Anda di halaman 1dari 13

1

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ASEPTOR KB IMPLANT
(SINOPLANT 2.BATANG)

SUSUNAN MASALAH

A : KONSEP DASAR TEORI

1. DEFINISI/PENGERTIAN
Implant (sinoplant 2 batang)adalah alat kontra sepsi bawah kulit
(sup.dermal)
a.PROFIL
-efektif 5 tahun untuk norplant
-efektif 3 tahun untuk jadena,meloplant atau implamon
-nyaman dipakai
-dapat di pakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
-pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
-kesuburan kembali setelah dicabut
-aman dipakai pada masa laktasi(panduan praktek pelayanan
kb 2005)
b.MACAM-MACAM IMPLANT
1.biodegradable implant - masih diuji cabu ex:capyan,pellets
2.NON.biodegradable implant.terdiri dari :
a. norplant tdd 6 batang silastik lembut berongga degan
panjang:3,4 cm diameter:2,4mm.tiyap batang berisi 36
mg leyonogestrel lama kerjanya:5 tahun
b. implanon tdd:1 batang putih lentur dengan panjang _+
=40mm,dan diameter 2mm,berisi =68 mg 3-keto-
desogestrel dan lama kerja =3thn
c. jadena ,indoplant sinoplant tdd : 2 batang ,tiap batang
berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
,jenis ini yang oaling banyak di pakai oleh klien.
(Buku panduan KB dan kontrasepsi Hanafi = 2004 dan
panduan lengkap KB terkini 2009)
-Dalam 24 jam setelah insersi,kadar hormone dalam
plasma darah sudah cukup tinggi untuk mencegah
ovulasi.
-pelepasan hormone setiap harinya berkisar antara 50-85
mg,dan pada 1 tahun kemudian menurun sampai 30-35
MG /hari untuk 5 tahun berikutnya.(KB dan
Kontrasepsi,Hanafi 2004,180)

c .EFEKTIVITAS

-sangat efektif (0,2 -1 kehamilan per 100 perempuan)

d .CARA KERJA
2

-Lendir serking menjadi kental


-Menganggu proses pembentukan endo metrium sehingga
sulit terjadi implantasi
-Menguranggi transportasi seperma
-Menekan ovulasi
EFEKTIFITAS : Sangat efektif (0,2 sampai 1 kehamilan per100
perempuan)

e .LOKASI PEMASANGAN

-Kapsul norplant di pasang tepat di bawah kulit di atas lipat


siku.di daerah medial lengan atas

-Untuk pemasangan kapsul pilihlah lengan klien yang jarang di


gunakan.

f .KEUNTUNGAN KONTRASEPSI IMPLANT

-Daya guna tinggi


-Perlindungan jangka panjang (5 tahun/ 3 tahun)
-Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
-Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
-Tidak mengganggu Produksi ASI
-Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
-Dapat di cabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
-Bebas dari pengaruh ekstrogen
-tidak mengganggu kegiatan senggama
(KB terkini 2009)
g .INDIKASI IMPLANT
-Prempuan pada usia reproduksi
-Perempuan yang telah mempunyai anak/yang belum
-Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki
efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan
jangka panjang.
-Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
-Perempuan pasca keguguran
-Perempuan yang tidak ingin punya anak lagi,tetapi menolak
stirilisasi
-Perempuan dengan riwayat KET
-Perempuan dengan tekanan darah < i80/0 mmHg dengan
masalah pembekuan darah
-Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen
-Perempuan yang sering lupa mengunakan pil
(panduan pelayanan kontrasepsi ,2003.MK.54)
h.KONTRA INDIKASI IMPLANT
-Kehamilan/di duga hamil.
3

-Perdarahan tractus genetalia yang tidak di ketahui


penyebabnya
-Tromboplilebitis aktif/penyakit trombo embali
-Penyakit hati akut
-Tumor hati jinak/ganas
-Karsinoma payudara/tersangka karsinoma payudara
(benjolan pada payudara/RPD kanker payudara)
-Tumor / Neoplasma ginekologil
-Penyakit jantung lypertensi ,BM.
-Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid
-Perempuan dengan mioma uterus
-Perempuan dengan gangguan tolerensi glukosa
(KB,dan Kontrasepsi ,Hanafi 2004:181-182)

2. MENIFESTASI KLINIS
Timbul keluhan keluhan – keluhan seperti :
-Nyeri kepala
- Peningkatan / penurunan berat badan
-Nyeri payudara
-Perasaan mual
-Pening / pusing kepala
-Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
(NERVOUSNESS)
-Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi
dan pencabutan
-Efektivitasnya menurun bila mernggunakan obat-obat tuber
kulosis (Rimfamysin)/obat epilepsy (Fenitoin dan barbiturate)
-Terjainya kehamilan extopik sedikit > tinggi (1,3 per =100.000
perempuan pertahun)

3. KOMPLIKASI /EFEK SAMPING


Efek samping yang paling utama adalah perubahan pola haid ,yang
terjadi pada kira – kira 60% aseptor dalam.tahun pertama setelah
insersi / pemasangan.
Yang paling sering terjadi adalah :
-bertambahnya hari pendarahan dalam satu siklus (HYPER
MENOREA)
-Pendarahan bercak – bercak (spoting)
-Berkuramgnya panjang siklus haid
-Ekspulsi
-Infeksi pada darah insersi
-Berat badan bisa naik bisa turun
-Aminorea = meskipun lebih jarang terjadi di bandingkan
pendarahan lama atau perdarahan bercak.
-Umumnya perubahan haid tsb tak mempunyai efek yang
membahayakan diri aseptor.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
a. Pemeriksaan khusus.
4

- Inspikulo : untuk mengetahui perdarahan pervagina


bila ada indikasi.
- Bimanual : untuk mengetahui tumor pada vagina
bila ada indikasi.
b. Pemeriksaan laboratorium.
- Pemeriksaan urine ( tes kehamilan, hasil negatif/ tdk
hamil).
- Pemeriksaan kadar gula dalam darah (Hasil DBN).
- Pemeriksaan LFT (hasil DBN).
c. Pemeriksaan Fisik.
Palpasi Payudara.
- Tak ada benjolan / masa dipayudara.
Palpasi Abdomen.
- Tak ada benjolan / masa diperut.
- Uterus tak teraba keras yang dicurigai hamil.
d. Pemeriksaan EKG dan X.Ray dilakukan sesuai indikasi.

5. PRINSIP TATA LAKSANA (WAKTU MULAI MENGGUNAKAN


IMPLANT)
-Setiap saat selama siklus haid jari ke 2-7 ,tidak di perlukan
metode tambahan kontrasepsi.
-Insersi dapat di lakukan setiap saat asal saja di yakini tidak
terjadi kehamilan .Bila di insersi setelah hari ke 7 siklus haid,
klien jangan melakukan sexsual/mengunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
-Bila klien tak haid , insersi dapat dilakukan setiap saat.asal di
yakini tidak hamil jangan melakukan hubungan sex atau pakai
metode lain untuk 7 hari saja.
-Bila menyusui antara 6minggu ,s/d 6 bulan paska
persalinan,insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui
penuh klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
-Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
insrsi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
-Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantikannya dengan implant, insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau
klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
-Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,
implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan
tersebut tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
-Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal
(kecuali AKDR) dank lien ingin menggantinya dengan Norplant,
insersi norplant dapat dilakukan setiap saa, asal saja diyakini
klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
berikutnya.
-Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dank lien ingin
menggantinya dengan implant, norplant dapat diinsersikan
5

pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja AKDR segera dicabut
-Pasca keguguran implant dapat segera di pasang
-Setelah mengunakan kontrasepsi lain asal di yakini tidak hamil.
(Panduan praktis pelayanan kontrasepsi Jakarta 2003)

TATA LAKSANA EFEK SAMPING/MASALAH


 Efek samping : Aminorea
-Penanganan
 Pastikan hamil atau tidak dan bila tidak hamil, tidak
memerlukan penanganan khusus, cukup konseling saja.
 Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat implant
dan anjurkan menggunakan kontrasepsi lain
 Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan
kehamilan cabut implant dan jelaskan, bahwa progestin
tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan
ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat
hormon untuk memancing timbulnya perdarahan.
 Efek samping : Perdarahan bercak (spoting) ringan
-Penanganan
 Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan
terutama pada tahun pertama. Bila tidak ada mesalah dank
lien dapat hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila
klien tetap saaj mengeluh masalah perdarahan dan ingin
melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil
kombinasi 1 siklus atau ibuprofen 3X 800 mg selama 5 hari.
Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan
setelah pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih
banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3 – 7
hari dan kemudian dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 mg etinilestradiol,
atau 1,25 mg estrogen equin konjungasi untuk 14 – 21 hari.
 Efek samping : Ekspulsi
-Penanganan
 Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain
masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi
daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih
berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada
tempa insersi yang berbeda. Bila ada infeksi, cabut seluruh
kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi
lain.
 Efek samping : infeksi pada daerah insersi
-Penanganan
 Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun
dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotic yang sesuai untuk
7 hari.implant jangan dilepas dank lien diminta kembali 1
minggu. Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang
6

yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode
kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan abses, bersihkan
dengan antiseptik, insisi dan alirkan pes keluar, cabut
implant, lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral
selama 7 hari.
 Efek samping : berat bada naik / turun
-Penanganan
 Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1
– 2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi
perubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan
berat badan ini tidak dapat diterima, Bantu klien mencari
metode lain.
6 . INTRUKSI UNTUK KLIEN /KONSLING
-Darah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam
pertama hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka
insisi.
-Mungkin terjadi sedikit rasa perih ,pembengkakan ,pada darah
incici gak perlu di kuatirkan
-Pekerjaan rutin harian tetap di kerjakan ,namun hindari
pembenturan gesekan /penekanan pada daerah incici
-Balutan penekanan tetap di tinggalkan ,selama 48 jam
,sedangkan plaster di pertahankan hingga luka sembuh(5 hari)
-Setelah luka sembuh darah tersebut dapat di sentuh dan di cuci
dengan tekanan yang wajar.
-Bila di temukan adanya tanda-tanda infeksi seperti
:demam,peradangan/bila rasa sakit menetap selama beberapa
hari segera control
-Klien di anjurkan 1 minggu lagi control jika di temukan hal sbb:
-Aminoria yang di sertai nyeri perut bagian bawah.
-Pendarahan yang banyak dari kemaluan
-Rasa nyeri pada lengan
-Luka dari incici mengeluarkan darah /nanah
-Ekspulsi dari batang implant
-Sakit kepala hebat / penglihatan menjadi kabur
-Nyeri dada hebat
-Dugaan adanya kehamilan.

7. POHON MASALAH KB IMPLANT.


- Nor plant = 6 batang 36 mg Levornorgestrel.
- Jadena, Indoplant, Sino Plant, = 2 batang 75 mg Levenorgestrel
- Implanon = 68 mg, 3 – Keto – Desogestrel.

Lendir servik jadi kental

Proses Pembentukan indometrium terganggu

Sulit terjadi Implantasi


7

Mengurangi transportasi sperma

Menekan ovulasi

KB implant

Jaringan terbuka BB turun Perubahan pola haid Infeksi Tempat


Pemasangan
Alat-alat KB masuk BB naik Perdarahan / Spotting
Peradangan
Proteksi kurang PD kurang Hyperminorea
Abses
Tehnik aseptic Perubahan bntk Hb Turun
Kurang Tubuh bekas incici
Anemia terbuka
Mikro organisme
Masuk GG. Body Ekspulsi
Image

Risti Infeksi GG. Perfusi


Jaringan
Risti infeksi
8

B : KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


I. PENGKAJIAN.
DATA SUBYEKTIF.
a. Boidata
-Umur : dapat digunakan oleh semua perempuan usia
reproduksi sampai menopause.
b. Keluhan utama
-Perdarahan bercak (spotting, nyeri kepala, nyeri payudara,
mual-mual, nyeri pada luka atau daerah insersi.
c. Riwayat kesehatan
-Kontrasepsi implsnt tak boleh di gunakan pada wanita
dengan perdarahan pervagina yang belum jelas
penyebabnya.
-Pernah mengalami benjolan/kanker payudara /riwayat
kanker payudara
-Perempuan dengan miom uterus dan kanker payudara tak
boleh pakai kontrasepsi implant.
-Perempuan dengan gangguan toleransi glukosa.
-Bisa dipakai pada ibu menyusui
-Perempuan pasca persalinan yang masih menyusui ASI
esklusif tak boleh pakai kontrasepsi implant.
d. Riwayat Obstetrik
-Penggunaan KB implant mempunyai efek pada pola haid
ditemukan pada tahun pertama pemakaian. (6 – 12 bulan)
pertama. Pada beberapa perempuan mungkin akan
mengalami berhentinya haid sama sekali (Aminorea),
perdarahan bercak (spotting), dan hyperminorea, atau
meningkatnya jumlah darah haid.
e. Status Perkawinan
-Pil KB implant digunakan pada klien yang sudah menikah,
baik yang sudah mempunyai anak/yang belum mempunyai
anak.
f. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
-Wanita yang abortus/keguguran dan riwayat kehamilan
ektopik bisa menggunakan kontrasepsi implant, tetapi jika
diketahui hamil merupakan kontra indikasi.
g. Riwayat KB
-Penggunaan KB implant dapat digunakan pada aseptor
pasca penggunaan kontrasepsi pil, injeksi tanpa ada kontra
indikasi. Tetapi kalau sebelumnya memakai AKDR, dan ingin
ganti implant insersi dilakukan pada saat haid hari ke-7, dan
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari.
h. Riwayat kesehatan keluarga
-Dikaji adanya penyakit : DM, hypertensi, jantung
-Dikaji adanya benjolan/kanker payudara/ riwayat kanker
payudara
-Dikaji adanya penyakit mioma uterus.
i. Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang
9

-Bagi ibu yang memiliki riwayat penyakit jantung, DM,


Hypertensi, benjolan atau kanker payudara / riwayat kanker
payudara, mioma uterus tak dianjurkan untuk memakai
kontrasepsi implant.
j. Keadaan psikososial dan dukungan keluarga
-Tak ada larangan agama untuk menggunakan KB implant.
-Alasan apa yang membuat ibu menjadi aseptor dan
motifasinya, serta dorongan dan dukungan dari suami serta
keluarga klien.
k. Pola kebiasaan sehari-hari
 Pola nutrisi
-Pada KB implant tak diketemukan adanya gangguan pola
nutrisi
 Pola Eliminasi
-Tidak ada pengaruh pada pola eliminasi pada pemakaian
kontrasepsi implant
 Pola istirahat tidur
-Pola istirahat tidur bisa terganggu karena aseptor KB
implant bisa mengalami gangguan perubahan perasaan
(mood) atau kegelisahan (NERVOUSENESS)
 Pola aktifitas
-Ada perubahan pola aktifitas karena perubahan
perasaan dan kegelisahan
 Pola seksualitas
-Pada umumnya peserta KB implant tidak mengalami
masalah dengan hubungan seksualitas.
 Pola kesehatan
-Pada klien dengan pengguna obat : Tuberkulosis
(Rimpampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan
barbiturat) dapat mempengaruhi keberhasilan atau
efektivitas dari KB implant.
-Tidak ada pengaruh kebersihan diri pada KB implant.

DATA OBYEKTIF.
a. Keadaan Umum : Baik sampai lemah.
b. TTV.
- Tensi tekanan darah dalam batas normal 120 / 80 mmHg.
- Nadi : DBN : 88 x / menit.
- Suhu DBN 360 – 370C.
- RR, DBN 16 – 20 x / menit.
c. BB : Pada umumnya ada peningkatan BB 1 – 2 Kg.
d. Pemeriksaan fisik.
10

- Mata : Konjung tiva tidak anemis.


- Payudara : Tak ada masa / benjolan di payudara.
- Abdomen : Tak ada masa / benjolan di perut.
- Uterus tak teraba keras yang di curigai adanya kehamilan.
e. Pemeriksaan Inspekulo : tak ada perdarahan pervagina bila ada
indikasi.
f. Pemeriksaan bimanual : tak ada tumor pada vagina bila ada indikasi.
g. Pemeriksaan Mikroskopik / laboratorium.
- Pemeriksaan urine ( tes kehamilan,hasil negatif/tidak hamil ).
- Pemeriksaan darah LFT (hasil DBN),
- Pemeriksaan kadar gula dalam darah (hasil DBN).
h. Pemeriksaan EKG dan X.Ray dilakukan bila ada indikasi.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d masuknya kuman mikro
organisme ke dalam tubuh.
2. Ganguan body image b/d perubahan bentuk tubuh
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan kadar HB.

3. PERENCANAAN ( INTERVENSI ).
Masalah 1.
1. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d masuknya kuman mikro
organisme ke dalam tubuh.
Tujuan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam
luka membaik dan tak terjadi infeksi.
KH.
Klien mengatakan luka tak nyeri.
Klien menyatakana penyembuhan luka baik.
Tak ada tanda-tanda infeksi, implamasi.
Tak ada tanda-tanda radang, tak ada demam.
TTV dalam batas normal.

Intervensi.
1. awasi TTV dan K/U klien.
R/ Untuk memudahkan rencana tindakan selanjutnya.
2. Perhatikan demam menggigil, berkeringat, perubahan mental,
dan meningkatnya nyeri pada luka.
R/ Dugaan adanya infeksi / abses.
3. Lakukan cuci tangan yang baik perawatan luka dengan tehnik
aseptic, steril alat tempat dan berikan perawatan paripurna.
R/ Menurunkan resiko penyebaran kuman membunuh mikro
organisme dan mencegah penyebaran infeksi.
4. Lihat insisi / luka dan balutan, catat karakteristik luka dan
adanya eritema.
R/ Memeberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi.
5. Berikan nutrisi yang adekuat.
R/ Gizi adekuat mempercepat penyembuhan luka.
11

6. Kolaborasi dengan dokter memberikan obat antibiotika dan


analgetik.
R/ antibiotic membunuh kuman dan mengatasi infeksi
analgetik mengurangi rasa sakit.

Masalah 2.
Ganguan body image b/d perubahan bentuk tubuh
Tujuan.
Ibu mampu beradaptasi dengan bentuk tubuh.

KH.
- BB dalam batas tidak boleh lebih 5 kg dalam satu tahun pertama.
- Ibu tampak lebih tenang.

Intervensi.
a. Lakukan pendekatan pada klien dan identifikasi masalah yang
dihadapi.
R/ Meningkat harga diri sehingga ibu mampu mengungkapkan
masalahnya.
b. Jelaskan pada ibu tentang :
- Penyebab dari peningkatan berat badan.
- Cara mengatasinya.
R/ Ibu lebih kooperatif mengenai penjelasan dari petugas.
c. Anjurkan untuk melakukan pola diet yang benar.
R/ Diet yang baik membatu mengurangi berat badan.
d. Libatkan pasangan dalam memberikan penjelasan mengenai
keadaan klien.
R/ Dukungan suami akan meningkatkan harga diri.
e. Lakukan aktifitas olahraga secara teratur.
R/ Pembakaran lemak dapat dilakukan dengan olahraga secara
teratur ( Joewono, 1995 : 47-49 ).

4. IMPLEMENTASI.
Pelaksanaan atau implementasi merupakan tahap ke-empat kerja
dalam proses askeb yang merupakan perwujudan dan rincian tindakan
yang telah disusun dalam tahap perencanaan. Implementasi akan
dilaksanakan pada kasus nyata sesuai dengan situasi dari kondisi klien
( Depkes RI, 1995 : 11 ).

5. EVALUASI.
Merupakan hasil tahap akhir dari proses askep untuk menilai tentang
kriteria hasil yang dicapai, apakah sesuai dengan rencana atau tidak.
Dalam evaluasi dilakukan dengan SOAP :
S : Data subyektif.
Yang didapatkan dari keluhan pasien.
O : Data obyektif.
Yang didapatkan hasil pemeriksaan oleh nakes.
A : Assesment.
12

Berisi data kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang


menunjukan tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan
maupun masalah yang baru normal.
P : Planing.
Merupakan perencanaan lanjutan tindakan yang sudah dilakukan
dengan berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah dicapai
( Depkes
13

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi Hartanto, 2004.KB dan Kontrasepsi, Jakarta, pustaka Sinar Harapan.

Dyah Novitasari, Sujiyantini, 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.


Yogjakarta, Mitra Candikia.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, 2003 Yayasan Bima


Pustaka Saiwono Prawiroharjo

Marilynn.E, Doengos, 1993


Penerbit, ECG Jakarta
Rencana Asuhan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai