PERILAKU KEORGANISASIAN
LINTAS BUDAYA
Mata Kuliah Perilaku Organisasi
• Power distance merupakan dimensi budaya nasional yang mengungkap jarak hubungan
(tingkat ketidaksetaraan) antara bawahan dengan atasan, antara seseorang dengan status
sosial lebih rendah dengan seseorang yang memiliki status sosial lebih tinggi, dan/atau
antara orang yang tidak memiliki kekuasaan dengan orang yang berkuasa.
• Oleh Hofstede, ketidaksetaraan hubungan tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu large
power distance dan small power distance.
• Large power distance orang kecil, tidak memiliki wewenang, tidak memiliki kekuasaan,
dan tidak memiliki pengaruh menyerahkan segala urusan yang menyangkut nasib dirinya
dan kelompoknya kepada orang lain yang dianggap memiliki apa yang mereka tidak
miliki, yakni menyerahkannya kepada orang yang memiliki kedudukan dan berkuasa.
• small power distance masyarakat yang memiliki jarak kekuasaan yang sempit (small
power distance). Karena jarak hubungan yang relatif sempit maka kedudukan antara orang
yang tidak memiliki kekuasaan dengan orang yang berkuasa relatif setara.
Power Distance
Individualism V.S. Collectivism
• Setiap orang hampir pasti menyadari bahwa masa datang merupakan sesuatu yang
tidak diketahui (unkown), tidak bisa diprediksi (unpredictable) dan tidak
menentu/tidak pasti (uncertain)
• Meski kesadaran mereka sama, reaksi masing-masing individu terhadap
ketidaktahuan dan ketidakpastian tersebut ternyata bermacam-macam.
• Toleransi yang berbeda terhadap ketidakpastian menunjukkan bahwa reaksi terhadap
ketidakpastian (uncertainty) sesungguhnya sangat subyektif dan tidak sama antara
satu orang dengan orang lain.
• Reaksi yang timbul akibat situasi yang tidak menentu bergantung pada sejauh mana
seseorang/sekelompok orang merasa terancam.
• Secara umum, uncertainty avoidance dibedakan menjadi dua, yakni strong
uncertainty avoidance dan weak uncertainty avoidance.
Uncertainty Avoidance
Masculinity dan Femininity
• Setiap masyarakat pasti mengakui bahwa beberapa perilaku tertentu lebih cocok untuk kaum
wanita dan perilaku lainnya lebih cocok kaum pria. Akibatnya, pekerjaan atau profesi tertentu
dianggap lebih cocok untuk dikerjakan kaum pria, sementara pekerjaan/profesi lainnya dianggap
lebih cocok untuk dikerjakan kaum wanita.
• Persoalannya sekarang adalah perilaku mana yang cocok untuk pekerjaan apa sangat bergantung
pada preferensi masyarakat yang bersumber pada tata nilai mereka. Atau dengan kata lain,
perbedaan tata nilai masyarakat pada akhirnya berakibat pada perbedaan preferensi mereka
terhadap perilaku anggota masyarakatnya.
• Dalam hal ini istilah masculinity seperti dikatakan oleh Hofstede berkaitan dengan pola pikir
masyarakat yang membedakan secara tegas peran jender di mana kaum pria diharapkan lebih
asertif, kompetitif, tegas dan macho, sementara kaum wanita diharapkan lebih lunak,
memperhatikan kualitas hidup, memberi perhatian pada anak-anak dan keluarga serta lebih
peduli. Sementara itu, yang dimaksud dengan femininity adalah pola pikir masyarakat yang tidak
secara tegas membedakan peran masing-masing jender di mana baik pria maupun wanita dituntut
kompetitif, namun di saat yang sama juga diharapkan kooperatif; keduanya dituntut lebih tegas
namun juga harus bisa ngemong.
Masculinity dan Femininity
Kegiatan Belajar 2