Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Prenatal” ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Kami juga berterima kasih kepada
dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas yaitu Ibu Ni Luh Adi Satriani, S.Kep.,
M.Kep yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami bisa membuat
makalah ini dengan baik serta tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai asuhan keperawatan pada prenatal.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami berharap adanya kritik
dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu (Sulistyawati, 2009; Jannah, 2011; Nugroho,
dkk, 2014) :
Tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan yang dirasakan
oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif/
tanda tidak pasti adalah :
Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan sampai
akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh muntah. Nausea sering
terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning
sickness. Dalam batas tertentu, keadaan ini masih fisiologis, namun bila
terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan
hiperemesis gravidarum.
Sering terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya
usia kehamilan.
Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan
akan timbul kembali.
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua,
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.
7. Obstipasi
6
Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid.
8. Pigmentasi kulit
Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Kadang – kadang tampak
deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi yang dikenal dengan
kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mame juga menjadi lebih hitam
karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih
hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
9. Epulis
Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada
triwulan pertama.
Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan terakhir dan terdapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida, kadang -
kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, kemudian timbul
kembali pada triwulan pertama. Kadang – kadang timbulnya varises merupakan
gejala pertama kehamilan muda.
1) Uterus membesar
7
Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada
pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa uterus membesar dan semakin lama
semakin bundar bentuknya.
2) Tanda hegar
3) Tanda chadwick
4) Tanda piscaseck
6) Goodell sign
8
7) Reaksi kehamilan positif
c) Tanda Pasti
Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh pemeriksa yang
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan. Yang termasuk
tanda pasti kehamilan adalah :
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan
18 minggu. Sedangkan pada multigravida, dapat dirasakan pada kehamilan 16
minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan
keempat dan kelima, janin berukuran kecil jika dibandingkan dengan
banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka
anak melenting di dalam rahim.
Bagian – bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.
Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan
menggunakan:
9
c. Stetoskop laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu.
Bertemunya sel sperma laki-laki dan sel ovum matang dari wanita yang kemudian
terjadi pembuahan, proses inilah yang mengawali suatu kehamilan. Untuk terjadi suatu
kehamilan harus ada sperma, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), implantasi (nidasi)
yaitu perlekatan embrio pada dinding rahim, hingga plasentasi / pembentukan plasenta.
Dalam proses pembuahan, dua unsur penting yang harus ada yaitu sel telur dan sel
sperma. Sel telur diproduksi oleh indung telur atau ovarium wanita, saat terjadi ovulasi
seorang wanita setiap bulannya akan melepaskan satu sel telur yang sudah matang,
yang kemudian ditangkap oleh rumbai – rumbai
(microfilamen fimbria) dibawa masuk kerahim melalui saluran telur (tuba fallopi), sel
ini dapat bertahan hidup dalam kurun waktu 12-48 jam setelah ovulasi. Berbeda dengan
wanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan, hormon pria testis dapat terus
bekerja untuk menghasilkan sperma. Saat melakukan senggama (coitus), berjuta-juta
sel sperma (spermatozoon) masuk kedalam rongga rahim melalui saluran telur untuk
mencari sel telur yang akan di buahi dan pada akhirnya hanya satu sel sperma terbaik
yang bisa membuahi sel telur.
10
a) Pembuahan Ovum (Konsepsi)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi yaitu percampuran inti sel jantan
dan inti sel betina, definisi lain konsepsi/ fertilisasi yaitu pertemuan sel ovum dan
sel sperma (spermatozoon) dan membentuk zigot (Sunarti, 2013: 31). Konsepsi
terjadi sebagai dampak beberapa peristiwa kompleks yang mencakup proses
pematangan akhir 16 spermatozoa dan oosit, transpor gamet didalam saluran
genetalia wanita, selanjutnya peleburan gamet pria dan wanita, pembentukkan
jumlah kromosom diploid (Holmes, 201:17). Sebelum terjadinya konsepsi dua
proses penting juga terjadi, yang pertama ovulasi (runtuhnya/ lepasnya ovum dari
ovarium/ indung telur sebagai hasil pengeluaran dari folikel dalam ovarium yang
telah matang (matur). Ovum yang sudah dilepaskan selanjutnya masuk kedalam
uterus (tuba fallopi) dibantu oleh rumbai – rumbai (microfilamen fimbria) yang
menyapunya hingga ke tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama
48 jam (Sunarti, 2013: 32), apabila dalam kurun waktu tersebut gagal bertemu
sperma, maka ovum akan mati dan hancur. Kedua inseminasi yaitu pemasukan
sperma (ekspulsi semen) dari uretra pria kedalam genetalia/ vagina wanita. Berjuta-
juta sperma masuk kedalam saluran reproduksi wanita setiap melakukan ejakulasi
semen / pemancaran cairan mani. Dengan menggerakkan ekor dan bantuan
kontraksi muskular yang ada, sperma terus bergerak menuju tuba melalui uterus.
11
Dari berjuta-juta sperma yang masuk hanya beberapa ratus ribu yang dapat
meneruskan ke uterus menuju tuba fallopi, dan hanya beberapa ratus yang hanya
sampai pada ampula tuba (Sunarti, 2013: 32). Bila ovulasi terjadi pada hari tersebut,
ovum dapat segera di buahi oleh sperma yang 17 memiliki cukup banyak enzim
hialuronidase (enzim yang menembus selaput yang melindungi ovum). Hanya ada
satu dari ratusan sperma yang dapat membuahi ovum dan membentuk zigot.
b) Fertilisasi
a. Fase Penembusan Korona Radiata Dari 200-300 juta hanya sekitar 300-500
yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata karena sudah
mengalami proses kapasitasi
12
b. Fase Penembusan Zona Pellusida Yaitu sebuah perisai glikoprotein di
sekeliling ovum yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma
dan menginduksi reaksi akrosom. Spermatozoa yang bisa menempel di zona
pellusida, tetapi hanya satu yang memiliki kualitas terbaik mampu menembus
oosit
c. Fase Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma Setelah menyatu maka akan
dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid dan terbentuk jenis
kelamin baru (Megasari, dkk, 2015: 27).
Zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria, pada manusia terdapat
46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk autosom (kromosom yang bukan
kromosom seks) sedangkan lainya sebagai kromosom pembawa tanda seks, pada
seorang pria satu kromosom X dan satu kromosom Y. Sedangkan pada wanita
dengan tanda seks kromosom X. Jika spermatozoon kromosom X bertemu, terjadi
jenis kelamin wanita dan sedangkan bila kromosom seks Y bertemu, terjadi jenis
kelamin pria, sehingga yang menentukan jenis kelamin adalah kromosom dari pria/
pihak suami (Sunarti, 2013: 32). Sekitar 24 jam setelah konsepsi, zigot mengalami
pembelahan menjadi 4 sel, 8 sel hingga 16 sel yang disebut blastomer (sel yang
dihasilkan dari pembelahan ovum yang sudah dibuahi). Setelah tiga hari sl-sel
tersebut akan membelah membentuk buah arbei dari 16 sel tersebut atau disebut
dengan morula dalam waktu empat hari. Saat morula masuk kedalam rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida lalu masuk kedalam ruang sel yang ada
dimassa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga (blastocoele) biasa disebut blastokista dalam waktu lima
hari. Pada sel bagian dalam disebut embrioblas dan bagian luar disebut trofoblas.
Seiring bergulirnya blastula menuju rongga uterus, zona pellusida/ membran luar
blastula akan menipis dan akhirnya menghilang sehingga trofblas dapat memasuki
dinding rahim/ endometrium dan siap berimplantasi di dalam dinding uterus.
c) Implantasi (nidasi)
a. Trimester 1
1) Sistem Reproduksi
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan serviks
menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina mengalami
peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap
infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih
lunak dan kenyal. Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi
otot, dan perkembangan desidua. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis,
14
fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada minggu-
minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi
panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu
kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya
tidak nyeri.
2) Payudara / mammae
3) Kulit
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan merah pada
kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut sebagai nevus
angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan.
Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.
15
oleh perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan
penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang lebih 1 kg.
5) Perubahan Hematologis
6) Sistem Kardiovaskuler
7) Sistem Pernafasan
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan yang
mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu sering mengesankan adanya
kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan
usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron
dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut mengakibatkan
PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.
8) Sistem Urinaria
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus sehingga
sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia kehamilan
karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke
abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi
16
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal
kehamilan.
9) Sistem Muskuloskeletal
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi
lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam
lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh human
Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga
berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa
wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.
17
Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun, fungsi korpus luteum
gravidarum untuk menghasilkan estrogen dan progesteron pun digantikan oleh
plasenta
b. Trimester 2
1) Sistem Reproduksi
2) Payudara / mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan kental
kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang
mulai bersekresi.selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat
ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut
sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen. Walaupun
perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa
hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin
dan plasenta lahir.
18
3) Kulit
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena perkembangan janin
dalam uterus.
5) Perubahan Hematologis
6) Sistem Kardiovaskuler
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava inferior
dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan berdampak pada
pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan
cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.
7) Sistem Pernafasan
8) Sistem Urinaria
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan pada
vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan vaskularisasi dari
19
vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah
bila terluka.
9) Sistem Muskuloskeletal
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian sedikit
berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective tissue,
terutama di daerah siku dan pergelangan tangan.
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2 bulan pertama
pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam
tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang berkurang.
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser. Demikian juga
dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas dan lateral.
Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada kehamilan trimester 3.
Pada trimester dua produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan
c. Trimester 3
1) Sistem Reproduksi
2) Payudara / mammae
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan yang kental
kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya
lambat dan payudara menjadi semakin besar
3) Kulit
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat bahkan lebih
dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul pada pergelangan
kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini
juga disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari
uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial
juga cenderung menimbulkan edema pada akhir kehamilan.
5) Perubahan Hematologis
21
ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu
dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
6) Sistem Kardiovaskuler
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran uterus juga
akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan
membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.
7) Sistem Pernafasan
8) Sistem Urinaria
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul menyebabkan
penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih pun dapat muncul
kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian
berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow
sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan
vitamin yang larut air lebih banyak.
9) Sistem Muskuloskeletal
22
Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan memori terkait
kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi,
kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan.
Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah
kelahiran.
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos pada
organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus sphincter
esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke
esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas
usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat muncul juga
keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam
lambung.
Trimester I
Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan trimester pertama
ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus disertai rasa bahagia. Munculnya rasa
ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan
23
mengasuh bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia merasa
sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
2) Perubahan Emosional
3) Sikap Ambivalen
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada kehamilannya.
Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah emosi dan kepribadian.
Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha untuk mencari
kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan perhatian dan
perawatan khusus buat bayinya.
5) Perubahan Seksual
24
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus kepada
kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu
kurang memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang
dikandungnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
7) Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester pertama bisa
berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi perilaku
ibu. Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik
timbul karena faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa
reproduksi.
8) Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester pertama
dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
b. Trimester II
Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil tampak lebih tenang,
namun perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks,
keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan
kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat dan meniru peran ibu serta
meningkatnya ketergantungan ibu pada pasangannya. Beberapa bentuk perubahan
psikologis pada trimester kedua, yaitu :
Kekhawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika bayinya lahir sewaktuwaktu.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap datangnya
tandatanda persalinan. Hal ini diperparah lagi dengan kekhawatiran jika bayi yang
dilahirkannya tidak normal. Paradigma dan kegelisahan ini membuat kebanyakan
ibu berusaha mereduksi dengan cara melindungi bayinya dengan memakan vitamin,
25
rajin kontrol dan konsultasi, menghindari orang atau benda-benda yang dianggap
membahayakan bayinya.
2) Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester II yang paling menonjol yaitu periode bulan kelima
kehamilan, karena bayi mulai banyak bergerak sehingga ibu mulai memperhatikan
bayi dan memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau cacat. Rasa
kecemasan ini terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilannya.
Pada trimester kedua terjadi peningkatan energi libido sehingga pada kebanyakan
ibu menjadi khawatir jika dia berhubungan seksual apakah ini dapat mempengaruhi
kehamilan dan perkembangan janinnya. Bentuk kekhawatiran yang sering terjadi
adalah apakah ada kemungkinan janinnya cedera akibat penis, orgasme ibu, atau
ejakulasi. Meskipun demikian, yang perlu diketahui hubungan seks pada masa hamil
tidak berpengaruh karena janin dilindungi cairan amnion di dalam uterus.
c. Trimester III
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan pada
kebanyakan ibu merasa bentuk tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasaan tidak
nyaman juga berkaitan dengan adanya perasaan sedih karena akan berpisah dari
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu
membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, bidan.
2) Perubahan Emosional
26
kondisi kehamilannya saat ini lebih buruk lagi saat menjelang persalinan atau
kekhawatiran dan kecemasan akibat ketidakmampuannya dalam menjalankan
tugastugas sebagai ibu pasca kelahiran bayinya.
2.6. Komplikasi
a. Trimester I dan II
Komplikasi dan penyulit kehamilan pada Trimester I dan II adalah kejadian yang
sering timbul pada kehamilan trimester I dan II, yaitu:
3. Abortus atau keguguran; yaitu keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di
luar kandungandengan berat badan kurang dari 1000 g, atau umur kehamilan
kurang dari 22 minggu.
27
4. Kehamilan dengan degenerasi penyakit trofoblas; yaitu penyimpangan kehamilan
dengan terjadi degenerasi hidrofik dari jonjot koreon, sehingga berupa buah
anggur yang mengandung banyak cairan dan hormone (Manuaba, Ayucandranita,
2009).
5. Kehamilan Ektopik terganggu; adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur
dibuahi berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.
b. Trimester III
Komplikasi dan penyulit kehamilan pada Trimester III adalah kejadian yang timbul
pada kehamilan trimester III, yaitu:
1. Kehamilan dengan hypertensi; yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang
menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.
2. Preeklamsi; yaitu penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edem
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ketiga
pada kehamilan tetapi dapat terjadi sebelum, misalnya pada mola hydatidosa.
3. Eklampsia; adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa
nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan karena kelainan saraf) dan
atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.
2. Kehamilan ganda, yaitu adanya janin dalam rahim lebih dari satu orang, dapat
disebabkan ras, obat perangsang, factor keturunan, frekwensi 1:89 kehamilan;
3. Kehamilan dengan perdarahan, membahayakan ibu maupun janin dalam
kandungan;
28
4. Perdarahan plasenta previa, keadaan implementasi plasenta sedemikian rupa
sehingga menutupi sebagian atau seluruh mulut rahim sehingga pembuluh darah
besar ada pada sekitar mulut rahim;
5. Perdarahan solusio plasenta, implantasi hasil konsepsi sebagian besar terjadi pada
fundus uteri sebagai tempat yang normal;
6. Perdarahan pada sinus marginalis, perdarahan terjadi menjelang persalinan;
7. Perdarahan vasa previa, penyilangan pembuluh darah pada mulut rahim;
8. Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini, pengeluaran air ketuban sebagian besar
terjadi menjelang persalinan dengan pembukaan mendekati lengkap;
9. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim, setelah umur hamil diatas 16
minngu dapat dirasakan gerak janin dalam rahim sebagai gerakan
pertama;kehamilan lewat
10. Waktu persalinan, kehamilan berlangsung sekitar 280 hari, sehingga dapat
diperhitungkan perkiraan kelahiran.
a. Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus
apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa
keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa
lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
b. Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang
berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba
cembung dan resisten.
c. Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di
atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun
perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,
bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak
beraturan.
d. Leopold IV
31
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk
ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi
abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang
yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru
sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu
jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.
32