Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF IBU HAMIL

DENGAN PENYAKIT JANTUNG


Dosen Pengampu : Ns. Santi Damayanti S.kep M.kep SP kep. MB

Disusun Oleh : Kelompok VI


1.
2.
3.
4.
5.

Nindithya Wahyu Pradina


Rifqi Rahmawan
Roni Laksono
Yoga Raditya
Ima Regina Dosantos

(12130052)
(12130066)
(12130073)
(12130087)
(12130074)

PROGRAM STUDI S1-ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016

Kasus :
Ny.R 28 tahun, G1P0A0, hamil 30 minggu, dibawa ke RS dengan keluhan sesak nafas
yang progresif. Dari informasi keluarga, Ny.R pernah pingsan sebanyak 3 kali sejak 2

hari yang lalu, tampak sianosis diujung jari tangan dan kaki, tungkai Ny. R mengalami
pitting edema +2, peningkatan JVP. Ny. R mempunyai riwayat penyakit jantung sejak
masih kecil dengan keluhan sering sesak nafas, mudah lelah, dan pingsan. Oleh
dokter, Ny. R tidak dianjurkan untuk hamil, mengingat kondisinya yang lemah. Akan
tetapi Ny. R sangat menginginkan kehadiran anak, sehingga Ny. R berupaya untuk
hamil. Ny. R sangat mencemaskan janinnya, berulang kali menanyakan kondisi
janinnya ke dokter dan perawat, Ny. R meminta dokter untuk tetap mempertahankan
bayinya. Dari pemeriksaan Djj : 115 x/mnt, Suhu: 36,2 0 C, Nadi : 58x/mt, reguller,
kecil, RR : 25 x/ mnt, TD : 90/60 mmHg. Hasil ECG dan foto thoraks tampak
cardiomegali
Diskusikan :
1. Buatlah concept map dari kasus diatas
2. Diagnosa keperawatan apa saja yang bisa ditegakkan pada kasus diatas (sesuai dengan
prioritas)
3. Tentukan NOC sesuai prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan.
4. Tentukan NIC sesuai dengan prioritas diagnosa keperawatan yang ditemukan.
5. Bagaimana menjelaskan ke pasien dan keluarganya terkait gejala sesak nafas dan
mudah pingsan?
6. Bagaimana edukasi yang perlu diberikan untuk perawatan berkelanjutan selama di
rumah apabila Ny R sudah diperbolehkan pulang?
7.

1. Concept Map ( terlampir)


2. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
2. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang pengetahuan tentang faktor
pemberat (asupan garam)
4. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi
5. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
6. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. NOC
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kepada Ny. R
diharapkan penurunan curah jantung teratasi dengan kriteria hasil :
Cardio pulmonary status
- TD dalam batas normal (skor 3 menjadi skor 5) TD menyimpang
-

sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal


Nadi dalam batas normal 60-100 ( skor 3 menjadi skor 5) Nadi

menyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batad normal
RR dalam keadaan normal (16-24) (skor 4 menjadi skor 5) RR

menyimpang ringan dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
Tidak terdapat sianosis (skor 4 menjadi skor 5) terdapat sianosis pada

derajat ringan menjadi tidak terdapat sianosis


Tidak sesak nafas saat beristirahat ( skor 4 menjadi skor 5) terdapat
keluhan sesak nafas saat beistirahat dengan tingkatan yang ringan menjadi

tidak terdapat keluhan sesak nafas saat beristirahat


Tidak mengalami edema perifer (skor 3 menjadi skor 5) terdapat edema

perifer pada derajat yang sedang menjadi tidak terdapat edema


Cardiac pump effectiveness
- TD dalam batas normal (skor 3 menjadi skor 5) TD menyimpang
-

sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal


Intake dan output cairan dalam 24 jam seimbang
Tidak terdapat sianosis

Tissue perfusion : peripheral


-

CRT berada dalam batas normal <2 detik


Temperatur ekstremitas tidak teraba dingin
Tidak mengalami edema perifer (skor 3 menjadi skor 5) terdapat edema
perifer pada derajat yang sedang menjadi tidak terdapat edema

2. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kepada Ny. R
diharapkan gangguan pertukaran gas dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Respiratiry status : gas exchange
-

Sianosis berkurang (skor 4 menjadi skor 5) sianosis menyimpang

ringan dari keadaan normal normal menjadi tidak terdapat sianosis


Dipsnea menurun (skor 3 menjadi skor 5) RR menyimpang sedang dari
batas normal menjadi berada dalam batas normal

Respiratori status : ventilation


-

RR dalam keadaan normal (16-24) (skor 4 menjadi skor 5) RR

menyimpang ringan dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
Irama respiratory reguler dan adekuat (skor 4 menjadi skor 5) irama RR
menyimpang ringan dari irama reguler menjadi irama reguler

Tissue perfusion : pulmonary


-

RR dalam keadaan normal (16-24) (skor 4 menjadi skor 5) RR

menyimpang ringan dari batas normal menjadi berada dalam batas normal
Irama respiratory reguler dan adekuat (skor 4 menjadi skor 5) irama RR

menyimpang ringan dari irama reguler menjadi irama reguler


TD dalam batas normal (skor 3 menjadi skor 5) TD menyimpang

sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal


3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang pengetahuan tentang faktor
pemberat (asupan garam)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kepada nyi. R
diharapkan Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dapat teratasi dengan kriteria
hasil :

Orculation status
-

Tidak mengalami edema perifer (skor 3 menjadi skor 5) terdapat edema

perifer pada derajat yang sedang menjadi tidak terdapat edema


Nadi dalam batas normal 60-100 ( skor 3 menjadi skor 5) Nadi

menyimpang sedang dari batas normal menjadi berada dalam batad normal
Intake dan output cairan dalam 24 jam seimbang
CRT dalam batas normal (<2 detik)

Tissue integrity : skin & mucouse membrane


-

Temperatur ekstremitas tidak teraba dingin

Tissue perfussion : peripheral


-

CRT dalam batas normal (<2 detik)


TD dalam batas normal (skor 3 menjadi skor 5) TD menyimpang

sedang dari batas normal menjadi berada dalam batas normal


- Tidak terdapat edema perifer
4. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kepada nyi. R
diharapkan Pola nafas tidak efektifperifer dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Respiratory status : airway status
-

Tidak sesak nafas saat beristirahat ( skor 4 menjadi skor 5) terdapat


keluhan sesak nafas saat beistirahat dengan tingkatan yang ringan menjadi

tidak terdapat keluhan sesak nafas saat beristirahat


RR dalam keadaan normal (16-24) (skor 4 menjadi skor 5) RR
menyimpang ringan dari batas normal menjadi berada dalam batas normal

Respiratory status : ventilation


-

Irama respiratory reguler dan adekuat (skor 4 menjadi skor 5) irama RR

menyimpang ringan dari irama reguler menjadi irama reguler


5. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
fluid balance
- Turgor kulit elastis
- Membran mukosa lembab
- Intake dan output cairan seimbang
- Tidak mengalami edema perifer (skor 3 menjadi skor 5) terdapat edema
perifer pada derajat yang sedang menjadi tidak terdapat edema
Hydration
-

Jumlah cairan yang di konsumsi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan

Fluid overload saverity


-

Tidak mengalami edema perifer (skor 3 menjadi skor 5) terdapat edema

perifer pada derajat yang sedang menjadi tidak terdapat edema


- Output urin bertambah
6. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kepada nyi. R
diharapkan Pola nafas tidak efektifperifer dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Energy conservation
- Nilai statistik saat beraktivitas meningkat (dari skala menyimpang dari
batas normal 90 mmHg) menjadi 5 (tidak ada penyimpangan dari batas
normal 100-200 mmHg).

Nilai diastol saat beraktivitas meningkat dari skala 2 (penyimpangan dari

batas normal 70-90 mmHg)


Nilai nadi saat beraktivitas meningkat dari skala 2 (menyimpang berat
dari batas normal 58x/menit) menjadi 5 (tidak menyimoang dari batas

normal 80-100x/menit)
Tidak sesak nafas saat beraktivitas ( skor 4 menjadi skor 5) terdapat
keluhan sesak nafas saat beraktivitas dengan tingkatan yang ringan
menjadi tidak terdapat keluhan sesak nafas saat beraktivitas

4. NIC
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
Cardiac care & vital sign monitoring
- Pantau TTV
- Monitor status respiratory
- Pantau adanya sianosis
- Pantau adanya edema perifer
- Pantau intake & output cairan dalam 24 jam
- Pantau CRT
- Pantau temperatur pada ekstermitas
- Anjurkan klien untuk beristirahat
- Posisikan kaki lebih dari kepala
- Kolaborasi dalam pemberian terapi
2. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi
Airway management
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Monitor status respirasi
- Pantau adanya dispnea
- Pantau adanya sianosis
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi oksigen
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d pengetahuan tentang proses penyakit
Peripheral sensation management
- Pantau TTV
- Monitor status respiratory
- Pantau temperatur kulit dan ekstermitas
- Pantau status hidrasi
- Pantau adanya sianosis , dipsnea & odema perifer
- Pantau CRT
- Anjurkan klien untuk mengurangi asupan cairan
- Hitung input & output cairan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam memberikan terapi obat
4. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
Airway management
- Pantau TTV
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
- Pantau status respirasi
- Pantau adanya dipsnea
- Patau adanya sianosis
- Kolaborasi degan teaga kesehatan lain dalam pemberian O2

5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi


Fluid management & fluid monitoring
- Pertahankan intake & output yang sesuai
- Monitor status hidrasi (membran mukosa, nadi adekuat & turgor kulit)
- Monitor TTV
- Monitor masukan cairan
- Hitung BC
- Pantau adanya odema
- Ukur derajat pitting odema
- Kolaborasi dalam pemberian terapi
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antaa suplai dan
kebutuhan O2
Activity therapy
- Pantau TTV sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
- Pantau adanya gejala sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
- Anjukan klien untuk bed rest
- Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas
- Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang
- Bantu aktivitas klien
- Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
5. Ibu terkait ibu sesak nafas karena kita ketahui ibu mengidap penyakit jantung, dimana
fungsi jantung adalah memompa darah keseluruh tubuh dan darah membawa oksigen
yang berguna untuk mempertahankan tubuh dalam keadaan sadar, ketika jantung ibu
bermasalah maka darah yang di pompakan juga jadi sedikit makanya ibu jadi mudah
pingsan dan sesak nafas.
6. Dengan Penyakit Jantung Bawaan ibu sejak kecil dan karna ibu juga hamil maka ibu
harus membatasi kegiatan atau aktivitas di rumah karna jika tidak dapat membuat ibu
sesak nafas dan pingsan bisa juga memperburuk keadaan ibu dan janin. Dan ibu juga
memperhatikan nutrisi karna karna bayi ibu sangat membutuhkan nitrisi tapi ibu juga
harus menyeimbangkan dengan penyakit ibu,,karena ibu memiliki penyakit jantung
jadi ibu tida boleh menkonsumsi makanan yang tinggi garam dan kolesterol seperti
telur puyuh dan beberapa jenis makanan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dochter, Joanne McCloskey & Gloria M. Bulechek. 2008. Nursing Intervention


Classification (NIC) Fifth Edition. USA : Mosby, Inc
Moordead, Sue [et al]. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. USA :
Mosby, Inc
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis KeperawatanDefinisidanKlasifikasi.Jakarta : EGC
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
EGC : Jakarta
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC
Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam. InternaPublishing : Jakarta
Cunningham F. Gary. 2009. Obstetri Williams, ed. 23, vol 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai