Anda di halaman 1dari 8

KASUS 1

Tn. R usia 55 tahun, Jawa/Indonesia, Islam, sudah menikah, bekerja sebagai petani, golongan
darah B, dibawa keluarganya ke RS UMM pada tanggal 5 Februari 2023 jam 09.00 WIB
karena mengeluh perutnya membesar. Perutnya membesar secara perlahan pada seluruh
bagian perut sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit namun tidak sampai membuat pasien
sesak dan kesulitan bernapas. Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati sejak 1 bulan dan
memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati dikatakan seperti ditusuk-
tusuk, skala 3 di daerah epigastrium dan terus-menerus dirasakan oleh pasien sepanjang hari.
Keluhan nyeri juga disertai keluhan mual dan muntah yang biasanya terjadi setelah makan
dan membuat pasien menjadi malas makan. Pasien juga mengeluh lemas sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit, lemas dirasakan terus menerus dan tidak menghilang walaupun
beristirahat/tidur. Pasien tampak lesu, mengeluh lelah, dan merasa kurang bertenaga. Riwayat
pasien gemar minum arak tradisional sejak muda, 2-3 x/minggu, tiap kali minum 1-2 gelas.
Pasien didiagnosis dengan sirosis hepatis (Child Pugh C) + ensefalopati hepatikum grade I.

Pengkajian dilakukan pada 5 Februari 2023 jam 14.00 WIB diketahui pasien mengatakan
bahwa buang air besarnya berwarna hitam dengan konsistensi sedikit lunak sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 2 x/hari. Buang air kecil dikatakan berwarna
seperti teh sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, dengan frekuensi 3-4 x/hari dan
volumenya kurang lebih ½ gelas tiap kali kencing. Pasien juga mengatakan bahwa kedua
matanya berwarna kuning sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Warna kuning ini
muncul perlahan-lahan. Selain itu, pasien merasa gelisah beberapa hari terakhir dan susah
tidur di malam hari. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, BB: 69 kg, TD:
o
110/80 mmHg, N: 92 x/mnt, RR: 20 x/mnt, S: 37 C. Tampak konjungtiva anemis pada
pemeriksaan mata dan ginekomastia pada pemeriksaan thoraks. Dari pemeriksaan abdomen,
inspeksi tampak adanya distensi, palpasi didapatkan hepar dan lien sulit dievaluasi dan ada
nyeri tekan pada regio epigastrium dan hipokondrium. Dari perkusi abdomen didapatkan
fluid wave test (+), shifting dullness test (+).

Hasil pemeriksaan penunjang tanggal 5 Februari 2023 jam 12.00 WIB menunjukkan hasil
sebagai berikut : bilirubin total: 3,8 mg/dl, bilirubin direk: 3,5 mg/dl, bilirubin indirek: 3,2
mg/dl, SGOT: 147 u/L, SGPT: 72 u/L, BUN: 32 mg/dl, kreatinin: 5,3 mg/dl, albumin: 2,55
g/dl. Pemeriksaan HbsAg dan anti HCV hasilnya nonreaktif. Dari pemeriksaan USG
abdomen didapatkan kesan pengecilan hepar dengan splenomegali dan ascites. Dari
pemeriksaan Esophagogastroduodenoscopy didapatkan varises esofagus grade I.

Tindakan dan terapi 1 Januari 2021 : Diet cair (tanpa protein), rendah garam, batasi cairan (1
lt/hari), infuse DS 10%: NS: Aminoleban= 1:1:1 (20 tetes per menit), propranolol 2x10 mg,
omeprazole 2x40 mg, sucralfat syr 3xCI, lactulosa sirup 3xCI, paramomycin 4x500 mg,
enema tiap 12 jam, transfusi albumin 20% 1 kolf/hari.

Buatlah Analisa, diagnosis dan intervensi Keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI
KASUS 2
Tn. O usia 69 tahun, Jawa/Indonesia, Islam, sudah menikah, pensiunan, golongan darah AB,
diantar keluarga ke RS UMM pada tanggal 13 Februari 2022 jam 08.00 WIB dengan keluhan
sesak nafas (dispnea) dan bengkak. Riwayat penyakit DM 10 tahun yang lalu jarang kontrol
sejak 1 tahun ini, riwayat hipertensi disangkal. Keluarga klien ada yang menderita penyakit
DM yaitu ayahnya. Riwayat merokok 12 tahun yang lalu dan baru berhenti 3 bulan ini. Klien
mengatakan sulit BAK, mual, muntah dan lemas. Tidak mempunyai riwayat alergi. Pasien
didiagnosis dengan Nefropati Diabetik.
Pengkajian dilakukan pada 14 Februari 2022 jam 14.00 WIB didapatkan data klien
mengatakan lemas dan lemas semakin dirasakan saat beraktivitas, konjungtiva anemis,
terdapat edema pada ektermitas atas dan bawah, edema derajat I, terdapat distensi vena
jugularis, auskultasi paru didapatkan ronkhi basah halus di seluruh lapang paru, terlihat
adanya ulkus superfisial di telapak kaki kanan dan ketika ditanya klien mengatakan tidak tahu
penyebabnya apa & kapan luka itu muncul. Klien mengatakan nafsu makannya berkurang
karena merasa mual saat makan namun berat badannya justru meningkat mendadak sebesar 5
kg, BAK ±100 cc/24 jam. Hasil TTV didapatkan TD: 155/100 mmHg, RR 26 x/ menit, Nadi :
83 x/menit, Suhu : 36,6 °C. BB : 55 Kg, TB : 167 cm.
Hasil laboratorium 13 Februari 2022 jam 12.00 WIB didapatkan Hb: 7,2 gr/dl, Ureum: 357
mg/dl, Creatinin: 24,10 mg/dl, Kalsium : 5,6 mg/dL, GDS 300 mg/dL, HBA1C 8%,
Albuminuria : 310 mg/24jam. Hasil analisa gas darah arteri : PH : 7,11, HCO3 19 mEq/L,
PCO2: 31 mmHg, PO2 72 mmHg. Hasil foto rontgen didapatkan : CTR 60 %, bendungan
paru (+). Hasil USG renal : kesan proses kronis pada kedua parenkim ginjal serta kedua ginjal
tampak mengecil.
Tindakan dan terapi 13 Februari 2022: Furosemide : 2 x 20 mg, Fosinopril : 1x10 mg,
Valsartan : 1x80mg, Bicnat: 3x500 mg PO, CaCo3 : 3 x 200 mg, glibenclamide : 1x5 mg,
insulin 3x3 U. Klien terpasang CDL dan direncanakan hemodialisis minggu ini.
Sebelum sakit keluarga mengatakan klien rajin beribadah, namun saat sakit klien merasa
tidak mampu beribadah karena kondisinya yang lemas dan terpasang kateter. Klien hanya
bisa berdoa agar cepat sembuh. Obat-obatan rutin dikonsumsi klien. Klien sering meminta
makanan dan minuman diluar aturan Rumah Sakit, sehingga keluarga terpaksa memberikan.
Klien selanjutnya akan menjalani HD secara permanen, namun masih takut.

Buatlah Analisa, diagnosis dan intervensi Keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI
KASUS 3
Seorang laki-laki usia 44 tahun, Jawa/ Indonesia, Islam sudah menikah, lulusan STM, bekerja
sebagai kuli bangunan, golongan darah A, bertempat di Gadang, Malang, dibawa keluarga ke
Puskesmas Kedungkandang pada tanggal 23 Juli 2020 jam 09.00 karena mengeluh sesak
nafas. Ketika di Puskesmas Kedungkandang pasien diberikan terapi O 2 dengan nasal canul 4
liter/menit. Karena tidak kunjung membaik, kemudian dirujuk ke RSSA Malang. Ketika
sampai IGD RSSA pasien diberikan O2 nasal canul dan kedua kaki diberikan bantal karena
adanya edema (bengkak) sambil menunggu masuk ruang rawat inap. Dokter jaga di IGD
mendiagnosa dengan gagal ginjal kronik.

Pengkajian dilakukan pada 23 Juli 2020 jam 15.00 diketahui pasien masih mengeluh sesak
(dipsnea). Pemeriksaan tanda tanda vital diketahui, tekanan darah 142/100 mmHg
(hipertensi); takikardia dengan jumlah nadi 112 x/menit, irama cepat dan reguler; suhu 37,7
0
C dan takipnea dengan jumlah pernafasan 28 x/menit, cepat, irama ireguler/ abnormal. Istri
pasien mengatakan bahwa suaminya sudah tidak bekerja sejak 1 bulan ini, karena sering
mengeluh sesak dan tidak kuat bekerja. Saat dilakukan pemeriksaan terlihat pasien sesak dan
ngos-ngosan terutama jika berbaring, penggunaan posisi tiga titik, sesak berkurang dengan
posisi setengah duduk (semifowler), ortopnea, dan JVP meningkat. Pada pemerikaan thorak
terlihat adanya perubahan ekskursi dada dan penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi
intercostalis terlihat saat bernapas, terdengar bunyi nafas tambahan (wheezing) saat
auskultasi dada.

Pada pemeriksaan fisik diketahui adanya edema pada kedua ekstremitas dan seluruh
tubuhnya (anasarka), pasien mengatakan jika bengkak sejak satu minggu ini, biasanya hanya
dikompres dengan air. Saat dipalpasi kedua kaki bengkak, seperti terdapat air, ketika
diberikan posisi kaki lebih tinggi dengan diganjal bantal edema berkurang namun kembali
edema jika tidak diberikan bantalan dan posisi kaki lebih rendah dari tubuh (diturunkan/
menggantung pada tempat tidur), pitting edema (+3), terdapat perubahan karakteristik kulit
(kulit kering dan kasar, turgor kulit menurun, warna kulit pucat saat elevasi, teraba hangat),
terdapat bintik-bintik hitam dan gatal pada kulit, pengisian kapiler > 3 detik, terdapat
penurunan nadi perifer. Dengan adanya edema, berat badan pasien menjadi bertambah
(SMRS=58 kg; MRS=62 kg). Pasien mengeluh belum BAK, pada pemeriksaan diketahui
adanya oliguria (produksi urine <400 ml/hari), azotemia (peningkatan hasil BUN dan
kreatinin pada pemeriksaan lab), penurunan laju filtrasi glomerulus pada pemeriksaan GFR.
Pasien terlihat cemas (ansietas) dengan sering bertanya kepada perawat tentang penyakitnya.

Hasil pemeriksaan Laboratorium (23 Juli 2020 jam 10.00)


Hasil Nilai Normal Keterangan
Glukosa : 274 mg/dl ≤200 mg/dL Meningkat
Kreatinin : 2,7 mg/dl 0.5 – 1,5 mg.dL Meningkat
BUN : 32 mg/dl 5-25 mg/ dL Meningkat
Albumin : 1,4 gr/dl 3,4 – 4.8 g/dL Menurun
Hemoglobin (Hb) : 9,7 gr/dl Laki-laki : 14-18; Perempuan : 12-16 Menurun
Hematokrit (HCT) : 24 % 37-47 % Menurun
WBC (Leukosit) : 4 x10³/uL 5-10 x10³/uL Menurun
RBC (Eritrosit) : 4,6 x10.6/uL (4,5-5,9) 10^6/mm3 Normal

Pemeriksaan elektrolit
Kalium : 6,1 meq/L 3,5 - 5,5 meq/L Meningkat/ hiperkalemia
Natrium : 158 meq/L 135 - 153 meq/L Meningkat/ hipernatremia
Magnesium : 2,7 meq/L 1,5 – 2,5 meq/L Meningkat/hipermagnesia

Pemeriksaan Urine
Warna urine kuning-kecoklatan, volume urine <400 ml/24 jam (oliguria)
Berat jenis urin : 1.001 gr/mL 1.003 – 1.030 gr/mL Menurun
pH urine (pagi) : 4,8 5,0-6,0 Menurun/ lebih basa
Keton urine : Negatif Negatif Normal
GFR : 86 mL/ Menit 97 - 137 mL/ menit/ 1,73 m3 Menurun

Hasil analisa gas darah arteri (23/7/2020) : PH : 7,21, HCO3 19 mEq/L, PCO2: 37 mmHg,
PO2 : 80 mmHg
Hasil USG renal (23/7/2020) : kesan proses kronis pada kedua parenkim ginjal serta kedua
ginjal tampak mengecil.

Tindakan dan terapi 23 Juli 2020


Diet TKTPRG 2100 kal O2 masker 6 liter/menit (pantau respon klien)
Infus NS 0,9 % 1000 cc/24 jam Transfusi Albumin jika hasil lab. Albumin < 3,5 g/dL
Captopril 12,5 mg (KP) Vaselin (edema skin care)
Furosemid 20 mg Cek gas darah arteri (BGA)

Buatlah Analisa, diagnosis dan intervensi Keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI
KASUS 4

Pasien perempuan 39th, ibu rumah tangga saat pengkajian mengeluh sesak nafas, tidak mau
makan karena sesak yang diderita menyebabkan tersedak, minum hanya sedikit-sedikit
dengan dibantu disupi dengan sednok, selalu berkeringat dingin, posisi fowler. Hasil TD:
144/109mmHg, Nadi: 123x/menit, RR: 32x/menit, Suhu: 36,50C, SpO: 96%, hasil
pemeriksaan analisa blood gas: pH :7,60, Pa O2: 92 mmHg, Pa O2: 50 mmHg : 33
mEq/L.menggunakan oksigen NRM 12lpm . Hasil pemeriksaan GCS 456, terdapat JVP, saat
pemeriksaa dada didapatkan retraksi intercoste, otot bantu pernafasan dan cuping hidung
terlihat saat bernafas, tachypnea dan irregular, perkusi hypersonor, terdengar ronchi di bagian
basal paru knan dan kiri. Auskultasi daerah jantung BJ I dan II tunggal, keras dan irregular.
Suara nafas tambahan S3 gallop. Kedua extrimat bawah dengan pitting oedema ++, atas +,
kekuatan otot pada semua extrimatas 3. Hasil pemeriksaan thorax : Kardiomegali,
Redistribusi pembuluh darah paru, Infiltrat perihiler. Hasil EKG situs takikardi. Dx Medis
ALO, pasien RMS di CVCU.

Hasil laboraturium

CBC HASIL UNIT NORMAL RANGE


WBC 18,3 103/uL 4,8 – 10,8
RBC 2,84 103/uL 4,7 – 6,1
HGB 8,5 g/dl 14 – 18
HCT 24,9 % 42 – 52
MCV 87,7 fL 80 – 94
MCH 29,9 pg 27 – 31
MCHC 34,1 g/dl 33 – 37
PLT 601 102/uL 150 – 450
RDW-CV 13,6 % 11,5 – 14,5
PDW 9,5 fL 9 – 13
MPV 7,6 fL 7,8 – 11.1
P-LCR 10,9 % 15 – 25
GLUKOSA DARAH
Glukosa sesaat 144 mg/dl <140
FAAL HATI
SGOT 31 IUL L : < 35; P : < 31
SGPT 30 IUL L : < 41; P : < 31
FAAL GINJAL
Urea (BUN) 160 mg/dl 17 – 41
Creatinin 8,2 mg/dl L: 0,9 – 1,3; P: 0,6 – 1,1
ELEKTROLIT DARAH
Natrium 138,9 mmol/L 135 – 148
Kalium 6,44 mmol/L 3,5 – 5,3
Chlorida 116,0 mmol/L 98 – 107

TINDAKAN DAN TERAPI


o Diit nasi lunak
o Diit jantung 3
o Infus Ns 21ml/jam
o Inj. Broadced 2x1gr
o Inj. Roxemid 2x20mg
o Inj. Pranza 1x40mg
o P. O letonol 1x25mg
o P. O bisoprorol ¼ - 0 – 0
o inhitril 1x5mg
o laxadine
o terapi O2 NRM 12 lpm

Buatlah Analisa, diagnosis dan intervensi Keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI
KASUS 5
Tn. K mengatakan sesak, kaki sebelah kanan bengkak dan lemas. Klien mengatakan sesak
kaki kanan bengkak sudah 5 hari yang lalu disertai nyeri dada kanan tembus punggung. Sesak
semakin parah pada tanggal 15 Februari 2021. Kemudian keluarga klien membawa klien ke
IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama kemudian klien dirawat di CVCU. Diagnosa
medis: pasien diduga mengalami Gagal Jantung Kongestif.
Dari pengkajian didapatkan hasil:
Saat ini pasien bedrest karena pasien mengeluh lelah, dispnea ketika dibuat beraktifitas,
ketika beraktifitas pasien juga merasa lemah dan jantungnya berdetak lebih kencang. Klien
juga mengeluh sesak saat berbaring (ortopnea) dan tidur (paroxysmal noctural dyspnea).
Klien mengalami penurunan nafsu makan, mual dan merasa ingin muntah bila makan. Klien
terpasang alat bantu kateter BAK 100cc/5jam warna kuning gelap bau khas urin, sedangkan
untuk BAB tidak ada masalah. Untuk kebutuhan personal hygiene selama di RS klien saat
sakit hanya diseka oleh keluarga. Pemeriksaan TTV & BB, TD: 150/90 mmHg
RR 26 x/mnt, Frekuensi nadi 90x/menit, suhu 36,5°C, BB naik dari 60 menjadi 65 kg.
Pemeriksaan fisik: Leher JVP (+), Hidung: pernafasan cuping hidung (+). Dada: Auskultasi :
Ronki +, perkusi dada: dullness (+). Ekstremitas & integumen: terdapat oedem pada kaki
kanan, akral hangat (+). Hasil pemeriksaan lab: Leukosit 7,6 gr/dl ; Hemoglobin 11 gr/dl ;
Eritrosit (RBC) 5,5 gr/dl.
Buatlah Analisa, diagnosis dan intervensi Keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI
KASUS 6
Seorang laki-laki, berusia 72 tahun, di rawat di rumah sakit sejak tanggal 18 Pebruari 2021
karena mengalami batuk berdahak disertai dengan darah. Saat pengkajian, pasien mengatakan
sesak nafas setelah batuk darah selama 1 jam, dahak banyak dan berwarna agak pink. Ketika
wawancara, pasien kesulitan bicara, gelisah, sianosis.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD160/90 mm/Hg, RR 38 x/m, N 92 x/m, S 39 oC.


Sekarang pasien terpsang masker O2 5 lpm, terdapat penggunaan otot sternokleidomastoid
dan suprasternal. Klien mempunyai TB paru sejak 5 tahun yang lalu, minum obat OAT secara
teratur dan mempunyai penyakit kencing batu sejak tahun 2018. Batuk darah sejak 1 hari
sebelum MRS, batuk darah kira-kira 5 sendok makan, sebelumnya batuk berdahak putih.
Lama-lama penderita tidak sadar lalu di bawa ke rumah sakit. Ketika dilakukan auskultasi
dada, didapatkan hasil: nafas dangkal, ronchi (+) di lapang paru kanan. Dada simetris. S1/S2
tunggal. Dada nyeri jika batuk. Batuk ada dahak.
Lab. Tanggal 18 - 02 - 2021
TTH = negatip,
Gram; positip, negatif (saliva).

Photo thoraks terakhir 18 - 02 - 2021:


- Infiltrat pada kedua apex paru ka-ki
- Fenting diafragma ka-ki
- Kalsifikasi pada parenkhim paru ka-ki

Hasil BGA tanggal 18 - 02 - 2021:


- pH = 7,30
- PCO2 = 50 mmHg
- PO2 = 70 mmHg
- HCO-3 = 29 mmol/l
- Saturasi O2 = 95%
Hasil: Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian

Buatlah Analisa, diagnosis dan intervensi Keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI

Anda mungkin juga menyukai