Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA Ny. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABDOMINAL PAIN


DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Penugasan Individu Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Yang Di Ampu Oleh Zaky Ubaidillah, M.Kep.,Sp.Kep.MB

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH :

Nama : Anni Farida


NIM : 202210461011013

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PADA Ny. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABDOMINAL PAIN


DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Penugasan Individu Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Yang Di Ampu Oleh Zaky Ubaidillah, M.Kep.,Sp.Kep.MB

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


KELOMPOK 4

NAMA: Anni Farida


NIM: 202210461011013

TGL PRAKTEK/MINGGU KE: 30 Januari - 04 Februari 2023/Minggu ke-8

Malang, 30 Januari 2023

Pembimbing klinik Pembimbing Akademik

( ) (Zaky Ubaidillah, M.Kep.,Sp.Kep.MB)


LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi

Abdominal Pain atau nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan
yang terasa disetiap regio abdomen. Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk
menggambarkan nyeri dengan onset mendadak, dan durasi pendek. Nyeri abdomen kronis
biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut, baik yang berjalan berjalan dalam
waktu lama atau berulang/hilang berulang/hilang timbul. timbul. Nyeri kronis dapat
berhubungan berhubungan dengan eksaserbasi akut.
Nyeri abdomen abdomen merupakan merupakan sensasi sensasi subjektif subjektif tidak
menyenanngkan menyenanngkan yang terasa disetiap regio abdomen. Nyeri abdomen ada dua
yaitu, nyeri abdom tu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdom dan nyeri abdomen kronis. Nyeri
perut adalah nyeri lah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region dirasakan di antara dada
dan region inguinalis. inguinalis. Nyeri perut Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, bukanlah
suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan
sebagai serangan nyeri perut berat nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi dan persisten,
yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan bedah kan bedah untuk mengatasi
penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang
berlangsung minimal 3 kali selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir
dan mengganggu aktifitas sehari-hari. (Adams, 2014)
2.1 Klasifikasi
1. Nyeri Viseral
Nyeri visceral terjadi karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ
intraperitoneal yang dipersarafi oleh susunan saraf otonom. Peritoneum viseral tidak
sensitif terhadap rabaan, pemotongan atau radang. Kita dapat melakukan sayatan atau
jahitan pada usus tanpa dirasakan oleh pasien, akan tetapi bila dilakukan tarikan, regangan
atau kontraksiyang berlebihan dari otot (spasme) akan memberi rasa nyeri yang tumpul
disertai rasa sakit.Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat lokalisasi nyeri,
digambarkan pada daerah yang luas dengan memakai seluruh telapak tangan. Karena nyeri
ini tidak pengaruhi oleh gerakan, pasien biasanya bergerak aktif tanpa menyebabkan
bertambahnya rasa nyeri. Nyeri viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau
struktur dalam rongga perut, misalnya cedera atau radang. Peritoneum viserale yang
menyelimuti organ perut di persarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap
perabaan, atau pemotongan.Dengan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat
dilakukan tanpa rasa nyeri pada pasien. Akan tetapi bila dilakukan penarikan atau
peregangan organ atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan
iskemik, misalnya pada kolik atau radang pada appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien
yang mengalami nyeri viseral biasanyatidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri
sehingga biasanya ia menggunakan seluruhtelapak tangannya untuk menunjuk daerah yang
nyeri. Nyeri viseral kadang disebut juganyeri sentral (Sjamsuhidajat et all,2014).
2. Nyeri somatik
Terjadi karena rangsangan pada peritoneum parietale yang dipersarafi oleh saraf tepi
diteruskan ke susunan saraf pusat. Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk atau disayat dengan
pisau yang dapat ditunjukkan secara tepat oleh pasien dengan menunjukkannya memakai
jari.Rangsanagn dapat berupa rabaan, tekanan, perubahan suhu, kimiawi atau proses
peradangan.Pergeseran antara organ viseral yang meradang dengan peritoneum parietal
akan menimbulkan rangsangan yang menyebabkan rasa nyeri. Baik akibat peradangannya
sendirimaupun gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan rasa nyeri atau
perubahan intensitas rasa nyeri. Keadaan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pasien
denganapendisitis akut. Setiap gerakan dari pasien juga akan menambah rasa nyeri, baik itu
berupa gerakan tubuh maupun gerakan pernafasan yang dalam atau batuk. Hal inilah
yngmenerangkan mengapa pasien dengan abdomen akut biasanya berusaha untuk tidak
bergerak, bernafas dangkal dan menahan batuk. Lokalisasi nyeri, sifat nyeri serta
hubungannya dengan gejala lain memungkinkan kitadapat lebih mendekati diagnosis
kemungkinan. Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi saraf
tepi, misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding perut. Nyeri
dirasakanseperti disayat atau ditusuk, dan pasien dapat menunjuk dengan tepat dengan jari
lokasi nyeri.Rangsang yang menimbulkan nyeri dapat berupa tekanan, rangsang kimiawi
atau prosesradang (Sjamsuhidajat dkk., 2014).
3.1 Etiologi
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan atau
diberbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
1. ulkus yang mengalami perforasi
2. irritable bowel syndromec
3. apendisitisd
4. pankreasitise
5. batu empedu
Beberapa kelainan tersebut bersifat relative ringan, yang lain mungkin bisa berakibat fatal.
Berikut adalah daftar beberapa kondisi yang mendasari akut abdomen yang sering terlihat
dalam komunitas (Kavanagh, 2014):
1. Acute cholecystitis
2. Acute appendicitis atau Meckel‟s diverticulitis
3. Acute pancreatitis
4. Ectopic pregnancy
5. Diverticulitis
6. Peptic ulcer disease
7. Pelvic inflammatory disease
8. Intestinal obstruction, including paralytic ileus (adynamic obstruction)
9. Gastroenteritis
10. Acute intestinal ischaemia/infarction or vasculitis
11. Gastrointestinal (GI) haemorrhage
12. Renal colic or renal tract pain.
13. Acute urinary retention
14. Abdominal aortic aneurysm (AAA)
15. Testicular torsion.
4.1 Patofisiologi
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber bersumber pada visera abdomen, organ lain di luar abdomen, abdomen, lesi
pada susunan susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada
abdomen somatik berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum
dan melibatkan visera mesentrium yang beisi banyak ujung saraf somatik, yang lebih dapat
meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah
diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera,
tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat.
Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang
merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya
rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus
akan timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar
akan timbul dibagian bawah abdomen. &eseptor rasa nyeri didalam traktus digestikus terletak
pada saraf tivus terletak pada saraf yang tidak bermiel yang tidak bermielin yang in yang berasal
dari sistem saraf berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus (Dachlan, S. 2015).
Rasa saraf ini disebut sebagai serabut saraf yang dapat yang dapat meneruskan rasa nyeri
menyebar lebih lama dari rasa dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh reseptor nyeri
saraf A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas di pada abdomen terbatas di submukosa, lapisan
muskularis, dan serosa dari organ abdomen. serabut ini akan bersamaan dengan saraf simpatis
menuju pre ganglia dan paravertebra dan memasuki akar dorsa ganglia. impuls aferen akan
melewati medula spinalis pada traktus spinotalamik talamikus lateral lateralis menuju talamus,
kemudian ke korteks serebri. impuls aferen dari visera biasanya dimulai oleh regangan atau
akibat penurunan ambang nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul,
pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi.
Impuls nyeri dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem
empedu), mencapai medula spinalis pada segmen torakalis serta dirasakan dirasakan didaerah
didaerah epigastrium. epigastrium. impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari
ligamentum sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis dirasakan di
sekitar umbilikus. dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genetalia perempuan,
impuls nyeri mencapaii segmen torakal dan serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan
pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau skrotum. jika proses
penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke
radiks spinal segmentalis . nyeri yang disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada
keracunan timah, dan porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisny (Dachlan, S. 2015).
5.1 Manifestasi klinis
Nyeri perut dapat muncul dalam beberapa cara. Berdasarkan lokasinya, nyeri perut dapat
dibedakan secara menyeluruh atau tempat tertentu. Nyeri perut menyeluruh merupakan nyeri
yang muncul pada lebih pada lebih dari satu dari satu bagian pada perut. Gangguan pencernaan
dan infeksi saluran cerna (gastroenteritis) umumnya memiliki gejala nyeri perut menyeluruh.
Sementara nyeri perut tempat tertentu merupakan jenis nyeri perut yang dirasakan pada daerah
tertentu pada umumnya disebabkan oleh suatu penyakit atau peradangan organ dalam perut
pada lokasi tersebut. banyak gejala lain yang menyertai nyeri perut, bergantung pada
penyebabnya, antara lain demam, ikterus atau kulit yang menjadi kekuningan, nyeri saat
berkemih, kembung, muntah, dan perubahan pergerakan usus, timbul secara intermiten (hilang
timbul), tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastic, urine
sedikit dan pekat, lemah dan kelelahan (Muslihat, 2015).
6.1 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Monitor gejala cardinal tanda-tanda vital .
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri ).
c. Berikan posisi yang nyaman .
d. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
e. Sentuhan therapeutic, teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai
keseimbangan energy antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang sakit berarti ada
ketidakseimbangan energi, dengan memberikan sentuhan pada pasien, diharapkan ada
transfer energy.
f. Akupressure, pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri.
g. Guided imagery, meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang terang, serta
konsentrasi dari pasien.
h. Distraksi, mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang. distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio
(mendengar music), distraksi sentuhan massage, memegang mainan, distraksi
intelektual (merangkai puzzle).
i. Anticipatory guidance, memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan
nyeri.
j. Hipnotis, membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
k. Biofeedback, terapi prilaku yang dilakukan memberikan individu informasi tentang
respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volunter terhadap respon. Terapi
ini erapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren dengan cara
memasang elektroda pada pelipis (Dahlan, 2013).
2. Penatalaksanaan medis.
a. Pemberian analgesic
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri dengan jalan
mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri. Analgesik Analgesik
akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat dibandingkan
setelah mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yakni asam salisilat (non narkotik),
morphin (narkotik), dll.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik seperti
gula, larutan garam/normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal
ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien (Muslihat, 2015).
7.1 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan DL
3. Amilase Kadar serum >3x batas atas kisaran normal kadar serum merupakan
diagnostic pankreatitis
4. β-HCG(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-HCG dalam serum lebih akurat dari pada
dalam urine)
5. Gas darah arteri :Asidosis metabolik(iskemia usus, peritonitis, pankreatitis)
6. Urin porsi tengah (MSU): infeksi saluran kemih
7. EKG: Infark miokard
8. Rotgen thorak:Viskus perforasi(udara bebas),Pneumonia
9. Rotgen Abdomen :Usus iskemik (dilatasi,usus yang edema dan menebal), Pankreatitis
(pelebaran jejunum bagian atas ’sentimel), Kolangitis (udara dalamcabang bilier), Kolitis
akut (Kolon mengalami dilatasi,edema dan gambaran menghilang), obstruksi akut (Usus
mengalami dilatasi,tanda ’string of pearl’), Batu Ginjal (Radioopak dalam saluran ginjal )
10. Ultrasonografik.
11. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi peritonium yangtidak
terdiagnosis (terutama pada orang tua yang didiagnosis bandingnya luas,pada pasien yang
dipertimbangkan untuk dilakukan laparotomi dan diagnosis belum
pasti,,pankreatitis,trauma hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurismal.
12. IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal
8.1 Pathway
9.1 Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas pasien Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tinggal, tempat
tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan. Kolelitiasis biasanya ditemukan pada 20 -50
tahun dan lebih sering terjadi anak perempuan pada dibanding anak laki – laki
(Cahyono, 2015).
2. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian.
Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri abdomen pada kuadran kanan
atas, dan mual muntah.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST,
paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas
(Q) yaitu bagaimana nyeri dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu nyeri menjalar
kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri atau
klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan nyeri
tersebut.

b. Riwayat kesehatan dahulu


Kaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah memiliki riwayat
penyakit sebelumnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga (genogram)
Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit kolelitiasis.
Penyakit kolelitiasis tidak menurun, karena penyakit ini menyerang sekelompok
manusia yang memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tapi orang
dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding
dengan tanpa riwayat keluarga.

4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
1. Penampilan Umum
Mengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien.
2. Kesadaran
Kesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien.
3. Tanda-tanda Vital
Mengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi.
b. Sistem endokrin
Mengkaji tentang keadaan abdomen dan kantung empedu. Biasanya Pada penyakit
ini kantung empedu dapat terlihat dan teraba oleh tangan karena terjadi
pembengkakan pada kandung empedu.
5. Pola aktivtas
a. Nutrisi
Dikaji tentang porsi makan, nafsu makan
b. Aktivitas
Dikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan melakukan aktivitas dan anjuran
bedrest
c. Aspek psikologis
Kaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati
d. Aspek penunjang
1. Hasil pemeriksaan Laboratorium (bilirubin, amylase serum meningkat)
2. Obat-obatan satu terapi sesuai dengan anjuran dokter.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan (D.0019)
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidak tahuan menemukan sumber
informasi (D.0111)
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
c. Luaran Keperawatan
No Diagnosa Kep Luaran
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077) Tingkat nyeri (L.08066)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
Status nutrisi (L.03030)
mencerna makanan (D.0019)
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidak tahuan Tingkat pengetahuan
menemukan sumber informasi (D.0111) (L.12111)
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056) Toleransi aktifitas
(L.05047)

d. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan ( SIKI )
Nyeri akut b/d agen pencedera Manajemen Nyeri (I.0828)
fisik (D.0077) Observasi
- Identifikasi lokasi, larakterisitik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri nin verbal
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Defisit nutrisi b/d Manajemen Nutrisi (1.03119)
ketidakmampuan mencerna Observasi
makanan (D.0019) - Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan disukai
- Identifikasi kebutuha kalori dan jenis makanan
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasilpemeriksaan laboratorium

Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan
- Sajikan makanan secara menarik
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan protein
- Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric
jikaasupan oral dapat ditoleransi

Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
- Ajarkan diet yang diprogram

Defisit pengetahuan b/d ketidak Observasi


tahuan menemukan sumber
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
informasi (D.0111)
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

- Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan


- Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

Eduksi

- Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan


- Ajarkan perilaku hidup sehat dan bersih
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.

Intoleransi aktifitas b/d Manajemen Energi (1.05178)


kelemahan (D.0056) Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas

Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (cahaya,
suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan

Edukasi
- Ajarkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. and Firmansyah, M. A. (2012) ‘Diagnostic Approach and Management of Acute


Abdominal Pain’, Acta Med Indones, 44(4), p. 7.
Adams, D. H. (2014) ‘Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease’, Gut, 56(8), p.
1175. doi: 10.1136/gut.2007.121533.
Syamsiah, N., and Muslihat, E. (2015). Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik Terhadap Tingkat
Nyeri Akut Pada Pasien Abdominal Pain Di Igd Rsud Karawang 2014. Jurnal Ilmu
Keperawatan. 3(1) : 11–17
Dahlan, M. S. (2013). Statistic UntukKedokterandanKesehatan .Jakarta: SalembaMedika.
Dachlan, S. (2015). Terapi Komplementer dalam Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: PT. Rhineka
Tjipta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI)
Tjokropawiro, 2012. (2015). Analisis Praktik. Juliana Br Sembiring, FIK UI, 2015
Wibowo. (2010). Journal Of Chemical Information and Modeling.
https://doi.org/10.1017/CB09781107415324.004

Anda mungkin juga menyukai