Anda di halaman 1dari 25

CA SERVIKS

KELOMPOK 7
NAMA
KELOMPOK : KELAS B, TINGKAT III, SEMESTER VI
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor
ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal
disekitarnya (FKUI, dalam buku Nanda Nic Noc
2015 jilid 1).

Definisi
Hub. Seks Hygiene yg Hub. Seks
multipartner Multiparitas
tidak baik usia muda

Faktor Umur > 35


genetik th

Etiologi Ca. Serviks

Defisiensi Defisiensi
Vit. A vit.C & vit. E

Pemakaian Status social


Merokok HIV/AIDS pil KB ekonomi
rendah
Patofisiologi Virus HPV menginfeksi membrana
basalis pada daerah metaplasia dan zona
transformasi serviks. Setelah menginfeksi sel epitel
serviks sebagai upaya berkembang biak virus ini akan
meninggalkan sekuensi genomnya pada sel inang.
Genom HPV berupa episomal (bentuk lingkaran dan
tidak terintegrasi dengan DNA inang) dijumpai pada CIN
Patofisiologi dan berintegrasi dengan DNA inang pada kanker invasif.
Pada percobaan in vitro HPV terbukti mampu mengubah
sel menjadi immortal (Aziz et al ., 2006). Tipe HPV paling
berisiko adalah tipe 16 dan tipe 18 yang mempunyai
peranan yang penting melalui sekuensi gen E6 dan E7
dengan mengode pembentukan protein-protein penting
dalam replikasi virus. Ikatan E6 dan E7 erta adanya
mutasi DNA merupakan dasar utama terjadinya kanker
Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intraepithelial
Stadium 1 Karsinoma masih terbatas diserviks (penyebaran kekorpus uteri
diabaikan
Stadium 1A Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosa secara mikroskopik. Lesi
yang dapat dilihat secara makroskopik walau dengan invasi yang
superficial dikelompokkan pada stadium 1B

Stadium 1 A1 Invasi ke stroma dengann kedalaman tidak lebih 3,0 mm dan lebar
Stadium horizontal lesi tidak lebih 7 mm
Kanker Serviks Stadium 1 A2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari 5 mm dan perluasan
horizontal tidak lebih 7 mm
Stadium 1 B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopik lesi
lebih luas stadium 1 A2
Stadium 1 B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar
Stadium 1 B2 Lesi yang tampak lebih dari 4cm dari diameter terbesar
Stadium 2 Tumor telah menginvasi di luar uterus, tetapi belum mengenai dinding
panggul atau sepertiga distal/bawah vagina
Stadium 2 A Tanpa invasi ke parametrium

Stadium 2 B Sudah menginvasi parametrium

Stadium 3 Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau mengenai sepertiga


bawah vagina dan/atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal
Stadium 3 A Tumor telah meluas ke sepertiga bawah vagina dan tidak invasi ke
Stadium perimetrium tidak sampai ke dinding panggul
Kanker Serviks Stadium 3 B Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/atau menyebabkan
hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal
Stadium 4 Tumor meluas keluar dari organ reproduksi
Stadium 4 A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum dan/atau keluar
dari rongga panggul minor
Stadium 4 B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif: invasi stroma dengan kedalaman 3
mm atau kurang dari membrane basalis epitel tanpa invasi ke rongga
pembuluh limfe/darah atau melekat dengan lesi kanker serviks
 Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan
nekrosis jaringan
 Perdarahan yang terjadi diluar senggama
 Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
 Perdarahan spontan saat defekasi
 Perdarahan spontan pervaginam
Manifestasi  Cairan pervaginam yang berbau busuk
Klinis  Nyeri panggul
 Nyeri pinggang dan pinggul
 Nyeri berkemih
 Buang air kecil atau air besar yang sakit
 Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki
unilateral, dan obstruksi ureter)
 Anemi akibat perdarahan berulang
 Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor keserabut saraf.
a. Sitologi/Pap Smear
b. Schillentest
c. Koloskopi
d. Kolpomikroskopi
Pemeriksaan
Penunjang e. Biopsi
f. Konisasi
1. Menopause Dini
2. Vagina Menyempit
3. Limfedema
4. Pengaruh Emosional
Komplikasi 5. Penggumpalan Darah
6. Perdarahan
7. Fistula
8. Cairan Berbau dari Vagina
Secara umum ada beberapa terapi yang
dapat diberikan bergantung pada usia dan
keadaan umum penderita, luasnya penyebaran,
dan komplikasi lain yang menyertai.
Terapi Pada umumnya stadium lanjut (Stadium
IIb, III dan IV) diberikan pengobatan radiasi
secara intrakaviter dan eksternal sedangkan
stadium awal dapat diobati melalui
pembedahan dan radiasi.
1. Rutin melakukan pemeriksaan pap smear
2. Mendapatkan vaksinasi HPV
3. Hindari merokok
Pencegahan 4. Lakukan seks yang aman
5. Menjaga kebersihan vagina
6. Menjaga pola hidup sehat
Web of TERLAMPIR DI MS.WORD

Causation
PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sitematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien.
Asuhan
 Identitas pasien
Keperawatan
 Riwayat keluarga
Teoritis
 Status kesehatan ( Status kesehatan saat ini, status
kesehatan masa lalu dan riwayat penyakit keluarga )
 Pola fungsi kesehatan Gordon
Pola fungsi kesehatan Gordon :

1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.


Kanker serviks dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik
pada daerah kewanitaan.
2. Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri
PENGKAJIAN akibat progresivitas dari kanker serviks ataupun karena gangguan
pada saat kehamilan.
3. Pola eliminasi
Dapat terjadi inkontinensia urine akibat dari uterus yang
menekan kandung kemih. Dapat pula terjadi disuria serta
hematuria. Selain itu biisa juga terjadi inkontinensia alvi akibat
dari peningkatan tekanan otot abdominal
4. Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi pada Ibu dengan kanker serviks harus banyak.
5. Pola kognitif – perseptual
Pada Ibu dengan kanker serviks biasanya terjadi gangguan pada
pada panca indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan, pengecap.
PENGKAJIAN 6. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena
mempunyai penyakit kanker serviks, akibat dari persepsi yang salah
dari masyarakat.
7. Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit mempengaruhi pola aktivitas dan latihan.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi
pasien selama pasien menderita penyakit ini.
9. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana
manajemen koping pasien.
10. Pola peran – hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau
lingkungan sekitarnya.
11. Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai
yang diyakini.
ANALISA DATA
No DS DO Kesimpulan
1. 1. Mengeluh Nyeri 1. Tampak meringis Nyeri akut
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur

PENGKAJIAN 2. 1. Klien mengeluh/ khawatir 1. Orang terdekat menarik Penurunan Koping


tentang respon orang terdekat diri dari klien Keluarga
pada masalah kesehatan 2. Terbatasnya komunikasi
orang terdekat dengan
klien

3. 1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah Ansietas


2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tampak tegang
dari kondisi yang dihadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Penurunan koping keluarga b.d disorganisasi
keluarga
3. Ansietas b.d kurang informasi mengenai prosedur
Diagnosa pengobatan
Keperawatan

NOTE : Ada 16 Diagnosa Keperawatan


Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
 Tujuan : Nyeri berkurang bahkan hilang
 Intervensi :
1. Observasi skala nyeri (0-10) dengan menggunakan teknik
PQRST
Rasional : Dengan mengkaji skala nyeri dapat diketahui nyeri
Intervensi yang dirasakan oleh pasien.
2. Observasi vital sign setiap 6 jam
Rasional : Respon nyeri meliputi perubahan pada tekanan
darah, nadi, dan pernapasan yang berhubungan dengan
keluhan dan perubahan pada tanda vital memerlukan evaluasi
lebih lanjut.
3. Ajarkan tehnik distraksi (berbincang-bincang, menonton
televisi) dan relaksasi (napas dalam).
Rasional : Tehnik distraksi dan relaksasi dapat mengalihkan
perhatian terhadap nyeri yang dirasakan.
4. Beri posisi yang nyaman dan aman bagi pasien.
Rasional : Posisi yang nyaman dan aman dapat mengurangi
rasa nyeri.
Intervensi 5. Beri pasien istirahat yang cukup.
Rasional : Dengan istirahat rasa nyeri yang dirasakan pasien
dapat berkurang.
6. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.
Rasional : Analgetik dapat menghilangkan spasme dan nyeri
otot.
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang
direncanakan. Dalam hal ini, prinsip yang harus diterapkan
dalam pembuatan implementasi keperawatan adalah kita
harus menentukan perencanaan yang tepat sebelum kita
membuat implementasi keperawatan, adapun yang harus
Implementasi diperhatikan adalah:
1. Mencegah terjadinya komplikasi
2. Meningkatkan konsep diri dan penerimaan situasi
3. Pemberian informasi tentang proses penyakit, prognosis,
risiko komplikasi dan kebutuhan pengobatan lainnya.
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan
Evaluasi perbandingan yang sistematik pada status kesehatan
klien. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien mencapai tujuan.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai