Disusun Oleh :
Kelompok 2 :
1. Dwi Septianingsih
2. Isna Dewi Aulia
3. Kristina N
4. Liana.O
5. Julianus Zendrato
6. Mulyati
7. Yulia Ningsih
8. Ubaidah
9. Linda Amiyati
TANGERANG
TAHUN 2020
EVALUASI AWAL KEHAMILAN
A. Definisi Kehamilan
Terdapat empat teknik pengkajian yang secara universal diterima untuk digunakan
selama pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Teknik-teknik
ini digunakan sebagai bingkai kerja yang menfokuskan pada indera penglihatan,
pendengaran, sentuhan dan penciuman. Data dikumpulkan berdasarkan semua indera
tersebut secara simultan untuk membentuk informasi yang koheren. Teknik-teknik
tersebut secara keseluruhan disebut sebagai observasi/pengamatan, dan harus
dilakukan sesuai dengan urutan di atas, dan setiap teknik akan menambah data yang
telah diperoleh sebelumnya.
Pemeriksaan fisik pada kehamilan dapat dilakukan melalui pemeriksaan sebagai
berikut :
a. Inspeksi (Pandang)
Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu
melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua
yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien. Inspeksi dilakukan untuk
menilai keadaan ada tidaknya cloasma gravidarum pada muka/wajah, pucat atau
tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya
adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar
gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada
dan pigmentasi putting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai apakah perut
membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba,
serta ada tidaknya striae gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan
perineum, ada tidaknya tanda chadwick, dan adanya fluor. Kemudian
pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.
b. Palpasi ( Meraba )
Palpasi , di lakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia
kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara
palpasi di lakukan dengan menggunakan metode leopold , yakni :
1) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang
ada dalam fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan
menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan
lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas
fundus, lalu tentukan apa yang ada di dalam fundus. Bila kepala sifatnya
keras, bundar, dan melenting. Sedangkan bokong akan lunak, kurang bundar,
dan kurang melenting.tinggi normal fundus selama kehamilan dapat di
tentukan.
2) Leopold II
a) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut ibu.
b) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut
sebelah kiri kea arah kanan.
c) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan
bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata,
atau tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah
punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan
menonjol maka itu adalah bagian kecil janin)
3) Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah bagian anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul. Caranya :
b. Kesadaran
1) Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
Compos Mentis, Apatis, Samnolen (letargie), Sopor, Koma, Delirium, Semi
Koma. Serta melakukan pemeriksaan GCS ( glasgow coma scale )
2) Keadaan Emosional
Riwayat Psikososial, untuk mengetahui keadaan emosional ibu. Hal-hal yang
dikaji, yaitu :
a) Kehamilan ini direncanakan/tidak,
b) Respon ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan,
c) Keadaan hubungan ibu dengan suami, keluarga, dan tetangga, dan
d) Ada atau tidaknya kekhawatiran-kekhawatiran khusus.
1. Identitas Pasien
Identitas berupa nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat dan
status.
2. Keluhan Utama: Klien mengatakan mual-mual dan muntah, serta merasa gelisah selama
kehamilannya
Riwayat Menstruasi : meliputi menarche usia, siklus, lamanya, banyaknya, HPHT,
perkiraan persalinan, Flour Albus.
3. Riwayat obstetri yang lalu: meliputi kehamilan keberapa, umur kehamilan, penyulit
kehamilan, jenis persalinan, penolong, jenis kelamin anak dan masa nifas
4. Riwayat kontrasepsi
Meliputi jenis kontrasepsi yang digunakan, lamanya pemakaian dan keluhan yang
dirasakan selama memakai alat kontrasepsi.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya, pendidikan, status
perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta status sosioekonomi, ditetapkan
dalam riwayat social.
6. Riwayat keluarga memberikan informasi tentang dekat pasien, termasuk orang tua,
saudara kandung dan anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan genetik
atau familial dan kondisi-kondisii yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita
atau janin.
7. Riwayat pemeriksaan ANC
8. Data yang diikumpulkan tanggal pemeriksaan, TFU, letak anak, DJJ, oedema, reflex
tungkai, TD, BB, keluhan UK (minggu) dan terapi yang didapat.
9. Kebutuhan Dasar Manusia
a) Nutrisi
Frekuensi makan : 3 x sehari
Jenis makanan : nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan.
Minum : 6-7 kali sehari
Nafsu makan : tidak nafsu, alasan : karena mual dan muntah,
b) Eliminasi
BAK
Frekwensi : 6-7 kali sehari
Warna : kekuningan
Bau : tercium bau aseton
Keluhan : urin sedikit
BAB
Frekwensi : 3 kali seminggu
Warna : coklat
Bau : khas
Konsistensi : padat
Keluhan : sulit saat BAB
3) Istirahat Dan Tidur
Tidur siang : tidak tidur siang
Tidur malam : 6-7 jam
Keluhan : sulit untuk tidur
4) Personal Hygiene
Mandi 2 kali sehari.
Keramas 3 kali seminggu.
Sikat gigi 2 kali sehari tiap selesai mandi.
Mengganti pakaian 2 kali sehari tiap selesai mandi.
Mengganti pakaian dalam tiap kali lembab.
B. Diagnosa
1. Nausea
2. Gangguan Rasa Nyaman
C. Intervensi Keperawan
Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
2. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
3. Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah
lemak
4. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
(mis.relaksasi,akupuntur,
dll)
I.03118 : Manajemen muntah
Observasi:
1. Identifikasi karakteristik
muntah
(mis.warna,konsistensi,adan
ya darah,waktu,frekuensi)
2. Periksa volume muntah
3. Identifikasi faktor penyebab
muntah
4. Monitor efek manajemen
muntah secara menyeluruh
5. Monitor ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
Terapeutik:
1. Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah
2. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab muntah
3. Bersihkan mulut dan
hidung
4. Berikan dukungan fisik saat
muntah (mis.membantu
membungkuk atau
menundukkan kepala)
5. Berikan kenyamanan
selama muntah
(mis.kompres dingin di
dahi, atau sediakan pakaian
kering dan bersih)
Edukasi :
1. Anjurkan membawa
kantong plastik untuk
menampung muntah
2. Anjurkan memperbanyak
istirahat
3. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi untuk
mengelola muntah
(mis.relaksasi,akupuntur,ter
api musik)
2. Gejala dan Kategori : Diharapkan rasa nyaman I.09326 : Terapi relaksasi
Tanda Mayor : Psikologis membaik : Observasi :
DS : -tidak mengalami gelisah 1. Identifikasi teknik
-mengeluh Subkategori: -tidak ada keluhan tidur relaksasi yang pernah
tidak nyaman Nyeri dan Kenyamanan -Rileks efektif digunakan
DO :Gelisah -Tidak mual 2. Identifikasi kesediaan,
D.0074 : Gangguan Rasa kemampuan, dan
Gejala dan Nyaman penggunaan teknik
Tanda Minor : sebelumnya
DS: 3. Periksa ketegangan otot,
-Mengeluh sulit frekuensi nadi, tekanan
tidur darah, dan suhu sebelum
-Tidak Mampu dan sesudah latihan
rileks 4. Monitor respon terhadap
-mengeluh terapi relaksasi
mual
Terapeutik :
DO: - 1. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia
(mis.musik,napas
dalam,relaksasi otot
progresif)
2. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
3. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
5. Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi
(mis.napas
dalam,peregamgan, dll)
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. (1993). Obstetri. Elstar. Bandung.
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10,
Jakarta: EGC.