Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah bertemakan manusia sebagai
Khalifah di bumi dengan sebaik mungkin. Dia pula yang telah menganugerahkan al-
Qur’an sebagai petunjuk dan rahmat bagi umat seluruh alam. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah
menunjukkan kita ke jalan yang benar.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari pembaca guna memperbaiki kekurangan
kami sebagaimana mestinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan
relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia .
Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya sangat terkait dengan konsepsi
negara hukum. Dalam sebuah negara hukum, sesungguhnya yang memerintah adalah
hukum, bukan manusia.
Hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh ditetapkan dan
diterapkan secara sepihak hanya untuk kepentingan penguasa, hal ini bertentangan dengan
prinsip demokrasi. Hukum tidak dimaksudkan untuk hanya menjamin kepentingan
beberapa orang yang berkuasa, melainkan menjamin kepentingan keadilan bagi semua
orang. Dengan demikian negara hukum yang dikembangkan bukan absolute rechtsstaat ,
melainkan democratische rechtsstaat.
Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal tersebut
mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untukmelindungi seluruh warganya
dengan suatu undang-undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi kesejahteraan
hidup bersama. Pengakuan akan Hak Asasi Manusia di Indonesia telah tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada dibandingkan dengan
Deklarasi PBB yang lahir pada 10 Desember 1948.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Ham
2. Ciri-ciri Pokok Hakikat HAM
3. HAM dalam Tinjauan Islam
4. Contoh Kasus Pelanggaran HAM
1.3 Tujuan
1. Supaya kita mengerti arti dari ham itu sendiri
2. Supaya kita tahu ciri-ciri pokok yang terkandung dalam ham
3. Supaya kita tahu ham dalam tinjauan agama Islam
4. Supaya kita tahu contoh kasus dalam pelanggaran ham
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan
dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup
masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras, agama,
golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari semua
hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan berkembang
sesuai dengan bakat dan citacitanya. (Mariam Budiardjo, 1982, 120)
3
pada dasarnya adalah kebebasan manusia yang tidak diberikan oleh Negara.
Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang melekat pada eksistensi manusia individu.
Pemerintah diciptakan untuk melindungi pelaksanaaan hak asasi manusia.
(Majalah What is Democracy, 8)
Dalam pembukuan dari deklarasi ini dinyatakan bahwa HAM adalah hak kodrati
yang diperoleh oleh setiap manusia berkat pemberian Tuhan Seru Sekalian Alam,
sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari hakekat manusia. Oleh karena itu setiap
manusia berhak memperoleh kehidupan yang layak, kebebasan, keselamatan dan
kebahagiaan pribadi. (Majalah What is Democracy, 20)
HAM adalah hak-hak alamiah karunia Tuhan yang dimiliki oleh semua manusia
dan tidak dapat dicabut baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah.
Hak asasi adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati,
universal dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang berfungsi untuk
menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan
masyarakat yang tidak boleh diganggu gugat dan diabaikan oleh siapapun.
Dari beberapa pendapat di atas walaupun ada perbedaan namun pada dasarnya
mempunyai prinsip-prinsip yang sama.
4
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, merupakan salah satu sosok revolusioner
sekaligus pejuang penegak HAM yang paling gigih se antero jagad. Ia tidak
hanya sekedar membawa serangkaian pernyataan HAM yang tertuang
dalam kitab suci (Al-Qur’an), namun juga memperjuangkan dengan penuh
pengorbanan dan kesungguhan.
Salah satu kegigihan Nabi dalam memperjuangkan HAM, yakni memurnikan
ajaran maupun kebiasaan yang ada pada zamannya, yakni tradisi masyarakat
Arab Jahiliyah di Makkah yang sangat bertentangan dengan konsep HAM.
Dalam catatan sejarah, Islam juga sudah mengenal apa yang disebut dengan
HAM. Salah satunya dibuktikan dengan adanya bentuk perjanjian konkrit
yang disebut sebagai Piagam Madinah pada tahun 622 Masehi.
Secara sederhana dapat disimpulkan, jika dunia internasional baru mengenal
HAM ribuan tahun pasca adanya konsep HAM mempuni yang diprakarsai
Islam pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dalam perkembangannya, HAM (Human Rights) diartikan sebagai sebuah
konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak
yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. HAM berlaku
kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal.
HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi,
saling berhubungan, dan saling bergantung. HAM biasanya dialamatkan
kepada negara dengan kata lain negaralah yang mengemban kewajiban
untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM, termasuk dengan
mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta..
Secara konseptual, HAM dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak
tersebut ‘dianugerahkan secara alamiah’ oleh alam semesta, nalar atau
bahkan Tuhan. Mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini
bahwa hak asasi merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati
oleh masyarakat.
Memang masyarakat kuno tidak mengenal konsep HAM universal, seperti
halnya masyarakat modern. Pelopor dari wacana HAM adalah konsep hak
kodrati yang dikembangkan pada abad pertengahan, dipengaruhi wacana
politik selama Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis. Konsep HAM modern
akhirnya muncul pada paruh kedua abad 20, terutama pasca dirumuskannya
Pernyataan Umum tentang HAM di Paris (Prancis) pada 1948 silam.
Sejak saat itu, HAM mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi
semacam kode etik yang diterima dan ditegakkan secara global. Pelaksanaan
HAM dalam skala internasional diawasi oleh Dewan Perserikatan Bangsa-
5
Bangsa (PBB), sepeti Dewan HAM dan Badan Troktat hingga Komite HAM
dan Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
6
7. Forum menyepakati penulisan konsep HAM dari sudut pandang Islam
yang dibentangkan dalam konferensi ini dapat diterbitkan atas nama
MABIMS (Forum Menteri Agama Brunai, Indonesia, Malaysia dan
Singapura) sebagai sumber informasi bagi para peneliti yang bisa
dijadikan referensi di tingkat negara anggota, serta masyarakat
antarbangsa
2.4 Contoh kasus pelanggaran HAM
Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan yang secara melawan
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia (UURI Nomor 39 Tahun 1999). Kapan dinyatakan adanya
pelanggaran HAM ? Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari – hari
dapat ditemukan pelanggaran hak asasi manusia baik di Indonesia maupun di
belahan dunia lain. Pelanggaran itu baik dilakukan oleh negara/ pemerintah
maupun oleh masyarakat. Richard Falk, salah seorang pemerhati HAM
mengembangkan suatu standar guna mengukur derajat keseriusan
pelanggaran hak – hak asasi manusia. Hasilnya adalah disusunnya kategori–
kategori pelanggaran hak – hak asasi manusia yang dianggap kejam, yaitu :
1. Pembunuhan besar – besaran (genocide)
2. Rasialisme resmi.
3. Terorisme resmi berskala besar.
4. Pemerintahan totaliter.
5. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan– kebutuhan dasar
manusia.
6. Perusakan kualitas lingkungan.
7. Kejahatan – kejahatan perang.
1. Pemukulan
2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Penyiksaan
6. Menghilangkan nyawa orang lain, dan lain-lain.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,
tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau
menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits
yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik
kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan
oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan
diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh
proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
3.2 Saran
8
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-
injak oleh orang lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
10