Anda di halaman 1dari 13

Hak asasi manusia (HAM)

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok


pada mata kuliah “Pendidikan Pancasila”.

Dosen pengampu :Siti Seituni,S.Pd.I,M.Pd.I

Oleh :

1. 2021020601" DANIAL ABDURRAHMAN "


2. 2021020646" LUTFI FAJAR SHOBA"
3. 2021020647" M. RIFQI ABDUL HAMID "
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah bertemakan manusia sebagai
Khalifah di bumi dengan sebaik mungkin. Dia pula yang telah menganugerahkan al-
Qur’an sebagai petunjuk dan rahmat bagi umat seluruh alam. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah
menunjukkan kita ke jalan yang benar.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekurangan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan maupun
teknik penulisan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para
penulis.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari pembaca guna memperbaiki kekurangan
kami sebagaimana mestinya.

Situbondo, 3 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1


1.2 Rumusan makalah........................................................................................1
1.3 Masalah Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

3.1 Pengertian Ham...........................................................................................3


3.2 Ciri-ciri Pokok Hakikat HAM.....................................................................4
3.3 HAM dalam Tinjauan Islam.......................................................................5
3.4 Contoh Kasus Pelanggaran HAM................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan
relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia .
Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya sangat terkait dengan konsepsi
negara hukum. Dalam sebuah negara hukum, sesungguhnya yang memerintah adalah
hukum, bukan manusia.
Hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak boleh ditetapkan dan
diterapkan secara sepihak hanya untuk kepentingan penguasa, hal ini bertentangan dengan
prinsip demokrasi. Hukum tidak dimaksudkan untuk hanya menjamin kepentingan
beberapa orang yang berkuasa, melainkan menjamin kepentingan keadilan bagi semua
orang. Dengan demikian negara hukum yang dikembangkan bukan absolute rechtsstaat ,
melainkan democratische rechtsstaat.
Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal tersebut
mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untukmelindungi seluruh warganya
dengan suatu undang-undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi kesejahteraan
hidup bersama. Pengakuan akan Hak Asasi Manusia di Indonesia telah tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada dibandingkan dengan
Deklarasi PBB yang lahir pada 10 Desember 1948.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Ham
2. Ciri-ciri Pokok Hakikat HAM
3. HAM dalam Tinjauan Islam
4. Contoh Kasus Pelanggaran HAM

1.3 Tujuan
1. Supaya kita mengerti arti dari ham itu sendiri
2. Supaya kita tahu ciri-ciri pokok yang terkandung dalam ham
3. Supaya kita tahu ham dalam tinjauan agama Islam
4. Supaya kita tahu contoh kasus dalam pelanggaran ham

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ham


Hak Asasi Manusia terdiri dari tiga kata, yaitu “hak” yang berarti benar,
milik, kekuasaan untuk berbuat sesuatu. “Asasi” berarti bersifat dasar dan
pokok tindakan. Dengan demikian Hak Asasi berarti hak yang dasar atau
pokok bagi setiap individu seperti hak hidup dan hak mendapat perlindungan
serta hak-hak lainnya yang sesuai. “Manusia” berarti orang atau makhluk
yang berbudi. Selanjutnya secara istilah, Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia.
Hal ini berarti bahwa Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang melekat
pada manusia secara kodrati sebagai anugerah dari Allah swt yang harus
dihormati, dilindungi dan tidak layak untuk dirampas oleh siapa pun.
Hak asasi manusia terdiri atas dua hak yang paling fundamental, yaitu hak
persamaan dan hak kebebasan. Tanpa adanya kedua hak ini maka akan sangat
sulit untuk menegakkan hak asasi lainnya
Pengakuan terhadap hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan
penghargaan terhadap segala potensi dan harga diri manusia menurut
kodratnya. Walaupun demikian, kita tidak boleh lupa bahwa hakikat tersebut
tidak hanya mengundang hak untuk menikmati kehidupan secara kodrati,
Sebab dalam hakikat kodrati itupun terkandung kewajiban pada diri manusia
tersebut. Tuhan memberikan sejumlah hak dasar tadi dengan kewajiban
membina dan menyempurnakannya.
Pengertian ham Menurut beberapa ahli
1. Mariam Budiardjo

HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia yang telah diperoleh dan
dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya dalam hidup
masyarakat. Hak ini ada pada manusia tanpa membedakan bangsa, ras, agama,
golongan, jenis kelamin, karena itu bersifat asasi dan universal. Dasar dari semua
hak asasi adalah bahwa semua orang harus memperoleh kesempatan berkembang
sesuai dengan bakat dan citacitanya. (Mariam Budiardjo, 1982, 120)

2. Thomas Jefferson HAM

3
pada dasarnya adalah kebebasan manusia yang tidak diberikan oleh Negara.
Kebebasan ini berasal dari Tuhan yang melekat pada eksistensi manusia individu.
Pemerintah diciptakan untuk melindungi pelaksanaaan hak asasi manusia.
(Majalah What is Democracy, 8)

3. Universal Declaration of Human Right

Dalam pembukuan dari deklarasi ini dinyatakan bahwa HAM adalah hak kodrati
yang diperoleh oleh setiap manusia berkat pemberian Tuhan Seru Sekalian Alam,
sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari hakekat manusia. Oleh karena itu setiap
manusia berhak memperoleh kehidupan yang layak, kebebasan, keselamatan dan
kebahagiaan pribadi. (Majalah What is Democracy, 20)

4. Filsuf-filsuf jaman Auflarung abad 17 – 18

HAM adalah hak-hak alamiah karunia Tuhan yang dimiliki oleh semua manusia
dan tidak dapat dicabut baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah.

5. Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998

Hak asasi adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati,
universal dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang berfungsi untuk
menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan
masyarakat yang tidak boleh diganggu gugat dan diabaikan oleh siapapun.

Dari beberapa pendapat di atas walaupun ada perbedaan namun pada dasarnya
mempunyai prinsip-prinsip yang sama.

2.2 Ciri-ciri Pokok hakikat ham


Berdasarkan beberapa pengertian HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan
tentang beberapa ciri pokok HAM yaitiu;
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi,Karna HAM adalah
bagian dari manusia secara otomatis sejak dia lahir, sampai dia mati.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan, politik atau asal-usul sosial dan bangsa;
3. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain, orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM
2.3 Ham dalam tinjauan Islam
JAUH sebelum dunia Barat memperkenalkan Hak Asasi Manusia (HAM) pada
sekitar abad XVI-XIX, Islam sudah terlebih dahulu memperkenalkan konsep
HAM pada 1.300 tahun sebelumnya. Bahkan Rasulullah Muhammad

4
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, merupakan salah satu sosok revolusioner
sekaligus pejuang penegak HAM yang paling gigih se antero jagad. Ia tidak
hanya sekedar membawa serangkaian pernyataan HAM yang tertuang
dalam kitab suci (Al-Qur’an), namun juga memperjuangkan dengan penuh
pengorbanan dan kesungguhan.
Salah satu kegigihan Nabi dalam memperjuangkan HAM, yakni memurnikan
ajaran maupun kebiasaan yang ada pada zamannya, yakni tradisi masyarakat
Arab Jahiliyah di Makkah yang sangat bertentangan dengan konsep HAM.
Dalam catatan sejarah, Islam juga sudah mengenal apa yang disebut dengan
HAM. Salah satunya dibuktikan dengan adanya bentuk perjanjian konkrit
yang disebut sebagai Piagam Madinah pada tahun 622 Masehi.
Secara sederhana dapat disimpulkan, jika dunia internasional baru mengenal
HAM ribuan tahun pasca adanya konsep HAM mempuni yang diprakarsai
Islam pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dalam perkembangannya, HAM (Human Rights) diartikan sebagai sebuah
konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak
yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. HAM berlaku
kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya universal.
HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi,
saling berhubungan, dan saling bergantung. HAM biasanya dialamatkan
kepada negara dengan kata lain negaralah yang mengemban kewajiban
untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi HAM, termasuk dengan
mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta..
Secara konseptual, HAM dapat dilandaskan pada keyakinan bahwa hak
tersebut ‘dianugerahkan secara alamiah’ oleh alam semesta, nalar atau
bahkan Tuhan. Mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini
bahwa hak asasi merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati
oleh masyarakat.
Memang masyarakat kuno tidak mengenal konsep HAM universal, seperti
halnya masyarakat modern. Pelopor dari wacana HAM adalah konsep hak
kodrati yang dikembangkan pada abad pertengahan, dipengaruhi wacana
politik selama Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis. Konsep HAM modern
akhirnya muncul pada paruh kedua abad 20, terutama pasca dirumuskannya
Pernyataan Umum tentang HAM di Paris (Prancis) pada 1948 silam.
Sejak saat itu, HAM mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi
semacam kode etik yang diterima dan ditegakkan secara global. Pelaksanaan
HAM dalam skala internasional diawasi oleh Dewan Perserikatan Bangsa-

5
Bangsa (PBB), sepeti Dewan HAM dan Badan Troktat hingga Komite HAM
dan Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.

Sementara di tingkat regional, HAM ditegakkan oleh Pengadilan HAM Eropa,


Pengadilan HAM Antar-Amerika, serta Pengadilan HAM dan Hak Penduduk
Afrika. Bahkan kovenan internasional tentang hak-hak sipil dan politik hingga
hak ekonomi, sosial dan budaya sendiri sudah diratifikasi oleh hampir semua
negara di dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan empat negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Brunai Darussalam,
Indonesia, Malaysia dan Singapura. Diwakili menteri agama masing-masing,
sepakat mewujudkan resolusi yang berisi tujuh poin tentang HAM dalam
perspektif Islam.
1. umat Islam diharapkan melengkapi diri dengan ilmu dan keterampilan
yang tepat melalui sumber terpercaya untuk menghadapi berbagai
doktrin dan tantangan baru. Hal itu demi memastikan hak-hak yang
diperjuangkan sesuai prinsip dan bebas dari unsur yang bertentangan
dengan Islam.
2. Perlunya memberdayakan komitmen kehidupan beragama sebagai satu
cara hidup, demi memastikan setiap individu muslim mampu menyikapi
realitas kehidupan saat ini yang berporos kepada prinsip dan panduan
ajaran Islam.
3. Mencari titik persamaan atas nilai-nilai kemanusiaan seperti martabat
dan kehormatan, kemerdekaan dan kebebasan, kesetaraan dan
kesamaan, serta persaudaraan sebagai dasar kesempatan untuk
bekerjasama menangani isu-isu hak asasi manusia yang sejalan dengan
Islam.
4. Penyebarluaskan pemahaman tentang Islam sebagai satu sistem nilai
dan etika, yang berkontribusi kepada kebaikan bersama.
5. Memperkuat perjuangan hak asasi manusia yang sejalan dengan
tuntutan Islam, berdasarkan strategi menekankan prinsip-prinsip Islam
sebagai sistem etika tentang HAM, meningkatkan pemahaman
masyarakat terkait prinsip HAM sesuai etika Islam, serta meningkatkan
efektivitas jaringan kerjasama antarotoritas agama di setiap negara,
organisasi dan individu, demi memperkuat perjuangan isu-isu hak asasi
dari perspektif Islam.
6. Siap menjalin kolaborasi program penjelasan HAM dari sudut pandang
Islam melalui kerja sama strategis di antara negara anggota.

6
7. Forum menyepakati penulisan konsep HAM dari sudut pandang Islam
yang dibentangkan dalam konferensi ini dapat diterbitkan atas nama
MABIMS (Forum Menteri Agama Brunai, Indonesia, Malaysia dan
Singapura) sebagai sumber informasi bagi para peneliti yang bisa
dijadikan referensi di tingkat negara anggota, serta masyarakat
antarbangsa
2.4 Contoh kasus pelanggaran HAM
Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan yang secara melawan
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia (UURI Nomor 39 Tahun 1999). Kapan dinyatakan adanya
pelanggaran HAM ? Hampir dapat dipastikan dalam kehidupan sehari – hari
dapat ditemukan pelanggaran hak asasi manusia baik di Indonesia maupun di
belahan dunia lain. Pelanggaran itu baik dilakukan oleh negara/ pemerintah
maupun oleh masyarakat. Richard Falk, salah seorang pemerhati HAM
mengembangkan suatu standar guna mengukur derajat keseriusan
pelanggaran hak – hak asasi manusia. Hasilnya adalah disusunnya kategori–
kategori pelanggaran hak – hak asasi manusia yang dianggap kejam, yaitu :
1. Pembunuhan besar – besaran (genocide)
2. Rasialisme resmi.
3. Terorisme resmi berskala besar.
4. Pemerintahan totaliter.
5. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan– kebutuhan dasar
manusia.
6. Perusakan kualitas lingkungan.
7. Kejahatan – kejahatan perang.

Disamping pelanggaran HAM yang berat ada juga pelanggaran


HAM biasa yaitu.

1. Pemukulan
2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Penyiksaan
6. Menghilangkan nyawa orang lain, dan lain-lain.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,
tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau
menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits
yang merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik
kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan
oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan
diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh
proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
3.2 Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan


memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan

8
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-
injak oleh orang lain.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arifin firdaus, Hak asasi manusia,(teori, perkembangan,dan pengaturan), bandung


24 agustus 2019

sulisworo Dwi, Wahyuningsih Tri, Arif Baehaqi dikdik,Hak azasi manusia,


universitas Ahmad Dahlan,2012

Wilejung Rahayu Sri,HAK ASASI MANUSIA: TINJAUAN DARI ASPEK


HISTORIS DAN YURIDIS, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

https://ppkn.co.id/hakikat hak asasi manusia ham

https://alkhairat.ac.id/blog ham dalam perspektif islam

10

Anda mungkin juga menyukai