Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM STUDI PASCASARJANA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA
(UHAMKA)
MATA KULIAH: ANALISIS KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Jenis soal: take home


Pengerjaan: 15/11/2018 – 22/11/2018
1 Jelaskanlah tentang dampak perubahan fisik remaja terhadap gejolak perubahan yang
terjadi pada diri remaja. Tuliskanlah rujukan (literatur dari penjelasan Anda)
2 Jelaskanlah tentang teori storm and stress dan hubungannya dengan perubahan pada diri
remaja. Tuliskanlah rujukan (literatur dari penjelasan Anda)
3 Buatlah pemetaan masalah remaja terkait dengan risiko kehamilan yang tidak diinginkan
dan buatlah solusi kesehatan masyarakat yang tepat terkait dengan persoalan tersebut.
4 A. Buatlah gambaran permasalahan pemetaan permasalahan masing-masing di negara
(pilih salah satu):
- Amerika Serikat
- Indonesia
- Korea Selatan
B. Sebagai seorang ahli kesehatan masyarakat, apa rekomendasi program yang tepat
untuk mengatasi persoalan di atas (4A).
Jawaban dikumpulkan pada tanggal: 22/11/2018 melalui email:
tugas.sarahhandayani@gmail.com

Terima kasih

1. Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa.1 Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang
bersifat struktural maupun fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan remaja
perempuan. Gejala-gejala perubahan fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa
1
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih bahasa:
Istiwidayati & Soedjarwo. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
awal remaja, dimana perubahan tersebut hampir selalu disertai dengan perubahan sikap dan
perilaku. Perubahan tersebut merupakan salah satu dampak dari pengalaman yang belum
pernah dirasakannya.

Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi para remaja karena ia harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Pertumbuhan
badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang terlalu cepat akan membuat
remaja merasa malu atau kurang percaya diri. Demikian pula dalam menghadapi haid dan
“mimpi” yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku
dan dukungan dari pihak lain orang tua.2

Selanjutya Perubahan fisik selalu disertai oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini
sering menjadi sedikit parah karena perbedaan sikap orang-orang di sekelilingnya dan
sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja, perubahan
yang terjadi sangat mencolok, sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya
sudah terbentuk. Salah satu dari beberapa konsekuensi masa remaja yang paling penting
adalah pengaruh jangka panjangnya terhadap sikap, perilaku sosial, minat, dan
kepribadiannya. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap
tertentu yang sudah terbentuk ini biasanya sulit dihilangkan, bahkan dalam beberapa kasus
tampak semakin parah. Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja yang paling menetap
adalah dalam hal penyimpangan kematangan kelaminnya.3

Perkembangan kehidupan kelamin yang tidak wajar ini akan 10 menimbulkan pengaruh pada
anak laki-laki dan juga pada anak perempuan, bahkan pengaruh itu tidak hanya terjadi di
masa remaja, tetapi dapat berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki yang mengalami
perkembangan kelamin lebih awal, secara sosial lebih menguntungkan, sedangkan bagi anak
perempuan tidak sedemikian halnya. Tinggi, berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi
teman sebayanya bagi anak laki-laki akan dapat meningkatkan citra dirinya di depan teman
sebayanya dari kedua jenis kelamin. Sebaliknya, bila kematangan kelamin ini terlalu cepat
terjadi pada anak gadis, ia akan memperoleh sebutan atau label yang tidak menyenangkan.
Keadaan ini sering menimbulkan pengaruh buruk pada anak perempuan yang termasuk

2
Sunarto, Hartono, Agung. 1995 “Perkembangan Peserta Didik”Jakarta”, PT Rineka Cipta
3
Ibid
lambat dalam kematangan kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk menaikkan
citra dirinya, merasa kurang dihargai, dan sering diabaikan.4

Hurlock mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu5:


a. Ingin menyendiri
b. Bosan
c. Inkoordinasi
d. Antagonis sosial
e. Emosi yang meninggi
f. Hilangnya kepercayaan diri
g. Terlalu sederhana
2. Menurut pandangan teoritis yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall adolescence is a time
of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan
jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada
seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan,
serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya6. Berdasarkan tinjauan teori perkembangan,
usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan
fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. 7Sebagian remaja mampu
mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada
kondisi psikis, fisiologis, dan sosial.

Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik
yang ada pada diri remaja. Secara umum pada masa ini remaja mengalami gejolak emosi
sehingga mudah marah, tersinggung, sedih dan sering merasa takut. Hurlock menyatakan bahwa,
sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu, sebagai konsekuensi dari
usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru 8. Segala sesuatu
yang baru itulah yang seringkali membuat remaja merasa stres. Dalam hal ini Slavin 9

4
Ibid
5
Hurlock, E. B. 1992. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta :
Erlangga
6
Seifert & Hoffnung, 1987 ” Child And Adolescent development” Boston Hougton Mifflin Co.
7
Fagan. 2006. Psikologi Remaja. PT Gramedia. Jakarta
8
Hurlock Op Cit
9
Slavin, R.E. (2009). Educational psychology, theory and practice. New Jersey: Pearson
mengatakan bahwa, remaja mengalami kegoncangan emosi yang disebabkan oleh tekanan-
tekanan dan ketegangan dalam mencapai kematangan fisik dan sosial. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Hasnida & Indri 10, bahwa kebanyakan stres di usia remaja, berkaitan dengan
perubahan drastis yang dialaminya

3. Remaja yang hamil diluar pernikahan akan mencoba melakukan aborsi tidak aman, atau tetap
melanjutkan kehamilannya dengan berbagai dampak yang bisa ditimbulkan, misalnya perdarahan
yang berujung pada kematian ibu maupun bayi (Pinem, 2009)11. Kehamilan tidak diinginkan
(KTD) pada remaja akan memberikan dampak negatif baik dari segi fisik, psikologi, sosial, dan
spiritual. Dampak dari segi fisik akan membahayakan ibu maupun janin yang dikandungnya atau
ibu akan mencoba melakukan aborsi yang bisa berujung pada kematian. Dari sisi psikologi, ibu
akan berusaha melarikan diri dari tanggungjawab, atau tetap melanjutkan kehamilannya dengan
keterpaksaan. Sedangkan dilihat dari dampak sosial, masyarakat akan mencemooh dan juga
mengucilkan.12

Muzdalifah meyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan KTD antara lain : kehamilan
yang terjadi akibat perkosaan, kehamilan terjadi pada saat yang belum diharapkan, bayi dalam
kandungan ternyata menderita cacat majemuk yang berat, kehamilan yang terjadi akibat
hubungan seksual diluar nikah, anak sudah banyak, sosial ekonomi rendah, umur tua, kegagalan
alat kontrasepsi, suami tidak bersedia menerima kehamilan lagi, jarak antara anak terlalu dekat,
ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan
kehamilan, kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan adanya kehamilan, alasan karir atau
masih sekolah dan kehamilan karena incest.13 Remaja yang mengalami kehamilan tidak
diinginkan (KTD) secara tak langsung dipaksa menjadi orang tua muda. Di usia yang terlalu dini
remaja belum mempunyai kesiapan yang cukup baik secara emosional maupun finansial. Remaja
terpaksa harus merawat anak bahkan mengorbankan kesempatan menempuh pendidikan. Tak
jarang pernikahan dini berakibat pada timbulnya masalah ketidakstabilan rumah tangga, masalah

10
Hasnida dan Kemala, I. (2005). Hubungan antara stres dan perilaku merokok pada remaja laki-laki. Psikologia,
Vol. 1, No. 2, 105-111.
11
Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta : TIM.
12
Husaeni L. 2009. Depresi Pada Remaja Putri Yang Hamil Diluar Nikah, Program Sarjana Universitas Gunadarma
13
Musdalifah, 2008. Hubungan antara kegagalan kontrasepsi dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan (KTD)
pada wanita pernah kawin usia 15-49 Tahun di Indonesia) (analisis data SDKI 2002-2003). Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI
ekonomi, serta pengasuhan anak14Berdasarkan penelitian dari Ismarwati 15
mengungkapkan
bahwa faktor-faktor terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja adalah rendahnya
pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap permisif dalam pergaulan, mudahnya akses media
pornografi, pengaruh teman dekat dalam pergaulan dan pola asuh orang tua yang cenderung
menerapkan Permissiveindifferent.

Adapun solusi yang dapaat ditawarkan untuk masalah kehamilan tidak diinginkan pada remaja
dapat dilaksanakan dalam 4 kategori strategi yakni :
a. Strategi Preventif yaitu suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah, dalam hal ini
adalah kasus KTD. Dalam strategi preventif mengatasi persoalan kehamilan remaja
dengan melakukan promosi pencegahan KTD melalui berbagai saluran komunikasi dan
pendekatan. Saluran komunikasi dilakukan secara langsung melalui strategi dengan
menjangkau kelompok kelompok di dalam masyarakat yang karena faktor tertentu
memiliki hambatan untuk mengakses informasi dan layanan publik yang ada didalam
masyarakat (outreach), pertemuan dan diskusi-diskusi dalam kelompok kecil maupun
besar. Sedangkan komunikasi melalui media dengan menggunakan media konvensional
dan media yang berbasiskan teknologi informasi.
b. Strategi Promotif yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi yang lebih fokus pada pemberian
informasi reproduksi remaja sebagai strategi promotif, yaitu untuk lebih menjadikan
remaja lebih aktif untuk mengetahui informasi kesehatan reproduksi dan kemudian
menyampaikan kepada teman sebaya yang ada di lingkungannya. Pengorganisasian
remaja disini berusaha mengorganisir atau mengumpulkan remaja untuk lebih peduli dan
sadar tentang pentingnya informasi kesehatan reproduksi bagi mereka. Setelah mereka
terorganisir atau terkumpul selanjutnya akan dilakukan kegiatan pendampingan.
Pendampingan yang dilakukan terhadap remaja dengan berperan sebagai: Fasilitator,
Pendidik, dan konselor.
c. Strategi rehabilitasi yang dilakukan pada remaja yang mengalami Kehamilan Tidak
Diinginkan (KTD) yang memilih untuk tetap meneruskan kehamilan (prolife), baik
14
Sarwono. (1997). Sosiologi Kesehatan; Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, FKM : Gadjah Mada University
Press.
15
Ismarwati 2017 “Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja” Universitas
Aisyiyah Yogyakarta Journal Of Health Studies, Vol. 1, No. 2, September 2017: 168-177
sebelum ataupun sesudah melahirkan. Konsekuensi dari pemilihan opsi ini dengan
memberikan langkah langkah solutif terhadap permasalahan yang mungkin muncul
setelah opsi ini dipilih. Remaja yang memilih opsi meneruskan kehamilan, kemudian
takut pulang ke rumah karena kondisi lingkungan di tempat tinggalnya ataupun karena
takut kepada orangtua karena merahasiakan kehamilan yang dialami maka diberikan
solusi kepada remaja untuk merehabilitasi remaja dengan menyediakan rumah aman
untuk tinggal di rumah aman sampai mereka melahirkan maka Ketika bayi sudah
dilahirkan ada dua pilihan yang diberikan, yakni bayi bisa dibawa pulang oleh Ibu/
remaja tersebut atau diadopsikan kepada orang lain. Dalam merehabilitasi remaja untuk
membantu memecahkan masalah yang dihadapi dan memberi dukungan pada remaja.
dengan memposisikan diri mereka sebagai sahabat atau kakak bagi remaja-remaja yang
menghadapi masalah sehingga remaja akan terasa lebih nyaman untuk menceritakan hal-
hal yang berkaitan dengan kehamilan yang mereka alami.
d. Strategi Kuratif yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan pada saat terjadi
penyimpangan sosial. Dengan melakukan pengeksplorasian alasan pengambilan
keputusan prolife pada KTD remaja dan dampak sosial, psikologis yang akan dihadapi
remaja serta dukungan keluarga dalam pengambilan keputusan prolife

4. Masalah yang banyak dihadapi remaja Indonesia menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKRRI) tahun 2007:
a. Perokok aktif: Perempuan: 0,7%; sedangkan lelaki: 47,0%
b. Peminum alkohol aktif: perempuan: 3,7%; lelaki: 15,5 %
c. Lelaki pengguna zat adiksi dihisap: 2,3%; dihirup: 0,3 %; ditelan 1,3%
d. Pengalaman seksual pada perempuan: 1,3%; lelaki: 3,7%
e. Lelaki yang memiliki pengalaman seks untuk pertama kali pada usia: <15 tahun: 1,0%;
usia 16 tahun : 0,8%; usia 17 tahun: 1,2%; usia 18 tahun: 0,5%; usia 19 tahun: 0,1%
f. Alasan melakukan hubungan seksual pertama kali sebelum menikah pada remaja berusia
15-24 tahun ialah: Untuk perempuan alasan tertinggi adalah karena terjadi begitu saja
(38,4%); dipaksa oleh pasangannya (21,2%). Sedangkan pada lelaki, alasan tertinggi ialah
karena ingin tahu (51,3%); karena terjadi begitu saja (25,8%)
g. Delapan puluh empat orang (1%) dari responden pernah mengalami kehamilan yang
tidak direncanakan, 60% di antaranya mengalami atau melakukan aborsi
h. Persentase kasus AIDS pada pengguna napza suntik di Indonesia berdasarkan jenis
kelamin, yaitu: lelaki: 91,8%; perempuan: 7,5%; tidak diketahui: 0,7%
i. Prevalensi kecenderungan gangguan mental-emosional remaja usia 15-24 tahun ke atas
(berdasarkan self report questionnaire) menurut karakteristik responden adalah: 8,7%
Solusi terkait masalah pada remaja di Indonesia adalah :
a. Program kesehatan remaja yang telah banyak dilakukan adalah usaha pencegahan
perilaku beresiko remaja, terutama tentang perilaku seks beresiko dan penyalahgunaan
zat adiktif. Ketersediaan akses dan informasi yang lengkap dapat mempengaruhi
keterampilan remaja dalam mengambil keputusan untuk berperilaku sehat. Remaja perlu
memahami bahwa setiap keputusan yang diambilnya akan menghasilkan konsekuensi
yang harus ditanggung seumur hidupnya baik secara fisik, psikis dan sosial.
b. Program kesehatan remaja dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan pengendalian
diri dan perilaku produktif untuk dapat menghadapi perubahan identitas perannya sebagai
remaja. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja sebaiknya mendapatkan sebanyak mungkin
figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik, atau juga
mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
c. Mengkondisikan faktor-faktor di luar diri remaja agar dapat mendukung kemampuan
pengelolaan diri remaja, seperti, seperti: hubungan dengan orang tua dan teman sebaya.
Sebaiknya orangtua juga mau berupaya untuk membenahi kondisi keluarga sehingga
tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja. Pola asuh dan
komunikasi orang-tua dan anak diupayakan menjadi lebih berorientasi pada kebutuhan
perkembangan remaja, orang-tua akan berperan sebagai support system bagi si remaja
sehingga remaja yang merasa aman dan diterima orang-tuanya akan lebih mampu
menghadapi tantangan perubahan masa remaja.
d. Dalam hubungan dengan teman sebaya, remaja perlu mengembangkan ketahanan diri
agar tidak mudah terpengaruh jika sikap dan perilaku teman sebaya atau komunitas tidak
produktif atau bahkan dapat merugikan diri dan masa depan remaja. Pada umumya,
waktu remaja lebih banyak dihabiskan di sekolah, sehingga lingkungan sekolah juga
dapat dipandang sebagai tantangan dunia remaja. Maka sistim pendidikan di sekolah
perlu menyeimbangkan perkembangan aspek kognitif dan juga aspek kepribadian agar si
remaja lebih mampu mengembangkan keterampilan hidup di sekolah
e. aspek demografis juga perlu diperhatikan karena kebutuhan kesehatan reproduksi remaja
di berbagai wilayah di Indonesia juga dapat berbeda karena dipengaruhi oleh aspek
sosial, budaya, serta historis-geografis (perkotaan-pedesaan). Maka perlu juga
dipertimbangkan pembuatan kebijakan-kebijakan sosial masyarakat yang fokus pada
perbaikan keadaan sosial ekonomi secara mikro dan makro

Anda mungkin juga menyukai