Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yuni Nur Rohman

NIM : 1800400
Kelas : PPB-A 2018
Mata Kuliah : Karakteristik dan Kompetensi Remaja

Resume
Santrock, J. W. (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Buku Adolescence : Perkembangan Remaja karangan John W. Santrock ini terdiri dari 16
bab, yang dimana salah satu babnya membahas tentang: Proses-proses biologis dan perkembangan
fisik, yang didalamnya memuat tentang pengaruh faktor genetika terhadap perkembangan remaja,
interaksi faktor bawaan-lingkungan dan perkembangan, ciri umum pertumbuhan fisik pada remaja,
pubertas, dimensi psikologis pada masa pubertas, serta yang terakhir adalah kesehatan dan
kesejahteraan remaja.
Pertama, pengaruh faktor genetika terhadap perkembangan remaja. Pengaruh faktor genetika
tetap penting bahkan sampai 10 atau 20 tahun sesudah masa pembuahan berlalu. Setiap manusia
memulai hidupnya sebagai sel tunggal berbobot 1/20 juta ons. Instruksi genetik tersebut menyusun
rangkaian pertumbuhan mulai dari bentuk sel tunggal sampai menjadi remaja yang terbentuk dari
triliunan sel , yang setiap sel nya mengandung replika sempurna dari kode genetik asalnya. Secara
fisik, kode genetik tersebut di bawa oleh gen biokimiawi yang bernama gen dan kromosom . Selain
menghasilkan kesamaan fisik yang jelas di antara remaja (misalnya jaringan dalam, struktur otak, dan
organ tubuh), kode genetik tersebut juga menyebabkan adanya kesamaan psikologis di antara kita
(atau keuniversalan). Kode genetik memberi remaja predisposisi untuk berkembang dengan cara
tertentu, dan lingkungan dapat menjadi tanggap maupun tidak tanggap terhadap perkembangan
tersebut.
Kedua, interaksi faktor bawaan-lingkungan dan perkembangan. Para ahli genetika perilaku
percaya bahwa faktor bawaan dan lingkungan berinteraksi dengan tiga cara, yaitu pasif, evokatif, dan
aktif.
1. Interaksi genotip pasif dengan lingkungan terjadi saat orang tua, yang memiliki hubungan
genetis dengan anak, memberi lingkungan pengasuhan pada anak.
2. Interaksi genotip evokatif dengan lingkungan terjadi karena genotip anak akan menimbulkan
jenis lingkungan fisik dan sosial yang tertentu.
3. Interaksi genotip aktif dengan lingkungan terjadi saat anak dan remaja menjelajahi lingkungan
yang mereka pandang menarik dan menantang.
Ketiga, ciri umum pertumbuhan fisik pada remaja. Aspek perkembangan fisik remaja yang
paling banyak mendapat perhatian selama ini adalah tinggi badan, berat badan, pertumbuhan
kerangka tubuh, fungsi reproduktif dan perubahan hormonal.
Keempat, pubertas. Lonjakan pertumbuhan remaja terjadi di masa pubertas. Pubertas adalah
perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama
terjadi selama masa remaja awal. Peran sistem endokrin pada masa pubertas melibatkan interaksi
hipotalamus, kelenjar pituitari dan kelenjar gonad (seks). Dua jenis hormon utama yang penting
dalam perkembangan pubertas adalah androgen dan estrogen. Di antara perubahan fisik yang terjadi,
yang paling tampak nyata semasa pubertas adalah meningkatnya tinggi dan berat badan, serta
kematangan seksual.
Kelima, dimensi psikologis pada masa pubertas, yang di dalamnya meliputi citra tubuh,
menstruasi pertama (Menarche) dan daur menstruasi, kedewasaan yang lebih cepat dan lebih lambat,
kompleksitas peristiwa pubertas tepat waktu dan tidak tepat waktu serta pengaruh pubertas itu sendiri.
Dan terakhir yaitu kesehatan dan kesejahteraan remaja. Remaja yang mengalami kematangan
terlalu dini maupun terlambat matang biasanya membutuhkan banyak dukungan, terutama bila
mereka merasa ada yang salah dengan diri mereka (Greydanus,1991). Remaja yang matang terlalu
dini dan terlambat, sering kali sadar akan perbedaan status perkembangan mereka dan perlu
diyakinkan bahwa untuk mencapai perkembangan seperti masa sebayanya adalah hanya masalah
waktu saja. Remaja laki-laki yang matang lebih dini tidak terlalu merasa sadar diri dan khawatir
mengenai perbedaan perkembangan yang mereka alami. Yang perlu mendapat perhatian adalah
remaja laki-laki atau perempuan yang matang dini akan menekankan pada kompetensi fisik dan
seksual daripada kompetensi akademik.
Banyak anak laki-laki dan perempuan yang perkembangannya terlalu dini atau terlambat,
biasanya akan meminta pertolongan dokter. Yang matang terlalu dini atau terlambat, tetapi masih
dalam batas normal, kemungkinannya kecil untuk pergi ke dokter. Tetapi, pasti ada kegelisahan,
ketakutan dan keraguan menimpa remaja. Diskusi singkat seputar urutan dan terjadinya masa
pubertas serta adanya keragaman antar pribadi yang amat besar, diperlukan untuk melegakan
perasaan remaja (Brooks-Gunn, 1988). Dan agar terhindar dari penyimpangan seksual karena remaja
rentan terhadap kehamilan dan penyakit hubungan seksual.

Pertanyaan
1. Sebenarnya remaja yang mengalami kematangan terlalu dini itu baik atau tidak? Jika baik
karena apa dan jika tidak, apakah dampak atau pengaruh yang akan diterima oleh remaja
tersebut (terutama bagi fisik mereka)?

Anda mungkin juga menyukai