Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS ANTENATALCARE

DIRUANG KIA PUSKESMAS BUMI ARJO

TAHUN 2023

OLEH:

Nama: Muhammad

NPM : 22.14901.15.43

Dosen Pembimbing

HILLI AULIA, S.Kep,Ners, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

I. DEFINISI
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang tujuannya guna
mengoptimalkan kesehatan fisik maupun psikis ibu hamil. Sehingga mampu untuk
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). ANC (Antenatal Care) ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dimana seorang ibu dapat
melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat secara fisik dan metal
(Guttmacher, 2008). Sedangkan, kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang
berawal dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum
sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi
pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam
perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).

II. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan rekapitulasi jumlah ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas di Indonesia
menurut provinsi, tahun 2018, didapatkan bahwa rata-rata jumlah ibu hamil di Indonesia
tahun 2018 yaitu 155.622 jiwa, sedangkan rata-rata jumlah ibu bersalin/nifas di
Indonesia yaitu 148.548. Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference on
Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana,
hingga tahun 2019 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305
per 100.000 kelahiran hidup. Dimana masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan, termasuk AKI tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya, antara lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil,
pemeriksaan antenatal (masa kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatan
segera setelah persalinan, serta faktor sosial budaya (Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI, 2019)

III. TANDA KEHAMILAN


Secara klinis, tanda kehamilan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 a. Tanda tidak pasti/presumtif kehamilan


  Amenore (terlambat datang bulan), konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid
terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
  Mual muntah, umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga
menimbulkan mual muntah.
  Ngidam, menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
  Sinkope atau pingsan, terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan
lebih dari 16 minggu.
  Payudara tegang, pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan
pertama.
  Anoreksia nervousa, pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
  Sering kencing, hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan
ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul.
  Konstipasi/obstipasi, hal ini terjadi karena tonus otot menurun dikarenakan oleh pengaruh
hormone estrogen.
  Epulis, hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
  Pigmentasi terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
 b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
  Pembesaran Rahim/Perut: Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan. Tetapi perlu di perhatikan pembesaran perut belum jadi tanda pasti
kehamilan, kemungkinan lain disebabkan oleh mioma, tumor, atau kista ovarium.
  Tanda Hegar : yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang mempertemukan leher rahim
dan badan rahim) karena selama masa hamil, dinding –dinding otot rahim menjadi kuat dan
elastis sehingga saat di lakukan pemeriksaan dalam akan teraba lunak dan terjadi antara usia 6-8
minggu kehamilan
  Tanda Goodel: melunaknya serviks akibat pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan
massa dan kandungan air meningkat sehingga membuat serviks menjadi lebih lunak
  Tanda Chadwiks: Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
  Tanda Piskacek: Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi
pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
  Kontraksi Braxton Hicks: Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu.
  Teraba Ballotement: pantulan yang terjadi saat jari telunjuk pemeriksa mengetuk janin yang
mengapung dalam uterus, hal ini menyebabkan janin berenang jauh dan kembali keposisinya
semula/ bergerak bebas. Pantulan dapat terjadi sekitasr usia 4-5 bulan, tetapi ballotement tidak
dipertimbangkan sebagai tanda pasti kehamilan, karena lentingan juga dapat terjadi pada tumor
dalam kandungan ibu.
  Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif: Pemeriksaan ini adaah untuk
mendeteksi adanya HCG yang diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon
ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
 c. Tanda Pasti (Positive Sign)
  Gerakan janin dalam rahim: Gerakan janin ini wajib dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
  Denyut jantung janin: Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan memanfaatkan alat fetal
electrocardiograf (misalnya doppler)
  Bagian bagian janin: Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)
  Kerangka janin: Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG

IV. PERUBAHAN PADA KEHAMILAN


Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang
kehamilan. Berikut beberapa perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita
hamil, diantaranya:

 1. Perubahan Sistem Reproduksi


 a. Vagina dan Vulva
Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi atau penumpukan pembuluh darah
dan pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut
dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan ketebalan mukosa
vagina, pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi (pertumbuhan abnormal jaringan) pada
otot polos yang merenggang, akibat perenggangan ini vagina menjadi lebih lunak.

 b. Uterus/ Rahim
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang untuk menyimpan calon bayi
yang sedang tumbuh. Perubahan ini disebabkan antara lain: peningkatan vaskularisasi dan
dilatasi pembuluh darah, hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan perkembangan jaringan
abnormal) yang meyebabkan otot-otot rahim menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin, dan perkembangan desidua atau sel-sel selaput
lendir rahim selama hamil.

 c. Serviks
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan kandungan air meningkat sehingga
serviks mengalami penigkatan vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai darah dan
terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi lunak tanda (Goodel)
dan berwarna kebiruan (Chadwick) perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia
kehamilan.

 d. Ovarium
Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus tumbuh hingga terbentuk plasenta yang
mengambil alih pengeluaran hormon estrogen dan progesteron.

 e. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh Melanocyte
Stimulating Hormone atau hormon yang mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior
dan pengaruh kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon adrenalin). Hiperpigmentasi ini
terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra),
areola mama, papilla mamae.

 f. Payudara
Perubahan yang terlihat diantaranya:

 1) Payudara membesar, tegang dan sakit hal inidikarenakan karena adanya peningkatan
pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai darah yang meningkat akibat oerubahan hormon selama
hamil.
 2) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang membesar dan terlihat
jelas.
 3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder
atau warna tampak kehitaman pada puting susu yang menonjol dan keras.
 4) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar puting payudara yang terletak
di dalam areola mamame membesar dan dapat terlihat dari luar.
 5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan
yang dikeluarkan bewarna jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu warna cairan
agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir,
cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini di
sebut kolostrum
 2. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)
Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada
pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau pengenceran darah. Volume
darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada kehamilan tunggal, dan 50% pada
kehamilan kembar, peningkatan ini dikarenakan adanya retensi garam dan air yang
disebabkan sekresi aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen. Cardiac output atau
curah jantung meningkat sekitar 30%, pompa jantung meningkat 30% setelah
kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat hingga umur 32 minggu.

 3. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)


Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita hamil sering mengeluh
sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus tertekan ke arah diafragma akibat
dorongan rahim yang membesar. Selain itu kerja jantung dan paru juga bertambah berat karena
selama hamil, jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan janin, dan paru-paru
menghisap zat asam (pertukaran oksigen dan karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan janin.

 4. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)


Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah yang volumenya meningkat
sampai 30%-50% atau lebih, serta pembesaran uterus yang menekan kandung kemih
menyebabkan sering berkemih (Sunarti, 2013). Selain itu terjadinya hemodelusi menyebabkan
metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah.

 5. Perubahan Sistem Endokrin


Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) hormon utama yang akan menstimulasi pembentukan esterogen dan progesteron
yang di sekresi oleh korpus luteum, berperan mencegah terjadinya ovulasi dan membantu
mempertahankan ketebalan uterus. Hormon lain yang dihasilkan yaitu hormon HPL (Human
Placenta Lactogen) atau hormon yang merangsang produksi ASI, Hormon HCT (Human
Chorionic Thyrotropin) atau hormon penggatur aktivitas kelenjar tyroid, dan hormon MSH
(Melanocyte Stimulating Hormon) atau hormon yang mempengaruhi warna atau perubahan pada
kulit.

 6. Perubahan Sistem Gastrointestinal


Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh dari faktor hormonal selama
kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh yang dapat
meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini
mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang dan bekerja lebih lama karena adanya
desakan akibat tekanan dari uterus yang membesar sehingga
 7. Keadaan lain menimbulkan rasa mual dan pusing/sakit kepala pada ibu terutama di pagi
hari (morning sickness) jika disertai muntah yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas ibu
sehari-hari disebut : Hyperemesis gravidarum (Sunarti, 2013).

V. PATHWAY

VI. PEMERIKSAAN FISIK


 a. Keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum dapat dilakukan dengan cara inspeksi, sehingga dapat diperoleh
gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga
bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan
panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).

 b. Tinggi badan
Tinggi badan seorang ibu hamil tidak boleh kurang dari 145 cm, karena jika tinggi ibu minus,
dimungkinkan ibu memiliki panggul yang sempit sehingga dapat menjadi faktor risikio dalam
proses persalinan.

 c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan
usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah
9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan
kembar, hidroamnion, dan anak besar.

 d. Lingkar lengan atas (LILA)


LILA minus dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang minus/buruk. Ibu
beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.

 e. Tanda-tanda vital
  Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang
minus tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat
berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.

  Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.

  Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi
dalam kehamilan.

  Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan
frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.

 f. Kepala dan Leher


  Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
  Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna kuning/jaundice
pada sklera
  Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
  Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
 g. Payudara
  Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak simetris, dan
dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
  Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
  Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
  Retraksi akibat adanya lesi
  Masa atau pembesaran pembuluh limfe
 h. Abdomen
  Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
  Mengukur tinggi fundus uteri memanfaatkan tangan bila usia kehamilan > 12 minggu, atau
pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
  Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin
kalau lebih dari 36 minggu
 i. Pemeriksaan Leopold :
  Leopold I :
 -Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
 -Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
 -Konsistensi uterus
  Leopold II :
 -Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
 -Menentukan letak punggung janin
 -Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
  Leopold III :
 -Menentukan bagian terbawah janin
 -Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
  Leopold IV :
 -Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
 -Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP
 i. Tangan dan kaki
  Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
  Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
  Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
 j. Pemeriksaan panggul
  Panggul : genital luar
 -Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk melihat
adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
 -Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya pembengkakan masa
atau cairan kista
  Panggul : memanfaatkan spekulum
 -Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah
membuka atau belum
 -Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
  Panggul : pemeriksaan bimanual
 -Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri
karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
 -Memanfaatkan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk
palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
 k. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
  Dari Janin :
 -Djj pada bulan ke 4-5
 -Bising tali pusat
 -Gerakan dan tendangan janin
  Dari ibu :
 -Bising rahim
 -Bising aorta
 -Peristaltik usus
 l. Pemeriksaan Dalam
  Vaginal Toucher (VT)
  Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :

 -Pembukaan serviks : berapa cm/ jari


 -Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
 -Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil melakukan pemeriksaan urin dengan tujuan mengetahui kadar protein glukosanya,
pemeriksaan darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella

Tes
Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Lab

Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia

Terlacak/negatif
Protein Urin Protein urine
Bening/negatif

Kuning,
Glukosa dalam urin Warna hijau Diabetes
orange, coklat

VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis

Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization

Golongan Darah A B O AB – Ketidakcocokan ABO

HIV – + AIDS

Anomali pada janin jika


Rubella Negatif Positif
ibu terinfeksi

Feses untuk ova/telur


Negatif Positif Anemia akibat cacing
cacing dan parasit

 b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke IV rangka janin
belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-kondisi

  Diperlukan tanda pasti hamil


  Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
  Mencari sebab dari hidraamnion
  Untuk menentukan kelainan anak
 c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
  Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
  Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
  Mengetahui posisi plasenta
  Mengetahui adanya IUFD
  Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.

VIII. KOMPLIKASI
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi
yang terbagi menjadi 2 kelompok sebagai berikut :

 a. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :


  Perdarahan
  Pre-eklampsia/eklampsia
  Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
  Hidramnion
  Ketuban Pecah Dini
 b. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
  Penyakit Jantung
  Tuberculosis
  Anemia
  Malaria

IX. PENATALAKSANAAN
Manuaba (1998) mendefinisikan Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan demikian, mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar/normal (Kumalasari, 2015: 8). Tujuan asuhan kehamilan
menurut Mansjoer (2005), diantaranya:

 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi,
 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu serta bayi,
 3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/ komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin,
 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal (Kumalasari, 2015: 9).
Untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar, ibu hamil
hendaknya sedikitnya melakukan empat kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu:

 -Satu kali kunjungan selama trimester 1 (< 14 minggu),


 -Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28),
 -Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu ke-28-36 dan sesudah minggu
ke-36),
 -Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada gangguan atau bila janin tidak
bergerak lebih dari 12 jam

X. PROMKES/EDUKASI
Edukasi yang dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar ibu hamil menurut
Romauli (2011) diantaranya:

 a) Diet dalam kehamilan


Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan makanan yang bergizi
untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan yang menurun. Pasien
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (150 mg besi sulfat, 300
mg besi glukonat), asam folat (0,4 -0,8 mg/hari), kalori ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori
sekitar 23000 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin dan garam mineral (kalsium, fosfor,
magnesium, seng, yodium). Makan dengan porsi sedikit namun sering dengan frekuensi sedang.
Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari.

 b) Pergerakan dan gerakan badan


Selain menyehatkan badan, dengan bergerak secara tidak langsung hal ini
meminimakan rasa malas pada ibu untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak
terlalu berat bagi ibu selama hamil, bergerak juga mendukung sistem kerja tubuh ibu
selama hamil sehingga ibu yang memiliki nafsu makan yang tinggi dan berat badan
yang lebih dapat terkontrol dan meminimalkan terjadi nya obesitas/ kegemukan selama
hamil. Pergerakan badan ibu sebagai bentuk olahraga tubuh juga bermanfaat melatih
otot-otot dalam ibu menjadi lebih fleksibel/ lentur sehingga memudahkan jalan untuk
calon bayi ibu saat memasuki proses persalinan.

 c) Hygiene dalam kehamilan


Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu lelah sehingga
harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dan 1 jam
pada siang hari. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, setidaknya ibu mandi 2-3 kali perhari, kebersihan gigi juga harus dijaga
kebersihannya untuk menjamin perencanaan yang sempurna.

 d) Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilannya jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu
dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu
plasenta telah berbentuk. Pola seksual pada trimester III saat persalinan semakin
dekat, umumnya hasrat libido kembali menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan
dengan saat trimester pertama. Perut yang makin membuncit membatasi gerakandan
posisi nyaman saat berhubungan intim. Pegal dipunggung dan pinggul, tubuh
bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak
dada dan lambung). Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan menjaga kedekatan
emosional daripada rekreasi fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat terjadi
kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme. Hal tersebut dapat
berlangsung biasanya sekitar 30 menit hingga terasa tidak nyaman. Jika kontraksi
berlangsung lebih lama, menyakitkan, menjadi lebih kuat, atau ada indikasi lain yang
menandakan bahwa proses kelahiran akan mulai. Akan tetapi, jika tidak terjadi
penurunan libido pada trimester ketiga ini, hal itu normal saja. Ibu hamil berhak
mengetahui pola seksual karena dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang
diakibatkan karena orgasme.

 e) Ibu diberi imnisasi TT1 dan TT2 (Sartika, Nita. 2016: 16).

XI. ASUHAN KEPERAWATAN


 a. Pengkajian
  Ciptakan hubungan terapeutik antara perawat dengan klien
  Tujuan komunikasi antara lain tuntuk mengumpulkan data, interpretasi pasien terhadap
status kesehatan (data subyektif), hasil observasi perawat.
  Data subyektif meliputi: identitas, keluhan utama, HPHT, riwayat kesehatan saat ini,
riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat psikososial, persiapan persalinan.
  Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
 -Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)
 -TTV (TD, Nadi, RR, BB, TB)
 -Wajah dan kepala
  Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
  Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.
  Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal,
caries gigi, bau mulut.
 -Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
 -Dada
  Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
  Jantung : kaji keadaan jantung pasen
  Payudara : adakah benjolan/tidak, kesimetrisan, puting susu menonjol/datar/masuk, ASI
sudah keluar/belum, kebersihan areola mamae.
 -Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk mengosongkan kandung
kemihnya bila perlu.
  Periksa bentuk perut (melintang, memanjang, asimetris), linea alba,striae gravidarum,luka
bekas operasi,gerakan janin,DJJ)
  Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
 -Ekstremitas
Atas: oedem, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus otot

Bawah : oedem, reflek patella, reflek homman sign, kekuatan tonus otot, kram kaki.

 -Vulva- vagina
Luka/benjolan, edema pada vulva/vagina, keluaran cairan/darah dari jalan lahir,
hemoroid, chadwick sign, godell sign, hegar sign.

b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

TRIMESTER I

  Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan


  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
  Ansietas
  Gangguan eliminasi urin
  Konstipasi
  Risiko kekurangan volume cairan
  Gangguan citra tubuh
  Risiko jatuh
  Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan

c. Analisa Data

N Masalah
Data Etiologi
o Keperawatan

1. DS : Kehamilan Kesiapan
meningkatkan
Terjadi perubahan pada ibu
 -Pasien mengatakan ingin proses
hamil Terjadi perubahan
meningkatkan pengetahuan kehamilan-
mengenai kehamilannya dan fisiologis danpsikologis melahirkan
cara mengatasi perubahan- Pasien mengungkapkan

perubahan yang terjadi


keinginan untuk menambah
 -Pasangan pasien juga pengetahuan mengenai
mengatakan ingin mengetahui kehamilan
keadaan kehamilan pasien
Pasien sangat antusias
DO :
dengan kehamilannya
 -Pasien dan pasangan pasien
Kesiapan meningkatkan
terlihat antusias mengenai
proses kehamilan-melahirkan
kehamilannya

DS :
Kehamilan
-Pasien mengeluh mual dan
Terjadi perubahan pada ibu
muntah -Pasien mengatakan
hamil Terjadi perubahan Ketidakseimban
tidak nafsu makan
fisiologis Perubahan pada gan nutrisi
2 -Pasien mengatakan pola
sistem gastrointestinal kurang dari
makannya berubah karena mual
Progesteron meningkat Hcg kebutuhan tubuh
DO : meningkat Asam lambung

 -Pasien terlihat pucat dan meningkat Mual dan muntah


lemas

Asupan tidak adekuat

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Kehamilan

DS : Terjadi perubahan pada ibu

 -Pasien mengatakan sering hamil Terjadi perubahan


berkemih fisiologis
 -Pasien mengatakan dalam
Perubahan pada sistem urinari Gangguan
3 satu hari bisa berkemih sebanyak
Uterus membesar Menekan eliminasi urin
10-15x
vesika urinaria Peningkatan
DO :
frekuensi
 -Pasien terlihat menahan
BAK
kencingnya
Gangguan eliminasi urin

d. Rencana asuhan keperawatan

N
Tujuan Intervensi
o
Diagnosa Keperawatan

1 Kesiapan meningkatkan Setelah diberikan asuhan Perawatan Prenatal


. proses kehamilan- keperawatan selama …x24
-Diskusi pentingnya
melahirkan ditandai jam diharapkan pengetahuan
berpartisipasi dalam
dengan mengungkapkan ibu dan suami dapat
perawatan prenatal
keinginan untuk meningkat mengenai proses
sepanjang periode
meningkatkan kehamilan-melahirkan,
kehamilan bersama
pengetahuan tentang dengan kriteria hasil :
suami/keluarga lainnya
proses kehamilan
Pengetahuan : Kehamilan
-Anjurkan menghadiri
-Pengetahuan mengenai kelas
pentingnya perawatan
prenatal -Monitor berat
sebelum melahirkan secara
badan -Monitor
rutin meningkat (5)
gangguan
-Pengetahuan anatomi dan
hipertensi (tekanan
darah,

fisiologi kehamilan meningkat edema, proteinuria) -


(5) Monitor DJJ -Ukur
tinggi fundus dan
-Pengetahuan mengenai
perubahan dan bandingkan
psikologis dengan

emosional yang berhubungan usia


dengan kehamilan meningkat gestasi -Monitor
(5) presentasi janin -

-Pengetahuan mengenai Intruksikan pasien


praktik gizi yang sehat mengenai tanda dan
meningkat (5) bahaya yang harus

-Pengetahuan mengenai segera dilaporkan

perkembangan janin secara langsung


mayor dapat meningkat (5) -Intruksikan pasien

-Pengetahuan mengenai untuk dapat melakukan


tanda-tanda bahaya pengujian laboratorium
komplikasi kehamilan secara rutin selama

meningkat (5) kehamilan (USG,


urinalisis, kadar
Status maternal : antepartum
haemoglobin, dll)
-Koping ibu mengenai
-Diskusikan mengenai
ketidaknyamanan dari
seskualitas
kehamilan baik (5)
-Tawarkan bimbingan antisipatif mengenai adanya

perubahan fisiologis dan psikologis serta

ketidaknyamanan (misalnya mual, muntah, perubahan

-Tekanan darah normal (5) - musculoskeletal, nyeri payudara) -Monitor status

psikososial pasien dan pasangan pasien


Tidak ada proteinuria,

glukosa dalam urin (5) -


Hemoglobin normal (5) -
Tidak ada edema (5) -Sakit
kepala ringan (4)

 e. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah diberikan asuhan Manajemen Nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama …x24
-Tentukan status gizi
berhubungan dengan asupan jam diharapkan pasien
pasien dan
diet kurang ditandai dengan mendapatkan nutrisi yang
kemampuan pasien
kurang minat pada makanan dan adekuat sesuai kebutuhan
untuk memenuhi
asupan makanan kurang dari tubuh, dengan kriteria hasil :
kebutuhan gizi
recommended daily allowance
Status: Nutrisi
(RDA) -Intruksikan pasien
-Asupan gizi pasien meliputi mengenai kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, nutrisi (yaitu
vitamin, serat, mineral, zat membahas pedoman
besi dapat dipenuhi sesuai diet dan piramida
kebutuhan (5) makanan)

-Asupan makanan pasien -Bantu pasien dalam


dapat dipenuhi sesuai menentukan
kebutuhan (5) pedoman/piramida

-Asupan cairan pasien dapat dipenuhi sesuai kebutuhan


makanan yang cocok
 (5) -Energi pasien dapat dalam memenuhi
optimal dan tidak terganggu kebutuhan nutrisi
(5) (kehamilan)

-Tentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan

-Atur diet yang


diperlukan (misal
makanan tinggi asam
folat)

-Pastikan diet mencakup makanan tinggi serat

untuk mencegah konstipasi

Manajemen Elektrolit/
Cairan

-Monitor tanda-tanda
vital pasien

-Pantau adanya tanda


dan gejala dehidrasi
yang memburuk pada
pasien

-Tingkatkan/dorong intake asupan cairan per oral

yang sesuai

-Jaga pencatatan
intake dan output
yang akurat

-Monitor manifestasi
dan
ketidakseimbangan
elektrolit akibat
muntah

-Bantu pasien
mencegah/menghin
dari kehilangan
cairan (mual-
muntah yang
dialami)

3 Gangguan eliminasi urin Setelah diberikan asuhan Monitor Cairan


berhubungan dengan keperawatan selama …x24 jam
kehamilan ditandai dengan diharapkan eliminasi urin pada -Tentukan jumlah
dorongan berkemih dan pasien tidak terganggu, dengan dan jenis intake
sering berkemih kriteria hasil : cairan serta
kebiasaan eliminasi
Eliminasi Urin
-Tentukan apakah
-Pola eliminasi pasien tidak
pasien mengalami
terganggu (5)
kehausan atau
-Jumlah urin pasien normal dan tidak terganggu (5) -Warna urin pasien normal
gejala perubahan
 (5) -Intake cairan tidak
cairan
terganggu (5) -Tidak ada nyeri
saat kencing (5) -Tidak ada rasa -Periksa capillary
terbakar saat berkemih (5) -Tidak refill time (CRT)
ada inkontinensia urin (5) pasien

-Monitor membrane
mukosa, turgor kulit,
respon haus -Catat
ada tidaknya vertigo
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdfDepartemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Pelayanan Antenatal. Diakses
dari . pada tanggal 13 Desember 2020
Guttmacher Institute. (2008). Aborsi di Indonesia (Report). Diakses dari
https://www.guttmacher.org/report/aborsi-di-indonesia.

Handerson, C. (2006). Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta : EGC

Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and


classification 2018-2020. Jakarta: EGC

Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan


Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Kumalasari, Intan. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan


Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta : Salemba
Medika

Manuaba, I.B.G. (2008). Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan.
Jakarta:EGC
Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Yogyakarta : Imperium
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.

Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor
Penyebab dan Upaya Penanganannya. Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan
Strategis vol 11 no 24.

Sunarti, (2013). Asuhan Kehamilan. Jakarta: In media

Anda mungkin juga menyukai