Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Solawat serta salam semoga
tetap tercurah limpah kepada Nabi Muhammad SAW , karena telah membawa kita dari
jaman kegelapan menuju jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan sepertti saat-
saat sekarang ini.

Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki, namun
demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan sumber
informasi, memberikan masukan pemikiran, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi saya, orang lain yang ingin mengetahui tentang kebutuhan
nutrisi dan eliminasi pada manusia.

Kuningan, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua sel tubuh membutuhkan makanan yang cukup, makanan merupakan kebutuhan
pokok untuk hidup, dan beberapa zat makanan penting sekali untuk kesehatan. Bila
makanan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan sel tubuh, kelancaran kerja
fisiologis akan terganggu. Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-
zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Tubuh
memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya. Kebutuhan
nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang
diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti jenis kelamin, usia,
aktivitas, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk
menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum
dari nutrisi diantaranya adalah sebagai energi, memelihara jaringa n tubuh, dan lain-lain
(Asmadi, 2008). Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan
zat gizinya (nutrien). Manusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai
makhluk hidup karena manusia memiliki cirri-ciri diantaranya: dapat bernafas,
berkembangbiak, tumbuh, beradaptasi, memerlukan makan, dan megeluarkan sisa
metabolisme tubuh (eliminasi). Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh dikarenakan
peranan masing-masing organ. Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah
satu aktivitas pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi
tidak dilakukan setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti
retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine, konstipasi,
diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan diatas akan
menimbulkan dampak pada system organ lainnya seperti: system pencernaan, ekskresi,
dll. Berdasar latar belakang di atas, maka penulis membuat makalah dengan judul
“Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi dan Pengkajian Eliminasi”.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan nutrisi dan apa fungsi dari nutrisi?

1.2.2 Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi?

1.2.3 Apa saja Masalah kebutuhan nutrisi?

1.2.4 Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi?


1.2.5 Apa Pengertian eliminasi?

1.2.6 Bagaimana Fisiologi dalam eliminasi?

1.2.7 Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian nutrisi dan fungsi nutrisi

1.3.2 Untuk mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan eliminasi

1.3.3 Untuk mengetahui masalah kebutuhan nutrisi

1.3.4 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

1.3.5 Untuk mengethui pengertian eliminasi

1.3.6 Untuk mengetahui fisiologi dalam eliminasi

1.3.7 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi

BAB II PEBAHASAN
2.1 Pengertian Nutrisi dan Fungsi Nutrisi

Nutrisi adalah peroses pemasukan dan pengelolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (A.Aziz Alimul
hidayat dan Musrifatul ulliyah,2014).

Nutrisi adalah ilmu yang mempelajari zat makanan (nutrient) dan zat-zat lain yang
adadalam makanan serta kerjanya, interaksinya dan keseimbangannya dalam
hubungannya dengan kesehatan dan penyakit melalui proses ingesti, absorpsi,
transportasi, pemakaiandan ekskresi dari makanan  (Essential of nutrition therapy,
2007). Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, A. A,
2006). Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto &
Wartonah, 2006).

Fungsi Nutrisi

1.    Pertumbuhan

2.    Aktivitas

3.    Reproduksi

4.    Daya tahan tubuh

5.    Mempertahankan struktur organ

6.    Memperbaiki jaringan yang rusak

2.2 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemkenuhan Kebutuhan Nutrisi

2.2.1 Mulut

Awal dari saluran pencernaan didalam mulut,makanan mengalami peroses mekanis


melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur samapai
merata,dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amium yang terkandung dalam
makanan menjadi maltose.

2.2.2 Faring dan Esofagus


Bagian saluran yang terdapat dibelakang hidung,mulut dan laring.Esofagus merupakan
bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lanbung.peroses
penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltic yaitu lingkaran serabut otot
didepan makanan mengendor dan yang dibelakang makanan berkontraksi

2.2.3 Lambung

Lambung memiliki fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan.fungsi motoris
lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit
demi sedikit dan sbagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel
kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan
adalah menyereksi pepsin dan HCL yang akan memecah protein menjadi
pepton,amilase memecah amilum menjadi multosa,lipase menjadi lemak menjadi asam
lemak,daan gliserol membentuk sekresi gastrin,menyereksi factor intrinsic yang
memungkinkan absorpsi vitamin B12, yhaitu diileum dan menyereksi muskus yang
bersifat protektif.makanan berada pada lambung selama 2-6 jam,kemudian bercampur
dengan getah lambung (cairan asam bening tak bewarna) yang mengandung 0,4% HCL
untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sbagai antiseptik dan
disinfektan.dalam getah lambung terdapat beberapa enzim,di antaranya pepsin
dihasilakan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang
lebih mudah larut dan renin, berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein dari
kaseinogen yang dapat larut.

2.2.4 Usus halus

Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi chime dari
lambung zat-zat makanan yang telah halus akan di absorpsi  didalam usus halus yaitu
pada duodenum,dean disini terjadi absorpsi besi kalsium dengan bantuan vitamin
D,vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folfat.

2.2.5 Usus besar

Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air ( kurang dari 90%),elektrolit,vitamin
dan sedikit glukosa. Flora yang terdapat diusus besar berfungsi untuk menyintesis
vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa makanan.

2.3 Masalah Kebutuhan Nutrsi


Secara umum gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangandan kelebihan
nutrisi,obesitas,malnutrisi,diabetesmellitus,hipertensi,jantungcoroner,kanker,dan
anoreksia nervosa.

2.3.1 Kekurangan nutrsi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami oleh seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

2.3.2 Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
risiko peningkat berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih

2.3.3 Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrsinya melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan
asupan kalori dan penurun dalam penggunaan kalori.

2.3.4 Malnutrsi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,adanya kelemahan otot
dan penurunan energi, pucat pada kulit,membrane mukosa,konjungtiva, dan lain-lain.

2.3.5 Diabetes mellitus

Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrsi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.

2.3.6 Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab adanya obesitas,serta asupan
kalsium,nutium, dan gaya hidup yang berlebihan.

2.3.7 Penyakit jantung coroner


Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini gangguan sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,obesitas,dan lain-lain

2.3.8 Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi lemak
secara berlebihan.

2.3.9 Anoreksia nervosa

Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai


dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan,nyeri abdomen, kedinginan, letargi,
dan kelebihan energy.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

2.4.1 Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasisehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi

2.4.2 Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi
status gizi seseorang. Misalnya dibeberapa daerah ,tempe yang merupakan sumber
protein yang paling ,murah tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan
karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka.

2.4.3 Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah terdapat larangan makan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan tersebut merupakan
sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena
ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.

2.4.4 Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan,sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan
secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai
gizinya  tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini,para remaja di kota-kota besar di
Negara kita memiliki kecendrungan menyenangi makanan tertentu secara
berlebihan,seperti makanan cepat saji (junkfood),bakso, dan lain-lainya. Makanan-
makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi
terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.

2.4.5 Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mencukupi kebutuhan gizi
keluarganya dibandingkan dengan masyarakat dengan kondisi perekonmian rendah.

2.5 Pengertian Eliminasi


Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,
penghilangan,penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses
pembuangansisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).

2.6 Fisiologi Dalam Eliminasi

2.6.1 Fisiologi Defekasi Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang
mempunyaikebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada
waktuyang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang
biasanyabekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan
setelahpencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke
kolon,dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum
mulaibergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras
terjadidi dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-
abdominalbertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot
abdominal,sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).

2.6.2 Fisiologi Miksi Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine
adalah ginjal,ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah
utama yaitu :Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya
meningkatdiatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu
timbul reflekssaraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkankandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih.

2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi.


2.7.1 Umur

Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya.Anak-


anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuskularberkembang,
biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalamiperubahan
pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung. Diantaranya
adalah atony (berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot poloscolon yang
dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya(mengering) feses, dan
menurunnya tonus dari otot-otot perut yagn juga menurunkantekanan selama proses
pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa juga mengalami penurunan kontrol
terhadap muskulus spinkter ani yang dapat berdampak pada proses defekasi.

2.7.2 Diet

Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnyaselulosa,


serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanantertentu pada
beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan iniberdampak pada
gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairanfeses. Makan yang teratur
mempengaruhi defekasi. Makan yang tidak teratur dapatmengganggu keteraturan pola
defekasi. Individu yang makan pada waktu yang samasetiap hari mempunyai suatu
keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukanmakanan dan keteraturan pola
aktivitas peristaltik di colon.

2.7.2 Cairan

Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairanyang


adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa
alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ialewat di
sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal,menghasilkan
feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairanmemperlambat
perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkanreabsorbsi cairan dari
chyme mengalami penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat
berdampak pada proses defekasi.

2.7.3 Tonus Otot

Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi.Aktivitasnya
juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chymesepanjang colon.
Otot-otot yang lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekananintraabdominal
selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-ototyang lemah
merupakan akibat dari berkurangnya latihan (exercise), imobilitas ataugangguan fungsi
syaraf.

2.7.4 Faktor Psikologi


Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit
tertentutermasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai
komponenpsikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah
dapatmeningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang
yagndepresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi.

2.7.5 Gaya Hidup

Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang airbesar
pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur,seperti
setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yangireguler.
Ketersediaan dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhanakan privacy
juga mempengaruhi pola eliminasi feses. Klien yang berbagi saturuangan dengan orang
lain pada suatu rumah sakit mungkin tidak inginmenggunakan bedpan karena privacy
dan kegelisahan akan baunya

2.7.6 Obat-Obatan

Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasiyang
normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar
daritranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan
codein,menyebabkan konstipasi.Beberapa obat secara langsung mempengaruhi
eliminasi.Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas usus dan memudahkan
eliminasifeses. Obat-obatan ini melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-
obatantertentu seperti dicyclomine hydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas
peristaltik dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati diare

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Nutrisi adalah ilmu yang mempelajari zat makanan (nutrient) dan zat-zat lain yang
adadalam makanan serta kerjanya, interaksinya dan keseimbangannya dalam
hubungannya dengan kesehatan dan penyakit melalui proses ingesti, absorpsi,
transportasi, pemakaiandan ekskresi dari makanan. Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas
dua, yakni eliminasi urine (kebutuhanbuang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan
buang air besar). Organ yangberperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal, kandung
kemih dan uretra. Dalampemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih.
Berkemihmerupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktor-
faktoryang mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan
awaluntuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi.

3.2 Saran

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan diimbangi dengan keadaan hidup bersihn untuk
setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari,karena jika tidak dilakukan
setiap hari maka tubuh kita bias terserang penyakit akibat immune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA
http://wulandaryadress.blogspot.com/2017/06/makalah-kebutuhan-nutrisi.html?m=1 diakses
tanggal 17 desember 2020 pukul 10.00 WIB

https://www.academia.edu/4799238/KONSEP_DASAR_KEBUTUHAN_ELIMINASI
diakses tanggal 17 desember 2020 pukul 10.30 WIB

http://winggahandika83.blogspot.com/2016/06/makalah-kebutuhan-eliminasi.html diakses
pada tanggal 17 desember 2020 pukul 12.50 WIB

Anda mungkin juga menyukai