Anda di halaman 1dari 26

lOMoARcPSD|15535949

LP Antenatal care

Antropologi Kesehatan (Universitas Udayana)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)
lOMoARcPSD|15535949

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE


STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
PROFESI NERS

Oleh :
NI KOMANG DEWI TRISIA PRATIWI
2002621030

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE

I. DEFINISI
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang tujuannya guna
mengoptimalkan kesehatan fisik maupun psikis ibu hamil. Sehingga mampu
untuk menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
ANC (Antenatal Care) ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim dimana seorang ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang
dilahirkan sehat secara fisik dan metal (Guttmacher, 2008). Sedangkan,
kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk
zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat
pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam
perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).

II. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan rekapitulasi jumlah ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas di
Indonesia menurut provinsi, tahun 2018, didapatkan bahwa rata-rata jumlah ibu
hamil di Indonesia tahun 2018 yaitu 155.622 jiwa, sedangkan rata-rata jumlah
ibu bersalin/nifas di Indonesia yaitu 148.548. Menurut Ketua Komite Ilmiah
International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive
Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019 angka kematian
ibu (AKI) di Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Dimana masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan,
termasuk AKI tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya, antara lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil,
pemeriksaan antenatal (masa kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatan
segera setelah persalinan, serta faktor sosial budaya (Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI, 2019)

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

III. TANDA KEHAMILAN


Secara klinis, tanda kehamilan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Tanda tidak pasti/presumtif kehamilan
 Amenore (terlambat datang bulan), konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan
ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu
diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya
kehamilan dan tafsiran persalinan.
 Mual muntah, umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering
terjadi pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga
menimbulkan mual muntah.
 Ngidam, menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi
pada bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring
tuanya kehamilan.
 Sinkope atau pingsan, terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan
sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan
lebih dari 16 minggu.
 Payudara tegang, pengaruh estrogen, progesteron, dan
somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam
pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan
pertama.
 Anoreksia nervousa, pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia
(tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
 Sering kencing, hal ini sering terjadi karena kandung kencing
pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini
hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul.

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

 Konstipasi/obstipasi, hal ini terjadi karena tonus otot menurun


dikarenakan oleh pengaruh hormone estrogen.
 Epulis, hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada
kehamilan.
 Pigmentasi terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
 Pembesaran Rahim/Perut: Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal
ini terjadi pada bulan keempat kehamilan. Tetapi perlu di
perhatikan pembesaran perut belum jadi tanda pasti kehamilan,
kemungkinan lain disebabkan oleh mioma, tumor, atau kista
ovarium.
 Tanda Hegar : yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang
mempertemukan leher rahim dan badan rahim) karena selama
masa hamil, dinding –dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis
sehingga saat di lakukan pemeriksaan dalam akan teraba lunak
dan terjadi antara usia 6-8 minggu kehamilan
 Tanda Goodel: melunaknya serviks akibat pengaruh hormon
esterogen yang menyebabkan massa dan kandungan air
meningkat sehingga membuat serviks menjadi lebih lunak
 Tanda Chadwiks: Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva
dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
 Tanda Piskacek: Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
 Kontraksi Braxton Hicks: Peregangan sel – sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8
minggu.
 Teraba Ballotement: pantulan yang terjadi saat jari telunjuk
pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, hal ini
menyebabkan janin berenang jauh dan kembali keposisinya
semula/ bergerak bebas. Pantulan dapat terjadi sekitasr usia 4-5

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

bulan, tetapi ballotement tidak dipertimbangkan sebagai tanda


pasti kehamilan, karena lentingan juga dapat terjadi pada tumor
dalam kandungan ibu.
 Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif:
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya HCG yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon
ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan
diekskresi pada urine ibu.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
 Gerakan janin dalam rahim: Gerakan janin ini wajib dapat diraba
dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan
pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
 Denyut jantung janin: Dapat didengar pada usia 12 minggu
dengan memanfaatkan alat fetal electrocardiograf (misalnya
doppler)
 Bagian bagian janin: Bagian besar janin (kepala dan bokong)
serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan
jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)
 Kerangka janin: Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG

IV. PERUBAHAN PADA KEHAMILAN


Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut
sepanjang kehamilan. Berikut beberapa perubahan anatomi dan fisiologis yang
terjadi pada wanita hamil, diantaranya:
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Vagina dan Vulva
Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi atau
penumpukan pembuluh darah dan pengaruh hormon esterogen yang
menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda
Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan
ketebalan mukosa vagina, pelunakan jaringan penyambung, dan

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

hipertrofi (pertumbuhan abnormal jaringan) pada otot polos yang


merenggang, akibat perenggangan ini vagina menjadi lebih lunak.
b. Uterus/ Rahim
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang
untuk menyimpan calon bayi yang sedang tumbuh.
Perubahan ini disebabkan antara lain: peningkatan vaskularisasi dan
dilatasi pembuluh darah, hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan
perkembangan jaringan abnormal) yang meyebabkan otot-otot rahim
menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim
karena pertumbuhan janin, dan perkembangan desidua atau sel-sel
selaput lendir rahim selama hamil.
c. Serviks
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan
kandungan air meningkat sehingga serviks mengalami penigkatan
vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai darah dan terjadi
penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi
lunak tanda (Goodel) dan berwarna kebiruan (Chadwick) perubahan ini
dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan.
d. Ovarium
Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus tumbuh hingga
terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran hormon estrogen
dan progesteron.
e. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon yang
mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon adrenalin).
Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis
gelap mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mama, papilla
mamae.
f. Payudara
Perubahan yang terlihat diantaranya:

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

1) Payudara membesar, tegang dan sakit hal inidikarenakan karena


adanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai darah
yang meningkat akibat oerubahan hormon selama hamil.
2) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang
membesar dan terlihat jelas.
3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul
areola mamae sekunder atau warna tampak kehitaman pada puting
susu yang menonjol dan keras.
4) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar puting
payudara yang terletak di dalam areola mamame membesar dan dapat
terlihat dari luar.
5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai kehamilan
16 minggu, cairan yang dikeluarkan bewarna jernih. Pada kehamilan
16 minggu sampai 32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu
yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir,
cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak
mengandung lemak. Cairan ini di sebut kolostrum
2. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)
Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada
pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau pengenceran darah.
Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada kehamilan tunggal, dan
50% pada kehamilan kembar, peningkatan ini dikarenakan adanya retensi
garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari hormon adrenal oleh
estrogen. Cardiac output atau curah jantung meningkat sekitar 30%, pompa
jantung meningkat 30% setelah kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat
hingga umur 32 minggu.
3. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)
Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita hamil
sering mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus
tertekan ke arah diafragma akibat dorongan rahim yang membesar. Selain itu
kerja jantung dan paru juga bertambah berat karena selama hamil, jantung
memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan janin, dan paru-paru menghisap

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

zat asam (pertukaran oksigen dan karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan
janin.
4. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah yang
volumenya meningkat sampai 30%-50% atau lebih, serta pembesaran uterus
yang menekan kandung kemih menyebabkan sering berkemih (Sunarti, 2013).
Selain itu terjadinya hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin lancar
sehingga pembentukan air seni pun bertambah.
5. Perubahan Sistem Endokrin
Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan hormon HCG
(Human Chorionic Gonadotrophin) hormon utama yang akan menstimulasi
pembentukan esterogen dan progesteron yang di sekresi oleh korpus luteum,
berperan mencegah terjadinya ovulasi dan membantu mempertahankan
ketebalan uterus. Hormon lain yang dihasilkan yaitu hormon HPL (Human
Placenta Lactogen) atau hormon yang merangsang produksi ASI, Hormon HCT
(Human Chorionic Thyrotropin) atau hormon penggatur aktivitas kelenjar
tyroid, dan hormon MSH (Melanocyte Stimulating Hormon) atau hormon yang
mempengaruhi warna atau perubahan pada kulit.
6. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh dari faktor
hormonal selama kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu
keseimbangan cairan tubuh yang dapat meningkatkan kolesterol darah dan
melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini mengakibatkan gerakan usus
(peristaltik) berkurang dan bekerja lebih lama karena adanya desakan akibat
tekanan dari uterus yang membesar sehingga
7. Keadaan lain menimbulkan rasa mual dan pusing/sakit kepala pada ibu
terutama di pagi hari (morning sickness) jika disertai muntah yang berlebihan
hingga mengganggu aktivitas ibu sehari-hari disebut : Hyperemesis gravidarum
(Sunarti, 2013).

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

V. PATHWAY

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

VI. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum dapat dilakukan dengan cara inspeksi,
sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya
kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu
tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan
panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak
simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan seorang ibu hamil tidak boleh kurang dari 145 cm, karena
jika tinggi ibu minus, dimungkinkan ibu memiliki panggul yang sempit
sehingga dapat menjadi faktor risikio dalam proses persalinan.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama
hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing
bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total
adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan
adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA minus dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
yang minus/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang minus tepat, TD sistolik 30 mmHg atau
lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
 Denyut nadi

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.


 Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
 Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila
ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah
atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher
 Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
 Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat,
berwarna kuning/jaundice pada sklera
 Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
 Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g. Payudara
 Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal
melingkar, agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan
besar
 Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
 Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
 Retraksi akibat adanya lesi
 Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
 Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
 Mengukur tinggi fundus uteri memanfaatkan tangan bila usia
kehamilan > 12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22
minggu
 Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
i. Pemeriksaan Leopold :
 Leopold I :

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil


- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus
 Leopold II :
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
 Leopold III :
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
 Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP
i. Tangan dan kaki
 Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
 Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
 Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo
atau hiper
j. Pemeriksaan panggul
 Panggul : genital luar
- Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises,
cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
- Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui
adanya pembengkakan masa atau cairan kista
 Panggul : memanfaatkan spekulum
- Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi,
apakah serviks sudah membuka atau belum
- Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan
luka

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

 Panggul : pemeriksaan bimanual


- Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan
(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri
goyang)
- Memanfaatkan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
k. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
 Dari Janin :
- Djj pada bulan ke 4-5
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan janin
 Dari ibu :
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
l. Pemeriksaan Dalam
 Vaginal Toucher (VT)
 Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil melakukan pemeriksaan urin dengan tujuan mengetahui
kadar protein glukosanya, pemeriksaan darah untuk mengetahui faktor
rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa Warna hijau Kuning, Diabetes
dalam urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan A B O AB – Ketidakcocokan ABO
Darah
HIV – + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing
ova/telur
cacing dan
parasit

b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan
ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada
kondisi-kondisi
 Diperlukan tanda pasti hamil
 Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
 Mencari sebab dari hidraamnion
 Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
 Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
 Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
 Mengetahui posisi plasenta
 Mengetahui adanya IUFD
 Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
VIII. KOMPLIKASI

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika


tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 2 kelompok sebagai berikut :
a. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
 Perdarahan
 Pre-eklampsia/eklampsia
 Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
 Hidramnion
 Ketuban Pecah Dini
b. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
 Penyakit Jantung
 Tuberculosis
 Anemia
 Malaria

IX. PENATALAKSANAAN
Manuaba (1998) mendefinisikan Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan
demikian, mampu menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI, dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar/normal (Kumalasari, 2015: 8).
Tujuan asuhan kehamilan menurut Mansjoer (2005), diantaranya:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi,
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
serta bayi,
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/ komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan,
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Kumalasari, 2015: 9).
Untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar, ibu
hamil hendaknya sedikitnya melakukan empat kali kunjungan selama periode
antenatal, yaitu:
- Satu kali kunjungan selama trimester 1 (< 14 minggu),
- Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28),
- Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu ke- 28-36 dan
sesudah minggu ke-36),
- Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada gangguan atau bila
janin tidak bergerak lebih dari 12 jam

X. PROMKES/EDUKASI
Edukasi yang dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar ibu hamil menurut
Romauli (2011) diantaranya:
a) Diet dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan
makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu
pula nafsu makan yang menurun. Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi
glukonat), asam folat (0,4 - 0,8 mg/hari), kalori ibu hamil umur 23-50 tahun
perlu kalori sekitar 23000 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin dan garam
mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium). Makan dengan porsi
sedikit namun sering dengan frekuensi sedang. Ibu hamil juga harus cukup
minum 6-8 gelas sehari.
b) Pergerakan dan gerakan badan
Selain menyehatkan badan, dengan bergerak secara tidak langsung hal ini
meminimakan rasa malas pada ibu untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang
tidak terlalu berat bagi ibu selama hamil, bergerak juga mendukung sistem
kerja tubuh ibu selama hamil sehingga ibu yang memiliki nafsu makan yang
tinggi dan berat badan yang lebih dapat terkontrol dan meminimalkan terjadi
nya obesitas/ kegemukan selama hamil. Pergerakan badan ibu sebagai bentuk

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

olahraga tubuh juga bermanfaat melatih otot-otot dalam ibu menjadi lebih
fleksibel/ lentur sehingga memudahkan jalan untuk calon bayi ibu saat
memasuki proses persalinan.
c) Hygiene dalam kehamilan
Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu
lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu 8
jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Ibu dianjurkan untuk menjaga
kebersihan badan untuk mengurangi kemungkinan infeksi, setidaknya ibu
mandi 2-3 kali perhari, kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya untuk
menjamin perencanaan yang sempurna.
d) Koitus
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilannya jika dilakukan
dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat
menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai
riwayat abortus, ibu dianjurkan untuk koitusnya di tunda sampai dengan 16
minggu karena pada waktu itu plasenta telah berbentuk. Pola seksual pada
trimester III saat persalinan semakin dekat, umumnya hasrat libido kembali
menurun, bahkan lebih drastis dibandingkan dengan saat trimester pertama.
Perut yang makin membuncit membatasi gerakandan posisi nyaman saat
berhubungan intim. Pegal dipunggung dan pinggul, tubuh bertambah berat
dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan
lambung). Hubungan seks sebaiknya lebih diutamakan menjaga kedekatan
emosional daripada rekreasi fisik karena pada trimester terakhir ini, dapat
terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme. Hal
tersebut dapat berlangsung biasanya sekitar 30 menit hingga terasa tidak
nyaman. Jika kontraksi berlangsung lebih lama, menyakitkan, menjadi lebih
kuat, atau ada indikasi lain yang menandakan bahwa proses kelahiran akan
mulai. Akan tetapi, jika tidak terjadi penurunan libido pada trimester ketiga ini,
hal itu normal saja. Ibu hamil berhak mengetahui pola seksual karena dapat
terjadi kontraksi kuat pada wanita hamil yang diakibatkan karena orgasme.
e) Ibu diberi imnisasi TT1 dan TT2 (Sartika, Nita. 2016: 16).
XI. ASUHAN KEPERAWATAN

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

a. Pengkajian
 Ciptakan hubungan terapeutik antara perawat dengan klien
 Tujuan komunikasi antara lain tuntuk mengumpulkan data, interpretasi
pasien terhadap status kesehatan (data subyektif), hasil observasi
perawat.
 Data subyektif meliputi: identitas, keluhan utama, HPHT, riwayat
kesehatan saat ini, riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang
lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan keluarga, riwayat
psikososial, persiapan persalinan.
 Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
- Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)
- TTV (TD, Nadi, RR, BB, TB)
- Wajah dan kepala
 Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
 Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva,
ikhterik pada sclera.
 Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir,
stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau
mulut.
- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran
limfe.
- Dada
 Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
 Jantung : kaji keadaan jantung pasen
 Payudara : adakah benjolan/tidak, kesimetrisan,
puting susu menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum,
kebersihan areola mamae.
- Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
 Periksa bentuk perut (melintang, memanjang, asimetris), linea
alba,striae gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

 Pemeriksaan palpasi leopod I - IV


- Ekstremitas
Atas: oedem, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus otot
Bawah : oedem, reflek patella, reflek homman sign, kekuatan tonus
otot, kram kaki.
- Vulva- vagina
Luka/benjolan, edema pada vulva/vagina, keluaran cairan/darah dari
jalan lahir, hemoroid, chadwick sign, godell sign, hegar sign.

b. Diagnosa keperawatan yang mungkin


muncul
TRIMESTER I
 Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Ansietas
 Gangguan eliminasi urin
 Konstipasi
 Risiko kekurangan volume cairan
 Gangguan citra tubuh
 Risiko jatuh
 Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan

c. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : Kehamilan Kesiapan meningkatkan
- proses kehamilan-
Pasien mengatakan Terjadi perubahan pada melahirkan
ingin meningkatkan ibu hamil
pengetahuan
mengenai Terjadi perubahan
kehamilannya dan fisiologis dan psikologis
cara mengatasi
perubahan- Pasien mengungkapkan

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

perubahan yang keinginan untuk


terjadi menambah pengetahuan
- mengenai kehamilan
Pasangan pasien juga
mengatakan ingin Pasien sangat antusias
mengetahui keadaan dengan kehamilannya
kehamilan pasien
DO : Kesiapan meningkatkan
- proses kehamilan-
Pasien dan pasangan melahirkan
pasien terlihat
antusias mengenai
kehamilannya

2 DS : Kehamilan Ketidakseimbangan
- Pasien mengeluh nutrisi kurang dari
mual dan muntah Terjadi perubahan pada kebutuhan tubuh
- Pasien mengatakan ibu hamil
tidak nafsu makan
- Pasien mengatakan Terjadi perubahan
pola makannya fisiologis
berubah karena mual
DO : Perubahan pada sistem
- gastrointestinal
Pasien terlihat pucat
dan lemas Progesteron meningkat

Hcg meningkat

Asam lambung
meningkat

Mual dan muntah

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

Asupan tidak adekuat

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3 DS : Kehamilan Gangguan eliminasi urin
-
Pasien mengatakan Terjadi perubahan pada
sering berkemih ibu hamil
-
Pasien mengatakan Terjadi perubahan
dalam satu hari bisa fisiologis
berkemih sebanyak
10-15x Perubahan pada sistem
DO : urinari
-
Pasien terlihat Uterus membesar
menahan kencingnya
Menekan vesika urinaria

Peningkatan frekuensi
BAK

Gangguan eliminasi urin

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

d. Rencana asuhan keperawatan


No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Kesiapan Setelah diberikan asuhan Perawatan Prenatal
meningkatkan proses keperawatan selama …x24 - Diskusi pentingnya
kehamilan-melahirkan jam diharapkan pengetahuan berpartisipasi dalam
ditandai dengan ibu dan suami perawatan
dapat prenatal
mengungkapkan meningkat mengenai proses sepanjang periode
keinginan untuk kehamilan-melahirkan, kehamilan bersama
meningkatkan dengan kriteria hasil : suami/keluarga lainnya
pengetahuan tentang Pengetahuan : Kehamilan - Anjurkan menghadiri kelas
proses kehamilan - Pengetahuan mengenai
prenatal
pentingnya - Monitor berat badan
perawatan
- Monitor
sebelum melahirkan secara gangguan
rutin meningkat (5) hipertensi (tekanan darah,
- Pengetahuan anatomi dan edema, proteinuria)
fisiologi - Monitor DJJ
kehamilan
meningkat (5) - Ukur tinggi fundus dan
- Pengetahuan bandingkan dengan usia
mengenai
perubahan psikologis dan gestasi
emosional - Monitor presentasi janin
yang
berhubungan - Intruksikan
dengan pasien
kehamilan meningkat (5) mengenai tanda dan bahaya
- Pengetahuan yang
mengenai harus segera
praktik gizi yang sehat dilaporkan langsung
meningkat (5) - Intruksikan pasien untuk
- Pengetahuan dapat melakukan pengujian
mengenai
perkembangan janin secara laboratorium secara rutin
mayor dapat meningkat (5) selama kehamilan (USG,
- Pengetahuan urinalisis,
mengenai kadar
tanda-tanda haemoglobin, dll)
bahaya
komplikasi kehamilan
- Diskusikan mengenai
meningkat (5) seskualitas
- Tawarkan bimbingan
Status maternal : antisipatif mengenai adanya
antepartum perubahan fisiologis dan
- Koping ibu mengenai psikologis serta
ketidaknyamanan dari ketidaknyamanan (misalnya
kehamilan baik (5) mual, muntah, perubahan

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

- Tekanan darah normal (5) musculoskeletal, nyeri


- Tidak ada proteinuria, payudara)
glukosa dalam urin (5) - Monitor status psikososial
- Hemoglobin normal (5) pasien dan pasangan pasien
- Tidak ada edema (5)
- Sakit kepala ringan (4)

e. Ketidakseimbangan Setelah diberikan asuhan Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari keperawatan selama …x24 - Tentukan status gizi pasien
kebutuhan tubuh jam diharapkan pasien dan kemampuan pasien
berhubungan dengan mendapatkan nutrisi yang untuk memenuhi kebutuhan
asupan diet kurang adekuat sesuai kebutuhan gizi
ditandai dengan tubuh, dengan kriteria hasil : - Intruksikan pasien
kurang minat pada Status: Nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi
makanan dan asupan - Asupan gizi pasien (yaitu membahas pedoman
makanan kurang dari meliputi karbohidrat, diet dan piramida makanan)
recommended daily protein, lemak, vitamin, - Bantu pasien dalam
allowance (RDA) serat, mineral, zat besi menentukan
dapat dipenuhi sesuai pedoman/piramida makanan
kebutuhan (5) yang cocok dalam
- Asupan makanan pasien memenuhi kebutuhan nutrisi
dapat dipenuhi sesuai (kehamilan)
kebutuhan (5) - Tentukan jumlah kalori dan
- Asupan cairan pasien dapat jenis nutrisi yang
dipenuhi sesuai kebutuhan dibutuhkan
(5) - Atur diet yang diperlukan
- Energi pasien dapat (misal makanan tinggi asam
optimal dan tidak folat)
terganggu (5) - Pastikan diet mencakup
makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi

Manajemen Elektrolit/
Cairan
- Monitor tanda-tanda vital
pasien
- Pantau adanya tanda dan
gejala dehidrasi yang
memburuk pada pasien
- Tingkatkan/dorong intake
asupan cairan per oral yang
sesuai

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

- Jaga pencatatan intake dan


output yang akurat
- Monitor manifestasi dan
ketidakseimbangan
elektrolit akibat muntah
- Bantu pasien
mencegah/menghindari
kehilangan cairan (mual-
muntah yang dialami)
3 Gangguan eliminasi Setelah diberikan asuhan Monitor Cairan
urin berhubungan keperawatan selama …x24 - Tentukan jumlah dan jenis
dengan kehamilan jam diharapkan eliminasi urin intake cairan serta kebiasaan
ditandai dengan pada pasien tidak terganggu, eliminasi
dorongan berkemih dengan kriteria hasil : - Tentukan apakah pasien
dan sering berkemih Eliminasi Urin mengalami kehausan atau
- Pola eliminasi pasien tidak gejala perubahan cairan
terganggu (5) - Periksa capillary refill time
- Jumlah urin pasien normal (CRT) pasien
dan tidak terganggu (5) - Monitor membrane mukosa,
- Warna urin pasien normal turgor kulit, respon haus
(5) - Catat ada tidaknya vertigo
- Intake cairan tidak pada saat berdiri
terganggu (5) - Berikan cairan yang tepat
- Tidak ada nyeri saat
kencing (5)
- Tidak ada rasa terbakar
saat berkemih (5)
- Tidak ada inkontinensia
urin (5)

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)


lOMoARcPSD|15535949

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M. dkk., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2016). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.
Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Pelayanan Antenatal. Diakses dari
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdf. pada tanggal 13 Desember 2020
Guttmacher Institute. (2008). Aborsi di Indonesia (Report). Diakses dari
https://www.guttmacher.org/report/aborsi-di-indonesia.
Handerson, C. (2006). Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta : EGC
Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and
classification 2018-2020. Jakarta: EGC
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Kumalasari, Intan. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta :
Salemba Medika
Manuaba, I.B.G. (2008). Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan.
Jakarta:EGC
Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Yogyakarta : Imperium
Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor
Penyebab dan Upaya Penanganannya. Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan
Strategis vol 11 no 24.
Sunarti, (2013). Asuhan Kehamilan. Jakarta: In media

Downloaded by Cahya Ardhika (cahyaardhika23@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai