Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH SISTEM PERSEPSI SENSORI

“ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA LIDAH”

Disusun Oleh :

1. Ayu Setya
2. Isna Dewi Aulia
3. Titi Puspita Sari
4. Wahyu Ratna Wirantika
BAB I

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang
meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde, 1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma malignat yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel gepeng
berlapis) dan terjadi akibat ransangan menahun, juga beberapa penyakit-penyakit tertentu
(premalignant) seperti syphilis dan plumer vision syndrome, leukoplasia, reytoplasia.Kanker
ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping itu dapat melakukan
metastase secara limfogen dan hematogen.
Kanker lidah yaitu adanya daging atau benjolan yang tumbuh menempel pada lidah.
Untuk jenis inipun memiliki ragan jenis antara lain benjolan yang tumbuh di lidah bagian
atas dimana makin lama makin membesar, sehingga sulit untuk mencerna makanan.

Kanker lidah yang sering terjadi adalah tipe karsinoma sel skuamosa, sedangkan untuk
jenis yang lainnya jarang terjadi. Kanker lidah meningkat sejalan dengan peningkatan usia.
Umumnya hal ini terjadi pada usia sekitar 60 tahun, tetapi hal ini telah terjadi pergesaran
usia lebih muda. Selain itu kanker lidah ternyata juga dipicu oleh pemakaian gigi palsu yang
tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetikpun juga ternyata
menjadi penyebabknya.

B. Etiologi
Sejumlah besar penyebab kanker lidah telah diduga dengan faktor yang bermacam-
macam (multifactorial). Namun belum diketahui secara pasti, tumor ganas ini sering
dikaitkan dengan riwayat merokok, konsumsi akohol, infeksi gigi, hygiene rongga yang
buruk, infeksi sifilis, candida albican, defisiensi besi pada sindroma plummer vinson, infeksi
juman papillomavirus. Dan faktor genetic berupa mutasi gen superior dan dan lesi prekanker
berupa leukoplakia dan eritroplakia.
Berdasarkan dugaan beberapa ahli yang belum menyatakan dengan tegas, bahwa kanker
lidah terjadi karena adanya hubungan dengan beberapa gangguan dan penyakit-penyakit
tertentu. Beberapa penelitian yang didapat bahwa penyakit syphilis, baik pada kasus aktif
atau mempunyai riwayat penyakit syphilis sebelumnya, sering dijumpai bersamaan dengan
kanker lidah. Berdasarkan laporan yang ada bahwa 33% penderita kanker lidah juga
mengalami penyakit syphilis.
Secara umum, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas:
a. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi,
gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.
b. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya,
tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus
c. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik.
Faktor utama yang berperan terhadap timbulnya kanker lidah (karsinoma lidah) adalah
penggunaan tembakau (rokok) dan alcohol dalam jangka waktu lama. Faktor lainnya yaitu
inveksi virus papilloma, dan gigi serta mulut karena kurangnya perhatian akan kebersihan
mulut dan sekitarnya. Penyakit kanker juga tidak dapat terlepas dari pengaruh gaya hidup
modern yang banyak mengonsumsi makanan kurang sehat seperti halnya makanan cepat saji
yang banyak digemari oleh kalangan muda saat ini dimana makanan-makanan tersebut
mengandung banyak pengawet dan oksidan. Kemudian menimbulkan efek yang tidak baik
untuk kesehatan tubuh.
C. Patofisiologi
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan
menjadibeberapa faktor. Yaitu, Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non heriditer. Faktor
luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer meliputi
Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan
melalui hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang mengenai sel
squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin sebagai pelindung.
Dimukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi secara tidak
terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses
penyakit berlanjut hingga timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang sangat terbatas.
Kanker pada posterior lidah (radix linguae) dominan bermetastase kecolli/leher.
Ketika kanker mengenai corpus linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih
pada lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus yang mudah
berdarah. Kanker pada anterior (corpus linguae) dominan metastase pada kelenjar limfe
submental dan submandibular.
Jenis pengobatan yang dapat diberikan adalah operasi, radioterapi, kombinasi operasi
dengan radioterapidan kemoterapi. Kemudian pemilihan pengobatan tergantung dari jenis
dan stadium tumor, fasilitas yang tersedia, keadaan fisik dan psikis penderita serta keahlian
dan keterampilan ahli bedah yang menangani kasus tersebut
D. Manifestasi klinis
1. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian
membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri
lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula (Suyatno, 2010).
2. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga proses menelan
bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat menginfiltrasi jaringan sekitarnya
seperti dasar mulut (floor of mouth, FOM), dasar lidah dan tonsil (Suyatno, 2010. Bedah
Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto).
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan, kesulitan
mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum bersemu darah atau terjadi
pembesaran nodus limfe servikal. (Baughman Diane C, 2000)

4. Klasifikasi
Setelah mengetahui manifestasi klinis dari penyakit penderita maka sebelum
melakukan proses selanjutnya yaitu pengobatan perlu diketahui terlebih dahulu stadium dari
penyakit tumor ganas lidah yang ditangaani oleh pihak medis. Sehingga memudahkan
penanganan pihak medis dengan beberapa teknik proses penyembuhan.
Stadium tumor ganas lidah ditentukan dengan memakai klasifikasi dari union
international controle cancer (UICC), yang diperbaharui tahun 2002 yaitu:
Tumor primer Kelenjar getah bening Manifestasi jauh
Tx Tumor Nx kelenjar limfa Mx adanya metastasis
regional jauh tidak dapat
dinilai
Tis karsinoma preinvasi N0 tidak ada metastasis M0 Tidak ada
(karsinoma insitu) kelenjar limfa metastasis jauh
regional
T1 tumor dengan garis N1 matastasis pada M1 Terdapat metastasis
tengah terbesar 2 cm kelenjar limfa jauh
atau kurang regional tunggal
ipsilateral dengan
diameter terbesar 3
cm atau kurang
T2 tumor dengan garis N2 metastasis pada
tengah terbesar 2-4 cm kelenjar limfa
regional tunggal
ipsilateral dengan
diameter terbesar < 6
cm atau kelenjar limfa
bilateral atau kontra
lateral dengan
diameter terbesar < 6
cm
T3 tumor dengan garis N2a metastasis pada
tengah lebih dari 4 cm kelenjar limfa tunggal
ipsilateral dengan
diameter sebesar 3-6
cm

T4 Tumor yang telah N2b metastasis kelenjar


meluas keorgan limfa multiple
sekitarnya misalnya ipsilateral dengan
antrum, tulang atau diameter kurang dari
kulit 6 cm

N2c metastasis kelenjar


limfa bilateral atau
kontra lateral dengan
diameter terbesar
kurang dari 6 cm
N3 metastasis kelenjar
limfa dengan diameter
terbesar lebih dari 6
cm
Stadium I T1N0M0
Stadium II T2N0M0
Stadium III T3N0M0 T1T2 atau T3N1M0
Stadium IV T4N0 atau N1M0 setiap T,N2 atau N3,M0 setiap N,M1

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa sepervisial
b. Scan CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan untuk lesi lebih
dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor dan menunjukkan apakah terdapat
metastase atau tidak (Charlene J. Reeves, 2001, hal: 133)
c. Penggunaan lingkup (tabung serat optik yang tipis dengan kamera keci)l digunakan
untuk memeriksa pangkal lidah.
d. Lidah biopsi (pengangkatan sampel jaringan lidah) digunakan untuk menguji sel-sel
kanker.
e. X-Ray dada dipakai untuk menentukan apakah kanker telah menyebar ke paru-paru.

6. Komplikasi
a. Komplikasi akut yang dapat terjadi :
1) Muskositis oral
Merupakan inflamasi pada mukosa mulut berupa eritema dan adanya ulser.
2) Kandidiasis oral
Disebabkan oleh jamur candida albicansdan ditemukan pada pasien yang menerima
radioterapi
3) Dysgeusi
Merupakan respon awal hilangnya rasa pengecapan, dimana salah satunya dapat
disebabkan oleh terapi radiasi.
4) Xerostomia atau mulut kering
Ditemukan pada pasien yang menerima radio terapi tergantung pada dosis yang
diterima kelenjar salifa dan volume jaringan kelenjar yang menerima radiasi.
b. Komplikasi kronis yang dapat terjadi:
1) Karies gigi atau radiasi
Disebabkan paparan radiasi dimana mempunyai onset dan progresi yang cepat
sampai mengalami kerusakan yang lengkap pada semua gigi.
2) Osteordionekrosis atau ORN
Merupakan nekroseiskemik tulang yang disebabkan oleh radiasi yang menyebabkan
rasa sakit karna kehilangan banyak struktur tulang.
3) Nekrose pada jaringan lunak
Merupakan ulser yang terdapat pada jaringan yang teradiasi, tanpa adanya proses
keganasan. Timbulnya nekrose pada jaringan lunak ini berhubungan dengan dosis,
waktu, dan volume kelenjar yang teradiasi.

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bervariasi dengan sifat dari lesi, cara yang dipilih dokter, dan pilihan
pasien:
a. Lesi kecil (T1, T2) terapi utama adalah pembedahan dan radioterapi.
Radioterapi mungkin dapat memberiikan hasil kuratif pada lesi T1 dan T2 dengan
preservasi struktur anatomi dan fungsi yang normal. Namun radioterapi sering
menimbulkan kompllikasi berupa edema lidah yang memerlukan trakeostomi,
xerostomia, disgeusia dan osteoradionekrosis, hal ini mengakibatkan tindakan kurang
diminati (Suyatno, 2010).
b. Terapi pembedahan pada kanker lidah adalah eksisi luas dengan batas sayatan bebas
tumor (konfirmasi potong beku).
Tindakan ini memerlukan partial glosectomy dan umumnya pasca operasi fungsi baik.
Lokal kontrol untuk 5 tahun pada T1 adalah 85% dan T2 adalah 80%.Pada T3 dan T4
terapi utama adalah pembedahan. Hasil kuratif hanya bisa dicapai dangan reseksi en bloc
yang komplet daris emua tumor dan jaringan sekitar dengan sayatan secara mikroskopis
bebas tumor. RND (Radical Neck Dissection) harus dilakukan pada klinis N positif,
RND adalah pengangkatan kelenjar getah bening leher level I sampai V, musculus
sternokleidomastoid, vena jugularis interna, dan nervus assesoris (en bloc). Batas
diseksi, superior adalah musculus trapezius, anterior adalah tepi lateral musculus
sternohiod dan batas bagian dalam adalah fasia servikal yang menutupi musculus levator
scapulae dan scalenus. SND(selective neck dissection) level 1-3 dilakukan pada
N0 SND harus dilakukan oleh tingginya insiden occult metastasis kelenjar getah bening
leher. SND adalah pengangkatan kelenjar getah bening pada level tertentu yang
mempunyai risiko tinggi metastasis dengan mempertahankan nervus assesorius, vena
jugularis interna dan musculus sternokleidomastoid. Pembedahan memberikan
kuratifitas yang lebih baik dibandigkan radioterapi dan memungkinkan untuk evaluasi
patologi dari faktor prognositik. Terkadang dibutuhkan rekonstruksi langsung
(myocutaneous flap atau vacular free flap) untuk mempertahankan fungsi dan
kosmetik (Suyatno, 2010).
Reseksi pembedahan pada kanker mulut mencakup mandibulectomi parsial,
hemiglossectomi atau total glossectomi, dan resection bagian dasar mulut dengan buccal
mukosa. Prosedur pembedahan mencakup pembedahan leher dengan pengangkatan otot
leher lain, vena jugularis interna, kelenjar gondok, kelenjar submandibular, dan saraf
spinal tambahan. Penanganan pasien yang menderita kanker mulut dikelola oleh seluruh
tim kesehatan. Rujukan pada terapi bicara, terapi pekerjaan, psikolog, dan ahli diet
sangat penting karena berhubungan dengan masalah yang mungkin muncul berikut ini
yaitu komunikasi verbal, mengunyah, dan menelan yang membawa perubahan tampilan
diri serta harga diri. (Charlene J. Reeves, 2001).
c. Kemoterapi
Pemberian kemoterapi pada kanker nasofaring diindikasikan pada kasus penyebaran ke
kelenjar getah bening leher, metastasis jauh dan kasus-kasus residif. Kemoterapi dapat
diberikan sebelum (neoadjuvan), selama (concurrent) atau setelah (adjuvan) pemberian
kemoterapi. Regimen keomterapi aktif antara lain: cisplatin, 5-fluorouracil (5-FU),
doxorubicin, epirubicin, bleomycin, mitoxantron, methotrexate dan alkaloid vinca.
Dasar pemberian kemoterapi neoadjuvan/ induksi kemoterapi dengan radioterapi ada 2.
Pertama: reduksi sitotoksik tumor primer dan kelenjar dapat meningkatkan kontrol
lokoregional. Kedua: eradikasi mirometastase sistemik pada stadium dini dapat
mengurangi relaps metastasis jauh. Pemberian kemoterapi saat siklus radioterapi
(concominant) menawarkan potensi sensitivitas tumor terhadap radiasi dan juga
kemungkinan eradikasi mikrometastase. Akan tetapi juga menawarkan peningkatan
resiko toksisitas. Tujuan kemoterapi adjuvan yang diberikan setelah radioterapi adalah
untuk mengurangi tingginya tingkat kegagalan terhadap metastase jauh.
Sampai sekarang regimen dengan dasar platinum merupakan standart kemoterapi pada
pasien kanker nasofaring dengan metastase, terapi lini pertama yang paling banyak
digunakan adalah kombinasi cisplatin dan 5-FU, yang mencapai rasio respon 66%-76%.
Kombinasi platinum dengan bahan baru seperti gemcitabine atau paclitaxel telah
menunjuukan respon yang baik. Adapun efek samping dari kemoterapi antara lain : efek
toksix pada sumsum tulang dan dapat mengakibatkan neutropenia, trombositopenia,
anemia, infeksi telinga tengah, sinusitis, faringitis, diare, perdarahan ulkus
gastrointestinal(melena, hematemesis), stomatitis, mual muntah, alopesia,
sterilitas(kemandulan sementara atau permanen).
BAB II

TINJAUAN KASUS

KASUS :
Dari Tn. R mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan
telinga serta nyeri yang menyebabkan sulit menelan. Setelah dilakukan pemeriksaan, pada lidah
klien terdapat warna merah, dan ada pembengkakan pada area leher. Pada saat berbicara, suara
Tn. R terdengar agak kurang jelas. Dan pada lidah Tn. R juga mengaku terdapat luka seperti
sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh. Ada kemerahan pada lidah klien. Klien tampak
gelisah, meringis kesakitan. Dan klien juga tampak malu pada saat berkomunikasi pada perawat.
Tanda-tanda vital klien :
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
Klien juga mengatakan, tidak nafsu makan. Hal ini disebabkan klien susah makan karena ada
luka dilidah klien, sehingga pada saat makan klien sakit untuk menelan makanan.
Berat badan klien sebelum sakit : 67 kg
Berat badan kien saak sakit : 59 kg

A. Pengkajian keperawatan
Meliputi penegkajian 11 pola gordon
1. Identitas klien
Nama : Tn. R
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : islam
Bangsa / Suku : melayu
Pendidikan : sma
Pekerjaan : swasta
Status Perkawinan : sudah menikah
Alamat : jalan panglima A’im no. 45
2. Riwayat kesehatan klien
a. Kesehatan masa lalu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit ca lidah, hanya
mengalami sariawan yang cukup lama.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan ada luka yang seperti sariawan dan
sudah 5 bulan tidak sembuh. nyeri pada bagian lidah dan merambat kelehar, rahang
dan telinga serta nyeri menelan yang menyebabkan sulit menelan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan kakeknya pernah mengalami penyakit yang sama 6 tahun yang lalu.
Dan kakeknya yang menderita penyakit tersebut sudah meninggal.
3. Data biologis
a. Pola nutrisi
A : BB klien sebelum sakit : 67 kg
BB klien saat sakit : 59 kg
TB klien : 180 cm
B : Hemoglobin : 15,8 mg/dL
Hematokrit : 45,7%
Trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.
C : Rambut klien bersih tampak hitam dan bersih, mukosa bibir klien tampak kering,
kulit klien bewarna putih dan tidak kering.klien terlihat sedikit kurus.
D : Sebelum sakit klien makan 3 kali sehari, sarapan pagi, makan siang dan makan
malam dengan 1-2 piring sedang dalam sekali makan. klien makan nasi, lauk-
pauk, sayur-mayur, dan buah-buahan. Dan Pada saat sakit klien Cuma makan 1 x
sehari dan Cuma makan sepiring ukuran sedang saja. Pada saat sakit klien Cuma
makan 1 x sehari dan Cuma makan sepiring ukuran sedang saja.
b. Pola minum
1) Sebelum sakit :
Sebelum sakit klien minum 6 gelas sedang dalam sehari dengan ukurang gelas
sedang (sekitar 1 liter/hari).
2) Saat sakit
Dan Pada saat sakit klien minum 4 gelas sehari dengan ukuarn sedang (sekitar 0,8
liter/hari).
c. Pola eliminasi
1) Buang air besar
a) Sebelum sakit
sebelum sakit klien BAB sebanyak satu kali dali sehari dan BAB klien sebelum
sakit bewarna kuning kecoklatan dan bentuknya padat.
b) Saat sakit
saat sakit klien bab sebanyak satu kali dan kadang tidak ada dalam satu hari
dan BAB bewarna kuning kecoklatan dan bentuknya padat.
2) Buang air kecil
a) Sebelum sakit
Sebelum sakit klien buang air kecil sebanyak 4 – 5 x sehari dengan warna urin
klien putih kekuning-kuningan (sekitar 15 cc/hari). Sedangkan Saat sakit
b) Saat sakit
Sebelum sakit klien buang air kecil sebanyak 4 – 5 x sehari dengan warna urin
klien putih kekuning-kuningan (sekitar 15 cc/hari). Sedangkan Saat sakit

3) Pola istirahat dan tidur


a) Sebelum sakit
Sebelum sakit, klien beristirahat dengan baik, satu sari klien istirahat sebanyak
8 jam. Tidur malam 6 jam, dan tidur siang 2 jam
b) Saat sakit
Pada saat sakit klien tidak bekerja sehingga sehari-hari klien hanya beristirahat
dan tidur saja
4) Pola kebersihan
a) Sebelum sakit
Sebelum sakit Klien mandi 2 x sehari dan setiap mandi klien memakai sabun,
shampo dan menyikat giginya.
b) Saat sakit
Saat sakit klien mandi 2 x sekali dan setiap mandi klien memakai sabun, dan
shampo, tetapi terkadang klien tidak menyikat giginya karena lidah klien yang
nyeri.
5) Pola aktifitas dan istirahat
a) Sebelum sakit
Sebelum sakit klien mampu bekerja sebagai buruh jasa di perusahaan swasta
dan klien istirahat sebanyak 6-8 jam dalam sehari.
b) Saat sakit
Saat sakit klien tidak bekerja karena malu berinteraksi kapada orang lain, dan
waktu untuk bekerja digunakan klien untuk istirahat.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien datang kerumah sakit dengan keadaan lelah, letih. Dan klien tampak gelisah
b. Kesadaran umum
Kesadaran umum klien compos mentis
c. Tanda-tanda vital
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
d. Berat badan dan tinggi badan klien
Berat badan klien : 59 kg
Tinggi klien : 180 cm
e. Kepala, leher dan aksila
Inspeksi : pada area kepala, leher dan aksila tidak terlihat lesi, tidak ada bentuk
abnormal. Tetapi ada pembengkakan pada area leher klien.
Palpasi : tidak teraba adanya pembengkakan pada area kepala dan aksila. Tetapi
pada area leher teraba adanya pembegkakan.
f. Mata
Inspeksi : sklera klien bewarna putih, konjungtiva bewarna putih, respons pupil
normal, pada saat terkena cahaya, pupilnya mengecil.
g. Telinga
Inspeksi : telinga kanan dan kiri klien simetris, serumen pada telinga klien tidak
terlalu banyak.
Palpasi : klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.
h. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung klien simetris. Tidak adanya folip, tidak adanya colulen.
Palpasi : klien tidak merasa nyeri pada saat dipalpasi.
i. Mulut dan lidah
Inspeksi : ada luka seperti sariawan. Ada kemerahan pada bagian lidah klien
Palpasi : klien merasa nyeri pada saat dipalpasi
j. Dada
Rongga thorax
Inspeksi : bentuknya simetris, naik turunnya dadakiri dan kanan sama
Palpasi : pengembangan dada kiri dan kanan sama, dan ictus cordis teraba di ic
3
Perkusi : terdengar bunyi resonan pada thorak klien, dan pada area jantung
redup
Auskultasi : pada bagian jantung, bunyinya normal. Pada bagian paru-paru, bagian
trakea terdengar bunyi trokealis, pada bagian percabangan bronkus
terdengar bunyi bronkovesikuler, pada bagian ujung paru-paru
terdengar bunyi vesikuler.
k. Payudara
Inspeksi : payudara kiri dan kanan simetris. Tidak terdapat lesi.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan.
l. Abdomen
Inspeksi : tidak ada bentuk abnormal seperti lesi dan benjolan.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada saat di palpasi pada 4 kuadran klien
Perkusi : pada perkusi abdomen klien terdengar bunyi timpani.
Auskultasi : bising usus klien 10 x/menit
m. Punggung
Inspeksi : tidak adanya betuk abnormal, seperti kifosis, lordosis dan lain-lain
n. Genetalia dan Rektum
Inspeksi : tidak terdapat lesi dan bentuk abnormal
o. Ekstremitas
1) Atas
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri
klien, dan tidak terdapat lesi maupun edema pada kulit klien.selain
itu pergerakan ekstremitas atas klien baik.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri.
2) Bawah
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada ekstremitas bawah kanan maupun kiri
klien, dan tidak terdapat lesi maupun edema pada kulit klien.selain
itu pergerakan ekstremitas bawah klien baik.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan maupun kiri.

3) Kekuatan otot
5 5
5 5

5. Data psikologis
a. Status Emosi
Emosi klien dapat terkontrol dimana klien tidak emosi kepada orang sering
mencemooh klien.
b. Konsep Diri
Klien seseorang yang sabar dan agak pemalu.
c. Gaya Komunikasi
Klien menggunakan bahasa melayu karena klien kurang lancar berbahsa indonesia
d. Pola Interaksi
Klien mudah berinteraksi dengan orang lain, tetapi karena klien menderita penyakit
ca lidah, klien sudah tidak pernah berinteraksi kepada orang lain selain dengan
keluarga.
e. Pola Koping
Klien menyelesaikan masalahnya dengan hanya merenung dan melamun saja.
6. Data sosial
a. Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan terakhir klien adalah sekolah menegah atas (SMA). Pekerjaan klien
sebagai buruh jasa disalah satu perusahaan swasta di pontianak.
b. Hubungan sosial
Hubungan sosial klien sangat baik dan klien mengaku sering kerja bakti bersama
warga dalam satu RT klien.
c. Gaya hidup
Gaya hidup klien biasa-biasa saja, klien tidak hidup bermewah-mewahan, klien tidak
suka pegi ke diskotik dan tempat-tempat lain yang sejenis. Klien hanya kuat dalam
merokok, dalam satu hari klien beisa menghabiskan 1 bungkus rokok.
7. Data spiritual
a. Sebelum sakit
Sebelum sakit klien sholat lima waktu dan sering mengaji.
b. Saat sakit
Saat sakit kklien hanya sholat saja, klien mengaku jarang sekali klien mengaji lagi
paling-paling 2 x dalam seminggu.
8. Data penunjang
sel darah merah : 5,7 juta sel/mikroliter
sel darah putih : 6.000 sel/mikroliter.
Hemoglobin : 15,8 mg/dL
Hematokrit : 45,7%
trombosit : 250.000trombosit/mikroliter.
9. Pengobatan
Pengobatan yang digunkan adalah menggunakan obat Typhonium Plus.
B. Analisa data
no Tanggal dan waktu Data senjang Etiologi Masalah
1. 23 november 20011 Ds : Proses penyakit Nyeri akut
09.00 WIB - Klien mengeluh nyeri
pada bagian lidah dan
merambat keleher, rahang
dan telinga.
- Klien mengaku terdapat
luka seperti sariawan dan
sudah 5 bulan tidak
sembuh.
P : nyeri karena ada luka di
lidah
Q : nyeri seperti terbakar
R : di lidah
S : skala 5
T : waktu datangnya
sakit kadang-kadang
Do :
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV :
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
2. 23 november 20011 Ds : ketidakmampuan Ketidakseimbangan
09.30 WIB - Klien mengatakan tidak menelan makanan nutrisi kurang dari
ada nafsu makan kebutuhan tubuh
Do :
- Terdapat pembengkakan
pada area leher.
- klien tampak pucat
- klien tampak lemah
BB klien sebelum sakit 67
kg
BB kien saak sakit : 59 kg

3. 23 november 20011 Ds : penyakit kronis Risiko infeksi


10.00 WIB - Klien mengeluh nyeri
pada bagian lidah dan
merambat keleher, rahang
dan telinga serta nyeri
yang menyebabkan sulit
menelan.
Ds :
- Terdapat warna merah
pada lidah klien
- Terdapat ulkus padalidah
klien

C. Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa perioritas 1
Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan :
Ds : - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan telinga.
- Klien mengaku terdapat luka seperti sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang
Do : - Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak gelisah
- TTV
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit
2. Diagnosa perioritas 2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan yang ditandai dengan :
Ds : Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.
Do :
 klien tampak pucat
 klien tampak lemah
 Terdapat pembengkakan pada area leher.
 BB klien sebelum sakit 67 kg
 BB kien saak sakit : 59 kg

3. Diagnosa perioritas 3
Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis yang ditandai dengan :
Ds : Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan merambat keleher, rahang dan
telinga serta nyeri yang menyebabkan sulit menelan
Do :
 Terdapat ulkus pada lidah klien
 Ada kemerahan pada lidah klien
D. Perencanaan keperawatan
No. Diagnosa keperawatan Tujuan da KH Intervensi Rasional
1. Nyeri akut yang Setelah dilakukan 1. Tentukan Memberikan
berhubungan tindakankeperawatan 1x24 riwayat nyeri, data dasar
denganproses jam nyeri pada klien misalnya lokasi untuk
penyakit yang ditandai hilang ataupun nyeri, frekuensi, mengevaluasi
dengan : berkurangditandai dengan durasi, dan keluhan dari
Ds : kriteria hasil : intensitas (skala klien.
- Klien mengeluh nyeri- Klien mengatakan tidak 0-10), dan
pada bagian lidah dan ada nyeri atau nyerinya tindakan Memungkinkan
merambat keleher, berkurangdari skala 5 penghilangan pasien untuk
rahang dan telinga. menjadi 3,2,1 dan 0. yang dilakukan. berpartisipasi
- Klien mengaku- Klien tampak rileks. 2. Dorong secara aktif dan
terdapat luka seperti- TTv klien dalm batas penggunaan meningkatkan
sariawan dan sudah 5 normal keterampilan rasa kontrol
bulan tidak sembuh. N : 70 x/menit manajemen nyari dalam
- P : nyeri karena adaS : 37 C (misalnya teknik menghilangkan
luka di lidah TD : 120/80 mmhg relaksasi, rasa nyeri yang
- Q : nyeri sepertiRR : 18 x/menit visualisasi, dirasa.
terbakar - bimbingan
- R : di lidah imajinasi), dan
- S : skala 5 mendengarkan Pada saat klien
- T : waktu datangnya music untuk nyeri dan tidak
sakit kadang-kadang pengalihan nyeri. ada perawat
Do : 3. Ajarkan klien atau petugas
- Klien tampak teknik relaksasi, lainnya, klien
meringis kesakitan visualisasi,bimbi bisa melakukan
- Klien tampak gelisah ngan imajinasi. tindakan untuk
- TTV 4. Berikan mengurangi
N : 85 x/menit analgesic sesuai rasa nyeri yang
S : 37,5 C indikasi. diderita klien.
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit Untuk
menghilangkan
rasa sakit yang
diderita klien
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Pantau Mengidentifika
nutrisi kurang dari tindakankeperawatan 3 x masukan si kekuatan
kebutuhan 24 jam klien status nutrisi makanan setiap atau defisiensi
tubuhberhubungan yang adekuat yang hari. nutrisi.
denganketidakmampuan ditandai Dengan criteria Membantu
menelan makanan yang hasil : 2. Ukur tinggi dan dalam
ditandai dengan : - Nafsu makan klien berat badan mengidentifika
Ds : bertambah klien. si malnutrisi
- Klien mengatakan - Klien tidak tampak pucat protein-kalori
tidak ada nafsu makan. - Berat badan klien normal .
Do : atau klembali keberat 3. Anjurkan dan Kebutuhan
- klien tampak pucat badan yang semula jelaskanpasien jaringan
- klien tampak lemah untuk makan metabolik
- Terdapat diet tinggi ditingkatkan
pembengkakan pada kalori kaya begitu juga
area leher. nutrien, dengan cairan (untuk
- BB klien sebelum sakit masukan cairan menghilangkan
67 kg adekuat. produk sisa)
- BB kien saak sakit : 59 4. Berikan obat
kg sesui indikasi Mempengaruhi
- dalam
penambahan
nafsu makan
klien

3. Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji pada lidah Pengenalan


berhubungan dengan tindakan keperawatan klien terhadap dini dan
penyakit kronis yang selama 1 x 24 jam tidak tanda dan intervensi
ditandai dengan : terdapat tanda dan gejala gejala infeksi segera dapat
Ds : infeksi yang secara kontinu. mencegah
- Klien mengeluh nyeri ditandai Dengan criteria progesi pada
pada bagian lidah dan hasil : 2. Tekankan situasi yang
merambat keleher,- Klien mengatakan tidak pentingnya lebih serius.
rahang dan ada nyeri atau nyerinya hygiene oral
telinga serta nyeri yang berkurangdari skala 5 yang baik
menyebabkan sulit menjadi 3,2,1 dan 0. Terjadi
menelan. - Ulkus atau luka pada 3. Ajarkan cara stomatitis
Do : lidah klien menghilang membrsihkan meningkatkan
- Terdapat ulkus pada- Kemerahan pada lidah lidah risiko terhadap
lidah klien klien sudah tidak ada. 4. Berikan infeksi
- Ada kemerahan pada antibiotic sesuai
lidah klien indikasi
Supaya infeksi
tidak meluas
Digunakan
untuk
mengidetifikasi
infeksi atau
diberikan
secara
profilaktik
pada pasien
imunosupresi.

E. Implementasi keperawatan
No. dx Tgl, waktu & jam Implementasi keperawatan paraf
1. 23 november 2011
R : - Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan
Rabu merambat keleher, rahang dan telinga.
09.00 – 09.45 - Klien mengaku terdapat luka seperti
sariawan dan sudah 5 bulan tidak sembuh.
- P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 5
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang

H : - Klien tampak meringis kesakitan


- Klien tampak gelisah
- TTV
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit

2. 09.45 – 10.00 R : Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.


H : - klien tampak pucat
- klien tampak lemah
- Terdapat pembengkakan pada area leher.
- BB klien sebelum sakit 67 kg
- BB kien saak sakit : 59 kg
3. 10.00 – 10.15 R : Klien mengeluh nyeri pada bagian lidah dan
merambat keleher, rahang dan
telinga sertanyeri yang menyebabkan sulit
menelan.
H : - Terdapat ulkus pada lidah klien
- Ada kemerahan pada lidah klien

1. 10.15 – 10.30 Menegajarkan teknik imajinasi


R : - klien mengatakan nyeri pada lidah
sudah agak berkurang.
- Renpons nyeri :
P : nyeri karena ada luka di lidah
Q : nyeri seperti terbakar
R : di lidah
S : skala 3
T : waktu datangnya sakit kadang-kadang.

H : - Klien tampak rileks


- TTV klien
N : 75 x/menit
S : 37 C
TD : 120/80 mmhg
RR : 17 x/menit
2. 10.30 – 10.45 Memberikan klien makan dan cairan yang
cukup.
R : - klien mengatakan klien sudah tidak lemah
lagi
- Nafsu makan kien bertambah
H : - klien tidak tampak pucat
- Klien tidak lemah
- Berat badan klien normal atau klembali
keberat badan yang semula
3. 10.45 – 11.00 Memberi klien obat anti biotik
R : - klien mengatakan nyeri klien sudah
berkurang
H : - luka klien sudah berkurang
- Kemerahan pada lidah klien berkurang
F. Evaluasi keperawatan
No. dx Tgl, waktu & jam Evaluasi keperawatan paraf
1. 23 november 2011
S: - klien mengatakan nyeri pada lidah klien
Rabu berkurang dari 5 menjadi 3.
09.00 – 11.00 - P : nyeri karena ada luka di lidah
- Q : nyeri seperti terbakar
- R : di lidah
- S : skala 3
- T : waktu datangnya sakit kadang-kadang

O : - Klien tampak rileks.


- TTV klien dalam batas normal
N : 85 x/menit
S : 37,5 C
TD : 130/90 mmhg
RR : 26 x/menit

A : masalah nyeri teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi :
1) Kaji respons nyeri
2) Berikan teknik imajinasi
3) Ajarkan klien teknik relaksasi,
visualisasi,bimbingan imajinasi.
4) Kolaborasi dengan dokter berupa
pemberian obat

2. 23 november 2011
S : - klien mengatakan klien sudah tidak lemah
Rabu lagi
09.00 – 11.00 - Nafsu makan kien bertambah
O : - klien tidak tampak pucat
- Klien tidak lemah
- Berat badan klien normal atau klembali
keberat badan yang semula
A : masalah nutri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Pantau masukan makanan setiap hari.
2) Ukur tinggi dan berat badan klien.
3) Anjurkan dan jelaskan pasien untuk makan
diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan
masukan cairan adekuat.
4) Berikan obat sesui indikasi

3. 23 november 2011
S : - klien mengatakan nyeri klien sudah
Rabu berkurang
09.00 – 11.00 O : - luka klien sudah berkurang sedikit
- Kemerahan pada lidah klien berkurang
sedikit
A : masalah infeksi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
1) Kaji pada lidah klien terhadap tanda dan
gejala infeksi secara kontinu.
2) Tekankan pentingnya hygiene oral yang
baik
3) Ajarkan cara membrsihkan lidah
4) Berikan antibiotic sesuai indikasi
BAB III

PEMBAHASAN

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-kadang meluas
kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas.Telah banyak orang menderita penyakit
perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia telah menderita penyakit perikarditis, sekitar 0,5%
penderitanya sudah meninggal. Sedangkan dindonesia sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga
indonesia telah menderita penyakit Ca lidah ini, diperkirakan 1,2% penderitanya sudah
meninggal.
Penyakit Ca lidah ini penyebabnya bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor
luar, heriditer maupun non heriditer.Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan
trauma krinis.Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis
seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri, hepatitis) parasit, dan
bakteri.
Sebagian besar dari kanker lidah, terjadi di bagian mukosa. Gejala dini kanker lidah
adalah ketidaknyamanan dilidah, nyeri, adanya lesi di lidah dengan ukuran 1-2cm. Gejala kanker
lidah dibagi 3, yaitu, sariawan, eksogen dan infiltrasi. Gejala eksogen adalah seperti bisul
berbentuk seperti kembang kol, disertai nyeri, dan nyeri di daerah telinga dan temporal.Lesi juga
berkomplikasi bila terinfeksi; mungkin pendarahan, berbau busuk, keterbatasan penggunaan
fungsi lidah, kesulitan makan, kesulitan berbicara, airliur sulit di kontrol.
Pada kanker lidah stadium lanjut, kankernya sudah berkembang melampaui bagian
tengah lidah, dan sudah terjadinya penyebaran ke kelenjar getah bening.Biasanya rute
penyebarannya adalah ke kelenjar getah bening servikal, yang lalu diikuti ke kelenjar getah
bening submental dan sekelompok getah bening dalam lainnya.Tingkat penyebarannya cukup
cepat, jadi sebaiknya segera menjalani pengobatan sebelum parah. Ahli di Modern Cancer
Hospital Guangzhou mengatakan, bila sudah merasa ada gejala, segera periksakan diri ke dokter
supaya tidak menunda pengobatan.
Salah satu diagnosa yang sering muncul pada penyakit kanker lidah adalah nyeri akut,
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan rasa nyaman, resiko infeksi dan
sebagainya.
Kanker lidah yang mengenai radix linguae biasanya asimptomatis hingga proses penyakit
berlanjut hingga timbul nyeri menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior
lidah (radix linguae) dominan bermetastase kecolli/leher.Ketika kanker mengenai corpus linguae
tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa
dihilangkan.Kemudian bisa terbentuk ulkus yangmudah berdarah.Kanker pada anterior (corpus
linguae) dominan metastase pada kelenjar limfe submental dan submandibular.Penatalaksanaan
kanker lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
Pada orang yang menderita penyakit Ca lidah dapat disembuhkan apabila peradangannya belum
meluas.
BAB IV

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Carsinoma lidah adalah penyakit yang mempunyai tingkat kematian yang cukup tinggi
dan mempunyai prognosa yang jelek, terutama apabila mengenai sepertiga bagian
posterior lidah dan telah bermetastase ke servical dan leher, kesubmaksilaris,
sub mandibularis. Hal-hal yang berhubungan dengan penyakit-penyakit tertentu
(premalignant) perlu diawasi oleh dokter gigi di dalam menentukan gejala awal dari suatu
tumor yang ada pada lidah.
Adapun hal-hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kebersihan dari mulut yang harus
dijaga terutama gigi berlubang dengan karang gigi yang banyak dan pemasangan
prothesa yang tidak cocok, serta penggunaan tembakau yang berlebihan
(merokok/menyirih) dan peminum berat (alkoholisme).

B. Saran
Sebaiknya kita menghindari kemungkinan-kemungkinan atau hal-halyang dapat
menyebabkan kanker lidah, candidiasis oral, kelainan bentuk lidahseperti minum-
minman beralkohol, menjaga kebersihan mulut,dan tidak merokok.

Anda mungkin juga menyukai