Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KONSEP KELUARGA BERENCANA”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
(PW213) yang Diampu oleh :

Dr. Linda Amalia,S.Kp.,M.KM

Disusun Oleh :

Putri Ananda Dini Ilhani Nurhasanah


(1808088)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Keperawatan Maternitas khususnya tentang “Konsep Keluarga Berencana”. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada salah satu dosen
Keperawatan Maternitas yaitu Ibu Dr. Linda Amalia,S.Kp.,M.KM yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun tugas ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca
yang membangun.

Bandung, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan Dan Manfaat......................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3

2.1 Pengertian Keluarga Berencana....................................................................3


2.2 Tujuan............................................................................................................3
2.3 Manfaat..........................................................................................................4
2.4 Sasaran...........................................................................................................5
2.5 Ruang Lingkup..............................................................................................6
2.6 Strategi...........................................................................................................6
2.7 Dampak..........................................................................................................7
2.8 Metode Kontrasepsi.......................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................15

3.1 Kesimpulan..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah
jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai
macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program Keluarga
Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap
keluarga.
Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui
keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan ber-
KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun 1991, dan
terakhir menjadi 57% pada tahun 1997.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan
salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-
metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang disebut dengan konsep keluarga berencana?
2. Apasaja tujuan pelaksanaan dari program keluarga berencana?
3. Apasaja manfaat pada program keluarga berencana

1
4. Apa sasaran dari diadakannya program keluarga berencana?
5. Apakah ruang lingkup program keluarga berencana?
6. Bagaimana strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan
keluarga berencana?
7. Apakah dampak program keluarga berencana?
8. Bagaimanakah metode kontrasepsi pada program keluarga berencana?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui apa yang disebut dengan konsep keluarga berencana
2. Mengetahui apasaja tujuan pelaksanaan dari program keluarga berencana
3. Mengetahui manfaat pada program keluarga berencana
4. Mengetahui sasaran dari tindakan program keluarga berencana
5. Mengetahui ruang lingkup pada program keluarga berencana
6. Mengetahui strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan
keluarga berencana
7. Mengetahui dampak program keluarga berencana
8. Mengetahui metode kontrasepsi program keluarga berencana

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian konsep keluarga berencana


Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997, keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga
Program keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahtraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan
kemandulan, penjarangan kelahiran dan penghentian kelahiran. (Depkes RI, 1994)
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi
ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

2.2 Tujuan
Tujuan umum diadakannya program KB adalah membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain program keluarga berencana dan pelayanan kontrasepsi memiliki
tujuan:

3
1. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
2. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
3. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang
akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga
yang bahagia dan berkualitas.
4. Tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan
membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga
yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan
produktif dari segi ekonomi.
5. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
6. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

2.3 Manfaat
Terdapat beberapa manfaat pada program keluarga berencana, diantaranya yaitu:
1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat
memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita
dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah
melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi
mereka.
2. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan
yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau
meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki
masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah).
3. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan
dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan

4
tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status
perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung
mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
4. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi
hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan
risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi
terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan
sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul.
5. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan
mengurangi aborsi.
6. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk
lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan
kapan dan mengapa mereka menikah.

2.4 Sasaran
Sasaran program keluarga berencana tertuang dalam RPJMN 2004-2009 sebagai
berikut:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,14% per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan
kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need)
menjadi 6%.
4. Meningkatnya peserta keluarga berencana laki-laki menjadi 4,5%.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan
efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
7. Meningkatnya partisipasikeluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningktnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang
aktif dalam usaha ekonomi penduduk.

5
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
program keluarga berencana nasional.

2.5 Ruang lingkup


Ruang lingkup program keluarga berencana sebagai berikut:
1. Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang
diperoleh oleh ibu adalah sebagai barikut:
a. Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang
terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama
kesehatan organ reproduksinya.
b. Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak- anaknya dan dapat
beristirahat yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut memang
diinginkan.
2. Suami
Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut:
a Memperbaiki kesehatan fisik
b Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya
3. Seluruh Keluarga
Dilaksanakan program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental dan
sosial setiap anggota keluarga. Sedangkan bagi anak dapat memperoleh
kesempatan yang lebih besar dalam menganyam pendidikan, serta kasih
sayang dari orang tuanya.

2.6 Strategi pendekatan


Untuk mencapai suatu sukses yang diharapkan, maka ditempuh dalam 3 strategi
dimensi, yaitu sebagai barikut:
1. Perluasan Jangkauan

6
Semua jajaran pembangunan diajak berperan dan ikut untuk menangani
adanya program KB, serta mengajak semua PUS yang potensial untuk
menjadi ekspektor KB. Seperti mengajak istri pegawai negeri, ABRI dan
pemimpinan masyarakan yang lain untuk menjadi pelopor yang dapat
diandalkan, agar masyarakat mengikuti dengan senang hati dan penuh
kebanggaan.
2. Pembinaan
Organisasi yang sudah mulai ikut serta dalam menangani program diajak
berperan dan mendalami lebih rinci tentang apa yang terjadi dan memberikan
kepercayaan untuk ikut menangani program KB dalam lingkungannya sendiri.
Selain itu menjadi petugas, sukarela dan mulai dikenalkan mengenai program-
program pos KB, posyandu, pembinaan anak- anak, dsb.
3. Pelembagaan dan Pembudayaan
Tahapan awal KB Mandiri yaitu masyarakat akan mencapai suatu tingkat
kesadaran dalam melaksanakan KB bukan hanya karena ajakan melainkan
atas kesadaran dan keyakinan sendiri.
Strategi ini dilengkapi dengan pendekatan “Panca Karya” yang mempertajam
sasaran dan memperjelaskan target, yaitu pasangan usia muda dengan
prioritas rendah, PUS dengan jumlah anak yang cukup dan generasi muda.
Dengan penajaman pendekatan yang bersifat kemasyarakatan dan wilayah
tersebut, maka program KB tidak lagi menunggu sasarannya tetapi lebih
bersifat aktif.

2.7 Dampak
Program KB bertujuan untuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, serta
mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
penduduk dan mewujudkan keluarga-keluargaa kecil berkualitas.
Sasaran utama kinerja program KB akan berdampak adalah sebagai berikut.

7
1. Menurunkan Pasangan usia Subur (PUS) yang ingin melaksanakan KB
namun pelayanan KB tidak terlayani (unmet need) menjadi sekitar 6,5%
2. Meningkatnya partisipasi laki-laki dalam melaksanakan KB menjadi sekitar
8%
3. Menurunkan angka kelahiran total (TFR) menjadi 2,4% per perempuan
Hal ini memungkinkan perempuan untuk menghindari kehamilan ketika mereka
tidak ingin hamil, merencanakan kehamilan ketika mereka melakukan dan
mendorong kesehatan mereka sendiri; sehingga dalam prosesnya ka
menghasilkan kesehatan yang signifikan, serta manfaat ekonomi dan sosial bagi
individu perempuam itu sendiri, keluarga, komunitas, dan keluruhan masyarakat.

2.8 Metode
1. KB Suntik
Metode Keluarga Berencana ini dapat menghalangi ovulasi (masa subur),
mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental, menghambat sperma dan
menimbulkan perubahan pada rahim. Cara kerja KB suntik pun dapat
mencegah terjadinya pertemuan sel telur dengan sperma dan mengubah
kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan Keluarga Berencana terbagi menjadi suntik perbulan atau
suntikan terpadu, dan suntikan per tiga bulan (suntikan progestin). Suntikan
progestin (Depo Provera atau Niisterat) atau suntikan yang diberikan tiap dua
atau tiga bulan sekali ini aman untuk ibu menyusui atau yang tidak boleh
menggunakan tambahan estrogen. Suntikan progestin lebih menyebabkan
perubahan seputar haid dan berat badan bertambah.
Suntikan perbulan atau suntikan terpadu, mengandung hormon progestin
dan estrogen. Jika Anda ingin siklus haid tetap teratur dapat menggunakan
kontrasepsi ini.
Suntikan terpadu memiliki efek samping yang sama dengan pil KB
terpadu, serta dilarang dipakai oleh ibu menyusui. Anda bisa menghentikan

8
metode ini kapan saja, namun baru bisa hamil satu tahun kemudian bahkan
lebih, demikian pula haid akan kembali normal setelah jangka waktu itu.
Namun ada sebagian perempuan yang mendapat haid serta hamil dalam
waktu lebih cepat dari itu.Selain menjadi kontrasepsi sementara yang paling
baik, suntikan ini juga telah mengurangi angka kegagalan kurang dari 0,1%
per tahun.
Suntikan Keluarga Berencana tidak mengganggu kelancaran ASI, kecuali
Anda menggunakan suntikan terpadu. Alat kontrasepsi ini juga dapat
melindungi Anda dari anemia, dan memberikan perlindungan pada radang
panggul. KB suntik memiliki reaksi sangat cepat (kurang dari 24 jam), dapat
digunakan perempuan di atas 35 tahun, serta tidak menimbulkan
ketergantungan, namun Anda harus rajin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.
Kerugian penggunaan KB suntik ialah akan mengalami gangguan haid,
dimana siklus haid bisa memendek atau memanjang, pendarahan banyak atau
sedikit, spotting, sampai tidak haid sama sekali. KB suntik pun tidak dapat
dihentikan sewaktu-waktu, naiknya berat badan, terlambatnya kembali
kesuburan setelah penghentian pemakaian, dan jika digunakan dalam jangka
panjang dapat terjadi perubahan pada lipid serum, menurunkan densitas
tulang, serta keringnya vagina yang dapat menurunkan libido, gangguan
emosi, sakit kepala, dan jerawat.
2. Pil KB
Komposisi Pil KB Andalan berbentuk kemasan untuk dikonsumsi selama
28 hari. Terdiri dari 21 tablet pil berwarna kuning yang setiap tabletnya
mengandung 0.15 mg Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03 mg
Etinilestradiol (hormon Estrogen) dan 7 tablet salut gula berwarna putih yang
tidak mengandung hormon.
Mekanisme Kerja Pil KB Andalan akan mencegah pelepasan sel telur
yang telah diproduksi oleh indung telur sehingga tidak akan terjadi
pembuahan. Hormon yang terkandung dalam pil KB Andalan akan
memperkental lendir leher rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk

9
kedalam rahim. Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
pembuahan dan kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan
dinding rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan.
Hormon yang terkandung pada setiap pil merupakan perpaduan bahan
yang sangat baik, sehingga kandungan hormon dan komposisi zat disetiap pil
adalah sama. Hal ini tentu sangat berpengaruh untuk meminimalisasi
kemungkinan efek samping dan meningkatkan efektifitas kerja dari pil ini.
Keunikan Setiap produk tentu saja memiliki keunikan. Pil KB Andalan
memiliki juga memiliki keunikan, antara lain:
 Efek samping rendah
 Nyaman
 Menjaga siklus haid agar lebih teratur
 Menjaga kestabilan berat badan
 Menjaga kesehatan kulit
 Kandungan hormon rendah
 Kembali subur dengan cepat
Efek Samping Pada umumnya, efek samping yang mungkin terjadi
bersifat individual dan sementara dan terjadi di awal pemakaian seperti:

 Mual
 Sakit kepala ringan
 Pada masa 3 bulan pertama mungkin akan terjadi spotting diantara masa
haid
3. IUD
Komposisi Batang plastik berbentuk T berukuran 3 cm dengan balutan
tembaga seluas kurang lebih 380 mm2. Mekanisme Kerja IUD Andalan akan
mencegah pelepasan sel telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Selain
itu mengurangi mobilitas sperma ag`r tidak dapat membuahi sel telur serta
mencegah sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim.

10
Kualitas IUD Andalan efektif mencegah kehamilan hingga 99,4% apabila
dipasang sesuai dengan prosedur oleh bidan atau dokter terlatih. Keunikan:
 Sangat murah dan efisien karena cukup sekali pemakaian yang dibantu
oleh tenaga medis
 Pilihan kontrasepsi non hormonal jangka panjang yang minim efek
samping
 Efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun
 Cepat mengembalikan kesuburan, sehingga dapat segera hamil jika
diinginkan
 Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
 Efektif mencegah kehamilan ektopik
Efek Samping pada IUD Secara umum, tidak akan bersifat permanen. Efek
samping hanya akan bersifat sementara tergantung dari penerimaan tubuh
terhadap IUD. Efek samping yang bersifat sementara tersebut antara lain:

 Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama pemakaian


 Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit
kelamin
 Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS dan HIV dan AIDS.
4. Implant
Implant adalah obat kontrasepsi yang berbentuk seperti tabung kecil,
sebesar korek api-lah kira-kira.Didalamnya terkandung hormon progesteron
yang akan dikeluarkan sedikit demi sedikit.
Dosis pada implant yaitu norplant yang terdiri dari 6 kapsul silastik,
dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang
Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg,
yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari
Cara kerja Implant, dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik
implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah
leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang

11
terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas
tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari
dinding kapsul tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat
bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1
kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.
Untuk cara kerja dalam pencegahan kehamilan yaitu dengan
dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara
kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3
mekanisme dasar yaitu:
 Menghambat terjadinya ovulasi
 Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi
 Mempertebal lendir serviks
 Menipiskan lapisan endometrium.
5. Kontrasepsi mantap tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Sterilisasi tuba bisa
dilakukan 24-48 jam pasca melahirkan pada persalinan tanpa komplikasi dan
bayi diyakinkan sehat. Kelebihan nya yaitu:

 Konseling mutlak diperlukan


 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi seksual
 Sangat efektif dan permanen
 Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana
 Tidak ada efek samping
Kelemahan:

 Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi


 Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan
 Harus dilakukan dokter terlatih atau dokter spesialis

12
 Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen (tidak
dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi
6. Kontrasepsi Mantap Vasektomi
Sterilisasi berencana bisa dilakukan pada 6-8 minggu postpartum pada
pasangan yang benar-benar yakin dan bayi dalam keadaan sehat. Vasektomi
adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi prida
dengan jalan melakukan okusi vasa deferensia sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak
terjadi. Kelebihan:
 Sangat efektif dan permanen
 Tidak ada efek samping jangka panjang
 Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan
Kelemahan:

Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat


tindakan, akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan lidokain
atau manipulasi berlebihan terhadapa anyaman pembuluh darah di sekitar
vasa deferensia.

7. Ligasi tuba
Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba
falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat sayatan
pada perut dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa dilakukan segera
setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari. Sterilisasi pada wanita
seringkali dilakukan melalui laparoskopi.
Selain pemotongan dan pengikatan,bisa juga dilakukan kauterisasi
(pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran tuba.Untuk menyumbat tuba
bisa digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada penyumbatan
tuba,kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi
kerusakan jaringan.Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada

13
wanita adalah histerektomi (pengangkatan rahim) dan ooforektomi
(pengangkatan ovarium/indung telur).

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program KB adalah Program yang diberlakukan pemerintah untuk menekan
laju pertumbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Program
KB mempunyai lebih banyak keuntungan daripada kerugiannya, maka sebaiknya
kita juga harus mendukung pemerintah untuk melaksanakan program KB dengan
cara pembicaraan santai kepada para tetangga, ikut berpartisipasi dalam rangka
penyuluhan program KB dari desa ke desa.
Keluarga berencana adalah salah satu cara untuk menunda perkawinan dan
mengurangi kelahiran bayi kedunia dengan tujuan membuat keluarga yang
sederhana dan tercukupi diantaranya dengan berbagai metode seperti pil KB,
IUD, KB suntik dan implant .
Pemerintah harus menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk
mensukseskan program KB, seperti pembenahan infrastruktur posyandu di
pedesaan,penyuluhan program KB dll, dan semua hal yang diperlukan setelah
program KB ini sukses seperti penyediaan lapangan pekerjaan, agar bisa menekan
angka pengangguran di Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. (2005). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: BKKBN.

BKKBN. (2012). Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.

BKKBN Gorontalo. (2012). Manfaat Utama Keluarga Berencana. Diakses: 22 April


2015. http://gorontalo.bkkbn.go.id/.

Handayani, S. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihama.

Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Hartanto, H. (2010). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Suratun. (2008). Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:


Trans Info Media.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga Sejahtera.

iii

Anda mungkin juga menyukai