Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wiwit Laraswati Lase

Nim : 1814150010
Mata kuliah : Biofisika
Materi : Biosensor

1. Cari 5 Biosensor yang sudah ada di pasaran kemudian jelaskan prinsip kerjanya !
Jawaban :

No Nama Biosensor Prinsip kerja


1 Biosensor Urea Prinsip kerja metode ini adalah berdasarkan pembentukan
(untuk deteksi gagal senyawa kompleks yang berwarna kuning. Penentuan urea
ginjal) secara spektrofotometri cukup teliti, akan tetapi
membutuhkan waktu yang relatief lama dan bahan kimia
yang banyak. Cara lain untuk mengetahui kadar urea
adalah dengan metode potensiometri secara elektroda
selektif ion (ESI). Metoda ESI yang dikembangkan untuk
penentuan kadar urea adalah dengan menggunakan
biosensor urea. Dalam peralatan biosensor urea, enzim
urease berfungsi sebagai substrat dengan cara
diimobilisasi, dan sejumlah senyawa kimia sebagai matriks
untuk mengikat enzim seperti, PVC, glutaraldehid dan
sejumlah zat kimia lain sebagai komponennya, serta kawat
logam sebagai transdusernya (konduktor).

2 Glukometer Prinsip kerja glukometer menggunakan metode


(alat untuk cek gula glukosaoksidase biosensor. Glukosa dalam bahan
darah) pemeriksaan darah kapilerakan bereaksi dengan enzim
glukosa-oksidase yang ada pada strip tes. Reaksi enzimatik
tersebut menghasilkan elektron yang akan ditangkap oleh
elektroda yang ada pada glukometer.
3 Test-pack (untuk alat Alat tes kehamilan test pack atau tespek bekerja dengan
tes kehamilan) mendeteksi keberadaan hormon human chorionic
gonadotropin (hCG) dalam urine atau air seni wanita.
Hormon ini akan terdeteksi hanya jika sel telur telah yang
dibuahi menempel di dinding rahim. Kadarnya sendiri pun
akan ikut meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.

4 Biosensor optik Biosensor Optik adalah perangkat yang menggunakan


prinsip pengukuran optik. Mereka menggunakan serat
optik serta transduser optoelektronik. Istilah optroda
mewakili kompresi dari dua istilah optik & elektroda.
Sensor ini terutama melibatkan antibodi dan enzim seperti
elemen transduksi.

5 Biosensor Sensor ini adalah kumpulan perangkat analitik yang


piezoelektrik
bekerja berdasarkan hukum 'perekaman interaksi afinitas'.
Platform piezoelektrik merupakan elemen sensor yang
bekerja berdasarkan hukum transformasi osilasi akibat
lompatan kumpulan pada permukaan kristal piezoelektrik.
Dalam analisis ini, biosensor memiliki permukaan yang
dimodifikasi dengan antigen atau antibodi, polimer yang
dicap secara molekuler, dan informasi yang dapat
diwariskan. Bagian deteksi yang dideklarasikan biasanya
disatukan dengan menggunakan nanopartikel.

2. Resume 5 jurnal penelitian tentang biosensor !


Jawaban :

No Judul Penelitian Resume


1 Pengembangan Biosensor berbasis plastik zona mikro yang dikembangkan
Biosensor Berbasis menunjukkan bahwa pengujian beberapa parameter yang telah
Plastik Zona Mikro dilakukan memenuhi persyaratan sehingga biosensor ini dapat
untuk Skrining digunakan sebagai alternatif untuk skrining aktivitas
Aktivitas antidiabetes pada ekstrak tanaman obat. Penelitian yang perlu
Antidiabetes pada dikembangkan selanjutnya berkaitan dengan cara ekstraksi
Ekstrak Tanaman sehingga tidak mengganggu respon biosensor selain itu teknik
Obat immobilisasi juga perlu dikembangkan sehingga stabilitas
enzim dapat terjaga lebih lama.

Referensi : Wati, I. F., Kuswandi, B., & Pratoko, D. K. (2021). Pengembangan Biosensor
Berbasis Plastik Zona Mikro Untuk Skrining Aktivitas Antidiabetes Pada Ekstrak Tanaman
Obat. Pustaka Kesehatan, 9(1), 41-47.

2 Antena Mikrostrip Pada penelitian ini diusulkan dua model antena mikrostrip
Biosensor untuk biosensor yang diaplikasikan untuk mendeteksi virus pada
Deteksi Virus pada darah manusia. Antena yang diusulkan akan beroperasi pada
Darah frekuensi kerja 2,45 GHz (2,4 – 2,45 GHz) dengan
menggunakan teknik pencatu proximity coupled feed. Antena
ini menggunakan material substrat Roger 3010 dengan
ketebalan 1,28 mm. Patch dan ground berada disepanjang
permukaan substrat pertama. Hasil simulasi antena pertama
menggunakan phantom darah menunjukkan pergeseran kinerja
frekuensi dari 2,46 GHz menjadi 2,38 GHz. Pergeseran
frekuensi kerja juga berlaku pada hasil simulasi antena kedua
menggunakan phantom darah dari 2,45 GHz menjadi 2,43
GHz. Dengan demikian, simulasi pengujian antena
menggunakan phantom darah memberikan dampak pergeseran
frekuensi semakin rendah. Perbandingan hasil simulasi antena
pertama dan kedua menunjukkan bahwa kinerja frekuensi
antena kedua lebih optimal yakni 2,45 Ghz dibandingkan
kinerja frekuensi antena pertama yakni 2,46 GHz. Sementara
bandwidth antena pertama 401,2 MHz lebih baik dibandingkan
antena kedua yakni 227,6 MHz. Return loss antena kedua -
22,51 dB lebih baik dibandingkan antena pertama yang hanya -
19,76 dB. Impedansi antena pertama lebih optimal yakni 50,23
ohm sementara impedansi antena kedua 50,32 ohm.
Berdasarkan simulasi arus yang bergerak pada antena,
pergerakan arus antena pertama lebih kuat dibandingkan arus
pada antena kedua. Hasil pengujian fabrikasi antena pertama
beroperasi pada frekuensi 2,5 GHz sementara antena kedua
beroperasi 2,47 GHz. Return loss hasil pengujian antena kedua
lebih optimal yakni -28 dB dibandingkan antena pertama
hanya -21,55 dB. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa
hasil pengujian fabrikasi kedua antena mengalami pergeseran
frekuensi kerja yang semakin meningkat serta return loss yang
semakin rendah dibandingkan dengan hasil pada saat simulasi.
Meskipun demikian, hasil pengujian kedua antena telah
memenuhi karakteristik antena yang diharapkan.

Referensi : RAHAYU, Y., KURNIATI, M., & QODRIYAH, I. L. (2021). Antena


Mikrostrip Biosensor untuk Deteksi Virus pada Darah. ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi
Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, 9(3), 604.

3 Analisis Residu Kondisi optimum desain membran elektroda biosensor


Pestisida Diazinon potensiometri dan voltametri siklik untuk analisis residu
Dalam Tanaman pestisida diazinon adalah pada konsentrasi selulosa asetat 10 %
Kubis (Brassica dan glutaraldehida 20 %. Biosensor potensiometri dan
Olarecea) voltametri siklik memiliki kinerja sensitif dalam mendeteksi
Menggunakan keberadaan diazinon dengan limit deteksi 1,86 × 10-9 M,
Biosensor waktu respon rata-rata pengukuran 15-280 detik.
Elektrokimia Secara
Voltametri Siklik

Referensi : Azis, T. (2011). Analisis residu pestisida diazinon dalam tanaman kubis
(Brassica olarecea) menggunakan biosensor elektrokimia secara voltametri siklik. Jurnal
Progres Kimia Sains, 1(1), 210557.

4 Pengembangan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, metode biosensor


Biosensor Berbasis dapat diaplikasikan pada ekstrak tanaman karena mampu
Kertas untuk memberikan hasil pengukuran aktvitas antihiperlipidemia yang
Penentuan Aktivitas telah memenuhi karakterisasi linieritas, batas deteksi (LOD),
Antihiperlipidemia batas kuantitasi (LOQ), presisi, dan akurasi. Biosensor
pada Sampel Ekstrak berbasis kertas dapat menjadi metode alternatif yang lebih
Tanaman mudah dan praktis karena memberikan hasil analisis yang
tidak berbeda signifikan dengan metode instrumental
spektrofotometri UV-Vis. Saran untuk penelitian ini yaitu
perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut untuk
meningkatkan performansi pada biosensor.

Referensi : Vira, V. A., Kuswandi, B., & Sary, I. P. (2021). Pengembangan Biosensor
Berbasis Kertas untuk Penentuan Aktivitas Antihiperlipidemia Pada Sampel Ekstrak
Tanaman. Pustaka Kesehatan, 9(2), 71-77.

5 Mengenal Alat Berdasarkan perserujuan Institutional Review Board (IRB)


Pemantau Gula dari Northerastern University Human Subject Research
Darah dari AirLiur Protection, pendeteksian glukosa ini tidak hanya dibandingkan
dengan “On-Chip dalam larutan penyangga PBS saja, tapi juga membandingkan
Electrochemical glukosa darah satu subjek muda yang sehat diukur dengan
Sensing” meteran glukosa darah dan glukosa saliva oleh sensor tersebut
dalam keadaan puasa pada hari yang berbeda. Dilihat dari hasil
percobaan tersebut, terdapat korelasi konstan yang jelas antara
glukosa darah dan glukosa saliva pada keadaan puasa di hari
yang berbeda. Hasil awal penelitian menunjukkan, glukosa
saliva subjek muda puasa yang sehat pada kisaran 0,8-
1,05mg/dL sesuai dengan pengukuran menggunakan metode
standar. Hal ini tidak hanya membuktikan sensor on chip
electrochemical secara efektif dan andal dapat menentukan
kadar glukosa dalam air liur, tetapi juga mengungkapkan
adanya potensi besar penggunaan analisis air liur untuk kedua
diagnosis non-invasive diabetes dan pemantauanglukosa.

Referensi : Yusof, M. I. B. M., Renaldi, A., Septiandi, I., Kurniawan, B., & Fauzi, A.
(2016). Mengenal Alat Pemantau Gula Darah dari Air Liur dengan “On-Chip
Electrochemical Sensing”. Majalah Farmasetika, 1(1), 3-7.

Anda mungkin juga menyukai