Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Prenatal” ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Kami juga berterima kasih kepada
dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas yaitu Ibu Ni Luh Adi Satriani, S.Kep.,
M.Kep yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami bisa membuat
makalah ini dengan baik serta tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai asuhan keperawatan pada prenatal.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami berharap adanya kritik
dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Denpasar, 03 Juni 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. 1

Daftar Isi........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3


1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 3
1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3.Tujuan ........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 5

2.1. Pengertian kehamilan ................................................................................ 5


2.2. Tanda dan gejala kehamilan. ..................................................................... 5
2.3. Proses terjadinya kehamilan ...................................................................... 10
2.4 Perubahan fisiologis pada kehamilan ........................................................ 14
2.5 Perubahan psikologis pada kehamilan ...................................................... 23
2.6 Komplikasi pada kehamilan ...................................................................... 27
2.7 Penatalaksanaan keperawatan pada kehamilan ......................................... 29
2.8 Asuhan keperawatan prenatal .................................................................. 33

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 49

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 49


3.2. Saran .......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 50

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan)
dan berakhir dengan permulaan persalinan. Kehamilan merupakan suatu
perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami dan
menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Muhimah & Safe’i,
2010). Kehamilan menimbulkan perubahan fisiologis pada wanita hamil. Masa
kehamilan ada perubahan hampir pada semua sistem dan organ maternal
(Hutahaean, 2013). Kehamilan juga menimbulkan perubahan psikologis bagi
ibu hamil. Hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh meningkat sehingga
menyebabkan timbulnya mual dan muntah, lemah, lelah serta pembesaran
payudara. Hal ini akan menyebabkan ibu merasa tidak sehat dan seringkali
merasa cemas karena kehamilannya (Jannah, 2012).
Ibu hamil mengalami banyak perubahan psikis yang bisa
mengakibatkan kecemasan kehamilan. Perubahan psikis ini meliputi perasaan
takut yang ditimbulkan karena kehamilan menyebabkan perubahan besar pada
badan ibu yang dianggap sebagai sesuatu yang baru. Kecemasan kehamilan
paling sering di karenakan factor perubahan hormon dan fikiran menjelang
persalinan yang dialami ibu hamil (Muhimah & Safe’i, 2010). Akibat
kecemasan kehamilan sehingga di butuhkan Teknik relaksasi atau olahraga.
Relaksasi yang dilakukan oleh tubuh ibu hamil akan mengakibatkan
proprioseptor dalam sendi dan tendon otot, serta reseptor dikulit, respon posisi
yang nyaman tersebut akan terekam di serebrum. Instruksi ini jelas pada
masing-masing area tubuh yang dipengaruhi stres atau kecemasan (Brayshaw,
2008).
Hormon adrenalin dan noradrenalin atau epinefrin akan mengalami
peningkatan. Hormon norepinefrin menimbulkan disregulasi biokimia tubuh,
sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu hamil. Dampak dari proses
fisiologis ini dapat timbul pada perilaku sehari-hari. Ibu hamil menjadi mudah
3
marah atau tersinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan perhatian,
raguragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup. Kondisi ini
dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan lebih lanjut sehingga
membentuk suatu siklus umpan balik yang dapat meningkatkan itensitas
emosional secara keseluruhan (Muhimah & Safe’i, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kehamilan ?
2. Apa saja tanda dan gejala dari kehamilan ?
3. Bagaimana proses terjadinya kehamilan ?
4. Bagaimana perubahan fisiologis pada kehamilan ?
5. Bagaimana perubahan psikologis pada kehamilan
6. Apa saja komplikasi yang terjadi kehamilan ?
7. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan pada kehamilan ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan prenatal ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kehamilan
2. Umtuk mengetahu tanda dan gejala dari kehamilan
3. Untuk mengetahui proses terjadinya kehamilan
4. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada kehamilan
5. Untuk mengetahui perubahan psikologis pada kehamilan
6. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi kehamilan
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan pada kehamilan
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan prenatal

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kehamilan


Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dilamjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo,
2008).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa dimulai saat
konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan
7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, 11 trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/
trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12).
Jadi kehamilan merupakan proses penyatuan spermatozoa dan ovum dihitung dari
saat konsepsi sampai bayi lahir.

2.2. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu (Sulistyawati, 2009; Jannah, 2011; Nugroho,
dkk, 2014) :

a) Tanda Presumtif/ Tanda Tidak Pasti

Tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan yang dirasakan
oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif/
tanda tidak pasti adalah :

1. Amenorhoe (tidak dapat haid)

Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan


kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita
hamil tidak dapat haid lagi. Kadang - kadang amenorhoe disebabkan oleh hal -
5
hal lain diantaranya akibat menderita penyakit TBC, typhus, anemia atau karena
pengaruh psikis.

2. Nausea dan emesis (muntah)

Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan sampai
akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh muntah. Nausea sering
terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning
sickness. Dalam batas tertentu, keadaan ini masih fisiologis, namun bila
terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan
hiperemesis gravidarum.

3. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Sering terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya
usia kehamilan.

4. Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesteron yang


merangsang duktus dan alveoli pada mamae sehingga glandula montglomery
tampak lebih jelas.

5. Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan
akan timbul kembali.

6. Sering buang air kecil

Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua,
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.

7. Obstipasi
6
Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid.

8. Pigmentasi kulit

Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Kadang – kadang tampak
deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi yang dikenal dengan
kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mame juga menjadi lebih hitam
karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih
hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

9. Epulis

Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada
triwulan pertama.

10. Varises (penekanan vena - vena)

Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan terakhir dan terdapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida, kadang -
kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, kemudian timbul
kembali pada triwulan pertama. Kadang – kadang timbulnya varises merupakan
gejala pertama kehamilan muda.

b) Tanda Kemungkinan Hamil (probable signs)

Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan – perubahan yang diobservasi oleh


pemeriksa (bersifat objektif), namun berupa dugaan kehamilan saja. Semakin
banyak tanda – tanda yang didapatkan, semakin besar pula kemungkinan kehamilan.
Yang termasuk tanda kemungkinan hamil adalah :

1) Uterus membesar

7
Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada
pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa uterus membesar dan semakin lama
semakin bundar bentuknya.

2) Tanda hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menajadi lunak, terutama daerah


ismus. Pada minggu – minggu pertama, ismus uteri mengalami hipertrofi seperti
korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus
menjadi panjang dan lebih lunak sehingga kalau diletakkan dua jari dalam fornix
posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis maka ismus ini
tidak teraba seolah – olah korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.

3) Tanda chadwick

Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan


agak kebiru – biruan (livide). Warna porsiopun tampak livide. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormone esterogen.

4) Tanda piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang – kadang pembesaran tidak rata tetapi di


daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus
membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut.

5) Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau


pemeriksaan dalam uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras karena
berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan.

6) Goodell sign

Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti merasakan ujung


hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau
ujung bawah daun telinga.

8
7) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic


gonadotropin pada kehamilan muda adalah air seni pertama pada pagi hari.
Dengan tes ini, dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini
mungkin.

c) Tanda Pasti

Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh pemeriksa yang
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Yang termasuk
tanda pasti kehamilan adalah :

1. Terasa gerakan janin

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan
18 minggu. Sedangkan pada multigravida, dapat dirasakan pada kehamilan 16
minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan
keempat dan kelima, janin berukuran kecil jika dibandingkan dengan
banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka
anak melenting di dalam rahim.

2. Teraba bagian – bagian janin

Bagian – bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.

3. Denyut jantung janin

Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan:

a. Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu.

b. Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.

9
c. Stetoskop laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu.

4. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.

Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran


kantong janin, panjangnya janin dan diameter bipateralis sehingga dapat
diperkirakan tuanya kehamilan.

2.3. Proses Terjadinya Kehamilan

Bertemunya sel sperma laki-laki dan sel ovum matang dari wanita yang kemudian
terjadi pembuahan, proses inilah yang mengawali suatu kehamilan. Untuk terjadi suatu
kehamilan harus ada sperma, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), implantasi (nidasi)
yaitu perlekatan embrio pada dinding rahim, hingga plasentasi / pembentukan plasenta.
Dalam proses pembuahan, dua unsur penting yang harus ada yaitu sel telur dan sel
sperma. Sel telur diproduksi oleh indung telur atau ovarium wanita, saat terjadi ovulasi
seorang wanita setiap bulannya akan melepaskan satu sel telur yang sudah matang,
yang kemudian ditangkap oleh rumbai – rumbai
(microfilamen fimbria) dibawa masuk kerahim melalui saluran telur (tuba fallopi), sel
ini dapat bertahan hidup dalam kurun waktu 12-48 jam setelah ovulasi. Berbeda dengan
wanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan, hormon pria testis dapat terus
bekerja untuk menghasilkan sperma. Saat melakukan senggama (coitus), berjuta-juta
sel sperma (spermatozoon) masuk kedalam rongga rahim melalui saluran telur untuk
mencari sel telur yang akan di buahi dan pada akhirnya hanya satu sel sperma terbaik
yang bisa membuahi sel telur.

10
a) Pembuahan Ovum (Konsepsi)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi yaitu percampuran inti sel jantan
dan inti sel betina, definisi lain konsepsi/ fertilisasi yaitu pertemuan sel ovum dan
sel sperma (spermatozoon) dan membentuk zigot (Sunarti, 2013: 31). Konsepsi
terjadi sebagai dampak beberapa peristiwa kompleks yang mencakup proses
pematangan akhir 16 spermatozoa dan oosit, transpor gamet didalam saluran
genetalia wanita, selanjutnya peleburan gamet pria dan wanita, pembentukkan
jumlah kromosom diploid (Holmes, 201:17). Sebelum terjadinya konsepsi dua
proses penting juga terjadi, yang pertama ovulasi (runtuhnya/ lepasnya ovum dari
ovarium/ indung telur sebagai hasil pengeluaran dari folikel dalam ovarium yang
telah matang (matur). Ovum yang sudah dilepaskan selanjutnya masuk kedalam
uterus (tuba fallopi) dibantu oleh rumbai – rumbai (microfilamen fimbria) yang
menyapunya hingga ke tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama
48 jam (Sunarti, 2013: 32), apabila dalam kurun waktu tersebut gagal bertemu
sperma, maka ovum akan mati dan hancur. Kedua inseminasi yaitu pemasukan
sperma (ekspulsi semen) dari uretra pria kedalam genetalia/ vagina wanita. Berjuta-
juta sperma masuk kedalam saluran reproduksi wanita setiap melakukan ejakulasi
semen / pemancaran cairan mani. Dengan menggerakkan ekor dan bantuan
kontraksi muskular yang ada, sperma terus bergerak menuju tuba melalui uterus.

11
Dari berjuta-juta sperma yang masuk hanya beberapa ratus ribu yang dapat
meneruskan ke uterus menuju tuba fallopi, dan hanya beberapa ratus yang hanya
sampai pada ampula tuba (Sunarti, 2013: 32). Bila ovulasi terjadi pada hari tersebut,
ovum dapat segera di buahi oleh sperma yang 17 memiliki cukup banyak enzim
hialuronidase (enzim yang menembus selaput yang melindungi ovum). Hanya ada
satu dari ratusan sperma yang dapat membuahi ovum dan membentuk zigot.

b) Fertilisasi

Menurut Kamus Saku Kedokteran Dorlan definisi fertilisasi (fertilization) yaitu


penyatuan gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot yang diploid dan
menimbulkan terbentuknya individu baru. Fertilisasi adalah proses ketika gamet
pria dan wanita bersatu, yang berlangsung selama kurang lebih 24 jam, idealnya
proses ini terjadi di ampula tuba yaitu tabung kecil yang memanjang dari uterus ke
ovarium pada sisi yang sama sebagai jalan untuk oosit menuju rongga uterus juga
sebagai tempat biasanya terjadi fertilisasi.

Sebelum keduanya bertemu, terdapat tiga fase yang terjadi diantaranya:

a. Fase Penembusan Korona Radiata Dari 200-300 juta hanya sekitar 300-500
yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata karena sudah
mengalami proses kapasitasi
12
b. Fase Penembusan Zona Pellusida Yaitu sebuah perisai glikoprotein di
sekeliling ovum yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma
dan menginduksi reaksi akrosom. Spermatozoa yang bisa menempel di zona
pellusida, tetapi hanya satu yang memiliki kualitas terbaik mampu menembus
oosit
c. Fase Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma Setelah menyatu maka akan
dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid dan terbentuk jenis
kelamin baru (Megasari, dkk, 2015: 27).

Zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria, pada manusia terdapat
46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk autosom (kromosom yang bukan
kromosom seks) sedangkan lainya sebagai kromosom pembawa tanda seks, pada
seorang pria satu kromosom X dan satu kromosom Y. Sedangkan pada wanita
dengan tanda seks kromosom X. Jika spermatozoon kromosom X bertemu, terjadi
jenis kelamin wanita dan sedangkan bila kromosom seks Y bertemu, terjadi jenis
kelamin pria, sehingga yang menentukan jenis kelamin adalah kromosom dari pria/
pihak suami (Sunarti, 2013: 32). Sekitar 24 jam setelah konsepsi, zigot mengalami
pembelahan menjadi 4 sel, 8 sel hingga 16 sel yang disebut blastomer (sel yang
dihasilkan dari pembelahan ovum yang sudah dibuahi). Setelah tiga hari sl-sel
tersebut akan membelah membentuk buah arbei dari 16 sel tersebut atau disebut
dengan morula dalam waktu empat hari. Saat morula masuk kedalam rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida lalu masuk kedalam ruang sel yang ada
dimassa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga (blastocoele) biasa disebut blastokista dalam waktu lima
hari. Pada sel bagian dalam disebut embrioblas dan bagian luar disebut trofoblas.
Seiring bergulirnya blastula menuju rongga uterus, zona pellusida/ membran luar
blastula akan menipis dan akhirnya menghilang sehingga trofblas dapat memasuki
dinding rahim/ endometrium dan siap berimplantasi di dalam dinding uterus.

c) Implantasi (nidasi)

Pada hari keenam, lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan endometrium


uterus, biasanya terjadi di dinding posterior atas dan mulai berimplantasi. Pada
13
lapisan luar sel (trofoblas), dapat 20 mengeluarkan enzim proteolitik (enzim yang
kaya protein) yang melarutkan sebagian endometrium. Jaringan endometrium
banyak mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung
glikogen dan mudah dihancurkan oleh trofoblas, lalu sel-sel trofoblas
(sinsitiotrofoblas) menyekresi enzim yang mengikis endometrium untuk membantu
penyediaan nutrisi bagi embrio yang tengah berkembang serta membantu perlekatan
embrio pada endometrium. Blastula berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan
mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda
hartman) (Megasari, dkk. 2015: 28).

2.4. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

a. Trimester 1

1) Sistem Reproduksi

Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan serviks
menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina mengalami
peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap
infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih
lunak dan kenyal. Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi
otot, dan perkembangan desidua. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis,
14
fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada minggu-
minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi
panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu
kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya
tidak nyeri.

2) Payudara / mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin,


estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena di
bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula
dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung
menonjol keluar dinamakan tuberkel Montgomery.

3) Kulit

Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang melanosit sejak


akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm yang menyebabkan timbulnya
pigmentasi pada kulit. Linea nigra adalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan
yang muncul pada garis tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul
di daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum (topeng
kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada areola dan kulit genital.
Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau berkurang setelah melahirkan.

Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah pada
kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut sebagai nevus
angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan.
Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.

4) Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan

Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar


diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah serta
cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut diakibatkan

15
oleh perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan
penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1 kg.

5) Perubahan Hematologis

Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Konsentrasi


hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan.
Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama kehamilan juga cenderung
meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin.

6) Sistem Kardiovaskuler

Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu pertama


kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami peningkatan
yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta
peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat
bertambahnya volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.

7) Sistem Pernafasan

Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan yang
mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu sering mengesankan adanya
kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan
usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron
dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut mengakibatkan
PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.

8) Sistem Urinaria

Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus sehingga
sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia kehamilan
karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke
abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi

16
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal
kehamilan.

9) Sistem Muskuloskeletal

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal. Akibat


peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari
jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial.
Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas
persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal
apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi.

10) Sistem Persarafan

Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian,


konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifas awal.

11) Sistem Pencernaan

Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi
lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam
lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh human
Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga
berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa
wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.

12) Perubahan Hormonal Selama Kehamilan

Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama meliputi perubahan


konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan estrogen. Pada awal kehamilan,
terjadi peningkatan hormon hCG dari sel-sel trofoblas. Juga terdapat perubahan
dari korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum yang memproduksi
estrogen dan progesteron.

17
Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun, fungsi korpus luteum
gravidarum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron pun digantikan oleh
plasenta

b. Trimester 2

1) Sistem Reproduksi

Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi hipervaskularisasi


mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia membesar. Peningkatan
sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya
selama trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat ditambah
relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema
dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama periode pasca
partum. Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak
lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke rongga
abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan
pemeriksaan bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini
dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik dengan
intensitas antara 525 mmHg. Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai
terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.

2) Payudara / mammae

Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan kental
kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang
mulai bersekresi.selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat
ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut
sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen. Walaupun
perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa
hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin
dan plasenta lahir.

18
3) Kulit

Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa ini menyebabkan


perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal.

4) Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena perkembangan janin
dalam uterus.

5) Perubahan Hematologis

Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit.


Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan peningkatan ringan
pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin
plasma ibu setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit
paling tinggi.

6) Sistem Kardiovaskuler

Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior
dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan berdampak pada
pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan
cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.

7) Sistem Pernafasan

Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6 cm dan


diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada rongga
abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan
pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.

8) Sistem Urinaria

Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan pada
vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan vaskularisasi dari

19
vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah
bila terluka.

9) Sistem Muskuloskeletal

Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian sedikit
berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective tissue,
terutama di daerah siku dan pergelangan tangan.

10) Sistem Persarafan

Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2 bulan pertama
pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam
tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang berkurang.

11) Sistem Pencernaan

Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian juga
dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas dan lateral.
Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada kehamilan trimester 3.

12) Perubahan Hormonal Selama Kehamilan

Pada trimester dua produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan

c. Trimester 3

1) Sistem Reproduksi

Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk persalinan


yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa bertambah,
jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi
peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental.

Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan


konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
20
berdilatasi pada waktu persalinan. Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen
bawah uterus pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-
masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal
dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.

2) Payudara / mammae

Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan yang kental
kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya
lambat dan payudara menjadi semakin besar

3) Kulit

Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-garis kemerahan,


kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga muncul pada daerah
payudara dan paha. Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai striae
gavidarum. Pada wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan
garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae kehamilan
sebelumnya.

4) Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan

Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat bahkan lebih
dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul pada pergelangan
kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini
juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari
uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial
juga cenderung menimbulkan edema pada akhir kehamilan.

5) Perubahan Hematologis

Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun selama kehamilan


menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu diperhatikan kadar hemoglobin

21
ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu
dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.

6) Sistem Kardiovaskuler

Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran uterus juga
akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan
membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.

7) Sistem Pernafasan

Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran uterus dalam


rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume ventilasi
per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada
minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan
efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.

8) Sistem Urinaria

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul menyebabkan
penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih pun dapat muncul
kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian
berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow
sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan
vitamin yang larut air lebih banyak.

9) Sistem Muskuloskeletal

Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil memiliki


bentuk punggung cenderung lordosis. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada
bagian bawah punggung.

10) Sistem Persarafan

22
Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan memori terkait
kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi,
kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan.
Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah
kelahiran.

11) Sistem Pencernaan

Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos pada
organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus sphincter
esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke
esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas
usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat muncul juga
keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam
lambung.

12) Perubahan Hormonal Selama Kehamilan

Produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan hingga mencapai


puncaknya pada akhir trimester tiga. Kadar puncak progesteron dapat mencapai 400
µg/hari dan estrogen 20 µg/hari.

2.5. Perubahan Psikologis pada Kehamilan

Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan adalah : a.

Trimester I

1) Rasa Cemas Bercampur Bahagia

Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan trimester pertama
ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai rasa bahagia. Munculnya rasa
ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan

23
mengasuh bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa
sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.

2) Perubahan Emosional

Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan adanya


penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana
hati, cemas, depresi, kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya,
kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.

3) Sikap Ambivalen

Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat simultan,


seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu atau kondisi. Meskipun sikap
ambivalen sebagai respon individu yang normal, tetapi ketika memasuki fase pasca
melahirkan bisa membuat masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu
perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier, tanggung jawab
baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap penerimaan
keluarga terdekatnya.

4) Ketidakyakinan atau Ketidakpastian

Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada kehamilannya.
Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah emosi dan kepribadian.
Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha untuk mencari
kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan perhatian dan
perawatan khusus buat bayinya.

5) Perubahan Seksual

Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal yang


menyebabkannya berasal dari rasa takut terjadi keguguran sehingga mendorong
kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.

6) Fokus pada Diri Sendiri

24
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus kepada
kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu
kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang
dikandungnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

7) Stres

Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama bisa
berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi perilaku
ibu. Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik
timbul karena faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa
reproduksi.

8) Goncangan Psikologis

Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester pertama
dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.

b. Trimester II

Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil tampak lebih tenang,
namun perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks,
keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan
kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat dan meniru peran ibu serta
meningkatnya ketergantungan ibu pada pasangannya. Beberapa bentuk perubahan
psikologis pada trimester kedua, yaitu :

1) Rasa Khawatir / Cemas

Kekhawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika bayinya lahir sewaktuwaktu.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap datangnya
tandatanda persalinan. Hal ini diperparah lagi dengan kekhawatiran jika bayi yang
dilahirkannya tidak normal. Paradigma dan kegelisahan ini membuat kebanyakan
ibu berusaha mereduksi dengan cara melindungi bayinya dengan memakan vitamin,
25
rajin kontrol dan konsultasi, menghindari orang atau benda-benda yang dianggap
membahayakan bayinya.

2) Perubahan Emosional

Perubahan emosional trimester II yang paling menonjol yaitu periode bulan kelima
kehamilan, karena bayi mulai banyak bergerak sehingga ibu mulai memperhatikan
bayi dan memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau cacat. Rasa
kecemasan ini terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilannya.

3) Keinginan untuk Berhubungan Seksual

Pada trimester kedua terjadi peningkatan energi libido sehingga pada kebanyakan
ibu menjadi khawatir jika dia berhubungan seksual apakah ini dapat mempengaruhi
kehamilan dan perkembangan janinnya. Bentuk kekhawatiran yang sering terjadi
adalah apakah ada kemungkinan janinnya cedera akibat penis, orgasme ibu, atau
ejakulasi. Meskipun demikian, yang perlu diketahui hubungan seks pada masa hamil
tidak berpengaruh karena janin dilindungi cairan amnion di dalam uterus.

c. Trimester III

1) Rasa Tidak Nyaman

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan pada
kebanyakan ibu merasa bentuk tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasaan tidak
nyaman juga berkaitan dengan adanya perasaan sedih karena akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu
membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, bidan.

2) Perubahan Emosional

Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan perubahan emosi ibu semakin


berubah-ubah dan terkadang menjadi tak terkontrol. Perubahan emosi ini bermuara
dari adanya perasaan khawatir, cemas, takut, bimbang dan ragu jangan-jangan

26
kondisi kehamilannya saat ini lebih buruk lagi saat menjelang persalinan atau
kekhawatiran dan kecemasan akibat ketidakmampuannya dalam menjalankan
tugastugas sebagai ibu pasca kelahiran bayinya.

2.6. Komplikasi

Komplikasi Kehamilan merupakan kejadian patologis penyertaan yang terjadi saat


kehamilan. Menurut Rukiyah,AY. dan Lia Yulianti (2010)

a. Trimester I dan II

Komplikasi dan penyulit kehamilan pada Trimester I dan II adalah kejadian yang
sering timbul pada kehamilan trimester I dan II, yaitu:

1. Anemia kehamilan; yaitu keadaan penurunan hemoglobin dan jumlah eritrosit


dibawah nilai normal, atau biasa disebut kurang darah. Penyebabnya bisa karena
kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah atau kurang zat besi. Factor yang
menyebabkan anemia defisiensi besi adalah kurangnya asupan zat besi dan
protein dari makanan, gangguan absorbs di usus, perdarahan akut atau kronis.
Anemi defisiensi pada wanita hamil berkaitan dengan defisiensi besi dan
perdarahan akut.
2. Hyperemisis gravidarum; Wiknosastro (2005) dalam Rukiyah (2010) bahwa
Hyperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil
hingga dapat mempengaruhi berat badan ibu, turgor kulit dan timbul aseton dalam
urine. Hal ini juga dapat dikatakan berat bial ibu hamil selalu muntah setiap kali
minum atau makan, akibatnya tubuh sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi
buang air kecil menurun drastic, aktifitas sehari-hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menurun.

3. Abortus atau keguguran; yaitu keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di
luar kandungandengan berat badan kurang dari 1000 g, atau umur kehamilan
kurang dari 22 minggu.

27
4. Kehamilan dengan degenerasi penyakit trofoblas; yaitu penyimpangan kehamilan
dengan terjadi degenerasi hidrofik dari jonjot koreon, sehingga berupa buah
anggur yang mengandung banyak cairan dan hormone (Manuaba, Ayucandranita,
2009).
5. Kehamilan Ektopik terganggu; adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur
dibuahi berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.

b. Trimester III

Komplikasi dan penyulit kehamilan pada Trimester III adalah kejadian yang timbul
pada kehamilan trimester III, yaitu:

1. Kehamilan dengan hypertensi; yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.
2. Preeklamsi; yaitu penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edem
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ketiga
pada kehamilan tetapi dapat terjadi sebelum, misalnya pada mola hydatidosa.
3. Eklampsia; adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa
nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan karena kelainan saraf) dan
atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.

Sedangkan komplikasi kehamilan trimester III menurut Manuaba Ayucandranita


(2009) dapat terjadi sebagai berikut;

1. Persalinan prematuritas, persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36


minggudengan BB lahir kurang dari 2,5kg;

2. Kehamilan ganda, yaitu adanya janin dalam rahim lebih dari satu orang, dapat
disebabkan ras, obat perangsang, factor keturunan, frekwensi 1:89 kehamilan;
3. Kehamilan dengan perdarahan, membahayakan ibu maupun janin dalam
kandungan;

28
4. Perdarahan plasenta previa, keadaan implementasi plasenta sedemikian rupa
sehingga menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim sehingga pembuluh darah
besar ada pada sekitar mulut rahim;
5. Perdarahan solusio plasenta, implantasi hasil konsepsi sebagian besar terjadi pada
fundus uteri sebagai tempat yang normal;
6. Perdarahan pada sinus marginalis, perdarahan terjadi menjelang persalinan;
7. Perdarahan vasa previa, penyilangan pembuluh darah pada mulut rahim;
8. Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini, pengeluaran air ketuban sebagian besar
terjadi menjelang persalinan dengan pembukaan mendekati lengkap;
9. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim, setelah umur hamil diatas 16
minngu dapat dirasakan gerak janin dalam rahim sebagai gerakan
pertama;kehamilan lewat
10. Waktu persalinan, kehamilan berlangsung sekitar 280 hari, sehingga dapat
diperhitungkan perkiraan kelahiran.

2.7. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care )


Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim (Manuaba, 2010). Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan
laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko
yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T”
untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
1) (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang
seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III
29
dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah.
2) Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
3) Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
5) Untuk mencegah tetanus neonatorum.

Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT


Antigen Interval (selang Lama %
waktu minial) Perlindungan
TT 1 Pada kujungan - -
antenatal pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur 99

Keterangan : apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut


melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus
neonatorum
Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan
6) (Tes) terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin
berlangsung normal.
30
7) (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan.
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
tentang tanda-tanda resiko kehamilan. (Depkes RI, 2001:23)

a. Pemeriksaan Leopold pada ANC

a. Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus
apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.

b. Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
c. Leopold III:

Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di
atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.

d. Leopold IV

31
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk
ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang
yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru
sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu
jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.

32

Anda mungkin juga menyukai