DISUSUN OLEH :
AYU TRI HASTUTI
2021207209196
[Type here]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terhitung sejak akhir tahun 2019, dunia mengalami salah satu permasalahan
disebabkan oleh virus corona atau Covid-19 yang menginfeksi hampir seluruh
negara di dunia, sehingga menimbulkan efek pandemic yang sangat luar biasa
di dunia hingga saat ini. Organisasi kesehatan dunia yaitu World Health
meninggal sebanyak 155.241 orang. Provinsi Jawa Barat saat ini menjadi
provinsi dengan kasus aktif peringkat pertama tebanyak yaitu 26.021 kasus,
viruc Covid-19, terhitung hinggal Maret 2022 terdapat total 72.555 orang
dari tanpa gejala, gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis,
hingga syok sepsis. Dari penelitian sekitar 80% pasien menunjukkan gejala
ringan atau sedang, 13,8% menunjukkan gejala berat, dan sebanyak 6,1%
pasien jatuh dalam keadaan kritis. Pada kasus berat, perburukan pneumonia
Sesak nafas merupakan gejala paling umum sekaligus paling urgent pada
pasien positif Covid-19 apabila gejala ini tidak lekas ditangani dan ditindak
lanjuti dengan tepat maka akan mengancam nyawa pasien. Sel yang
Pola nafas tidak efektif merupakan Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
yang mengalami pola nafas tidak efektif adalah manajemen jalan nafas dan
dilakukan oleh Febriyanti (2020) Dari studi yang dilakukan diperoleh hasil
pasien. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini adalah “Bagaimanakah
asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien corona virus diseases dengan
inovasi buku saku tatalaksana covid di Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022?
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Pasien corona virus diseases di Rumah Sakit Airan Raya tahun 2022
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
b. Bagi keluarga
c. Bagi Pasien
2. Manfaat Teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP COVID 19
1. Pengertian COVID 19
terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan yang
mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56oC selama 30 menit, eter,
2. Etiologi COVID-19
Secara umum, virus corona memiliki sampul yang melingkupi materi genetik,
yang terdapat berbagai protein dengan berbagai fungsi, salah satunya berikatan
dengan reseptor membran sel. Hal inilah yang membuat virus dapat mudah
masuk ke dalam sel tubuh. Struktur virus menyerupai mahkota atau crown
dan penyakit yang dinyatakan pandemi tertanggal 11 Maret 2020 oleh WHO,
digunakan untuk penyakit baru ini dengan virus penyebabnya disebut SARS-
CoV-2.
(Febriyanti, 2020)
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari
ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau
sedang, 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke
dalam keadaan kritis. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu ≥
38oC) yang lebih dari 40% demam pasien memiliki suhu puncak antara 38,1-
39oC dan 34% suhu pasien lebih dari 39 oC, batuk dan kesulitan bernapas.
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari
pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara
cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit
dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari.
Perjalanan penyakit dimulai den gan masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14
hari (median 5 hari). Pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau
sedikit menurun dan pasien tidak bergejala. Pada fase berikutnya (gejala
awal), virus menyebar melalui aliran darah, diduga terutama pada jaringan
yang mengekspresi ACE2 seperti paru-paru, saluran cerna dan jantung. Gejala
pada fase ini umumnya ringan. Serangan kedua terjadi empat hingga tujuh hari
setelah timbul gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam dan mulai sesak,
dan mulai terjadi hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi
makin tak terkontrol, terjadi badai sitokin yang mengakibatkan ARDS, sepsis,
4. Patofisiologi
kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonatik yaitu virus
yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat
tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa
Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak
bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari coronavirus setelah menemukan
sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host
reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2. ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa
oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus,
sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel eritrosit
replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan
Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi
peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa
Periode inkubasi adalah waktu antara pertama kali terkena virus hingga
hari, biasanya sekitar lima hari. Gejala yang muncul dapat berupa demam,
dapat ditemukan jumlah leukosit normal atau leukopenia daan bukti radiologis
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pencitraan
Modalitas pencitraan utama yang menjadi pilihan adalah foto toraks, dan
orofaring)
d. Pemeriksaan antigen-antibodi
negatif serologi dan pemeriksaan ulang bila dianggap ada faktor resiko
IgM dan IgA terdeteksi mulai hari ke 3-6 setelah onset gejala.
e. Pemeriksaan virology
target genom (N, E, S, atau RdRP) yang spesifik SARS-CoV-2 atau rRT-
palsu pada tes virologi dapat tejadi bila kualitas pengambilan atau
dini, atau gangguan teknis di laboratorium. Oleh karena itu, hasil negatif
6. Penatalaksanaan COVID 19
Sampai saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien
COVID-19, termasuk antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan
adalah terapi simtomatik dan oksigen. Pada pasien gagal napas dapat
China telah meneliti beberapa obat yang berpotensi mengatasi infeksi SARS-
c. Isolasi pada semua kasus, sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik
(Kemenkes, 2020)
7. Komplikasi
Menurut Reni (2020), komplikasi yang bisa terjadi pada pasien COVID- 19
diantaranya :
meradang dan membuat Anda sulit bernapas. Pada sebuah riset pada
parunya terisi oleh cairan, nanah, dan sisa-sisa atau kotoran sel. Hal ini
menjalankan fungsinya. Jika tidak ada oksigen, maka organ tersebut akan
rusak.
Saat mengalami gagal napas, tubuh tidak bisa menerima cukup oksigen
dan tidak dapat membuang cukup banyak karbon dioksida. Kondisi gagal
napas akut terjadi pada kurang lebih 8% pasien yang positif Covid-19 dan
ARDS adalah salah satu komplikasi corona yang cukup umum terjadi.
tempatnya. Hal ini bisa menyebabkan perdarahan pada organ dalam atau
gagal organ vital (gagal ginjal, gagal hati, gagal jantung, dan lainnya). Di
Tiongkok, penyakit ini umum dialami oleh pasien yang meninggal akibat
infeksi Covid-19.
e. Syok Septik
Syok septik terjadi ketika respons tubuh terhadap infeksi malah salah
kimia yang dibuat tubuh justru menghancurkan organ yang sehat. Jika
f. Kematian
1. Pengkajian
a. Identitas diri pasien; nama, jenis kelamin, umur, tempat tanggal lahir,
alamat, pekerjaan.
b. Riwayat Kesehatan
dada,batuk,sputum.
(Hidayat, 2012)
1) Tentang pekerjaan
keluarga
a. Gejala :
2) Napas pendek
b. Tanda :
a. Gejala :
b. Tanda :
a. Gejala :
4) Kelemahan fisik
6) Kesulitan menelan
b. Tanda :
i. Nyeri / kenyamanan
1. Gejala :
2. Tanda :
j. Pernapasan
1. Gejala :
b. Napas pendek
2. Tanda :
bercak darah
k. Keamanan
1. Gejala :
2. Tanda :
l. Interaksi sosial
1) Gejala :
2) Tanda :
l) Perencanaan pemulangan :
(Hidayat, 2012)
m. Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pencitraan
4. Pemeriksaan antigen-antibodi
5. Pemeriksaan virologi
(Yuliana, 2020)
2. Diagnosa Keperawatan
alveolus-kapiler
(PPNI, 2017).
Rencana Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Observasi keadaan umum
pertukaran gas asuhan keperawatan Pantau hemodinamik
berhubungan selama 3x24 Pantau saturasi oksigen
dengan diharapkan pertukaran Berikan o2 sesuai
perubahan gas intra paru adekuat kebutuhan
membran dengan kriteria hasil : Berikan posisi semifowler
alveolus- RR 12-20 Kolaborasi dengan dokter
kapiler x/menit, dalam pemberian terapi
SpO2 ≥ 96%,
dispnea
menurun.
5. Evaluasi
adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan
(Tarwoto, 2014) .
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn R
Umur : 62 th
No. RM : 046469
Nama : Ny F
Umur : 60 th
Hubungan : Istri
2. Riwayat Kesehatan
hari yang lalu hilang timbul kurang lebih selama 3menit, nyeri
nya.
perhari.
5gelas perhari
b) Pola eliminasi
c) Personal hygiene
terlihat cekung
selama beraktivitas.
lalu.
4. Pengkajian Fisik
a) Pemeriksaan umum
nyeri : 3.
b) Sistem penglihatan
c) Sistem pendengaran
d) Sistem pernafasan
e) Sistem kadiovaskuler
f) Sistem neurologi
g) Sistem pencernaan
h) Sistem urogenital
i) Sistem integumen
j) Sistem muskuloskeletal
Tidak ada nyeri pada tulang dan sendi, tidak ada fraktur, dan
6. Tatalaksana Medis
Parenteral Dosis
Omeprazole 1x40
Ondansentron k/p
levofloxacin 1x500
Vit-c 1x1000
inviclot 2x500
dexamethason 1x10mg
Oral Dosis
Amlodipin 5mg
PCT k/p
candesartan 1x8mg
MST 2x1tab
Nitrokaf 2x1tab
Concor 1x1,25mg
Avigan H1 2x1600mg
H2-H5 2x600mg
Vit D 1x500mg
Zinc 1x20mg
Curcuma 3x1tab
Vit E 1x400ui
B. Analisa Data
2. Ds : Intoleransi imobilisasi
Pasien mengatakan lemas aktivitas
Do :
Pasien bedrest
Terpasang kateter
Terpasang ventilator
Terpasang monitor
Terpasang infus pump
3. Ds : Ansietas Perubahan status
C. Diagnosa Keperawatan
alveolus-kapiler
D. Intervensi
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Observasi keadaan umum
pertukaran gas asuhan keperawatan Pantau hemodinamik
berhubungan selama 3x24 Pantau saturasi oksigen
dengan diharapkan pertukaran Berikan o2 sesuai
perubahan gas intra paru adekuat kebutuhan
membran dengan kriteria hasil : Berikan posisi semifowler
alveolus- RR 12-20 Kolaborasi dengan dokter
kapiler x/menit, dalam pemberian terapi
SpO2 ≥ 96%,
dispnea
Memonitor tanda
3 tanda ansietas
Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
Menemani pasien
untuk mengurangi
kecemasan
HARI KEDUA
8/3/22 1 Mengobservasi S : Pasien mengatakan sesak
21.00 keadaan umum berkurang, masih terasa lemas,
WIB Memantau dan pasien masih
hemodinamik mengungkapkan kecemasannya
Memantau saturasi terhadap kondisinya dan kondisi
oksigen keluarganya
Berikan o2 sesuai O:
kebutuhan TD : 140/80mmHg, N : 111x/m,
Berikan posisi RR : 26x/m, S : 36,4 C, SpO2 :
semifowler 93%, terpasang kateter,
Kolaborasi dengan terpasang monitor, terpasang
dokter dalam infus pump RL : D5% 2:1
pemberian terapi 21tpm
A : masalah gangguan
pertukaran gas belum teratasi
Masalah intoleransi aktivitas
Membantu ADL
2 belum teratasi
pasien
Masalah ansietas belum teratasi
Mengajarkan pasien
P : Lanjutkan Intervensi
untuk mobilisasi
- Hasil pcr ke 3 negatif,
bertahap
rencana pindah ruang
Membantu personal biasa
3 Memonitor tanda
tanda ansietas
Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
Menemani pasien
untuk mengurangi
kecemasan
HARI KE TIGA
9/3/22 1 Mengobservasi S : Pasien mengatakan sesak
21.00 keadaan umum berkurang, lemas berkurang,
WIB Memantau dan pasien sudah tidak terlalu
hemodinamik mengungkapkan kecemasannya
Memantau saturasi terhadap kondisinya
oksigen O:
Berikan o2 sesuai TD : 145/90mmHg, N : 78x/m,
kebutuhan RR : 24x/m, S : 36,4 C, SpO2 :
Berikan posisi 93%, terpasang kateter,
semifowler terpasang monitor, IVFD RL :
Kolaborasi dengan D5% 2:1 21tpm
dokter dalam A : masalah gangguan
pemberian terapi pertukaran gas belum teratasi
Masalah intoleransi aktivitas
belum teratasi
Masalah ansietas belum teratasi
Membantu ADL
2 P : Lanjutkan Intervensi
pasien
Mengajarkan pasien
untuk mobilisasi
bertahap
Membantu personal
hygiene pasien
Mendekatkan
barang barang di
dekat pasien
3 Memonitor tanda
tanda ansietas