Anda di halaman 1dari 24

KONSELING

BEHAVIOR
(DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA)
ANNISA SHELSA LAILIA
FATIN ABIDAH
KHALIDAH ZIAH UL HAQ
RADEN MUHAMMAD FIRMAN
SALSABILA FIRDASA
YUNI NUR ROHMAN
Joseph Wolpe, lahir pada tanggal
20 April 1915. Beliau lahir di Afrika
Selatan. Beliau adalah seorang
Psikiater di Amerika yang telah
mengembangkan Konseling
Behavioral. Beliau menempuh
pelatihan sebagai seorang dokter
di Universitas Witwaterstand di
Johanneburgs. Beliau mulai
tertarik dengan kesehatan mental
ketika ia bertugas sebagai petugas
kesehatan di afrika selatan pada
saat perang dunia kedua terjadi
Pada tahun 1965 Wolpe
mendirikan unit behavioral
terapi di Universitas Temple di
Philadephia. Dengan grup kecil
berorientasi secara ilmiah ini,
Lanjutan ia mendirikan Association fot
Advancement of Behavior
Therapy dan menciptakan
jurnal Behavior Therapy and
Experimental Psychiatry dan
diedit dari tahun 1970 hinggan
kematian di tahun 1997.
Konsep Dasar Konseling
Menurut Corey (2013) menyatakan
manusia pada dasarnya dibentuk dan
ditentukan oleh lingkungan sosial
budayanya. Dia pun berpendapat
bahwasanya tingkah laku sebenarnya
hasil dari kekuatan lingkungan dan
genetik.
Menurut Corey (Sanyata. S, 2012)

•Menyatakan bahwa dalam konseling


behavior kontemporer terdapat empat
konsep teori yang mengembangkan teori
ini yaitu: Classical Condition, Operant
Condition, Social Learning Theories, dan
Cognitive Behavior Therapy.
Menurut Steven Jay Lynn dan
John P. Garske (Sanyata. S, 2012)
Menyatakan bahwasamya asumsi dasar dalam
konseling behavior adalah memiliki konsentrasi
pada proses perilaku, menekankan dimensi
Here and Now, manusia berada dala perilaku
maladaptif, peoses belajar merupakan cara
efektif untuk mengubah perilaku maladaptif,
melakukan penetapan tujuan perubahan
perilaku, dan menekankan secara empiris dan
didukung dengan berbagai tekhnik dan metode.
Menurut
Dustin & • Manusia di pandang sebagai individu yang pada
hakikatnya bukan individu yang baik atau yang jahat,
George tetapi sebagai individu yang selalu berada dalam
keadaan sedang mengalami, yang memiliki kemampuan
(1977), untuk menjadi sesuatu pada semua jenis perilaku.
• Manusia mampu mengkonseptualisasikan dan
pandangan mengontrol perilakunya sendiri.
• Manusia mampu memperoleh perilaku yang baru.
behavioristik • Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang lain sama
terhadap halnya dengan perilakunya yang bisa dipengaruhi orang
lain.
manusia yaitu:
Correy (1991) mengemukakan Albert Bandura (1974, 1977,
bahwa pada terapi perilaku, 1986) yang terkenal sebagai
perilaku adalah hasil dari belajar. tokoh teori sosio belajar,
Kita semua adalah hasil dari menolak suatu konsep bahwa
lingkungan sekaligus adalah manusia adalah pribadi yang
pencipta lingkungan. Tidak ada
dasar yang berlaku umum bisa mekanistik dengan model
menjelaskan semua perilaku. perilaku yang deterministik.
Karena setiap perilaku ada Pengubahan (modifikasi)
kaitannya dengan sumber yang perilaku bertujuan untuk
ada di lingkungan yang meningkatkan kemampuan
menyebabkan terjadinya sesuatu
perilaku tersebut. seseorang agar jumlah respon
akan lebih banyak.
TUJUAN KONSELING
Untuk membantu klien
membuang respon-respon yang
lama yang merusak diri, dan
mempelajari respon-respon yang
baru yang lebih sehat

Untuk memperoleh perilaku baru,


mengeliminasi perilaku yang
maladaptif dan memperkuat serta
mempertahankan perilaku yang
diinginkan.
Dalam (Ramli, et al., 2017)

Secara umum, Tujuan khusus,


membantu konseli membantu konseli
menghilangkan mempelajari
perilaku malasuai tingkah laku
dan mempelajari spesifik sesuai
tingkah laku yang dengan keunikan
lebih efektif. konseli.
Fungsi Tujuan Konseling Behavior

Corey (1986)

Refleksi Dasar
masalah pemilihan Landasan
klien dan untuk
sekaligus penggunaan menilai hasil
arah strategi konseling
konseling konseling
Hubungan Konselor dengan Klien

Klien harus harus mampu berpartisipasi dalam


kegiatan konseling, ia harus memiliki motivasi untuk
berubah, harus bersedia bekerja sama salam melakukan
aktivitas konseling, baik ketika berlangsung konseling
maupun di luar konseling.
Dalam hubungan konselor dengan klien beberapa hal dibawah
ini harus dilakukan:
1) Konselor memahami dan menerima klien
2) Keduanya bekerja sama
3) Konselor memberikan bantuan dalam arah yg diinginkan
Peranan Konselor
Proaktif dan langsung

Menstimulasi , sebagai model bagi perubahan


perilaku dalam sistem keluarga

Memiliki kepedulian yang genuine

Memimpin anggota keluarga untuk memformulasikan


tujuan-tujuan dalam mencapai perubahan perilaku
yang spesifik

Sebagai reinforcer ( memberi penguatan, perhatian,


dan persetujuan)
Prosedur/Tahap Konseling
yang Digunakan

Konseling behavioral memiliki empat


tahap yaitu: Evaluasi dan
mengakhiri
konseling
Mengimplementasi (evaluation
kan teknik termination)
(technique
Menentukan tujuan implementation)
(goal setting)
Melakukan
asesmen
(assessment)
•Langkah awal bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika
Melakukan Asesmen perkembangan klien (untuk mengungkapkan kesuksesan dan
(Assessment) kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan
interpersonal, tingkah laku penyesuaian, dan area masalahnya).

•Langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Berdasarkan


Menetapkan Tujuan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan
(Goal Setting) klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam
konseling.

Implementasi Teknik •Menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan


(Technique untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan
konseling.
Implementation)

Evaluasi dan •Melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang


Pengakhiran (Evaluation telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan
tujuan konseling.
– Termination)
Proses konseling terdiri dari
empat hal yaitu:
•Tujuan terapis diarahkan pada memformulasikan tujuan secara spesifik, jelas,
konkrit, dimengerti dan diterima oleh konseli dan konselor,
i

•Peran dan fungsi konselor/terapis adalah mengembangkan keterampilan


menyimpulkan, reflection, clarification, dan open-ended questioning
a

•Kesadaran konseli dalam melakukan terapi dan partisipasi konselor ketika proses
terapi berlangsung akan memberikan pengalaman positif pada konseli dalam terapi
i

•Memberi kesempatan pada konseli karena kerjasama dan harapan positif dari
konseli akan membuat hubungan terapis lebih efektif.
o
Teknik-teknik Konseling
Behavioral

Desensitisasi sistematika. Perkuatan positif


Assertive training. Pembentukan respons
Aversion therapy Perkuatan intermiten
Home-work Penghapusan
Terapi implosif atau pembanjiran Pencontohan
Pengondisian operan Token economy
Para ahli klinis yang berorientasi
kepada belajar, melihat suatu
kesempatan untuk terjadinya
perubahan-perubahan perilaku yang
berarti pada anggota keluarga dengan
cara menata kembali lingkungan
interpersonalnya.
Liberman (1981) mengemukakan tiga
bidang kepedulian teknis bagi konselor:

Peranan Gabungan
Terapeutik (Role of Penilaian Keluarga
Therapeutic Alliance)

Melaksanakan
Strategi Behavioral
Konselor dapat memfungsikan dirinya sebagai
katalisator bagi mempercepat perubahan dalam
sistem keluarga.

Konselor itu sebagai seorang guru, yakni orang yang


dapat menyediakan model bagi perubahan perilaku,
dan mempertunjukkan kepedulian yang genuine
(wajar,asli) dan yang memahami.
Penilaian
Keluarga Perilaku apakah
Gabungan
lingkungan dan
yang menjadi interpersonal
masalah? Apakah manakah yang
perilaku itu menjadi menyebabkan
meningkat atau berkembangnya
Konselor dan menurun? perilaku
maladaptive itu?
keluarga
bekerjasama untuk
mengemukakan Perubahan apakah Bagaimana cara
yang diinginkan yang anda sukai
pertanyaan sebagai terjadi pada sehingga anda
anggota yang lain berbeda dengan
berikut: dalam keluarga yang lainnya
anda? sekarang?
Melaksanakan Strategi Behavioral

Setelah analisis behavioral dibuat dan


tujuan-tujuan spesifik diformulasikan, maka
aspek ketiga dari konseling keluarga
behavioral dipilih yaitu teknik terapeutik yang
memadai.

Anda mungkin juga menyukai