KONSEP DASAR
A. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan
pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis (Hardi & Huda, 2015)
Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok
(ulcer) dan dapat meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi
banyak orang, gastritis bukanlah penyakit yang serius dan dapat segera
membaik dengan pengobatan. (Ardian, dkk, 2013)
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran,
2001). Gastritis adalah suatu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa
lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan (J. Reves, 1999). Gastritis adalah peradangan mukosa
lambung yang bersifat akut, kronik, difus dan lokal yang disebabkan oleh
makanan, obat – obatan, zat kimia, stres, dan bakteri.
B. Etiologi & Faktor Resiko
Menurut Hardi & Huda, (2015) beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan
terjadinya gastritis antara lain :
1. Infeksi bakteri
Bakteri masuk melalui makanan/udara/zat zat lain yang
terkontaminasi oleh bakteri H.Pylori melalui mulut sampai ke lambung
(gaster) bakteri tersebut hidup dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding
lambung, bakteri tersebut akan merusak lapisan pelindung dinding lambung
sehingga terjadi athropi gastritis, dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung secara perlahan rusak yang menjadi tingkat asam lambung rendah
1
2
7. Crohn's disease
3
C. Patofisiologi Gastritis
4
D. Kalsifikasi
Menurut Ardian, dkk (2013) gastritis dibagi kedalam dua klasifikasi yaitu :
1. Gastritis akut
Gastritis akut merupakan proses inflamasi yang bersifat akut dan biasanya
terjadi sepintas pada mukosa lambung. Keadaan ini paling sering berkaitan
dengan penggunaan obat obat anti inflamasi nonsteroid (khususnya, aspirin)
dalam waktu yang lama dan dosis tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan,
dan perokok berat. Stress berat (luka bakar dan pembedahan), iskemia dan
syokjuga menyebabkan gastritis akut, seperti halnya kemoterapi, uremia,
infeksi sistemik, tertelan zat asam atau alakali, iradiasi lambung, trauma
mekanik, dan gastrektomi distal.
2. Gastritis kronis
5
F. Komplikasi
1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan
melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan
SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang
diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya
adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada
tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena
gangguan absorpsi vitamin B12.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H.
pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu
tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses
atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini
menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.
3. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat
dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang
kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam
esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih
dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk
memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil
7
sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan
dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang
lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang
ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi
menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat
tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan endoskop.
4. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda
gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan
cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.
(Lindseth GN. 2012)
H. Penatalaksanaan Gastritis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor
utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta
Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Gastritis Akut :
a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang;
ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.
b. ika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c. Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragie
yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian atas.
d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida,
antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
sukralfat (untuk sitoprotektor).
e. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk
yang encer atau cuka yang di encerkan.
f.Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
2. Gastritis Kronis :
a. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
8
BAB II
WOC GASTRITIS KRONIS
Stress Alkhohol, Obat-obatan (NSAID) Makanan merangsang Helicobakter pylori
Panas, pedas, asam
Menghambat aktivitas siklooksigensi gesekan antar dinding2 lambung dlm suasana asam yg tinggi
menyerang bag. Fundus gaster
merangsang Erosi pd lambung
saraf simpatis & Produksi prostaglandin menurun
N.vagus Iritasi sel epitel kolumner gaster Desquamasi sel
kerusakan topikal Merusak fx. Defensive utk pengeluaran mukus produksi HCL meningkat ,
GASTRITIS KRONIS
Nutrisi kurang dari
Sel darah banyak immature ulkus membesar kebutuhan tubuh
Melena Hematemesis
10
Kekurangan volume
cairan & elektrolit
WOC
GASTRITIS AKUT
Obat-obatan AINS Makanan yang merangsang Diet yang tidak baik Stress Kuman
(Analgetik dan Anti Imfflamasi) (Pedas, Asam, Mgndng Gas) (Helicobacter pylorus )
Menghambat prostatglandin Menghambat sel epite lambung Lambung kosong Merangsang Nervus Vagus Menyerang mukosa lambung
Vasodilatasi di lapisan mukosa peningkatan produksi HCL Peradangan lapisan mukosa lambung
GASTRITIS AKUT
Sensasi Kenyang Iritasi Menekan refleks muntah destruksi kelenjer mukosa Metaplasia dengan desquamosa
Anoreksia eksfeliasi (pengelupasan) mual Kerusakan pembuluh darah elastisitas lambung turun
MK : kekurangan volume
Penurunan nafsu makan Erosi lapisan mukosa cairan kekakuan
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Asuhan Keprawatan
Asuhan keperawatan pada pasien gastritis mengikuti proses keperawatan yang
terdiri dariunsur proses keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosis
keperawatan, intervensi, dan evaluasi (Nursalam, 2016)
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian adalah
proses pengumpulan semua data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan pasien saat ini. Pengkajian dilakukan secara
komprehensip terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual
(Kozier dkk, 2010). Adapun beberapa aspek yang dikaji berkaitan dengan gastritis
adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas atau Istirahat
Kelemahan, letih, nafas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipnea, perubahan
irama jantung.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, aterosklerosis, kenaikan tekanan darah, takikardi, penyakit
serebrovaskular, distrimia, kulit pucat, sianisis, diaforesis.
c. Integritas Ego
Berhubungan dengan faktor stress akut atau kronis dapat ditandai dengan
ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar,
suara gemetar.
d. Eliminasi
Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka
peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola
defekasi / karakteristik feses. Dapat ditandai dengan nyeri tekan abdomen,
distensi, bunyi usus sering hiperaktif, diare, atau konstipasi dapat terjadi
(penggunaan antasida), haluaran urine menurun atau pekat.
13
2) Palpasi
Palpasi menggunakan dua tangan untuk menyentuh bagian tubuh untuk
membuat suatu pengukuran sensitive terhadap tanda khusus fisik.
Keterampilan ini sering kali digunakan bersamaan dengan inspeksi. Selama
palpasi, pasien diusahakan dalam keadaan santai sehingga tidak terjadi
ketegangan otot yang dapat mempengaruhi optimalitas dari hasil
pemeriksaan. Pada pasien gastritis ulu hati akan terasa nyeri saat di palpasi.
3) Perkusi
Perkusi merupakan teknik pemeriksaan fisik dengan melibatkan pengetukan
tubuh dengan ujung-ujung jari guna mengevaluasi ukuran, batasan dan
konsistensi organ-organ tubuh yang bertujuan untuk menemukan adanya
cairan di dalam rongga tubuh. Dengan teknik perkusi lokasi, ukuran, dan
densitas struktur dapat ditentukan. Perkusi membantu memastikan
abnormalitas yang didapat dari pemeriksaan sinar-X atau pengkajian
melalui palpasi dan auskultasi. Pada pasien gastritis suara perkusi abdomen
timpani.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah teknik pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang
dihasilkan tubuh. Beberapa bunyi dapat didengar dengan telinga tanpa alat
bantu, meskipun sebagian bunyi dapat didengar dengan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi dan karakteristik. Pada pasien gastritis suara auskultasi
bising lambung dan usus sering terdengar hiperaktif
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan keputusan terhadap respon klien tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawatan. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosis keperawatan ini adalah Nausea. Nausea adalah keadaan tidak nyaman
pada bagian belakang tenggorok atau lambung yang dapat mengakibatkan
muntah (PPNI, 2016).
15
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan fase proses keperawatan yang penuh
pertimbangan dan sistematis dan mencangkup pembuatan keputusan dan
penyelesaian masalah, perencanaan merujuk pada data pengkajian pasien dan
pernyataan diagnosa sebagai petunjuk dalam merumuskan tujuan pasien dan
merancang intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah,
mengurangi, atau mengilangkan masalah pasien (Kozier, dkk, 2010).
16
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak
istirahat
2. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis (akupresur)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiemetik
jika perlu
Nyeri Ulu Hati Paint control Setelah di Pain menegent
lakukan tindakan 1. Observasi tingkat nyeri klien
keperawatan Pain secara baik meliputi frekuensi,
menegent Observasi lokasi, intensitas, reaksi.
tingkat nyeri klien secara 2. Observasi tanda- tanda vital
Mengidentifikasi nyeri 3. Ajarkan teknik relaksasi nafas
untuk melakukan dalam
intervensi Kekurangan 4. Edukasi keluarga untuk terlibat
Volume cairan dalam asuhan keperawatan
berhubungan dengan 5. Jelaskan sebab - sebab nyeri
pemasukan elektolit yang kepada klien
kurang, mual, muntah 6. Kolaborasi pemberian analgesik
selama... jam
diharapakan nyeri
berkurang atau hilang
dengan kriteria hasil :
3. Klien mengatakan rasa
nyeri berkurang atau
hilang
4. Tekanan darah 90/60-
140/90 mmHg
5. Nadi 60- 100x/menit
6. Respirasi 16-
24x/menit
7. Nyeri ringan 2- 3 6.
Wajah klien tidak
menyeringai
Ketidakseimbanga Setelah di lakukan 1. Awasi masukan dan haluaran,
n cairam tindakan kepeawatan karakter dan frekuensi muntah.
selama... jam 2. Kaji tandatanda vital.
diharapakan klien dapat 3. Ukur berat badan tiap hari.
menunjukkan pemasukan 4. Kolaborasi pemberian antiemetik
elektrolit yang kuat pada keadaan akut
dengan kriteria hasil
1.
berat badan
2.
18
4. Pelaksanaan
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perawat melaksanakan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam
tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan
mencatat tindakan keperawatan dan respons pasien terhadap tindakan tersebut
(Kozier, 2010).
5. Aplikasi Pemikiran Kritis Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gastritis
dengan Ak
a. Pengertian
Akupresur merupakan terapi tusuk jari dengan memberikan penekanan dan
pemijatan pada titik tertentu pada tubuh yang didasarkan pada prinsip ilmu
akupunktur (Nurhanifah et al., 2019). Penelitian lain menyebutkan Akupresur
merupakan salah satu teknik pengobatan tradisional Cina yang dapat
digunakan untuk menurunkan nyeri, mengobati penyakit dan cidera.
Akupresur dilakukan dengan memberikan tekanan fisik pada beberapa titik
pada permukaaan tubuh yang merupakan tempat sirkulasi energi dan
keseimbangan pada kasus gejala nyeri. Teknik akupresur ini tidak invasif,
aman, dan efektif. Akupresur terbukti dapat mengurangi nyeri punggung,
kepala, osteoarthritis, otot, leher, nyeri pre-operasi dan postoperasi, mual
muntah dan masalah tidur. Lama tindakan akupresur berdurasi antara 2 menit
sampai 30 menit (Enggal Hadi Kurniawan, 2016).
b. Etiologi
Akupresur menurut pandangan peneliti dapat menurunkan mual muntah
pada pasien gastritis. Proses dengan teknik akupresur menitik beratkan pada
titik-titik saraf tubuh (Fengge, 2012).
Istilah titik akupresur yang dimaksud dalam buku panduan ini sama
dengan titik akupunktur, selanjutnya titik akupunktur dalam buku panduan ini
disebut sebagai titik akupresur. Titik akupresur merupakan tempat
terpusatnya energi vital (qi) sekaligus merupakan tempat untuk melakukan
19
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2013. Mengenal dan Menanggulangi Penyakit Perut. Bandung: CV Putra
Setia
Ardian Ratu R & G. Made Adwan.2013, Penyakit Hati, Lambung, Usus, dan Ambeien,
Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. (S. C. Smeltzer
& B. G. Bare, Eds.) (8th ed.). Jakarta: EGC.
Lindseth GN. 2012. Gangguan Lambung dan Duodenum Patofisiologi Konsep Klinis
Proses Proses Penyakit. Edisi ke 6. Jakarta: EGC