Anda di halaman 1dari 35

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. R DENGAN CORONA VIRUS DISEASES DI


RS AIRAN RAYA TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :
AYU TRI HASTUTI
2021207209196

PROGRAM PROFESI NERS KONVERSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
2022

[Type here]
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terhitung sejak akhir tahun 2019, dunia mengalami salah satu permasalahan

kesehatan global terburuk dalam sejarah peradaban manusia, hal tersebut

disebabkan oleh virus corona atau Covid-19 yang menginfeksi hampir seluruh

negara di dunia, sehingga menimbulkan efek pandemic yang sangat luar biasa

di dunia hingga saat ini. Organisasi kesehatan dunia yaitu World Health

Organization (WHO) menyatakan bahwa sejak Januari 2020 dunia masuk

kedalam darurat global dikarenakan Covid-19 (World Health Organization

dalam Widia, 2022).

World Health Organization merilis jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 saat

ini sebanyak 486.761.597/April 2022. Negara Amerika Serikat meduduki

peringkat pertama dengan kasus konfirmasi tertinggi sebesar 79.342.899.

sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke 18 dengan jumlah kasus

terkonfirmasi 6.018.048 juta orang, jumlah sembuh 5.764.636 juta dan

meninggal sebanyak 155.241 orang. Provinsi Jawa Barat saat ini menjadi

provinsi dengan kasus aktif peringkat pertama tebanyak yaitu 26.021 kasus,

peringkat ke 2 Provinsi Jawa Tengah, peringkat ke 3 Provinsi Papua dan

Provinsi Lampung menjadi peringkat ke 4 dengan jumlah kasus aktif

sebanyak 9.039 (Kemenkes RI, 2022).

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


Provinsi Lampung juga menjadi provinsi yang mengalami efek dari pandemic

viruc Covid-19, terhitung hinggal Maret 2022 terdapat total 72.555 orang

terkonfirmasi terpapar Covid-19, sedangkan untuk Kabupaten Lampung

Selatan sendiri kasus konfirmasi sebanyak 4.605 orang, selesai isolasi

sebanyak 4.341 orang. (Dinkes Prov.Lampung, 2022).

Infeksi virus Covi-19 memberikan spektrum gejala yang bervariasi, mulai

dari tanpa gejala, gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis,

hingga syok sepsis. Dari penelitian sekitar 80% pasien menunjukkan gejala

ringan atau sedang, 13,8% menunjukkan gejala berat, dan sebanyak 6,1%

pasien jatuh dalam keadaan kritis. Pada kasus berat, perburukan pneumonia

Covid-19 terjadi secara cepat dan progresif dan menyebabkan ARDS.

Berdasar atas penelitian yang dilakukan terhadap 201 pasien dengan

pneumonia COVID-19, kejadian ARDS sebanyak 41,8% dengan angka

kematian sebanyak 52,4% (Wulan, 2020).

Sesak nafas merupakan gejala paling umum sekaligus paling urgent pada

pasien positif Covid-19 apabila gejala ini tidak lekas ditangani dan ditindak

lanjuti dengan tepat maka akan mengancam nyawa pasien. Sel yang

terinfeksi dilepaskan dan terjadi respon imun berlebih sehingga terjadi

inflamasi pada jaringan endotel menyebabkan sitokin proinflamasi

meningkat. Lonjakan sitokin proinflamasi yang cepat ini memicu

terjadinya infiltrasi inflamasi oleh jaringan paru yang menyebabkan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


kerusakan paru pada bagian epitel dan endotel Infiltrasi inflamasi dan sel

paru yang mati menumpuk menjadi membran hialin dan mengendap di

sepanjang dinding alveoli sehingga pertukaran gas menjadi sulit dapat

berakibat pada terjadinya hipoksia dan distress nafas dan menjadikan

pola nafas tidak efektif (Richard, 2021).

Pola nafas tidak efektif merupakan Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak

memberikan ventilasi adekuat. Dalam Standart Intervensi Keperawatan

Indonesia (SIKI) tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien

yang mengalami pola nafas tidak efektif adalah manajemen jalan nafas dan

pemantauan respirasi. Terapi non farmakologis yang dapat dilakukan

perawat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi pasien salah satunya yaitu

dengan pemberian posisi semi fowler (PPNI, 2017).

Penelitian terkait masalah pernafasan pada pasien Covid-19 pernah

dilakukan oleh Febriyanti (2020) Dari studi yang dilakukan diperoleh hasil

pemberian asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan gangguan

pernafasan dapat meningkatkan saturasi dan mengurangi sesak napas yang

di alami pasien, terutama dengan intervensi keperawatan seperti

pemosisian pasien dan teknik relaksasi.

Sedangkan menurut Ketut (2021) Intervensi dan implementasi keperawatan

untuk mengatasi masalah pernafasan adalah pemberian posisi relaksasi.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


Hasil evaluasi dari intervensi keperawatan yang telah dilakukan

didapatkan hasil pasien mengatakan sesaknya sudah berkurang, tampak

sudah bisa melakukan batuk efektif, dyspneu tampak menurun, frekuensi

napas membaik yang sebelumnya 36 x/ menit menjadi 24 x/menit.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti menemukan bahwa

sebagian besar pasien dengan keluhan sesak nafas sehingga menimbulkan

pola nafas yang tidak efektif permasalahan system pernafasan tersebutlah

yang menjadi factor utama dalam meningkatkan resiko terburuk bagi

pasien. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait

masalah pernafasan pada pasien Covid-19 dengan fokus judul “Karya

Ilmiah Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien Corona Virus

Diseases dengan Inovasi : Buku Saku Tatalaksana Covid di Rumah Sakit

Airan Raya Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah “Bagaimanakah

asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien corona virus diseases dengan

inovasi buku saku tatalaksana covid di Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022?

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan keperawatan pada pasien corona virus diseases di

Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada pasien corona virus diseases di Rumah

Sakit Airan Raya tahun 2022.

b. Menganalisa masalah keperawatan Pasien corona virus diseases di

Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022.

c. Menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Pasien corona

virus diseases di Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022.

d. Merumuskan intervensi keperawatan yang akan di lakukan pada

Pasien corona virus diseases di Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022

e. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien corona virus diseases di

Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022.

f. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien corona virus

diseases di Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022.

D. Manfaat

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai tambahan referensi karya ilmiah yang

bertujuan untuk mengembangkan ilmu kesehatan khususnya di

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


bidang keperawatan.

b. Bagi keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

keluarga tentang tatalaksana covid di Rumah Sakit Airan Raya.

c. Bagi Pasien

Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas asuhan

keperawatan untuk di implementasikan kepada pasien.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi instansi Pendidikan

Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis tentang

asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien corona virus diseases

dengan inovasi buku saku tatalaksana covid di Rumah Sakit Airan

Raya tahun 2022.

b. Bagi Ilmu Keperawatan

Dapat menjadi acuan bagi perawat untuk memberikan asuhan

keperawatan pada pasien Covid-19 dengan masalah keperawatan

pola nafas tidak efektif.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP COVID 19

1. Pengertian COVID 19

Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan

tidak bersegmen yang termasuk dalam ordo Nidovirales, keluarga

Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dalam dua subkeluarga yang dibedakan

berdasarkan serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu

alpha coronavirus, betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma

coronavirus (Kemenkes, 2020). Struktur coronavirus seperti kubus dengan

protein S yang berlokasi di permukaan virus. Coronavirus bersifat sensitif

terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan yang

mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56oC selama 30 menit, eter,

alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent

dan kloroform. Sedangkan penggunaan klorheksidin tidak efektif dalam

menonaktifkan virus (Yuliana, 2020).

2. Etiologi COVID-19

Secara umum, virus corona memiliki sampul yang melingkupi materi genetik,

yang terdapat berbagai protein dengan berbagai fungsi, salah satunya berikatan

dengan reseptor membran sel. Hal inilah yang membuat virus dapat mudah

masuk ke dalam sel tubuh. Struktur virus menyerupai mahkota atau crown

sehingga dinamai virus corona atau coronanvirus.

Coronavirus adalah kelompok besar virus yang dapat menyebabkan penyakit

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


pada hewan dan manusia. Beberapa penyakit-penyakit pada manusia yang

ditimbulkan virus dari keluarga coronavirus adalah selesma, Middle East

Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS),

dan penyakit yang dinyatakan pandemi tertanggal 11 Maret 2020 oleh WHO,

Coronavirus Disease 19 (COVID- 19).

Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO menyebutkan ditemukannya kasus

kategori pneumonia yang belum diketahui penyebabnya di Wuhan, China.

Hari ke hari jumlah kasus meningkat hingga akhirnya WHO menetapkan

kasus ini sebagai Public Health Emergency of International Concern/

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia

(PHEIC/KKMMD). Di tanggal 12 Februari 2020, nama COVID-19 resmi

digunakan untuk penyakit baru ini dengan virus penyebabnya disebut SARS-

CoV-2.

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini

masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan

wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002-2004 silam,

yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of

Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.

(Febriyanti, 2020)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


3. Tanda Gejala COVID-19

Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari

tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat,

ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau

sedang, 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke

dalam keadaan kritis. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu ≥

38oC) yang lebih dari 40% demam pasien memiliki suhu puncak antara 38,1-

39oC dan 34% suhu pasien lebih dari 39 oC, batuk dan kesulitan bernapas.

Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala

gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari

pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara

cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit

dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari.

Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam

kondisi kritis bahkan meninggal (Susilo dkk, 2020).

Perjalanan penyakit dimulai den gan masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14

hari (median 5 hari). Pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau

sedikit menurun dan pasien tidak bergejala. Pada fase berikutnya (gejala

awal), virus menyebar melalui aliran darah, diduga terutama pada jaringan

yang mengekspresi ACE2 seperti paru-paru, saluran cerna dan jantung. Gejala

pada fase ini umumnya ringan. Serangan kedua terjadi empat hingga tujuh hari

setelah timbul gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam dan mulai sesak,

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


lesi di paru memburuk, limfosit menurun. Penanda inflamasi mulai meningkat

dan mulai terjadi hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi

makin tak terkontrol, terjadi badai sitokin yang mengakibatkan ARDS, sepsis,

dan komplikasi lainnya (Susilo, 2020).

4. Patofisiologi

Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan

kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi,

kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonatik yaitu virus

yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat

membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular

tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa

ditemukan untuk coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber

utama untuk kejadian severe acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle

East Respiratory Syndrome (MERS) (Yuliana, 2020).

Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak

bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari coronavirus setelah menemukan

sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host

diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus. Protein S penentu

utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu tropisnya (Yuliana,

dalam Wang 2020). Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan

reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2. ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa

oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus,

sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel eritrosit

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos. Setelah berhasil masuk

selnajutnya translasi replikasi gen dari RNA denom virus. Selanjutnya

replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan

perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan

dan rilis virus (Yuliana, Fehr 2015).

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian

bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya).

Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi

peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa

waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa inkubasi virus

sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (Yuliana, 2020).

Periode inkubasi adalah waktu antara pertama kali terkena virus hingga

pertama kali gejala muncul. Periode inkubasi COVID-19 berlangsung 1-14

hari, biasanya sekitar lima hari. Gejala yang muncul dapat berupa demam,

batuk nonproduktif, sesak, mialgia, dan lemas. Pada pemeriksaan penunjang

dapat ditemukan jumlah leukosit normal atau leukopenia daan bukti radiologis

yang mengarah ke pneumonia (Yuliana, 2020).

5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium lain seperti hematologi rutin, hitung jenis,

fungsi ginjal, elektrolit, analisis gas darah, hemostasis, laktat, dan

prokalsitonin dapat dikerjakan sesuai dengan indikasi. Trombositopenia

juga kadang dijumpai, sehingga kadang diduga sebagai pasien dengue

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


(Susilo, dkk dalam Yan, dkk).

b. Pencitraan

Modalitas pencitraan utama yang menjadi pilihan adalah foto toraks, dan

CT-scan toraks. Pada foto toraks dapat ditemukan gambaran seperti

opasifikasi ground-glass, infiltrat, penebalan peribronkial, konsolidasi

fokal, efusi pleura, dan atelectasis. Foto thoraks kurang sensitif

dibandingkan CT scan, karena sekitar 40% kasus tidak menemukan

kelainan pada foto thoraks.

c. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah

1) Saluran napas atas dengan swab tenggorok (nasofaring dan

orofaring)

2) Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila

menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal)

d. Pemeriksaan antigen-antibodi

Pemeriksaan ini tidak direkomendasikan oleh HO sebagai dasar diagnosis

utama, dikarekan perlunya observasi lanjutan bagi pasien yang dinyatakan

negatif serologi dan pemeriksaan ulang bila dianggap ada faktor resiko

tertular.Perlu dipertimbangkan pula onset paparan dan durasi gejala

sebelum memutuskan pemeriksaan serologi. Dilaporkan pemeriksaan

IgM dan IgA terdeteksi mulai hari ke 3-6 setelah onset gejala.

e. Pemeriksaan virology

Who merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


yang termasuk dalam kategori suspek. Pada individu yang tidak

memenuhi kriteria suspek atau asimtomatis juga boleh dilakukan

pemeriksaan dengan mempertimbangkan aspek epidemiologi, protokol

skrining setempat, dan ketersediaan alat. Pengerjaan pemeriksaan

molekuler membutuhkan fasilitas dengan biosafety level 2 (BSL-2).

Sampel dikatakan positif COVID-19 bila rRT-PCR positif minimal dua

target genom (N, E, S, atau RdRP) yang spesifik SARS-CoV-2 atau rRT-

PCR betacoronavirus, ditunjang dengan hasil sequencing sebagian atau

seluruh genom virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2. Hasil negatif

palsu pada tes virologi dapat tejadi bila kualitas pengambilan atau

manajemen spesimen buruk, spesimen diambil saat infeksi masih sangat

dini, atau gangguan teknis di laboratorium. Oleh karena itu, hasil negatif

tidak menyingkirkan kemungkinan infeksi SARS-CoV-2, terutama pada

pasien dengan indeks kecurigaan yang tinggi.

6. Penatalaksanaan COVID 19

Sampai saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien

COVID-19, termasuk antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan

adalah terapi simtomatik dan oksigen. Pada pasien gagal napas dapat

dilakukan ventilasi mekanik. Menurut National Health Commisission (NHC)

China telah meneliti beberapa obat yang berpotensi mengatasi infeksi SARS-

CoV-2, antara lain interferon alfa (IFN-𝛼), lopinavir/ritonavir (LPV/r).

Ribavirin (RBV), klorokuin fosfat (CLQ/CQ), remdesvir dan umifenovir

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


(arbidol). Selain itu, juga terdapat beberapa obat antivirus lainnya yang sedang

dalam masa uji coba di tempat lain.

a. Terapi Etiologi/ Definitif

b. Manajemen Simtomatik dan Suportif

c. Isolasi pada semua kasus, sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik

ringan maupun sedang.

d. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)

e. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit

f. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat

g. Observasi ketat dan pahami komorbid pasien

(Kemenkes, 2020)

7. Komplikasi

Menurut Reni (2020), komplikasi yang bisa terjadi pada pasien COVID- 19

diantaranya :

a. Pneumonia (infeksi paru-paru)

Pneumonia akan menyebabkan kantung udara yang ada di paru-paru

meradang dan membuat Anda sulit bernapas. Pada sebuah riset pada

pasien positif Covid-19 yang kondisinya parah, terlihat bahwa paru-

parunya terisi oleh cairan, nanah, dan sisa-sisa atau kotoran sel. Hal ini

menghambat oksigen yang seharusnya diantarkan ke seluruh tubuh.

Padahal, oksigen sangat dibutuhkan agar berbagai organ di tubuh bisa

menjalankan fungsinya. Jika tidak ada oksigen, maka organ tersebut akan

rusak.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


b. Gagal napas

Saat mengalami gagal napas, tubuh tidak bisa menerima cukup oksigen

dan tidak dapat membuang cukup banyak karbon dioksida. Kondisi gagal

napas akut terjadi pada kurang lebih 8% pasien yang positif Covid-19 dan

merupakan penyebab utama kematian pada penderita infeksi virus corona.

c. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

ARDS adalah salah satu komplikasi corona yang cukup umum terjadi.

Menurut beberapa penulisan yang dilakukan di Tiongkok, sekitar 15%-

33% pasien mengalaminya. ARDS akan membuat paru-paru rusak parah

karena penyakit ini membuat paru-paru terisi oleh cairan. Akibatnya,

oksigen akan susah masuk, sehingga menyebabkan penderitanya kesulitan

bernapas hingga perlu bantuan ventilator atau alat bantu napas.

d. Disseminated intravascular coagulation (DIC)

Penyakit ini akan membuat proses pembekuan darah terganggu. Sehingga,

tubuh akan membentuk gumpalan-gumpalan darah yang tidak pada

tempatnya. Hal ini bisa menyebabkan perdarahan pada organ dalam atau

gagal organ vital (gagal ginjal, gagal hati, gagal jantung, dan lainnya). Di

Tiongkok, penyakit ini umum dialami oleh pasien yang meninggal akibat

infeksi Covid-19.

e. Syok Septik

Syok septik terjadi ketika respons tubuh terhadap infeksi malah salah

sasaran. Jadi, bukannya menghancurkan virus penyebab penyakit, zat- zat

kimia yang dibuat tubuh justru menghancurkan organ yang sehat. Jika

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


proses ini tidak segera berhenti, tekanan darah akan turun drastis hingga

pada tahap yang berbahaya dan menyebabkan kematian.

f. Kematian

B. Konsep Asuhan Keperawatan Covid-19

1. Pengkajian

a. Identitas diri pasien; nama, jenis kelamin, umur, tempat tanggal lahir,

alamat, pekerjaan.

b. Riwayat Kesehatan

1) Kesehatan sekarang; keadaan pernafasan (nafas pendek), nyeri

dada,batuk,sputum.

2) Kesehatan dahulu; jenis gangguan kesehatan yang baru saja di

alami, cedera dan pembedahan

3) Kesehatan keluarga adakah anggota keluarga yang menderita

empisema, asma, alergi, dan covid-19.

c. Gejala yang berkaitan dengan masalah utama, misalnya demam,

menggigil,lemah,keringat dingin malam merupakan gejala yang

berkaitan dengan covid-19

(Hidayat, 2012)

d. Data Pola Pemeliharaan

1) Tentang pekerjaan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


2) Obat yang tersedia dirumah

3) Pola tidur-istirahat dan stress

e. Pola Keterlambatan atau Pola peranan-kekerabatan

Adakah pengaruh dari gangguan / penyakit terhadap dirinya dan

keluarga

f. Pola Aktivitas/ istirahat

a. Gejala :

1) Kelemahan umum dan kelelahan

2) Napas pendek

3) Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari,

menggigil dan berkeringat, mimpi buruk

b. Tanda :

1) Takikardi, takipnea / dyspnea pada kerja

2) Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)

g. Pola Integritas Ego

a. Gejala :

1) Adanya / factor stress lama

2) Masalah keuangan, rumah

3) Perasaan tidak berdaya / tidak ada harapan

4) Populasi budaya / etnik

b. Tanda :

1) Menyangkal (khusus tahap dini)

2) Ansitas, ketakutan, mudah terangsang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


h. Makanan dan Cairan

a. Gejala :

1) Kehilangan nafsu makan

2) Tidak dapat mencerna makanan

3) Makan hanya sedikit atau kurang dari porsi yang disediakan

4) Kelemahan fisik

5) Penurunan Berat Badan

6) Kesulitan menelan

7) Hemoglobin, albumin kurang dari normal

b. Tanda :

1) Turgor kulit buruk, kering / kulit bersisik

2) Kehilangan otot / hilang lemak subkutan

i. Nyeri / kenyamanan

1. Gejala :

a. Nyeri dada meningkat karena batuk berulang

2. Tanda :

a. Perilaku distraksi / gelisah

j. Pernapasan

1. Gejala :

a. Batuk produktif atau tidak produktif

b. Napas pendek

c. Riwayat Tuberculosis Paru / terpajang pada individu terinfeksi

d. Perubahan pola nafas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


e. Suara nafas tambahan

2. Tanda :

a. Peningkatan frekusensi pernafasan (penyakit luas atau

fibrosisparenkim paru dan pleura)

b. Perkusi pekak dan penurunan fremitus, bunyi napas menurun /

tidak ada secara bilateral / unilateral. Bunyi napas tubuler dan /

bisikan pektoral di atas lesi kuat. Koreksi tercatat diatas aspek

paru inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekles pusttussic)

c. Karakteristik sputum adalah hijau / purulent, mukoidkuing atau

bercak darah

d. Deviasi trakeas (penyebaran bronkogenik)

e. Tidak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan

mental (tetap lanjut)

k. Keamanan

1. Gejala :

a. Adanya kondisi penekanan imun, contoh : AIDS, kanker

2. Tanda :

a. Demam rendah atau sakit panas akut

l. Interaksi sosial

1) Gejala :

a. Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular

b. Perubahan pola kebiasaan dalam tanggung jawab / perubahan

kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


c. Penyuluhan dan pembelajaran

2) Tanda :

a. Riwayat keluarga covid-19

b. Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk

c. Tidak berpartisipasi dalam terapi

l) Perencanaan pemulangan :

Memerlukan bantuan dengan / gangguan dalam terapi obat dan

bantuan perawatan diri dan pemeliharaan / perawatan rumah.

(Hidayat, 2012)

m. Pemeriksaan penunjang :

1. Pemeriksaan laboratorium

2. Pencitraan

3. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah

4. Pemeriksaan antigen-antibodi

5. Pemeriksaan virologi

(Yuliana, 2020)

2. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolus-kapiler

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

(PPNI, 2017).

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


3. Rencana Keperawatan

Rencana Keperawatan

Diagnosa
No. Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan  Observasi keadaan umum
pertukaran gas asuhan keperawatan  Pantau hemodinamik
berhubungan selama 3x24  Pantau saturasi oksigen
dengan diharapkan pertukaran  Berikan o2 sesuai
perubahan gas intra paru adekuat kebutuhan
membran dengan kriteria hasil :  Berikan posisi semifowler
alveolus-  RR 12-20  Kolaborasi dengan dokter
kapiler x/menit, dalam pemberian terapi
 SpO2 ≥ 96%,
 dispnea
menurun.

2. Intoleransi Setelah dilakukan  Bantu ADL pasien


aktivitas asuhan keperawatan  Ajarkan pasien untuk
berhubungan selama 3x24 jam di mobilisasi bertahap
dengan harapkan intoleransi  Bantu personal hygiene
imobilisasi aktivitas dapat teratasi pasien
dengan kriteria hasil :  Dekatkan barang barang
 Lemas berkurang didekat pasien
3. Ansietas bd Setelah dilakukan  Monitor tanda tanda
perubahan asuhan keperawatan ansietas
status selama 3x24 jam  Dengarkan dengan penuh
kesehatan diharapkan ansietas perhatian
teratasi dengan kriteria  Temani pasien untuk
hasil : mengurangi kecemasan
 Perilaku gelisah
menurun
 Verbalisasi akibat
kondisi yang
dihadapi menurun
(PPNI, 2017)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang telah direncanakan dalam rencana

keperawatan, tindakan keperawatan mencakup tindakan kolaborasi,

pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan sebelumnya dan perencanaan ini disesuaikan dengan masalah

yang terjadi (Tarwoto, 2014).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuan

adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan

memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan

(Tarwoto, 2014) .

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


BAB III

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Tn R

Umur : 62 th

No. RM : 046469

Alamat : Labuhan Ratu

Tgl Masuk : 26 Feb 22

Penanggung Jawab Pasien

Nama : Ny F

Umur : 60 th

Hubungan : Istri

2. Riwayat Kesehatan

a) Keluhan Utama : demam

b) Keluhan Sekarang : pasien datang ke IGD RS Airan Raya

dengan keluhan demam sudah 1 minggu yang lalu tidak

kunjung sembuh. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati sejak 3

hari yang lalu hilang timbul kurang lebih selama 3menit, nyeri

yang dirasa tumpul dan nyeri hilang setelah diberikan obat,

perut terasa mual dan disertai badan terasa linu.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


c) Riwayat Penyakit Dahulu : pasien memiliki riwayat penyakit

hipertensi dan biasa meminum obat amlodipin 5mg setiap hari

nya.

d) Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga pasien tidak ada yang

menderita genetik dan menular

e) Riwayat psikososial dan spiritual : pasien memiliki kehidupan

sosial yang baik dan mempunyai banyak teman/rekan kerja.

Pasien memiliki semangat yang tinggi terhadap hidup dan

pekerjaannya. Percaya atas takdir Tuhan dan menjalankan

kehidupan dengan ikhlas dan sabar.

f) Pemeriksaan Fisik : kondisi umum baik, kesadaran compos

mentis, TD : 160/98 mmHg, N : 90x/m, RR : 20x/m, S : 37.9

C, SpO2 : 96% skala nyeri : 3.

3. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a) Pola pemenuhan nutrisi dan cairan

Sebelum sakit : pasien mengatakan makan dan minum secara

mandiri dengan frekuensi makan sehari 3x, jenis makanan nasi

biasa. Pasien juga mengatakan minum sebanyak 3-5gelas

perhari.

Saat sakit : pasien mengatakan nafsu makan mulai menurun,

hanya makan sehari 2x dan hanya menghabiskan setengah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


porsi makan serta pasien mengatakan minum sebanyak 3-

5gelas perhari

b) Pola eliminasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan bab sehari sekali dengan

konsistensi padat dan berwarna coklat serta bak 3-4x perhari

dengan warna kuning jernih dan tidak ada keluhan

Saat sakit: pasien mengatakan bab sehari sekali dengan

konsistensi padat dan berwarna coklat serta bak 3-4x perhari

dengan warna kuning jernih dan tidak ada keluhan

c) Personal hygiene

Pasien mengatakan mandi sehari 2x pagi dan sore hari. Pasien

mandi menggunakan sabun mandi.

d) Pola istirahat dan tidur

Pasien mengatakan biasa tidur ± 6-7 jam/hari, pasien

mengatakan tidak biasa tidur siang dan tidak ada kebiasaan

sebelum tidur. pasien mengatakan terkadang susah tidur saat

sakit karena merasakan nyeri ulu hati. Kantung mata pasien

terlihat cekung

e) Pola aktivitas dan latihan

Pasien mengatakan kegiatan sehari hari bekerja wiraswasta dan

pasien berinteraksi dengan baik ke teman nya. Pasien

mengatakan satu minggu sekali berolahraga dengan jenis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


olahraganya senam. Pasien mengatakan tidak ada keluhan

selama beraktivitas.

f) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Pasien mengatakan sudah berhenti merokok sejak 5 tahun yang

lalu.

4. Pengkajian Fisik

a) Pemeriksaan umum

kondisi umum baik, kesadaran compos mentis, TD : 160/98

mmHg, N : 111x/m, RR : 20x/m, S : 37.9 C, SpO2 : 96% skala

nyeri : 3.

b) Sistem penglihatan

Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola

mata normal, konjungtiva anemis, kornea mata normal, sklera

anikterik, pupil isokor, fungsi pengelihatan baik, tidak

menggunakan alat bantu dan tidak ada tanda-tanda radang.

c) Sistem pendengaran

Daun telinga normal, bentuk normal, posisi simetris dan tidak

menggunakan alat bantu pendengaran.

d) Sistem pernafasan

Jalan nafas bersih, pernafasan tidak sesak, menggunakan otot

diafragma, tidak ada sputum dan suara nafas normal.

e) Sistem kadiovaskuler

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


1) Sirkulasi Perifer : Nadi 111x/menit, denyut jantung kuat,

temperatur kulit dingin, warna kulit kemerahan, Capillary

Refill Time (CRT) <2 detik, tidak ada edema.

2) Sirkulasi Jantung : Tidak ada kelainan bunyi jantung, tidak

ada nyeri dada dan tidak ada keluhan lain.

f) Sistem neurologi

Compos mentis, reaksi pupil terhadap cahaya jika di berikan

cahaya mengecil, tidak ada peningkatan Tekanan Intra Kranial.

g) Sistem pencernaan

Kebersihan mulut kurang bersih, gusi kemerahan, abdomen

simetris, datar, ada nyeri tekan pada epigastrium, skala nyeri 3,

nyeri hilang timbul, timpani, bising usus 9x/menit.

h) Sistem urogenital

Frekuensi BAK sehari 3-4x terkontrol ± 250 cc/hari, warna

urin kuning jernih, keadaan genital tidak terkaji.

i) Sistem integumen

Rambut klien tampak bersih, tekstur rambut klien sedikit kasar,

rambut klien memutih, kuku bersih, turgor kulit elastis, warna

kulit sawo matang, tidak ada lesi pada kulit.

j) Sistem muskuloskeletal

Tidak ada nyeri pada tulang dan sendi, tidak ada fraktur, dan

tidak ada kelainan sendi.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal

Tanggal Nama Pemeriksaan Hasil Angka Normal

26/2/22 Rapid Cov Antigen Positif Negatif

27/2/22 PCR Positif Negatif

28/2/22 CKMB 31 <24

1/3/22 D-dimer 1.639 <500mg/mL

4/3/22 D-dimer >10.000 <500mg/mL

7/3/22 PCR ke 3 Negatif Negatif

Hasil foto thorax tanggal 26/2/22 yaitu bronkopneumonia bilateral

6. Tatalaksana Medis

Parenteral Dosis

Omeprazole 1x40

Ondansentron k/p

levofloxacin 1x500

Vit-c 1x1000

inviclot 2x500

dexamethason 1x10mg

Metyl prednisolon 2x62.5mg

Oral Dosis

Amlodipin 5mg

PCT k/p

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


NAC 2x200mg

candesartan 1x8mg

MST 2x1tab

Nitrokaf 2x1tab

Concor 1x1,25mg

Avigan H1 2x1600mg
H2-H5 2x600mg

Vit D 1x500mg

Zinc 1x20mg

Curcuma 3x1tab

Vit E 1x400ui

B. Analisa Data

No. Data Masalah Etiologi


1. Ds: Gangguan perubahan
 Pasien mengatakan sesak pertukaran gas membran
Do : alveolus-kapiler
 RR : 24x/menit
 N : 86x/menit
 Td : 134/82mmHg
 SPO2 : 93% terpasang
ventilator
 Pola nafas cepat dan
dangkal

2. Ds : Intoleransi imobilisasi
 Pasien mengatakan lemas aktivitas
Do :
 Pasien bedrest
 Terpasang kateter
 Terpasang ventilator
 Terpasang monitor
 Terpasang infus pump
3. Ds : Ansietas Perubahan status

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


 Pasien mengatakan cemas kesehatan
akan penyakit nya yang
tidak kunjung sembuh
 Pasien mengatakan
khawatir dengan keluarga
yang dirumah akan terpapar
juga
 Pasien mengatakan sulit
untuk tidur
Do :
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak kelihatan
sedih
 Pasien selalu menanyakan
tentang kondisi nya

C. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolus-kapiler

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi

3) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

D. Intervensi

Diagnosa
No. Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan  Observasi keadaan umum
pertukaran gas asuhan keperawatan  Pantau hemodinamik
berhubungan selama 3x24  Pantau saturasi oksigen
dengan diharapkan pertukaran  Berikan o2 sesuai
perubahan gas intra paru adekuat kebutuhan
membran dengan kriteria hasil :  Berikan posisi semifowler
alveolus-  RR 12-20  Kolaborasi dengan dokter
kapiler x/menit, dalam pemberian terapi
 SpO2 ≥ 96%,
 dispnea

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


menurun.

2. Intoleransi Setelah dilakukan  Bantu ADL pasien


aktivitas asuhan keperawatan  Ajarkan pasien untuk
berhubungan selama 3x24 jam di mobilisasi bertahap
dengan harapkan intoleransi  Bantu personal hygiene
imobilisasi aktivitas dapat teratasi pasien
dengan kriteria hasil :  Dekatkan barang barang
 Lemas berkurang didekat pasien
3. Ansietas bd Setelah dilakukan  Monitor tanda tanda
perubahan asuhan keperawatan ansietas
status selama 3x24 jam  Dengarkan dengan penuh
kesehatan diharapkan ansietas perhatian
teratasi dengan kriteria  Temani pasien untuk
hasil : mengurangi kecemasan
 Perilaku gelisah
menurun
 Verbalisasi akibat
kondisi yang
dihadapi menurun

E. Implementasi dan Evaluasi

Tgl/Waktu No. Implementasi Paraf Evaluasi


Dx
HARI PERTAMA
7/3/22 1  Mengobservasi S : Pasien mengatakan masih
21.00 keadaan umum sesak, masih terasa lemas, dan
WIB  Memantau pasien mengungkapkan
hemodinamik kecemasannya terhadap
 Memantau saturasi kondisinya
oksigen O:
 Berikan o2 sesuai TD : 150/90mmHg, N : 90x/m,
kebutuhan RR : 25x/m, S : 36,7 C, SpO2 :
 Berikan posisi 90%, terpasang ventilator,
semifowler terpasang kateter, terpasang
 Kolaborasi dengan monitor, terpasang infus pump
dokter dalam RL : D5% 2:1 21tpm
pemberian terapi A : masalah gangguan
pertukaran gas belum teratasi
Masalah intoleransi aktivitas
belum teratasi
 Membantu ADL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


2 pasien Masalah ansietas belum teratasi
 Mengajarkan pasien P : Lanjutkan Intervensi
untuk mobilisasi - pcr ke 3 menunggu hasil
bertahap
 Membantu personal
hygiene pasien
 Mendekatkan
barang barang di
dekat pasien

 Memonitor tanda
3 tanda ansietas
 Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
 Menemani pasien
untuk mengurangi
kecemasan

HARI KEDUA
8/3/22 1  Mengobservasi S : Pasien mengatakan sesak
21.00 keadaan umum berkurang, masih terasa lemas,
WIB  Memantau dan pasien masih
hemodinamik mengungkapkan kecemasannya
 Memantau saturasi terhadap kondisinya dan kondisi
oksigen keluarganya
 Berikan o2 sesuai O:
kebutuhan TD : 140/80mmHg, N : 111x/m,
 Berikan posisi RR : 26x/m, S : 36,4 C, SpO2 :
semifowler 93%, terpasang kateter,
 Kolaborasi dengan terpasang monitor, terpasang
dokter dalam infus pump RL : D5% 2:1
pemberian terapi 21tpm
A : masalah gangguan
pertukaran gas belum teratasi
Masalah intoleransi aktivitas
 Membantu ADL
2 belum teratasi
pasien
Masalah ansietas belum teratasi
 Mengajarkan pasien
P : Lanjutkan Intervensi
untuk mobilisasi
- Hasil pcr ke 3 negatif,
bertahap
rencana pindah ruang
 Membantu personal biasa

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


hygiene pasien
 Mendekatkan
barang barang di
dekat pasien

3  Memonitor tanda
tanda ansietas
 Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
 Menemani pasien
untuk mengurangi
kecemasan
HARI KE TIGA
9/3/22 1  Mengobservasi S : Pasien mengatakan sesak
21.00 keadaan umum berkurang, lemas berkurang,
WIB  Memantau dan pasien sudah tidak terlalu
hemodinamik mengungkapkan kecemasannya
 Memantau saturasi terhadap kondisinya
oksigen O:
 Berikan o2 sesuai TD : 145/90mmHg, N : 78x/m,
kebutuhan RR : 24x/m, S : 36,4 C, SpO2 :
 Berikan posisi 93%, terpasang kateter,
semifowler terpasang monitor, IVFD RL :
 Kolaborasi dengan D5% 2:1 21tpm
dokter dalam A : masalah gangguan
pemberian terapi pertukaran gas belum teratasi
Masalah intoleransi aktivitas
belum teratasi
Masalah ansietas belum teratasi
 Membantu ADL
2 P : Lanjutkan Intervensi
pasien
 Mengajarkan pasien
untuk mobilisasi
bertahap
 Membantu personal
hygiene pasien
 Mendekatkan
barang barang di
dekat pasien

3  Memonitor tanda
tanda ansietas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


 Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
 Melatih cara tehnik
relaksasi
 Menemani pasien
untuk mengurangi
kecemasan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

Anda mungkin juga menyukai