Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

“STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)”

Disusun Oleh :

Putri Ananda Dini Ilhani Nurhasanah


1808088

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020
STRATEGI PELAKSANAAN

HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Objektif :
Klien tampak lebih suka menyendiri, klien tampak bingung, produktivitas
pada klien menurun, ekspresi wajah klien tampak murung, klien tampak
cemas dan takut.
Data Subjektif :
Klien mengatakan saya tidak bisa, Klien mengatakan tidak mampu, Klien
mengatakan dirinya bodoh dan tidak tahu apa-apa, Klien mengungkapkan
perasaan malu terhadap dirinya sendiri, Klien mengungkapkan adanya rasa
bersalah pada sesuatu ataupun pada seseorang.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah
3. Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Klien dapat menilai kemampuan yang masih bisa dilakukan
3. Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan
4. Klien dapat melatih kegiatannya sesuai dengan kemampuan
5. Klien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih.
4. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan dengan klien mengenai kemampuan dan aspek positif yang
dimilikinya
2. Membantu klien menilai kemampuan yang masih bisa dilakukan
3. Membantu klien dalam menetapkan kegiatan yang sesuai dengan
kemampuannya
4. Melatih kemampuan yang sudah ditetapkan
5. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang sudah dilatih dalam
rencana harian.
5. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Ibu, selamat Pagi. Perkenalkan nama saya Putri
Ananda Dini, ibu bisa panggil saya suster putri ya bu. Saya mahasiswa
keperawatan UPI yang sedang praktik disini, saya disini bertugas dari
pukul 07.00 pagi sampai pukul 02.00 sore Bu. Kalau boleh tahu nama
ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?.”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ?
3) Kontrak
a. Topik
“Bu, bagaimana kalau hari ini kita berbincang-bincang mengenai
kemampuan ataupun kegiatan yang pernah ibu lakukan dirumah?
Kemudian nanti kita akan nilai dan diskusikan mengenai kegiatan
mana saja yang masih dapat ibu lakukan selama ibu di rumah sakit.
Setelah itu nanti kita pilih salah satu kegiatan yang akan dilatih yaa
bu untuk rencana kegiatan harian ibu.”
b. Waktu
“ibu mau berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit bu?”.
c. Tempat
“ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Dikamar Bu? Baik”.

2. Fase Kerja
“ibu apa saja kemampuan yang ibu miliki? Waah bagus Bu, kegiatan apa
saja yang pernah ibu lakukan di rumah? Waah banyak sekali ya bu.
Bagaimana dengan merapihkan tempat tidur, menyapu, atau mencuci
piring bu? waah bagus yaa bu banyak sekali kegiatan yang ibu lakukan
dirumah. Menurut ibu kegiatan mana saja yang masih bisa ibu lakukan
selama ibu di rumah sakit? Iya betul bu, ternyata banyak kegiatan rumah
yang masih bisa ibu lakukan juga dirumah sakit ya bu. sekarang, dari
banyaknya kegiatan coba ibu pilih salah satu kegiatan yang dapat ibu
lakukan juga dirumah sakit? merapikan tempat tidur ya bu? baik kalau
begitu kita coba untuk merapikan tempat tidur ibu ya.
Ibu sebelum kita rapikan tempat tidur ibu, kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Nah bagus bu. sekarang kita angkat spreinya ya bu, kemudian
kita pasangkan lagi dimulai dari yang atas. Bagus sekali bu. sekarang
disetiap sisinya di rapikan dengan cara ditarik kemudian dimasukan. Nah
setelah pemasangan sprei nya selesai kita ambil lagi bantal dan selimutnya
bu, kemudian kita rapikan kembali. Waaah ibu sudah bisa melakukannya
dengan sangat baik, bagus sekali bu”.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif dan Objektif
“merapikan tempat tidurnya sudah selesai ya bu, bagaimana perasaan
ibu setelah kita berbincang-bincang dan melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur? Nah coba sekarang ibu bisa ulangi dan
peragakan kembali cara merapikan tempat tidur. Ternyata ibu
mempunyai banyak kemampuan yang bisa ibu lakukan dirumah sakit
ini salah satunya merapikan tempat tidur yang tadi sudah ibu lakukan
dengan sangat baik ya bu.
2) Rencana Tindak Lanjut
“ibu bagaimana kalau saya masukan ke jadwal harian ibu? Apakah ibu
mau? Baik ibu saya masukan ke jadwal kegiatan harian ibu ya. Ibu
mau berapa kali sehari merapikan tempat tidurnya? Baik Bu, dua kali
yaa. Untuk waktunya pukul 08.00 pagi dan pukul 04.00 sore ya Bu.
nanti jangan lupa ibu catatkan atau berikan tanda dibuku kegiatan
harian ibu, jika ibu melakukan kegiatannya tanpa disuruh ibu bisa beri
tanda M (Mandiri), jika dibantu ataupun diingatkan ibu beri tanda B
(Bantuan), dan jika ibu tidak melakukan ibu bisa berikan tanda T
(Tidak) ya bu.
3) Kontrak yang akan datang
a. Topik
“baiklah ibu, bagaimana jika besok kita bertemu lagi untuk
melakukan kegiatan yang lain selain merapikan tempat tidur? Kira
kira ibu mau melakukan kegiatan apa besok ? baik, menyapu ya bu.
b. Waktu
“besok ibu mau kita bertemu pukul berapa bu? baik, pukul 10.00
pagi ya bu”.
c. Tempat
“karena besok ibu akan melakukan kegiatan menyapu, bagaimana
jika kita bertemu di ruang tamu Bu? Baik Bu besok kita bertemu
jam 10 pagi di ruang tamu ya untuk latihan menyapu ya bu,
sekarang ibu boleh istirahat kembali, Saya permisi bu, sampai
jumpa besok. Assalamualaikum?”
STRATEGI PELAKSANAAN

ISOLASI SOSIAL

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
 Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
 Klien mengatakan lebih suka menyendiri

Data Objektif
 Klien tampak menyendiri
 Klien tampak mengurung diri
 Klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Klien mampu melakukan hubungan sosial dengan orang lain secara
bertahap
5. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berinteraksi dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
1. Membina hubungan slaing percaya
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pada klien
3. Berdiskusi dengan klien mengenai keuntungan berinteraksi dengan orang
lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan klien untuk memasukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam jadwal kegiatan hariannya
5. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum Ibu. Perkenalkan nama saya Putri Ananda Dini, ibu
bisa panggil saya suster Putri ya bu. Saya mahasiwa Keperawatan UPI
yang sedang praktik disini. hari ini saya bertugas dari pukul 07.00 pagi
sampai pukul 02.00 sore Bu. kalau boleh tahu nama ibu siapa? Ibu
senangnya di panggil apa?”
2) Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini?
3) Kontrak
a. Topik
“ibu bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai perasaan
yang sedang ibu rasakan saat ini atau penyebab ibu menarik diri?
Apakah ibu bersedia? Tujuannya agar ibu dan saya bisa saling
mengenal ya bu sekaligus kita dapat mengetahui penyebab ibu
menarik diri, dan supaya kita juga sama sama tahu keuntungan
berinteraksi dengan orang lain, dan kerugian jika tidak mau
berinteraksi dengan orang lain”
b. Waktu
“Kira-kira mau berapa lama kita berbincang-bincang bu?
bagaimana kalau 15 menit ?”
c. Tempat
“ibu maunya kita berbincang-bincang dimana Bu? baik Bu, kalau
begitu kita ke taman ya Bu”

2. Fase Kerja
”Ibu, dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan
ibu? Apa yang membuat ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa teman
atau anggota keluarga yang tidak dekat dengan ibu? Apa yang membuat
ibu tidak dekat dengan orang tersebut?
“apa saja kegiatan yang dapat ibu lakukan saat bersama teman ataupun
keluarga? Apakah ada pengalaman tidak menyenangkan yang ibu alami
ketika ibu bergaul dengan orang lain? Apa yang menghambat ibu
berteman ataupun berinteraksi dengan orang lain?
“menurut ibu apa keuntungan jika kita mempunyai banyak teman? Benar
sekali bu, kita jadi mempunyai teman untuk bercakap cakap ya bu. apalagi
bu? (sampai klien menyebutkan beberapa). Nah sekarang apa kerugian jika
kita tidak mau beinteraksi dengan orang lain? iyaa apa lagi bu? (sampai
klien menyebutkan beberapa kerugiannya). Jadi ternyata banyak ruginya
ya bu jika kita tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Kalau begitu,
apakah ibu ingin berinteraksi dan berteman dengan orang lain? Nah untuk
memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu.
Begini, untuk berkenalan dengan orang lain kita pertama ibu ulurkan
tangan ibu kemudian sebutkan nama lengkap ibu dan nama panggilan yang
disukai, contohnya Halo nama saya Putri Ananda saya senang dipanggil
Putri. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan
contohnya, namanya siapa? Senangnya dipanggil apa? Seperti itu bu. ayo
sekarang coba ibu praktekan misalnya ibu dan saya belum saling kenal ya.
Coba ibu berkenalan dengan saya.
“Iya bagus sekali Bu, coba sekali lagi bu. bagus sekali bu. setelah ibu
berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan yang
lainnya misalnya percakapan mengenai hobi masing-masing, mengenai
keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Nah, bagaimana kalo kita
sekarang latihan bercakap-cakap (berikan dampingan pada klien).”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif dan Objektif
“bagaimana perasaan ibu setelah kita mengenal penyebab ibu menarik
diri dan melakukan latihan berkenalan dengan orang lain? Nah, coba
sekarang ibu peragakan sekali lagi cara berkenalan dengan orang lain.
Waah bagus sekali Bu. sekarang ibu sudah tahu y acara berkanlan
dengan orang lain
2) Rencana Tindak Lanjut
“Ibu bagaimana jika kegiatan berkenalan saya masukan ke jadwal
kegiatan harian ibu, apakah ibu setuju? baik, jika ibu setuju ibu mau
berapa kali dalam sehari berkenalan dan bercakapa cakap dengan
oranglain ? bagaimana jika 2 kali dalam sehari bu? baik untuk
waktunya boleh kapan saja ya Bu ibu melakukan kegiatan tersebut.
Dan jangan lupa ibu catatkan atau berikan tanda dibuku kegiatan
harian ibu, jika ibu melakukan kegiatannya tanpa disuruh ibu bisa beri
tanda M (Mandiri), jika dibantu ataupun diingatkan ibu beri tanda B
(Bantuan), dan jika ibu tidak melakukan ibu bisa berikan tanda T
(Tidak) ya bu.
3) Kontrak yang akan datang
a. Topik
“Baiklah ibu, bagaimana jika besok kita bertemu lagi untuk
berbincang-bincang mengenai pengalaman ibu berkenalan dengan
orang lain dan besok kita akan mencoba untuk latihan bercakap
cakap dengan topik tertentu, apakah ibu bersedia?”
b. Waktu
“baik, jika ibu bersedia, besok kita akan bertemu pukul berapa?
Baik Bu, pukul 09.00 ya.
c. Tempat
“Untuk tempatnya, ibu maunya dimana? Diruang tamu saja? Baik
Bu, jadi besok kita bertemu diruang tamu pukul 09.00 pagi ya bu
untuk melakukan latihan bercakap cakap dengan topik tertentu. Ibu
sekarang istirahat ya, saya permisi sampai jumpa besok.
Assalamualaikum?”
STRATEGI PELAKSANAAN

HALUSINASI PENDENGARAN

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Objektif :
 Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri
 klien sering terlihat marah marah tanpa sebab
 klien tampak sering mendekatkan telinganya kea rah tertentu
 klien tampak menutup telinga
Data Subjektif :
 Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan
 Klien mengatakan mendengar suar yang mengajaknya becakap
 Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya melakukan
sesuatu yang berbahaya
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Membantu klien mengenali halusinasinya
3. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik
halusinasi
4. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan prinsip komunikasi
terapeutik
2. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi
halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadinya
halusinasi
3. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
5. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya Putri Ananda Dini
bapak bisa panggil saya suster Putri ya pak. Saya mahasiswa
keperawatan UPI yang sedang praktik disini, hari ini saya bertugas dari
pukul 07.00 pagi sampai pukul 02.00 sore ya pak. Kalau boleh tahu
nama bapak siapa? Bapak senangnya dipanggil apa?”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam?
Apakah ada keluhan atau tidak pak?”
3) Kontrak
a. Topik
“pak, bagaimana kalau hari ini kita mengobrol ngobrol mengenai
perasaan yang sedang bapak rasakan saat ini dan mengenai suara
atau sesuatu yang selama ini bapak dengar tetapi wujudnya tidak
terlihat, apakah bapak bersedia?”
b. Waktu
“jika bapak bersedia, bapak mau berapa lama kita mengobrol
ngobrolnya? Baik 15 menit ya pak.”
c. Tempat
“untuk tempatnya kita mau disini saja atau ditempat yang lain pak?
Bagaimana jika di ruang tamu saja pak?”

2. Fase Kerja
“apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya pak? Apa yang
dikatakan suara itu ? apakah suara itu terus menerus terdengar oleh bapak
atau pada waktu tertentu saja pak? Kapan paling sering bapak mendengar
suara tersebut ? berapa kali dalam sehari bapak mendengar suara itu?
Biasanya jika bapak mendengar suara itu pada saat keadaan apa, apakah
pada saat bapak sedang sendiri? Apa yang bapak rasakan saat mendengar
suara itu? Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu pak? Apakah
dengar cara itu suara tersebut hilang ?
Bagaimana kalau kita belajar mengenai cara untuk mencegah supaya suara
tersebut tidak muncul pak? Baik pak, ada 4 cara untuk mencegah suara
tersebut supaya tidak muncul, cara pertama yaitu dengan menghardik
suara tersebut, cara kedua dengan bercakap cakap dengan orang lain
supaya suara tersebut dapat teralihkan, cara ketiga melakukan kegiatan
yang sudah terjadwal di buku kegiatan harian bapak, dan cara yang
terakhir bapak harus minum obat secara teratur ya pak. Apakah bapak
paham? Baik, kalau begitu bagaimana kalau hariini kita belajar satu cara
dulu untuk mencegah suara tersebut tidak muncul pak? Cara yang akan
kita pelajari hari ini yaitu menghardik suara tersebut, caranya begini ya
pak
Saat suara itu muncul, bapak bisa menutup telinga bapak dan langsung
bilang “pergi, saya tidak mau mendengarnya, kamu itu suara palsu.” Terus
begitu pak sampai suara tersebut tidak terdengar lagi oleh bapak. Apakah
bapak paham pak? Kalau begitu coba bapak peragakan. Naah iya bagus
pak, coba sekali lagi pak. Iyaa bagus sekali pak, bapak sudah bisa
melakukannya ya pak.”

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bapak bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan menghardik
suara tersebut pak? Cobaa sebutkan lagi 4 cara untuk mencegah suara
itu muncul. Iyaa bagus pak benar sekali bapak sudah paham yaa, coba
sekali lagi peragakan cara menghardik suara itu. Iyaa bagus sekali ya
pak, bapak sudah bisa melakukannya dengan baik.”
2) Rencana Tindak Lanjut
“jika suara suara itu muncul lagi, bapak boleh coba cara yang sudah
kita pelajari barusan ya pak. Bagaimana jika saya masukan kedalam
jadwal kegiatan latihan bapak, apakah bapak mau? Baik saya masukan
yaa pak, bapak mau berapa kali dalam sehari melakukan kegiatan
latihan tersebut? baik pak 2 kali yaa pak. Setelah bapak melakukan
kegiatan latihan tersebut jangan lupa bapak berikan tanda ya pak, jika
bapak melakukannya sendiri tanpa disuruh atau diingatkan bapak bisa
berikan tanda M (mandiri), jika bapak melakukan kegiatan tersebut
dibantu bapak berikan tanda B (bantuan), dan jika bapak tidak
melakukan kegiatan latihan tersebut bapak berikan tanda T (tidak)
begitu ya pak, apakah bapak sudah paham?.”
3) Kontrak yang akan datang
a. Topik
“bapak bagaimana jika besok kita bertemu lagi untuk mengobrol
ngobrol dan melakukan cara kedua yaitu bercakap- cakap dengan
orang lain saat suara itu muncul, apakah bapak bersedia?”
b. Waktu
“baik jika bapak bersedia, besok kita bertemu jam berapa pak?
Bagamana kalau besok kita bertemu jam 10.00 pagi saja pak,
apakah bapak bisa?
c. Tempat
“kira-kira tempat yang nyaman untuk kita mengobrol nobrol
dimana yaa pak? Baik kalau begitu besok kita bertemu jam 10.00
pagi ditaman ya pak. Sekarang bapak boleh istirahat kembali, saya
pamit ya pak sampai jumpa besok. Assalamualaikum?.”
STRATEGI PELAKSANAAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)

A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
 Klien mengatakan malas untuk mandi
 Klien mengatakan malas untuk ganti pakaian
Data Objektif :
 Klien tampak kotor
 Rambut klien terlihat berantakan
 Baju klien terlihat kotor, dan tercium bau tidak sedap
 Klien menolak diajak mandi
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat menjelaskan mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri
3. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
4. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
4. Tindakan keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri yang baik dan benar
3. Membantu klien mempraktekan cara perawatan diri yang baik
4. Menganjurkan klien untuk memasukan kegiatan perawatan diri ke dalam
jadwal kegiatan hariannya.
5. Strategi pelaksanaan
1. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“ Assalamualaikum Ibu. Perkenalkan nama saya Putri Ananda Dini,
ibu bisa panggil saya suster putri ya bu. Saya mahasiswa keperawatan
UPI yang sedang praktek disini bu, hari ini saya bertugas dari pukul
07.00 pagi sampai dengan pukul 02.00 sore bu. kalau saya boleh tahu,
nama ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?.”
2) Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini? Apakah hari ini ibu sudah mandi?”
3) Kontrak
a. Topik
“Ibu bagaimana jika hariini kita mengobrol-ngobrol seputar
kebersihan diri dan pentingnya untuk menjaga kebersihan diri,
apakah ibu bersedia bu?.”
b. Waktu
“baik, jika ibu bersedia ibu mau kita berbincang bincang berapa
lama bu? bagaimana kalau 15 menit ?”
c. Tempat
“untuk tempatnya, ibu mau kita berbincang bincang dimana Bu,
apakah mau disini saja atau ditempat yang lain bu? baik disini saja
ya Bu.”

2. Fase Kerja
“dalam sehari ibu mandi berapa kali bu? menurut ibu apa saja manfaat ibu
mandi? Apa alasan ibu tidak mau mandi dan tidak mau menjaga
kebersihan diri? Menurut ibu kira kira seperti apa tanda orang yang
merawat dirinya dengan baik? Kalau kita tidak teratur dan tidak mau
menjaga kebersihan diri menurut ibu masalah apa yang bisa muncul? Baik
ibu sekarang coba ibu sebutkan alat alat yang harus disiapkan untuk
menjaga kebersihan diri seperti mandi, mencuci rambut, dan menggosok
gigi. Apa saja yang harus dipersiapkan bu? benar sekali bu, barang barang
yang harus dipersiapkan itu ada baju ganti, handuk, sabun mandi,
shampoo, sikat dan pasta gigi. bagus sekali ibu sudah bisa
menyebutkannya dengan benar. Sekarang bisakah ibu ceritakan bagaimana
cara mandi, mencuci rambut, dan menggosok gigi bu? benar sekali ya bu.
pertama ibu siram seluruh tubuh ibu dari mulai rambut sampai ujung kaki
ya bu, setelah semuanya tersiram ibu ambil tuangkan shampoo ke tangan
kemudian gosokan ke pada kepala ibu secara merata ya bu, kemudian ibu
ambil sabun mandi dan gosokan ke seluruh tubuh ibu sampai merata,
setelah itu ibu bisa siram dan bilas sampai bersih, sampai tidak tersisa busa
ya bu.. kemudian ibu ambil pasta gigi dan sikatnya jangan lupa berkumur
kumur dulu sebelum menggosok gigi ya bu setelah berkumur ibu mulai
menggosok gigi ibu dengan benar mulai dari bagian depan ke bagian
belakang kemudian ibu kumur kumur kembali sampai busa dimulut ibu
tidak ada. Setelah itu ibu bisa siram kembali seluruh tubuh ibu sekali lagi,
kemudian keringkan dengan handuk dan ganti pakaian ya bu. setelah
mandi ibu bisa melakukan perawatan rambut dan wajah ya bu. ibu bisa
sisiran dan memakai bedak jika ibu mau.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif dan Objektif
“ibu sekarang bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang bincang
mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri? Sekarang coba ibu
ulangi alat alat apa saja yang harus dipersiapkan jika kita mau mandi
bu? iyaa benar sekali yaa bu, coba ceritakan sekali lagi bu bagaimana
caranya mandi? benar sekali bu ibu sudah bisa menjelaskannya dengan
benar yaa Bu.”
2) Rencana Tindak lanjut
“menurut ibu untuk menjaga kebersihan diri, dalam sehari mandi
seharusnya berapa kali bu? betul 2 kali ya Bu, kalo menggosok gigi
sehari bagusnya berapa kali? Iya betul sekali bu kali ya bu. kalau
untuk mecuci rambut dalam sehari bagusnya berapa kali bu? betul bu
dua hari sekali yaa bu. kalau begitu kita masukan kegiatan ini ke dalam
jadwal kegiatan harian ibu ya, nanti jangan lupa ibu berikan tanda, jika
ibu melakukan kegiatannya tanpa disuruh ibu bisa beri tanda M
(Mandiri), jika dibantu ataupun diingatkan ibu beri tanda B (Bantuan),
dan jika ibu tidak melakukan ibu bisa berikan tanda T (Tidak) ya bu.
ibu paham? “
3) Kontrak yang akan datang
a. Topik
“Baiklah ibu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
berbincang bincang mengenai cara berdandan? Apakah ibu
bersedia?
b. Waktu
“jika ibu bersedia, ibu maunya besok kita bertemu jam berapa?
Bagaimana kalau jam 09.00 pagi bu setelah ibu mandi?”
c. Tempat
“untuk tempatnya ibu maunya dimana bu? bagaimana kalu dikamar
ibu saja? Baik bu, besok kita bertemu pukul 09.00 pagi di kamar
ibu yaa bu. sekarang ibu boleh beristirahat kembali, sampai jumpa
besok ibu. Assalamualaikum?”
STRATEGI PELAKSANAAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
 Klien mengatakan bahwa dirinya merasa kesal dan marah
Data Objektif :
 Wajah klien tampak memerah
 Mata klien tampak melotot
 Tangan klien terlihat mengepal
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan
2. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
5. Klien dapat menyebutkan cara mencegah atau mengendalikan perilaku
kekerasan
4. Tindakan Keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi penyebab marah
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala yang dirasakan
4. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
5. Mengidentifikasi akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan
dengan cara fisik pertama (Latihan nafas dalam)
5. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Bapak, selamat Pagi. Perkenalkan nama saya Putri
Ananda Dini, bapak bisa panggil saya suster putri ya pak. Saya
mahasiswa keperawatan UPI yang sedang praktik disini, saya disini
bertugas dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 02.00 sore Pak. Kalau
boleh tahu nama bapak siapa? bapak senangnya dipanggil apa?.”
2) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah masih ada perasaan kesal
atau marah?”
3) Kontrak
a. Topik
“Baik bapak, bagaimana jika hari ini kita berbincang-bincang
mengenai perasaan marah dan kesal yang sedang bapak rasakan
saat ini? Apakah bapak bersedia?”
b. Waktu
“Baik jika bapak bersedia, bapak mau kita berbincang-bincang
berapa lama pak? Bagaimana kalau 15 menit pak?”
c. Tempat
“Bapak maunya kita berbincang bincang dimana pak? Bagaimana
jika di ruang tamu saja?”

2. Fase Kerja
“ pak, apa yang mneyebabkan bapak kesal dan marah? Apakah
sebelumnya bapak juga pernah merasakan hal seperti ini? Penyebabnya
apa pak? Apakah penyebabnya sama dengan yang sekarang? Pada saat
bapak marah atau kesal, kemudian bapak merasa dadanya bergetar getar,
dengan matanya yang melotot, dan tangan yang mengepal, apa yang bapak
lakukan selanjutnya pak? Apakah dengan bapak marah-marah keadaannya
menjadi lebih baik?
Menurut bapak apakah ad acara lain yang lebih baik selain bapak marah
marah? Apakah bapak mau belajar mengungkapkan marah dengan baik
tanpa menimbulkan kerugian? Ada banyak sekli cara untuk
mengendalikan marah pak, tapi untuk hari ini kita belajar satu cara dulu ya
pak?. Begini pak, jika tanda tanda marah dan kesal mulai dirasakan oleh
bapak, bapak bisa langsung berdiri kemudia Tarik nafas dari hidung tahan
sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut pak seperti
bapak mengeluarkan kemarahan dan kekesalan bapak. Sekarang bapak
paham? Kalau begitu coba bapak lakukan sesuai dengan yang yang saya
contohkan barusan pak. Iyaa bagus sekali ya pak, coba lakukan lagi
sebanyak 3 sampai 5 kali pak. Iya bagus sekali ya pak, bapak sudah bisa
melakukannya dengan baik.
“ sebaiknya latihan nafas dalam ini bapak lakukan secara rutin ya sehingga
apabila sewaktu-waktu rasa marah dan kesal itu muncul bapak sudah bisa
mengendalikannya menggunakan teknik nafas dalam ini dengan terbiasa
ya pak.”

3. Fase terminasi
1) Evaluasi Objektif dan Subjektif
“ bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang mengenai
kemarahan dan kekesalan yang bapak alami? Coba bapak sebutkan lagi
penyebab bapak marah dan sebutkan bagaimana cara mengendalikan
rasa marah tersebut supaya tidak menimbulkan kerugian. Iya benar
sekali pak bagus ya pak, bapak sudah bisa menjelaskan kembali.
Sekarang coba bapak lakukan sekali lagi latihan nafas dalam untuk
mngendalikan rasa marah bapak. Bagus sekali pak.
2) Rencana Tindak Lanjut
“Kalau begitu bagaimana jika latihan nafas dalam ini saya masukan ke
jadwal harian bapak, apakah bapak mau? Baik kalau begitu saya
masukan yaa pak. Bapak mau melakukan berapa kali latihan ini dalam
sehari? baik pak 3 kali dalam sehari yaa. Bapak nanti jangan lupa
diberikan tanda dicatatan hariannya ya pak, jika bapak melakukannya
sendiri tanpa disuruh atau diingatkan bapak bisa berikan tanda M
(mandiri), jika bapak melakukan kegiatan tersebut dibantu bapak
berikan tanda B (bantuan), dan jika bapak tidak melakukan kegiatan
latihan tersebut bapak berikan tanda T (tidak) begitu ya pak, apakah
bapak sudah paham?.”
3) Kontrak yang akan datang
a. Topik
“bapak, bagaimana jika besok kita bertemu lagi untuk berbincang
bincang mengenai cara lain yang dapat dilakukan oleh bapak untuk
mencegah dan mengendalikan rasa marah bapak? Apakah bapak
mau?”
b. Waktu
“baik jika bapak mau, kira kira bapak mau kita besok bertemu
pukul berapa? Bagaimana jika pukul 10.00 pagi pak?”
c. Tempat
“untuk temaptnya bapak maunya kita berbincang bincang dimana
pak? Bagaimana jika diruang tamu lagi saja pak? Baik kalau begitu
besok kita bertemu disini jam 10.00 pagi ya pak. Sekarang bapak
boleh istirahat kembali, sampai jumpa besok pak.
Assalamualaikum?.”

Anda mungkin juga menyukai