TAHUN 2023
OLEH:
Nama: Muhammad
NPM : 22.14901.15.43
Dosen Pembimbing
ANTENATAL CARE
I. DEFINISI
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang tujuannya guna
mengoptimalkan kesehatan fisik maupun psikis ibu hamil. Sehingga mampu untuk
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). ANC (Antenatal Care) ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dimana seorang ibu dapat
melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat secara fisik dan metal
(Guttmacher, 2008). Sedangkan, kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang
berawal dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum
sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi
pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam
perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
II. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan rekapitulasi jumlah ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas di Indonesia
menurut provinsi, tahun 2018, didapatkan bahwa rata-rata jumlah ibu hamil di Indonesia
tahun 2018 yaitu 155.622 jiwa, sedangkan rata-rata jumlah ibu bersalin/nifas di
Indonesia yaitu 148.548. Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference on
Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana,
hingga tahun 2019 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305
per 100.000 kelahiran hidup. Dimana masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan, termasuk AKI tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya, antara lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil,
pemeriksaan antenatal (masa kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatan
segera setelah persalinan, serta faktor sosial budaya (Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI, 2019)
b. Uterus/ Rahim
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang untuk menyimpan calon bayi
yang sedang tumbuh. Perubahan ini disebabkan antara lain: peningkatan vaskularisasi dan
dilatasi pembuluh darah, hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan perkembangan jaringan
abnormal) yang meyebabkan otot-otot rahim menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin, dan perkembangan desidua atau sel-sel selaput
lendir rahim selama hamil.
c. Serviks
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan kandungan air meningkat sehingga
serviks mengalami penigkatan vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai darah dan
terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi lunak tanda (Goodel)
dan berwarna kebiruan (Chadwick) perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia
kehamilan.
d. Ovarium
Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus tumbuh hingga terbentuk plasenta yang
mengambil alih pengeluaran hormon estrogen dan progesteron.
e. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh Melanocyte
Stimulating Hormone atau hormon yang mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior
dan pengaruh kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon adrenalin). Hiperpigmentasi ini
terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra),
areola mama, papilla mamae.
f. Payudara
Perubahan yang terlihat diantaranya:
1) Payudara membesar, tegang dan sakit hal inidikarenakan karena adanya peningkatan
pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai darah yang meningkat akibat oerubahan hormon selama
hamil.
2) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang membesar dan terlihat
jelas.
3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder
atau warna tampak kehitaman pada puting susu yang menonjol dan keras.
4) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar puting payudara yang terletak
di dalam areola mamame membesar dan dapat terlihat dari luar.
5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan
yang dikeluarkan bewarna jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu warna cairan
agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir,
cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini di
sebut kolostrum
2. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)
Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada
pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau pengenceran darah. Volume
darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada kehamilan tunggal, dan 50% pada
kehamilan kembar, peningkatan ini dikarenakan adanya retensi garam dan air yang
disebabkan sekresi aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen. Cardiac output atau
curah jantung meningkat sekitar 30%, pompa jantung meningkat 30% setelah
kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat hingga umur 32 minggu.
V. PATHWAY
b. Tinggi badan
Tinggi badan seorang ibu hamil tidak boleh kurang dari 145 cm, karena jika tinggi ibu minus,
dimungkinkan ibu memiliki panggul yang sempit sehingga dapat menjadi faktor risikio dalam
proses persalinan.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan
usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan
III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah
9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan
kembar, hidroamnion, dan anak besar.
e. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang
minus tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat
berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi
dalam kehamilan.
Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan
frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
Tes
Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Lab
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Terlacak/negatif
Protein Urin Protein urine
Bening/negatif
Kuning,
Glukosa dalam urin Warna hijau Diabetes
orange, coklat
HIV – + AIDS
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke IV rangka janin
belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-kondisi
VIII. KOMPLIKASI
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi
yang terbagi menjadi 2 kelompok sebagai berikut :
IX. PENATALAKSANAAN
Manuaba (1998) mendefinisikan Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan demikian, mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar/normal (Kumalasari, 2015: 8). Tujuan asuhan kehamilan
menurut Mansjoer (2005), diantaranya:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi,
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu serta bayi,
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/ komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin,
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal (Kumalasari, 2015: 9).
Untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar, ibu hamil
hendaknya sedikitnya melakukan empat kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu:
X. PROMKES/EDUKASI
Edukasi yang dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar ibu hamil menurut
Romauli (2011) diantaranya:
d) Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilannya jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu
dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu itu
plasenta telah berbentuk. Pola seksual pada trimester III saat persalinan semakin
dekat, umumnya hasrat libido kembali menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan
dengan saat trimester pertama. Perut yang makin membuncit membatasi gerakandan
posisi nyaman saat berhubungan intim. Pegal dipunggung dan pinggul, tubuh
bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak
dada dan lambung). Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan menjaga kedekatan
emosional daripada rekreasi fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat terjadi
kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme. Hal tersebut dapat
berlangsung biasanya sekitar 30 menit hingga terasa tidak nyaman. Jika kontraksi
berlangsung lebih lama, menyakitkan, menjadi lebih kuat, atau ada indikasi lain yang
menandakan bahwa proses kelahiran akan mulai. Akan tetapi, jika tidak terjadi
penurunan libido pada trimester ketiga ini, hal itu normal saja. Ibu hamil berhak
mengetahui pola seksual karena dapat terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang
diakibatkan karena orgasme.
e) Ibu diberi imnisasi TT1 dan TT2 (Sartika, Nita. 2016: 16).
Bawah : oedem, reflek patella, reflek homman sign, kekuatan tonus otot, kram kaki.
-Vulva- vagina
Luka/benjolan, edema pada vulva/vagina, keluaran cairan/darah dari jalan lahir,
hemoroid, chadwick sign, godell sign, hegar sign.
TRIMESTER I
c. Analisa Data
N Masalah
Data Etiologi
o Keperawatan
1. DS : Kehamilan Kesiapan
meningkatkan
Terjadi perubahan pada ibu
-Pasien mengatakan ingin proses
hamil Terjadi perubahan
meningkatkan pengetahuan kehamilan-
mengenai kehamilannya dan fisiologis danpsikologis melahirkan
cara mengatasi perubahan- Pasien mengungkapkan
DS :
Kehamilan
-Pasien mengeluh mual dan
Terjadi perubahan pada ibu
muntah -Pasien mengatakan
hamil Terjadi perubahan Ketidakseimban
tidak nafsu makan
fisiologis Perubahan pada gan nutrisi
2 -Pasien mengatakan pola
sistem gastrointestinal kurang dari
makannya berubah karena mual
Progesteron meningkat Hcg kebutuhan tubuh
DO : meningkat Asam lambung
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Kehamilan
N
Tujuan Intervensi
o
Diagnosa Keperawatan
-Tentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan
Manajemen Elektrolit/
Cairan
-Monitor tanda-tanda
vital pasien
yang sesuai
-Jaga pencatatan
intake dan output
yang akurat
-Monitor manifestasi
dan
ketidakseimbangan
elektrolit akibat
muntah
-Bantu pasien
mencegah/menghin
dari kehilangan
cairan (mual-
muntah yang
dialami)
-Monitor membrane
mukosa, turgor kulit,
respon haus -Catat
ada tidaknya vertigo
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdfDepartemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Pelayanan Antenatal. Diakses
dari . pada tanggal 13 Desember 2020
Guttmacher Institute. (2008). Aborsi di Indonesia (Report). Diakses dari
https://www.guttmacher.org/report/aborsi-di-indonesia.
Manuaba, I.B.G. (2008). Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan.
Jakarta:EGC
Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Yogyakarta : Imperium
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor
Penyebab dan Upaya Penanganannya. Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan
Strategis vol 11 no 24.