OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS B-12A
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah
satu tugas dari Keperawatan Bencana.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan
beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa terwujud. Oleh karena itu, melalui
media ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Denpasar, 11 November 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 latar belakang...............................................................................................................1
1.2 rumusan masalah..........................................................................................................2
1.3 tujuan............................................................................................................................3
1.4 manfaat.........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................4
2.1 Surveilans Bencana......................................................................................................4
2.2 Dokumentasi dan Pelaporan Hasil Penilaian Bencana..................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gaffar, 2015 ; BNPB, 2016). Sumatera Barat menjadi salah satu provinsi di
Indonesia yang menjadi 5 provinsi tertinggi kejadian bencana. Kondisi ini
disebabkan karena geografis Sumatera Barat yang berada pada jalur patahan
sehingga beresiko terhadap bencana, dan Kota Padang menjadi urutan pertama
daerah yang paling beresiko tinggi (BNPB, 2014).
Besarnya angka kejadian dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana sehingga
membutuhkan upaya penanggulangan. Penanggulangan bencana adalah upaya
sistematis dan terpadu untuk mengelola bencana dan mengurangi dampak bencana,
diantaranya penetapan kebijakan dalam bencana, pengelolaan resiko berupa usaha
pencegahan dan mitigasi, 3 kesiapsiagaan, tanggap darurat serta upaya pemulihan
berupa rehabilitasi dan rekontruksi. Penanggulangan bencana oleh perawat pada
tahap tanggap darurat meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap korban
bencana serta pemberian bantuan hidup dasar (Loke, 2014; Veenema, 2016).
Untuk memaksimalkan upaya penanggulangan bencana di bidang kesehatan,
pelayanan kesehatan harus mempersiapkan tenaga kesehatan yang profesional.
Tenaga kesehatan dalam sebuah rumah sakit yang paling banyak adalah perawat.
Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki peran sebagai responden pertama dalam
menangani korban bencana di rumah sakit. Semua perawat mempunyai tanggung
jawab dalam perencanaan dan keterlibatan dalam menangani korban. Perawat harus
mengetahui apa yang akan mereka lakukan baik ketika mereka sedang bekerja atau
tidak bekerja sewaktu bencana terjadi. Perawat harus mengetahui bagaimana
memobilisasi bantuan, mengevakuasi pasien-pasien dan mencegah penyebaran
bencana. Perawat juga harus mengenal diri mereka sendiri dan perencanaan-
perencanaan rumah sakit dalam mengatasi bencana (Rokkas, 2014).
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui Fungsi keperawatan bencana.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui surveilan bencana.
2. Mengetahui bagaimana dokumentasi dan pelaporan hasil penilaian bencana.
3. Mengetahui bagimana persiapan dan mitigasi bencana.
4. Mengetahui pemberdayaan masyarakat.
1.4 manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
Fungsi keperawatan bencana.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Surveilans Bencana
dan terus menerus terhadap berbagai dfaktor yang menentukan kejadian dan
pencegahan. Dalam definisi ini, surveilans mempunyai arti seperti sistem informasi
pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus
kesehatan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini dipadukan dengan diseminasi data
secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan
penyebarannya.
4
2.1.3 Kegunaan Surveilans
penyakit yang ada, terutama penyakit menular. Dengan ini diharapkan nantinya
ada tindakan penanganan yang cepat agar tidak terjadi transmisi penyakit tersebut.
- Kolera
- Diare berdarah
- Thypoid fever
- Hepatitis
- Campak
- Tetanus
5
Penyakit endemis yang dapat meningkat paska bencana
- Malaria
- DBD
1) Pnemonia
2) Diare
3) Malaria
4) Campak
5) Malnutrisi
6) Keracunan pangan
publik. Pengungsi yang termasuk kategori kelompok rentan yaitu bayi dan anak
balita, orang tua atau lansia, keluarga dengan kepala keluarga wanita, ibu hamil.
tempat pengungsian, data pengungsi menurut lokasi, golongan umur, dan jenis
3. Surveilans kematian.
Yang tercantum dalam data kematian meliputi nama, tempat atau barak,
6
6. Surveilans gizi dan pangan.
sanitasi lingkungan.
2. Setelah Bencana: Data-data yang akan diperoleh dari kejadian bencana harus
dapat dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa bencana kerja atau kebijakan,
tanggap darurat, fase II untuk fase akut, fase III untuk recovery (rehabilitasi dan
dilakukan secara sistematis, yang selanjutnya akan dianalisa untuk menentukan dan
menilai kondisi-kondisi tertentu. Assessment dalam arti yang lebih luas merupakan
proses monitoring dan refleksi yang berlangsung terus menerus yang akan
membantu kita merencanakan dan menyesuaikan program agar tetap cocok dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat korban. Dalam hal ini kegiatan assessment
7
menjadi sesuatu yang dilakukan setiap waktu dan bukan suatu gambaran tetap
mengenai kondisi masyarakat kebutuhan dan sumber daya yang ada pada suatu saat
tertentu.
Assessment dapat dilakukan oleh orang per orang, tetapi bisa juga oleh Tim
yang terdiri dari 2 atau 3 orang. Anggota tim sebaiknya tidak terlalu banyak
untuk mencegah masuknya informasi yang melebar yang sebenarnya tidak perlu,
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan tim penilai antara
lain :
ada kepentingan tertentu dari orang lokal terhadap hasil penilaian kondisi.
sehari-hari, jangan sampai menjadi lebih parah dalam kondisi bencana, dan
8
hal, termasuk dalam menilai akar masalah bencana, dampaknya serta kebutuhan
yang ada. Dalam banyak kelompok masyarakat, perempuan hanya bisa bicara
yang sangat krusial, dimana pimpinan tim harus bertangungjawab atas proses
a) Sumber informasi
Komunitas korban
komunitas korban.
9
Masyarakat lokal di sekitar penampungan korban
Media massa
Prioritas utama sumber informasi tetap dari komunitas korban sendiri. Sumber-
sumber lain berfungsi sebagai pelengkap dan atau alat perbandingan dengan
kondisi lapangan yang kasat mata. Prioritas sumber lain sangat tergantung pada
akar masalah dan dampak bencana yang terjadi, serta jenis informasi yang
diinginkan.
b) Jenis Informasi
a) Review informasi yang sudah ada. Bisa bersumber dari file kantor, organisasi
formal.
10
4) Manfaat Informasi
konteks, dan dampaknya secara jangka panjang terhadap wilayah tersebut serta
masyarakat sekitarnya.
Kebutuhan akan laporan dalam situasi darurat tidak semata-mata dapat dipenuhi
a) Laporan situasi
b) Laporan kegiatan
11
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
keseluruhan untuk menekan dampak negatif yang lebih besar. Karakteristik sistem
surveilans yang dibangun pada situasi bencana ialah sistem harus sederhana,
adanya respon yang cepat. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk
Penilaian kondisi adalah suatu proses mengumpulkan informasi atau data yang
dilakukan secara sistematis, yang selanjutnya akan dianalisa untuk menentukan dan
masyarakat.
1.2 Saran
12
1.2.2 Pembaca : Diharapkan agar pengetahuan yang terdapat pada pembahasan
bahan bacaan melainkan juga dapat memberi petunjuk serta akan lebih baik
13
DAFTAR PUSTAKA
Najiati, Sri, dkk. 2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Bogor: Wetlands
International.
14
http://nersrezasyahbandi.blogspot.com/2013/11/disaster-sistem-manajemen-
bencana.html
15