidak seperti
adat dan budaya timur.
Pergaulan bebas mempunyai dampak negatif karena dapat melakukan hal yang dapat melanggar
hukum seperti mabuk dan semacamnya. Namun, pergaulan bebas dapat berdampak positif juga masih
dalam jalur norma, adat, dan budaya yang berlaku dalam masyarakat. Dampak positif yang diperoleh
seperti mempunyai banyak teman, belajar cara berkomunikasi, menghormati, dan mengendalikan diri
di tengah masyarakat yang majemuk.
Remaja Indonesia sering meniru hal kurang baik dari budaya barat seperti berciuman yang
dianggap dalam budaya barat suatu hal yang wajar. Hal ini tentu saja bertentangan dengan budaya dan
norma masyarakat Indonesia. Pergaulan bebas berkembang di kalangan remaja biasanya karena rasa
gengsi, nafsu, penasaran, broken home, hidup sendiri, faktor keluarga, dan kurang iman. Selain itu,
teknologi juga berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas. Akses internet dan televisi yang kurang
diawasi dapat memicu remaja untuk melakukan hal yang tidak baik
Ketika kita sudah mengetahui penyebab pergaulan bebas, alangkah baiknya orang tua dapat lebih
mengawasi dan mendidik anaknya agar tidak terjerumus ke jalan yang salah. Satu di antara yang
dapat dilakukan orang tua adalah dengan memilih tontonan yang baik dan memanfaatkan internet
secara positif.
Pernyataan Ya Tidak
Pernyataan Ya Tidak
A. Pramukti Adhidewa
Triwinasis dan Muhammad
Harizki Aditya meraih medali
perak.
B. Prajamukti Adhidewa
Triwinasis dan Muhammad
Harizki Aditya mengikuti
lomba olimpiade sains
internasional di Kenya
C. Prajamukti Adhidewa
Triwinasis dan Muhammad
Harizki menemukan masker
untuk melindungi perokok
aktif.
D. Zat yang dapat menyerap
asap adalah karbon aktif dari
daging kelapa.
26. Tentukan Benar atau Salah dari pelajaran yang dapat diambil dari teks cerita inspiratif di
atas. Berilah tanda centang (✓) sesuai pilihanmu.
Guru
Karya Putu Wijaya
Anak saya bercita-cita menjadi guru. Tentu saja saya dan istri saya jadi shock. Kami
berdua tahu macam apa masa depan seorang guru. Karena itu, sebelum terlalu jauh, kami
cepat-cepat ngajak dia ngomong
“Kami dengar selentingan, kamu mau jadi guru, Taksu? Betul?
“Ya.”
Taksu mengangguk. “Betul Pak.”
Saya dan istri saya pandang pandangan. Itu malapetaka. Kami sama sekali tidak percaya
apa yang kami dengar. Apalagi ketika kami tatap tajam-tajam, mata Taksu tampak tenang tak
bersalah. la pasti sama sekali tidak menyadari apa yang barusan diucapkannya. Jelas ia tidak
mengetahui permasalahannya.
Kami bertambah khawatir karena Taksu tidak takut bahwa kami tidak setuju, istri saya
menarik nafas dalam-dalam karena kecewa, lalu begitu saja pergi. Saya mulai bicara blak-
blakan.
“Taksu, dengar baik-baik. Bapak hanya bicara satu kali saja. Setelah itu, terserah kamu
Menjadi guru itu bukan cita-cita. Itu spanduk di jalan kumuh di desa. Kita hidup di kota. Dan
ini era milenium ketiga yang diwarnai oleh globalisasi, alias persaingan bebas. Di masa
sekarang ini tidak ada orang yang mau jadi guru. Semua guru itu jadi guru karena terpaksa
karena mereka gagal meraih yang lain. Mereka jadi guru asal tidak nganggur saja. Ngerti?
Setiap kali kalau ada kesempatan, mereka akan loncat ngambil yang lebih menguntungkan.
Ngapain jadi guru, mau mati berdiri? Kamu kan bukan orang yang gagal, kenapa kamu jadi
putus asa begitu?”
“Tapi saya mau jadi guru.”
“Kenapa? Apa nggak ada pekerjaan lain? Kamu tahu, hidup guru itu seperti apa? Guru itu
hanya sepeda tua. Ditawar-tawarkan sebagai besi rongsokan pun tidak ada yang mau beli.
Hidupnya kejepit. Karena profesi guru itu gersang, boro-boro sebagai cita-cita, buat ongkos
jalan saja kurang. Cita-cita itu harus tinggi, Taksu. Masak jadi guru? Itu cita-cita sepele
banget, itu namanya menghina orang tua. Masak kamu tidak tahu? Mana ada guru yang
punya rumah bertingkat. Tidak ada guru yang punya deposito dollar. Guru itu tidak punya
masa depan.
“Sudah saya pikir masak-masak.”
Saya terkejut. “Pikirkan sekali lagi! Bapak kasih waktu satu bulan!”
Taksu menggeleng. “Dikasih waktu satu tahun pun hasilnya sama, Pak. Saya ingin jadi
guru.”
Bukan hanya satu bulan, tetapi dua bulan kemudian, kami berdua datang lagi mengunjungi
Taksu di tempat kosnya. Sekali ini kami tidak muncul dengan tangan kosong. Istri saya
membawa krupuk kulit ikan kegemaran Taksu. Saya sendiri membawa sebuah lap top baru
yang paling canggih, sebagai kejutan.
Taksu senang sekali. Tapi kami sendiri kembali sangat terpukul. Ketika kami tanyakan
bagaimana hasil perenungannya selama dua bulan, Taksu memberi jawaban yang sama.
“Saya sudah bilang saya ingin jadi guru, kok ditanya lagi, Pak,” katanya sama sekali tanpa
rasa berdosa.
Sekarang saya naik darah. Istri saya jangan dikata lagi. Langsung kencang mukanya. Ia
tak bisa lagi mengekang marahnya. Taksu disemprotnya habis.
“Taksu! Kamu mau jadi guru pasti karena kamu terpengaruh oleh puji-pujian orang-orang
pada guru itu ya?!” damprat istri saya. “Mentang-mentang mereka bilang, guru pahlawan,
guru itu berbakti kepada nusa dan bangsa. Ahh! Itu bohong semua! Itu bahasa pemerintah!
Apa kamu pikir betul guru itu yang sudah menyebabkan orang jadi pinter? Apa kamu tidak
baca di koran, banyak guru-guru yang salah jalan sekarang? Ah?”
Taksu tidak menjawab.
Tiga bulan kami tidak mengunjungi Taksu. Tapi, Taksu juga tidak menghubungi kami.
Saya jadi cemas. Ternyata, anak memang tidak merindukan orang tua, orang tua yang selalu
minta diperhatikan anak.
Akhirnya, tanpa diketahui oleh istri saya, saya datang lagi. Sekali ini saya datang dengan
kunci mobil. Saya tarik deposito saya di bank dan mengambil kredit sebuah mobil. Mungkin
Taksu ingin punya mobil mewah, tapi saya hanya kuat beli murah. Tapi sejelek-jeleknya kan
mobil, dengan bonus janji, kalau memang dia mau mengubah cita-citanya, jangankan mobil
mewah, segalanya akan saya serahkan, nanti.
“Bagaimana Taksu,” kata saya sambil menunjukkan kunci mobil itu. “ini hadiah untuk
kamu Tetapi, kamu juga harus memberi hadiah buat Bapak.”
Taksu melihat kunci itu dengan dingin. “Hadiah apa, Pak?”
Saya tersenyum. “Tiga bulan Bapak rasa sudah cukup lama buat kamu untuk memutuskan.
Jadi, singkat kata saja, mau jadi apa kamu sebenarnya?”
Taksi memandang saya. “Jadi guru. Kan sudah saya bilang berkali-kali!”
Tanpa banyak basa-basi lagi, saya pergi. Saya benar-benar naik pitam. Saya kira Taksu
pasti sudah dicocok hidungnya oleh seseorang. Tidak ada orang yang bisa melakukan itu,
kecuali Mina, pacarnya. Anak guru itulah yang saya anggap sudah menjerumuskan anak saya
supaya terkiblat pikirannya untuk menjadi guru.
Saya ceritakan pada istri saya apa yang sudah saya lakukan. Saya kira saya akan dapat
pujian. Tetapi, ternyata istri saya bengong, la tak percaya dengan apa yang saya ceritakan.
Dan ketika kesadarannya turun kembali, matanya melotot dan saya dibentak habis-habisan.
“Bapak terlalu! Jangan perlakukan anakmu seperti itu!” teriak istri saya kalap, “Ayo
kembali. “Nanti anak kamu kabur!”
Saya ingin membantah. Tapi mendengar kata kabur, hati saya rontok. Taksu itu anak satu-
satunya. Sebelas tahun kami menunggunya dengan cemas. Kami berobat ke sana-kemari,
sampai berkali-kali melakukan inseminasi buatan dan akhirnya sempat dua kali mengikuti
program bayi tabung. Semuanya gagal. Waktu kami pasrah tetapi tidak menyerah, akhirnya
istri saya mengandung dan lahirlah Taksu. Anak yang sangat mahal, bagaimana mungkin
saya akan biarkan dia kabur?
Dengan panik, saya kembali menjumpai Taksu. Namun, sudah terlambat. Anak itu seperti
sudah tahu saja bahwa ibunya akan menyuruh saya kembali. Rumah kost itu sudah kosong.
Dia pergi membawa semua barang-barangnya, yang tinggal hanya secarik kertas kecil dan
pesan kecil:
“Maaf, tolong relakan saya menjadi seorang guru.”
Tangan saya gemetar memegang kertas yang disobek dari buku hariannya itu. Kertas
yang nilainya mungkin hanya seperak itu, jauh lebih berarti dari kunci BMW yang harganya
semilyar dan sudah mengosongkan deposito saya. Saya duduk di dalam kamar itu,mencium
bau Taksu yang masih ketinggalan.
Tetapi itu 10 tahun yang lalu. Sekarang saya sudah tua. Waktu telah memproses
segalanya begitu rupa, sehingga semuanya di luar dugaan. Sekarang Taksu sudah
menggantikan hidup saya memikul beban keluarga. Ia menjadi salah seorang pengusaha besar
yang mengimpor barang-barang mewah dan mengekspor barang-barang kerajinan serta ikan
segar ke berbagai wilayah mancanegara.
“la seorang guru bagi sekitar 10.000 orang pegawainya. Guru juga bagi anak-anak muda
lain yang menjadi adik generasinya. Bahkan guru bagi bangsa dan negara, karena jasa-
jasanya menularkan etos kerja,” ucap promotor ketika Taksu mendapat gelar doktor honoris
causa dari sebuah perguruan tinggi bergengsi.
27. Tokoh pada teks cerita pendek di atas adalah.....
A. Taksu
B. Mina
C. Ayah
D. Ibu
Kunci Jawaban: A, C, D
28. Bagian struktur orientasi pada teks cerita pendek di atas terdapat pada
A. Paragraf 1
B. Paragraf 2
C. Paragraf 3
D. Paragraf 4
Kunci Jawaban: A, dan B.
39. Dari gambar iklan di atas, jodohkan pasangan di bawah ini dengan benar.
A. Diskon 20% dari Rp 500.000 adalah....
B. Untuk membeli sebuah hoodie dibutuhkan yang sebanyak....
C. Banyak uang yang harus ditambah agar mendapat free topi adalah….
Jodoh:
1. Rp 350.000
2. Rp 50.000
3. Rp 100.000
4. Rp 39.000
5. Rp 400.000
Kunci Jawaban:
A = 3, B = 5, C = 4.