Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1


FISIOLOGI TERAPI DADA

DISUSUN OLEH :
NAMA :
INTAN PURNAMASARI MABAHAMPI
NIM :
1901013
KELAS :
KEPERAWATAN III A
JURUSAN/PRODI :
KESEHATAN/KEPERAWATAN

POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

[Type text] Page 1


DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Fisioterapi Dada…………………………………………………
2.2 Tujuan Fisioterapi Dada…………………………………………………..
2.3 Konsep Fisioterapi Dada………………………………………………….
2.4 Prosedur Tindakan (SOP)…………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

[Type text] Page 2


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa. Yang maha pengasih dan
maha penyayang, puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,yang telah melimpahkan rahmat, dan berkat. Sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah KMB 1 tentang “Fisiologi Terapi Dada”.

Saya bersyukur karena telah menyelesaikan tugas makalah ini yang menjadi
tugas KMB 1 . Selain itu saya mengucapkan banyak terima kasih,sehingga saya
bisa menyelesaikan makalah ini.

Saya berharap semoga dengan makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat menginspirasi kepada semua orang. Terlepas dari semua itu,
saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Demikian semoga makalah yang saya tulis dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Tahuna,01 November 2020

Penyusun

[Type text] Page 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian: postural drainage ,perkusi, dan
vibrasi. Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat
berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun
kronis. Fisioterapi dada ini walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi
ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi
pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan Fisioterapi Dada?


2. Apa tujuan dari Fisioterapi Dada?
3. Apa saja Konsep Keperawatan dari Fisioterapi Dada?
4. Bagaimana dengan Prosedur Tindakan ( SOP / Standar Oprasional
Prosedur)?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui definisi dari Fisioterapi Dada.


2. Mengetahui tujuan Fisioterapi.
3. Mengetahui konsep Keperawatan Fisioterapi Dada.
4. Mengetahui Prosedur Tindakan ( SOP / Standar Oprasional Prosedur)

[Type text] Page 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI FISIOTERAPI DADA


Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat
berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun
kronis. Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan
pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan
restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena
kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi
mekanik.
Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian tindakan keperawatan yang
terdiri atas perkusi dan vibrasi, postural drainase, latihan pernapasan/napas
dalam, dan batuk yang efektif. (Brunner & Suddarth, 2002: 647). Tujuan:
untuk membuang sekresi bronkial, memperbaiki ventilasi, dan meningkatkan
efisiensi otot-otot pernapasan.

2.2 TUJUAN FISIOTERAPI DADA (FTD)


Tujuan pokok fisioterapi pada penyakit paru adalah:
1. Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
2. Membantu membersihkan sekret dari bronkus
3. Untuk mencegah penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliran
sekret
4. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan ekspansi paru
5. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang
cukup
6. Mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan.
Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan
pada penyakit paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif
termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena kelainan
parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik.

[Type text] Page 5


Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural drainage, perkusi, dan
vibrasi.
Kontra indikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti
kegagalan jantung, status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif,
sedangkan kontra indikasi relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga
atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya
keganasan serta adanya kejang rangsang.
2.3 KONSEP FISIOLOGIS FISIOTERAPI DADA.
1. Clapping/ Perkusi Dada
a. Pengertian
Perkusi atau disebut clapping adalah tepukkan atau pukulan
ringan pada dinding dada klien menggunakan telapak tangan yang
dibentuk seperti mangkuk, tepukan tangan secara berirama dan
sistematis dari arah atas menuju kebawah.Selalu perhatikan ekspresi
wajah klien untuk mengkaji kemungkinan nyeri. Setiap lokasi
dilakukan perkusi selama 1-2 menit.

(ilustrasi tangan saat melakukan clapping)


Cupping adalah menepuk-nepuk tangan dalam posisi telungkup.
Clupping menepuk-nepuk tangan dalam posisi terbuka.
Tujuan untuk menolong pasien mendorong / menggerakkan sekresi
didalam paru-paru yang diharapkan dapat keluar secara gaya berat,
dilaksanakan dengan menepuk tangan dalam posisi telungkup.
b. Tujuan:

[Type text] Page 6


Perkusi dilakukan pada dinding dada dengan tujuan melepaskan
atau melonggarkan secret yang tertahan.
c. Indikasi Klien Yang Mendapat Perkusi Dada
Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural
drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah
indikasi perkusi.

2. Vibrasi
a. Pengertian
Vibrasi adalah kompresi dan getaran kuat secara serial oleh
tangan yang diletakan secara datar pada dinding dada klien selama fase
ekshalasi pernapasan.Vibrasi dilakukan setelah perkusi untuk
meningkatkan turbulensi udara ekspirasi sehingga dapat melepaskan
mucus kental yang melekat pada bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan
perkusi dilakukan secara bergantian.

(ilustrasi vibrasi pada fisioterapi dada)


Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien mengeluarkan nafas.
Pasien disuruh bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi
dilaksanakan pada puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir
ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan tangan
bertumpang tindih pada dada kemudian dengan dorongan bergetar.
Kontra indikasinya adalah patah tulang dan hemoptisis.
b. Tujuan

[Type text] Page 7


Vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara
ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan
bergantian dengan perkusi.
c. Indikasi Klien Yang Mendapat Vibrasi
Kontra indikasinya adalah patah tulang dan hemoptisis yang tidak
diobati.
3. Postural Drainase
Postural drainase adalah pengaliran sekresi dari berbagai segmen
paru dengan bantuan gravitasi. Postural drainase menggunakan posisi
khusus yang memungkinkan gaya gravitasi membantu mengeluarkan
sekresi bronkial. Sekresi mengalir dari bronkiolus yang terkena ke bronki
dan trakea lalu membuangnya dengan membatukkan dan pengisapan.

(ilustrasi posisi postural drainase)


Tujuan postural drainase adalah menghilangkan atau mencegah
obstruksi bronkial yang disebabkan oleh akumulasi sekresi. Dilakukan
sebelum makan (untuk mencegah mual, muntah dan aspirasi ) dan
menjelang/sebelum tidur.

2.4 PROSEDUR TINDAKAN (SOP / STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR) :
1. Perkusi
a. Persiapan Alat :
1) Handuk (jika perlu)

[Type text] Page 8


2) Peniti (jika perlu)
3) Tempat sputum
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti
perkenalkan diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur
dan alasan tindakan, cuci tangan.
2) Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian
tipis untuk mencegah iritasi kulit dan kemerahan akibat kontak
langsung.
3) Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk
meningkatkan relaksasi
4) Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk.
5) Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
secara cepat untuk menepuk dada.
6) Perkusi pada setiap segmen paru selama 1-2 menit.
7) Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang
mudah cedera seperti mamae, sternum,kolumna spinalis, dan ginjal.
8) Cuci tangan

2. Vibrasi
a. Persiapan Alat: sama seperti pada perkusi.
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti
perkenalkan diri perawat, pastikan identitas klien, jelaskan prosedur
dan alasan tindakan, cuci tangan.
2) Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada
yang akan didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan
jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara lain tangan bisa
diletakkan secara bersebelahan.
3) Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi

[Type text] Page 9


4) Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan
serta siku lalu getarkan, gerakkan ke arah bawah.Perhatikan agar
gerakan dihasilkan dari otot-otot bahu.Hentikan gerakan jika klien
inspirasi.
5) Vibrasi selama 3 - 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.
6) Setelah setiap kali vibrasi ,anjurkan klien batuk dan keluarkan
sekresi ke tempat sputum.
7) Cuci tangan

3. Postural Drainase
a. Persiapan Alat:
1) Bantal ( 2 atau 3 buah)
2) Tisue
3) Segelas Air hangat
4) Sputum Pot
b. Prosedur Pelaksanaan:
1) Ikuti protokol standar umum dalam intervensi keperawatan seperti
perkenalkan diri perawat, pastikan identitas klien,jelaskan prosedur
dan alasan tindakan, cuci tangan.
2) Pilih area tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pada
pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambaran foto dada.
Agar efektif, tindakan harus dibuat individual untuk mengatasi
spesifik dari paru yang tersumbat.
3) Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang
tersumbat. Bantu klien untuk memilih posisi sesuai kebutuhan.
Ajarkan klien untuk mengatur postur, posisi lengan dan kaki yang
tepat. Letakkan bantal sebagai penyangga dan kenyamanan. Posisi
khusus dipilih untuk mendrainase setiap area yang tersumbat.
4) Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit.
Pada orang dewasa, pengaliran setiap area memerlukan waktu.
Anak-anak, prosedur ini cukup 3-5 menit.

[Type text] Page 10


5) Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dan
vibrasi dada atau gerakan iga di atas area yang
didrainase.Memberikan dorongan mekanik yang bertujuan
memobilisasi sekresi pada jalan napas.
6) Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk.
Tampung sekresi yang dikeluarkan dalam sputum pot. Jika klien
tidak bisa batuk, harus dilakukan pengisapan. Setiap sekresi yang
dimobilisasi ke dalam jalan napas harus dikeluarkan melalui batuk
atau pengisapan sebelu klien dibaringkan pada posisi drainase
selanjutnya.Batuk akan sangat efektif bila klien duduk dan
membungkuk ke depan.
7) Minta klien istirahat sebentar, bila perlu.
Periode istirahat sebentar di antara drainase postural dapat mencegah
kelelahan dan membantu klien menoleransi terapi dengan lebih baik.
8) Minta klien minum sedikit air.
Menjaga mulut tetap basah sehingga membantu ekspetorasi sekresi.
9) Ulangi langkah 3 hingga 8 sampai semua area tersumbat yang dipilih
telah terdrainase. Setiap tindakan tidak lebih dari 30-60 menit.
Drainase postural digunakan hanya untuk mengalirkan area yang
tersumbat dan berdasarkan pada pengkajian individual.
10) Ulangi pengkajian dada pada setiap bidang paru.
Memungkinkan anda mengkaji kebutuhan drainase selanjutnya atau
mengganti program drainase.
11) Cuci tangan.
Mengurangi transmisi mikroorganisme.

[Type text] Page 11


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat
berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun
kronis. Fisioterapi dada ini walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi
ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki
ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu.

3.2 SARAN
Saran yang membangun sangat kami perlukan dari para pembaca demi
kelancaran dan perbaikan dalam pembuatan makalah yang berikutnya.

[Type text] Page 12


DAFTAR PUSTAKA

http://smart-fresh.blogspot.com/2011/08/fisioterapi-dada-pembahasan-
lebih.html
http://www.rsazra.co.id/RSAZRA/index.php/tutorials-mainmenu-
48/artikelkesehatanmenu/rehabilitasimedis/314-rehabilitasimedisartikel6
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2024/1/anak-helmi2.pdf
www.academia.com

[Type text] Page 13

Anda mungkin juga menyukai