Anda di halaman 1dari 22

P E N G A N TA R M A N A J E M E N

TANTANGAN BUDAYA
DAN LINGKUNGAN
ORGANISASI
Sri Haryanti.,SE.MM
Budaya Organisasi • Budaya Organisasi menurut

Robbins (2008) sebuah sistem


makna bersama yang dianut oleh
para anggota yang membedakan
satu organisasi dari organisasi
lainnya.
Budaya (Culture)
keseluruhan pola pemikiran, perasaan dan tindakan dari
kelompok sosial yang membedakan dengan kelompok
sosial yang lain. Budaya organisasi berkaitan dengan
bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya
suatu organisasi. budaya organisasi adalah upaya untuk
mengukur bagaimana karyawan memandang organisasi
apakah mendorong kinerja tim, menghargai inovasi serta
inisiatoif atau sebaliknya
TEORI Budaya Organisasi Model Hofstede

1 POWER DISTANCE

2 COLLECTIVISM/ INDIVIDUALISM

3 MASCULINITY/FAMINITY

4 UNCERTAINITY AVOIDANCE
5 LONG TERM ORIENTATION/ SHORT TERM
ORIENTASION
POWER DISTANCE
INDEX untuk mengukur sejauh mana anggota
(Jarak kekuasaan) organisasi yang kurang kuat dapat
menerima kekuasaan dan distribusi
secara merata. power distance juga
digunakan untuk mengkategorikan
tingkat ketidaksetaraan dalam
organisasi.
Individulis / • Indeks individualisme mewakili etika individualisme atau

Colektivism kolektivisme yang bersifat universal dalam


mengasumsikan nilai-nilai yang berlaku di seluruh dunia .
budaya kolektivitas adalah budaya komunikasi tingkat
tinggi karena dalam budaya ini menggunakan komunikasi
tingkat langsung ,.
• Individu kaitannya dengan konsep diri, ego diri dan

kepentingan diri sendiri, sedangkan individu kolektif


sebagai kelompok berorientasi pada kesadaran tinggi dari
kepentingan individu
Maskulinitas • mengacu pada distribusi peran antara gender baik

Feminitas laki-laki maupun perempuan , sisi maskulinin


misalnya; nilai-nilai tangguh, seperti kesuksesan,
ketegasan, keuangan dan persaingan serta
dominan
• sedangkan dalam budaya feminin terletak pada

nilai-nilai yang lembut seperti kualitas hidup,


Hubungan Pribadi, kepedulian pada sesama dan
pelayanan
Uncertainty • sejauh mana anggota budaya merasa
Avoidance terancam oleh situasi yang
Penghindaran ambigu( tidak diketahui)
ketidakpastian • Individu dalam (UA) terasa terancam

situasi beresiko dan tidak pasti dan


terus berusaha meminimalkan resiko
dan ketidakpastian dengan
mengembangkan hukum dan aturan
yang ketat atau peraturan formal
Longterm & short them orientation
(orientasi jangka pendek dan jangka panjang)
• orientasi jangka panjang versus jangka pendek menunjukkan

perspektif pragmatis berorientasi masa depan dengan sudut


pandang historis jangka pendek
• orientasi jangka panjang sebagai pengembangan yang

berkatradissitan dengan ,masa lalu, misalnya menghormati


tradisi dan memenuhi kewajiban sisial
Model kultur
Hierarchy Cultur
Model ini lebih fokus pada isu internal dibanding isu eksternal
dan nilai kestabialn dan kendali di atas fleksibilitas dan
pertimbangan
Market Culture
Model ini lebih fokus pada pasar eksternal dibandingkan dengan
internal dengan cara mencari ancaman-ancaman dari luar ,
mengidentifikasi dan mencari keuntungan
Model kultur
Clan Culture
Model ini lebih fokus pada isu internal yang fleksibilitas dan
pertimbangan untuk kestabilan dalam mengatur lingkungan
perusahan melalui kerjasama dan partisipasi
Adhocracy Culture
Model ini lebih fokus pada pasar eksternal yang bertumpu pada
kreativitas dan pengambilan resiko.
Dimensi kultur Organisai

Dominant Character Organizational


Karakter dominan Leadhership

Manajemen of Organizational Glue


employees

Strategic Emphasis Chrieteria For Succes


BUDAYA DI ERA DIGITAL
perkembangan peradaban manusia dengan kebudayaannya akhirnya sampai pada sebuah
tahapan atau era yang disebut era digital. Digitalisasi, teknologi informasi, merupakan hasil
budidaya manusia, hasil kerja keras pemikiran dengan segala macam eksperimentasinya
oleh manusia sebagai suatu dampak positif dari sebuah era perkembangan peradaban
manusia. Digitalisasi menjadi penting adanya karena temuan-temuan manusia tersebut pasti
akan berdampak kepada perubahan dalam relasi-relasi sosial. “Relasi-relasi sosial menjadi
berubah bagi mereka yang mau masuk di dalam era perkembangan terutama digitalisasi.
Relasi yang dulu harus dilakukan secara langsung, face to face, era sekarang tidak perlu
lagi. Dulu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan memakan waktu yang lama
sekarang bisa dilakukan dengan waktu yang cepat,
ada tiga aspek penting dalam membangun budaya digital,
yakni:
• participation (bagaimana masyarakat berpartisipasi
memberikan kontribusi untuk tujuan bersama);
• remediation (bagaimana merubah budaya lama menjadi
budaya baru yang lebih bermanfaat); dan
• bricolage (bagaimana memanfaatkan hal-hal yang
sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru)
Digital Transformation
transformasi digital adalah tentang sumber daya manusia
yang mengubah cara mereka dalam melakukan
pendekatan pada masalah bisnis dan dimana mereka bisa
menemukan solusi.

Teknologi dan gawai bukanlah hal yang mendorong


transformasi digital, namun manusia.
6 Fakta Organisasi Menggunakan Digital
1. Perusahaan dengan Digital Leadership
Menunjukkan Kinerja Finansial yang Lebih Baik • Sebanyak 76% dari 4.000 eksekutif yang mengadopsi
digital leadership mampu mencetak pertumbuhan profit lebih besar. Mereka juga memiliki penerimaan lebih
tinggi jika dibandingkan dengan eksekutif yang masih menggunakan leadership tradisional.
2. Karyawan Merasa Dilibatkan dan Lebih Puas dengan Pekerjaannya • Salah satu alasan karyawan resign dari
perusahaan adalah karena merasa tidak berkembang. Mereka merasa seakan hanya bekerja dan menjalankan rutinitas
saja. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan tidak cukup melibatkan karyawan.
• Perusahaan yang menerapkan digital leadership cenderung lebih disukai karyawan. Sebanyak lebih dari 87%
karyawan merasa lebih bahagia dengan pekerjaan mereka. Karyawan juga merasa lebih dilibatkan dalam perusahaan.
3. Loyalitas Lebih Tinggi
* Digital leadership mampu meningkatkan loyalitas
karyawan. Persentase karyawan untuk bertahan di
perusahaan bahkan mencapai 21% lebih tinggi. Bahkan
meski memiliki kesempatan untuk berhenti, tidak sedikit
karyawan yang memilih untuk bertahan
4. Kepemimpinan Lebih Kuat
• Kepemimpinan digital membantu seorang pemimpin untuk
mengambil keputusan yang objektif. Keputusan para digital
leader cenderung lebih tepat. Inilah yang membuat
kepemimpinannya lebih kuat dan lebih disukai karyawan.
5. Lebih Inklusif dan Beragam
• Perusahaan yang menerapkan digital leadership cenderung lebih
inklusif dan mengakui dampak positifnya terhadap budaya kerja. Di
samping itu, proporsi karyawannya juga lebih fleksibel. Jika
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengadopsi digital
leadership, proporsi karyawan perempuannya bahkan lebih banyak.
6. Mampu Mengambil Keputusan dengan Lebih Baik
• Digital leadership banyak memanfaatkan data dalam pengambilan
keputusan. Meski masukan dari ahli dan orang-orang terpercaya masih
digunakan, basisnya tetap pada data. Itulah yang membuat perusahaan
dengan digital leadership mampu mengambil keputusan lebih baik.
Beberapa Pengertian Mindset
▪ Suatu kepercayaan yang mempengaruhi sikap atau
tingkah laku seseorang;
▪ Suatu cara berpikir untuk menentukan sikap maupun
pandangan masa depan seseorang;
▪ Sikap seseorang yang menentukan suatu respon
maupun pemaknaan situasi yang sedang dialami;
▪ Kepercayaan dan cara berpikir seseorang yang akan
mempengaruhi sikap maupun perilaku seseorang
untuk menentukan keberhasilan hidup
FIX Mindset
Growth Mindset
Growth Mindset Fixed Mindset

• Pola Pikir yang berkembang • pola pikir yang statis,


• tidak mudah menyerah berfikir Berhenti
positif tentang kemampuan diri • gampang menyerah
• kemampuan itu dinamis bisa
• Selalu negatif
ditingkatkan
• kegagalan sebagai akhir
• saat gagal akan selalu bangkit
segalanya

Anda mungkin juga menyukai