Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP

TINGKAT STRESS PADA MAHASISWA S1 SEMESTER AKHIR


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAGEMENT KEUANGAN
UNIVERSITAS PAMULANG

1*
Inna Aulia, 2Rita Dwi Pratiwi, 3Sri Haryanto

1
Dosen Jurusan S1 Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Mahasiswa Jurusan S1 Keperawatan, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang


*

Dosen Jurusan D3 Kebidanan,STIKes Widya Dharma Husada Tangerang


2

Email Korespondensi: Innaaulia0@gmail.com

ABSTRAK

Menurut American Psychological Association, 2013 Stress diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau
gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Mahasiswa yang menghadapi
skripsi biasanya ada hambatan seperti memikirkan proses pencarian data, kejenuhan. Dan kesulitan membagi
waktu antara mengerjakan skripsi dengan aktifitas lainnya sehingga skripsi membuat seseorang stress.
Penanganan stress dapat dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir adalah salah satunya cara terapi non
farmokologi yaitu dengan latihan relaksasi otot progresif. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tingkat stress pada mahasiswa S1 semester akhir
fakultas ekonomi jurusan management keuangan Universitas Pamulang. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan Pra eksperimen One-Group Pretest-Posttest design. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling dengan sampel berjumlah
127 responden. Berdasarkan uji Wilcoxon. Didapatkan hasil tingkat stress mahasiswa sebelum diberikan
teknik relaksasi otot progresif berada pada kategori stress ringan (48,8%) dan stress berat (48,8%), Setelah
diberikan ROP hampir seluruh adanya penurunan tingkat stress berada pada kategori ringan (95,3%). Dari uji
statistik didapatkan hasil pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat stres mahasiswa dengan p-
value 0,000 Maka disimpulkan ada pengaruh antara relaksasi otot progesif terhadap tingkat stress mahasiswa
S1 semester akhir fakultas ekonomi jurusan management keuangan Universitas Pamulang. Disarankan untuk
mahasiswa solusi yang dapat membantu mahasiswa mengurangi tingkat stress, disarankan bagi intansi
pendidikan dapat menjadi salah satu sumber pustaka dan informasi baru untuk menambah wawasan bagi
mahasiswa maupun dosen terutama dalam penanganan management stress.

Kata kunci : Stress mahasiswa, Relaksasi otot progresif

1
THE EFFECTIVENESS OF PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION ON STRESS IN THE LAST SEMESTER

STUDENTS FACULTY OF ECONOMICS DEPARTMENT OF

FINANCIAL MANAGEMENT, UNIVERSITY OF PAMULANG

1*
Inna Aulia, 2Rita Dwi Pratiwi, 3Sri Haryanto
*1
Student of Undergraduate Nursing Major, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
2
Lecturer of Undergraduate Nursing Major, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
3
Lecturer of Midwifery Associate’s Major, STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

ABSTRACT

According to the American Psychological Association, 2013 stress defined as pressure, tension or unpleasant
disorder that come from outside individual. Students writing a mini thesis usually face obstacles such as
thinking of data collecting, boredom and time management between writing mini thesis and other activities so
that mini thesis makes them stress. Stress handling can be done on the last semester students, one of them is
non-Pharmacological therapy by doing progressive muscle relaxation. The general aim of this research is to
find out the influence of progressive muscle relaxation technique with to the stress level on the last semester
students of faculty economics, finance management department, Pamulang University. This research used
experiment method with Pre-experiment One-Group Pretest-Posttest design. Sampling technique in this
research was non-probability sampling with purposive sampling method with the number of samples as many
as 127 respondents. Based on Wilcoxon test, it was found that the stress level of students prior to be given
progressive muscle relaxation were on the light stress category (48,8%) and hard stress (48,8%). After being
given ROP, almost students were on the light stress category (95,3%). Of statistical test, it was obtained the
result of effect of progressive muscle relaxation to the stress level on the students with p value 0,000. It was
concluded that the effect of the progressive muscle relaxation to the last semester students of finance
management department of faculty of economics, Pamulang university. It is suggested that students do
progressive muscle relaxation to reduce stress level. It is also suggested to the educational education that it
become the source of references and new information in order to upgrade their knowledge for both students
and lecturers to practice stress management.

Keywords : Students Stress, Progressive Muscle Relaxation

2
LATAR BELAKANG Bahwa penyebab stress dapat dipicu
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah dari karena lingkungan, stressor lingkungan,
hasil penelitian atau percobaan yang fisiologis, pikiran, maupun proses
disusun oleh mahasiswa dibawah pembelajaran (Afdila, 2016).
bimbingan dosen pembimbing skripsi
oleh karena itu skripsi dipertanggung Penanganan stress bisa dari farmakologi
jawabkan dalam suatu sidang ujian akhir dan non farmakologi, Salah satu
program atau sidang skripsi, mahasiswa penurunan tingkat stress non farmakologi
yang menghadapi skripsi biasanya ada yaitu relaksasi otot, relaksasi otot
berbagai hambatan seperti memikirkan progresif yang merupakan salah satu jenis
proses pencarian data dan mengumpulkan terapi relaksasi dengan cara menegangkan
data, kejenuhan, dan kesulitan membagi otot tertentu kemudian melepaskan
waktu antara mengerjakan skripsi dengan ketegangan itu, relaksasi otot progresif
aktifitas lainnya. juga mengunankan metode yang terdiri
dan peregangan dan relaksasi sekelompok
Hal-hal tersebut akan mengakibatkan otot dan mengurangi ketegangan otot
stress, tidak percaya diri, emosional, pada perasaan rileks (Muliyana, 2015).
kehilangan motivasi sehingga penyusunan
skripsi bisa menunda dan tidak Penelitian yang pernah dilakukan di
menyelesaikan sehingga skripsi menjadi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
hambatan yang tidak segera di tanggani. menyatakan bahwa tingkat stres
mahasiswa yang mengerjakan skripsi
Menurut (American Psychological yaitu 30,76% stres tinggi dan 69,23%
Association, 2013) Stres juga bisa stres sedang. Menurut Augesti Dkk
diartikan sebagai tekanan, ketegangan (2015). Di Malaysia prevalensi stres
atau gangguan yang tidak menyenangkan mahasiswa fakultas kedokteran adalah
yang berasal dari luar diri seseorang. 41,9%. 4 Penelitian serupa juga pernah

3
dilakukan pada salah satu universitas di Sampel dalam penelitian ini adalah
Indonesia. Hasil penelitian tersebut berjumlah 127 responden mahasiswa
didapatkan gambaran tingkat stres pada semester akhir Fakultas Ekonomi jurusan
mahasiswa kedokteran sebesar 71%.5 Management keuangan Universitas
Secara keseluruhan, prevalensi stres pada Pamulang
mahasiswa fakultas kedokteran masih Tehnik pengambilan sampel pada
cukup tinggi, yaitu berkisar 30-70%. penelitian ini adalah menggunakan tehnik
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik nonprobability sampling dengan metode
membahas tentang “Pengaruh Relaksasi purposive sampling.
Otot Progresif Terhadap Tingkat Stress Analisis Data
Mahasiswa S1 Semester Akhir Fakultas Analisis univariate dalam penelitian ini
Ekonomi Jurusan Management terdiri dari karakteristik responden (jenis
Universitas Pamulang”. kelamin, umur, status tinggal, aktifitas
selain kuliah dua variabel yaitu relaksasi
METODE otot progresif sebagai variabel
Desain Penelitian independent dan tingkat stress sebagai
Penelitian ini menggunakan metode variabel dependent.
penelitian eksperimen dengan desain Analisis bivariate dalam penelitian ini
penelitian ini adalah Pre-Experimental untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot
One-Group Pretest-Posttest design progresif terhadap tingkat stress pada
Lokasi dan Waktu Penelitian kelompok intervensi Mahasiswa S1
Lokasi penelitian di Fakultas Ekonomi semester akhir jurusan management
jurusan Management Keuangan keuangan di Universitas Pamulang.
Universitas Pamulang pada bulan Mei –
Juni 2018 HASIL PENELITIAN
Populasi Tabel 1. Karakteristik Jenis Kelamin
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Jurusan Management Keuangan
seluruh mahasiswa S1 semester akhir
Universitas Pamulang.
fakultas ekonomi jurusan management Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)
keuangan Universitas Pamulang yang Laki-laki 26 20,5
Perempuan 101 79,5
berjumlah 199 orang, pada studi Total 127 100
pendahuluan ada 10 orang maka populasi
yang didapatkan yaitu 189 orang Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
Sampel hampir seluruhnya responden yang
4
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 20 responden (15,7%) dan lain-
sebanyak 101 responden (79,5%), dan lain sebanyak 3 responden (2,4%).
untuk laki-laki sebanyak 26 responden
(20,5%). Tabel 4. Karakteristik Aktivitas Selain
Kuliah Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Jurusan Management
Tabel 2. Kaarkteristik Umur Mahasiswa
Keuangan Universitas Pamulang.
Fakultas Ekonomi Jurusan
Aktivitas Selain Kuliah Frekuensi (%)
Management Keuangan
Universitas Pamulang. Kerja Freelance/fulltime 41 32,3
Olahraga 28 22,0
Umur Responden Frekuensi Persentase(%) Organisasi 22 17,3
21 Tahun 49 38,6 Lain-Lain 36 28,3
22 Tahun 60 47,2 Total 127 100
23 Tahun 11 8,7
24 Tahun 6 4,7
25 Tahun 1 0,8 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
Total 127 100
hampir dari setengah responden yang

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa aktivitas selain kuliah yaitu bekerja

hampir dari setengahnya responden sebanyak 41 responden (32,3%), Lain-

berada pada kelompok umur 22 tahun Lain sebanyak 36 responden (28.3%),

sebanyak 60 (47,2%), umur 24 tahun Olahraga sebanyak 28 responden (22,0%),

sebanyak 6 (4,7%) dan umur 25 tahun dan organisasi sebanyak 22 responden

sebanyak 1 (0,8%). (17,3%).

Tabel 3. Karakteristik Status Tempat Tabel 5. Karakteristik Tingkat Stress


Tinggal Mahasiswa Fakultas Sebelum Dilakukan Intervensi
Ekonomi Jurusan Management Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Keuangan Universitas Pamulang. Jurusan Management Keuangan
Universitas Pamulang.
Status Tinggal Frekuensi Persentase(%)
Pretest Frekuensi Persentase (%)
Bersama Orang Tua 104 81,9
Kost 20 15,7 Stress Ringan 62 48,8
Lain-lain 3 2,4 Stress Sedang 62 48,8
Total 127 100 Stress Berat 3 2,4
Total 127 100

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa


hampir seluruh responden yang tinggal berdasarkan tingkat stress sebelum
bersama orang tua sebanyak 104 intervensi hampir dari setengah responden
responden (81,9%), responden yang kost mengalami stress ringan sebanyak 62
responden (48,8%), stress sedang

5
sebanyak 62 responden (48.8%) dan Stress Ringan 121 95,3
Stress Sedang 6 4,7
Stress berat sebanyak 3 responden (2,4%).
Total 127 100
Tabel 6. Karakteristik Tingkat Stress Dari Tabel .6 diketahui bahwa hampir
Sesudah Dilakukan Intervensi seluruh responden mengalami tingkat
Mahasiswa Fakultas Ekonomi
stress sesudah intervensi yaitu stress
Jurusan Management Keuangan
Universitas Pamulang. ringan sebanyak 121 responden (95,3%),
Posttest Frekuensi Persentasi (%) stress sedang sebanyak 6 responden
(4,7%).

Tabel 7. Analisis Pengaruh relaksasi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Stress Pada
Mahasiswa S1 Semester Akhir Fakultas Ekonomi Jurusan Management Keuangan
Universitas Pamulang.
N Mean Rank Sum of Ranks
Posttest – Pretest Negative Ranks 61 a
31.00 1891.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 66c
Total 127

Tabel 8. Hasil Analisa Uji Wilcoxon Relaksasi Otot Progresif Sebelum (Pre) dan Sesudah
(Post) (N = 127)
Relaksasi Otot Progresif Mean Rank Sum Of Rank P value
Relaksasi Otot Progresif sebelum 0,00 0,00
Perlakuan
0,000
Relaksasi Otot Progresif sesudah 31,00 1891.00
Perlakuan
relaksasi otot progresif, tidak ada
Diketahui dari hasil uji statistik responden (0 responden) responden yang
menunjukkan bahwa adanya pengaruh mengalami
relaksasi otot progresif terhadap
penurunan tingkat stress mahasiswa peningkatan tingkat stress sesudah
fakultas ekonomi jurusan management dilakukan intervensi relaksasi otot
keuangan Universitas Pamulang dengan progresif dan 66 responden sebelum dan
hasil p value = 0,000 < nilai α = 0,05 dan
terdapat penurunan tingkat stress setelah
diberikan relaksasi otot progresif dengan sesudah dilakukan intervensi relaksasi
frekuensi sebanyak 61 responden otot progresif tingkat stress tidak
mengalami penurunan sesudah dilakukan mengalami perbedaan.

6
terjadi lebih banyak pada wanita.
PEMBAHASAN Perempuan memilki tingkat stress yang
Berdasarkan tabel 1, dalam penelitian ini tinggi karena akibat dari reaksi saraf
jumlah mahasiswa yang didapatkan otonom yang berlebihan dengan naiknya
menjadi 2 kelompok yaitu, perempuan sistem simpatis, naiknya norepineprin,
79,5% dan laki-laki 20,5%. Sebagian terjadi peningkatan pelepasan
besar pada jurusan management keuangan kotekalamin, dan adanya gangguan
Universitas Pamulang pada semester akhir regulasi serotonergik yang abnormal.
berdominan berjenis kelamin perempuan. Berarti dalam hal ini perbedaan jenis
kelamin tidak menjadi sebuah masalah
Menurut Nawir (2015), Perbedaan yang antara laki-laki dan perempuan, sehingga
ada antara wanita dengan pria seharusnya derajat keduanya tidak adanya perbedaan
tidak menjadi sebuah masalah yang dapat peranan antara laki-laki dan perempuan.
menyebabkan kesenjangan diantara
keduanya. Banyak pandangan yang Berdasarkan tabel 2, karakteristik
seakan-akan menilai bahwa posisi wanita mahasiswa berdasarkan umur
selalu lebih rendah dibandingkan dengan dikelompokan menjadi 5 yaitu mahasiswa
pria. Pria memiliki wewenang yang lebih umur 21 sebanyak 38,6%, mahasiswa
banyak daripada wanita dalam segala hal, umur 22 sebanyak 47,2%, umur 23
termasuk di dalam sebuah keluarga. Ada sebanyak 8,7%, umur 24 sebanyak 4,7%,
beberapa faktor yang menyebabkan umur 25 sebanyak 0,8%. Menurut
perbedaan itu terjadi. Faktor biologis atau Agusdwitanti (2015), setiap manusia
genetis merupakan suatu hal yang mutlak dalam kehidupannya pasti menjalani
dan tidak dapat dirubah karena sudah tahapan perkembangan salah satunya
berasal dari lahir. Sedangkan faktor tahap perkembangan tersebut adalah masa
lingkungan berhubungan dengan adanya dewasa awal, masa dewasa awal (young
perbedaan peranan antara wanita dan pria. adulthood) berkisar antara usia 20 – 40
Wanita hanya dibatasi oleh peranan tahun.
internal dimana hanya mengurusi
persoalan yang ada di dalam rumah Berdasarkan teori Santrock (2003) Masa
tangga saja. dewasa awal (early adulthood)
merupakan masa untuk membentuk
Berdasarkan teori Kaplan dan Sadock cit kemandirian pribadi dan ekonomi. Tanda
Demak (2016) menyatakan bahwa stress dimulainya masa dewasa ditentukan oleh

7
standar budaya dan pengalaman. Bagi dewasa awal harus memikirkan hal-hal
kebanyakan individu yang berada pada yang positif untuk mengendalikan
masa dewasa awal, memilih pasangan, emosionalnya. Dari tabel 3 karakteristik
belajar hidup dengan seseorang secara status tinggal memiliki 3 kategori yaitu
intim dan memulai keluarga merupakan tinggal bersama orang tuanya sebanyak
kegiatan yang banyak menyita waktu. 81,9%, ngekost 15,7% , dan lain-lain
Individu dikatakan menjadi dewasa sebanyak 2,4%. Mayoritas dalam
apabila berani menerima tanggung jawab penelitian ini mahasiswa tinggal bersama
atau akibat dari tindakan sendiri, dan orang tuanya.
menentukan nilai dan keyakinan sendiri.
Usia muda lebih mudah terkena tekanan Menurut Sutjiato (2015), Stress sendiri
(stres) psikologis dan cemas, karena bisa berasal dari individu, lingkungan
kesiapan mental dan jiwa yang belum keluarga, lingkungan tempat tinggal dan
matang serta kurangnya pengalaman dapat pula berasal dari tempat dimana
(Demak, 2016) individu banyak menghabiskan waktunya
seperti kantor dan tempat pendidikan.
Menurut Kurniawan (2016), Mahasiswa Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
adalah setiap orang yang secara terdaftar stress dapat dibagi atas faktor internal dan
untuk mengikuti pelajaran disebuah faktor eksternal. Faktor internal yang
perguruan tinggi dengan batasan umur berasal dari dalam diri individu
sekitar 18 – 30 tahun. Mahasiswa mahasiswa sendiri misalnya kondisi fisik,
merupakan suatu kelompok dalam motivasi, dan tipe kepribadian dari
masyarakat yang memperoleh statusnya, mahasiswa itu sendiri. Faktor eksternal
karena adanya ikatan dengan suatu biasanya berasal dari luar individu seperti
perguruan tinggi. keluarga, pekerjaan, fasilitas, lingkungan,
dosen dan lain-lain.
Berarti dalam hal ini yang dikatakan
dewasa awal berumur antara 18-30 tahun, Responden yang kost belum tentu lebih
sudah berani menerima dan memiliki mudah mengalami stress dibandingkan
tanggung jawab terhadap setiap masalah yang tinggal dengan keluarga. Hal ini
individual. Dewasa awal atau usia muda dikarenakan di tempat kost banyak teman-
lebih mudah terkena stress atau emosional teman sebaya yang bisa menolong atau
yang tidak bisa dikendalian karena masih memberikan masukkan saat ada masalah
kurangnya pengalaman oleh karena itu di kampus. Begitupun dengan responden

8
yang tinggal dengan keluarga belum tentu Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa
mereka tidak akan mengalami stress. Bisa relaksasi otot progresif sebelum dan
jadi justru dirumah, mereka mengalami sesudah perlakuan didapatkan rata-rata
banyak tekanan yang mungkin di dapat (mean rank) sebelum dan sesudah
dari orang tua yang terlalu memberikan relaksasi otot progresif didaptakan rata-
banyak tekanan. Belum juga lingkungan rata (mean rank) sbelum relaksasi otot
sekitar rumah yang tidak mendukung progresif adalah 0,00 (sum of rank = 0,0),
selama masa perkuliahan (Demak, 2016) dan rata-rata (mean rank) sesudah
Dari tabel 4, mahasiswa yang memiliki relaksasi otot progresif adalah 31,00
aktivitas selain kuliah ada 4 kategori yaitu (sum of rank = 1891.00), Nilai P value =
kerja freelance/full time sebanyak 32,3%, 0,000 pada crombach alpha < 0,05 maka
berolahraga sebanyak 22%, mengikuti ada perbedaan relaksasi otot progresif
organisasi sebanyak 17,3%, dan lain-lain sesudah dah sebelum perlakuan.
sebanyak 28,3. Mayoritas mahasiswa
memiliki aktivitas selain kuliah yaitu Penelitian ini didukung oleh teori
kerja. Setyoadi dan Kushariyadi (2013) yang
Stress sendiri bisa berasal dari individu, bahwa terapi relaksasi otot progresif dapat
lingkungan keluarga, lingkungan tempat digunakan bagi responden yang
tinggal dan dapat pula berasal dari tempat mengalami gangguan tingkat stress,
dimana individu banyak menghabiskan insomnia, kecemasan, dan depresi.
waktunya seperti kantor dan tempat Relaksasi otot progresif ini bertujuan
pendidikan. Tuntutan eksternal dapat untuk menurunkan ketegangan otot,
bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban mengurangi kecemasan, nyeri leher dan
pelajaran, tuntutan orang tua untuk punggung, mengurangi aktivitas frekuensi
berhasil di kuliahnya, dan penyesuaian jantung dan meningkatkan rasa
sosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan kebugaran, konsentrasi. Serta
ini juga termasuk kompetensi perkuliahan memperbaiki kemampuan untuk
dan meningkatnya kompleksitas materi mengatasi stress, kelelahan, spasme otot
perkuliahan yang semakin lama semakin dan membangun emosi positif dari emosi
sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa negatif.
dapat bersumber dari kemampuan
mahasiswa dalam mengikuti pelajaran Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(Sujiato, 2015). Prasetya (2016), yang dalam
penelitiannya dinyatakan bahwa Jenis

9
penelitian yang digunakan adalah Pra Berdasarkan hasil analisis kuantitatif yang
eksperimen yang termasuk ke dalam telah dipaparkan maka dapat disimpulkan
pretest and postest one group design. bahwa hipotesis penelitian ini diterima,
Analisa data statistik yang digunakan yaitu terapi relaksasi otot progresif dapat
adalah Paired t-test. Pengumpulan data menurunkan stres kerja pada perawat
yang dilakukan pada saat sebelum dan panti wredha Elim.
sesudah latihan relaksasi otot progresif.
Berdasarkan uji statistik di dapatkan P Berarti dalam hal ini relaksasi otot
value = 0,000, yang berarti terdapat progresif bisa mengendalikan tingkat
perbedaan bermakna sebelum dan sesudah stress mahasiswa dan bisa jadi
terapi relaksasi otot progresif. Terapi pengetahuan untuk individual yang stress.
relaksasi otot progresif adalah salah satu Sehingga salah satu non farmakologi
intervensi yang dapat digunakan untuk untuk menurunkan tingkat stress yaitu
menurunkan tingkat insomnia pada lansia dengan cara merileksan otot-otot dan
dan merupakan salah satu teknik untuk merileksan fikiran.
mengurangi ketegangan otot dengan
proses yang simple dan sistematis dalam KESIMPULAN DAN SARAN
menegangkan sekelompok otot kemudian Kesimpulan
merilekskannya kembali yang dimulai Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dari otot wajah dan berakhir pada otot dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
kaki. sebagai berikut :
1. Berdasarkan karakteristik responden
Penelitian terkait lainnya dilakukan oleh a. Gambaran karakteristik responden
Irma (2015). Dalam penelitian ini dengan jumlah 127 mahasiswa
bahwasannya hasil analisis data penelitian berdasarkan jenis kelamin,
menggunakan uji beda Wilcoxon Signed didapatkan hasil responden yang
Ranks test pada sebelum dan sesudah berjenis kelamin hampir
terapi relaksasi otot progresif. Diperoleh seluruhnya sebanyak 101
hasil Z = -2.201dengan nilai signifikansi p responden (79,5%) dan Laki-laki
= 0.014 (p < 0.05) (Level of significance sebanyak 26 responden (20,5%).
for one-tailed). Maka dapat disimpulkan b. Gambaran karakteristik responden
bahwa ada perbedaan yang signifikan dengan jumlah 127 mahasiswa
pada stres kerja pada perawat setelah berdasarkan umur didapatkan hasil
diberikan terapi relaksasi otot progresif. hampir setengah dari responden

10
yang berumur 22 tahun sebanyak responden (48,8%) dan mahasiswa
60 responden (47,2%), umur 21 yang mengalami stress berat
tahun sebanyak 49 responden sebanyak 3 responden (2,4%).
(38,6%), umur 23 tahun sebanyak f. Gambaran karakteristik responden
11 responden (8,7%), umur 24 dengan jumlah 127 mahasiswa
tahun sebanyak 6 responden berdasarkan hasil, tingkat stress
(4,7%), umur 25 tahun sebanyak 1 mahasiswa sesudah intervensi
responden (0,8%). mengalami hampir semua
c. Gambaran karakteristik responden penurunan relaksasi otot progresif
dengan jumlah 127 mahasiswa dengan tingkat stress ringan
berdasarkan tempat tinggal. Yang sebanyak 121 responden (95,3%).
tinggal bersama orang tua hampir g. Diketahui dari hasil uji statistik
seluruhnya sebanyak 104 menunjukkan bahwa adanya
responden (81,9%), yang kost pengaruh relaksasi otot progresif
sebanyak 20 responden (15,7%), terhadap penurunan tingkat stress
dan lain-lain sebanyak 3 mahasiswa fakultas ekonomi
responden (2,4%). jurusan management keuangan
d. Gambaran karakteristik responden Universitas Pamulang dengan
dengan jumlah 127 mahasiswa hasil p value = 0,000 < nilai α =
berdasarkan aktivitas selain kuliah 0,05 dan terdapat penurunan
hampir setengah responden tingkat stress setelah diberikan
sebanyak 41 responden (32,3%), relaksasi otot progresif dengan
Lain-lain sebanyak 36 responden frekuensi sebanyak 61 responden
(28,3%), olahraga sebanyak 28 mengalami penurunan sesudah
responden (22%), dan organisasi dilakukan relaksasi otot progresif,
sebanyak 22 responden (17,3%). tidak ada responden (0 responden)
e. Gambaran karakteristik responden responden yang mengalami
dengan jumlah 127 mahasiswa peningkatan tingkat stress sesudah
berdasarkan tingkat stress dilakukan intervensi relaksasi otot
mahasiswa sebelum intervensi progresif dan 66 responden
adalah hampir seluruh mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan
yang mengalami stress ringan intervensi relaksasi otot progresif
sebanyak 62 responden (48,8%), tingkat stress tidak mengalami
stress sedang sebanyak 62 perbedaan.

11
Afdila, Jihan Nisa. (2016). Pengaruh
Saran Terapi Guided Imagery Terhadap
Tingkat Stres Pada Mahasiswa
1. Bagi Mahasiswa
Tingkat Akhir Dalam Menyelesaikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Skripsi. Diakses pada tanggal 1 April
menjadi sumber informasi dan solusi 2018

yang dapat membantu mahasiswa


American Psychological Association.
dapat mengurangi tingkat stress ketika (2013). Stress in America: missing
menghadapi skripsi dengan the health care connection (Online
Journal).
penggunaan metode relaksasi otot
progresif yang dapat dilakukan Augesti, Gita Dkk. (2015). Differences In
dimana saja dan kapan saja. Sehingga Stress Level Between First Year And
dengan mudah mengontrol stressor Last Year Medical Students In
Medical Faculty Of Lampung
yang menyebabkan tingkat stress bagi Universitas
mahasiswa.
2. Bagi Instansi Pendidikan Budi A, Endah N. (2015). Penyesuaian
Diri Wanita Dewasa Awal Ditinjau
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Dari Kematangan Emosi. Fakultas
menjadi salah satu sumber pustaka Psikologi Universitas Semarang.
dan informasi baru untuk menambah
Christyanti, Dika Dkk. (2010). Hubungan
wawasan bagi mahasiswa maupun
Antara Penyesuaian Diri Terhadap
dosen dalam proses perkuliahan Tuntutan Akademik Dengan
terutama dalam penanganan Kecenderungan Stress Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
management tingkat stress
Universitas Hang Tuah Surabaya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diakses pada tanggal 12 April 2018.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan
untuk meneliti lebih lanjut tentang Demak K & Puspasari I. (2016).
Hubungan Umur, Jenis Kelamin
penanganan atau management stress Mahasiswa Dan Pendapatan Orang
pada mahasiswa tingkat akhir dalam Tua Dengan Tingkat Kecemasan
menghadapi skripsi baik itu Pada Mahasiswa Pendidikan Sarjana
Program Studi Pendidikan Dokter
menggunakan variabel-variabel yang
Fkik Universitas Tadulako. Medika
terkait dengan tingkat stress. Tadulako.

DAFTAR PUSTAKA Hawari &Dadang. (2016). Management


Stress Cemas Dan Depresi. Jakarta :
Badan Penerbit FKUI Jurnal
Equilibrium

12
Kerja Pada Perawat Panti Wredha
Kumutha Dkk. (2014). Effectiveness Of Elim Di Semarang. Diakses pada
Progressive Muscle Relaxation tanggal 10 April 2018.
Technique On Stress And Blood
Pressure Among Elderly With Nawir, Muhammad Dkk. (2015).
Hypertension. IOSR Journal of Subordinasi Anak Perempuan Dalam
Nursing and Health Science (IOSR- Keluarga.
JNHS).
Priyoto. (2014). Konsep Manajemen
Kristianti, Erna. (2016). Hubungan Stress Stress. Yogyakarta. Nuha Medika.
Kerja Dengan Kinerja Perawat
Dalam Pendokumentasian Asuhan Rahma, Alia Dkk. (2015). Hubungan
Keperawatan Di Ruang Perawatan tingkat stres menghadapi tugas akhir
Khusus RSUD dr. Soediran Mangun skripsi dengan keluhan dispepsia
Sumarso Wonogiri. Diakses pada pada mahasiswa fakultas kedokteran
tanggal 12 April 2018. universitas nusa cendana tingkat
akhir tahun 2015. Universitas Nusa
Li, Yunping Dkk. (2015). Progressive Cendana
Muscle Relaxation Improves Anxiety
And Depression Of Pulmonary Sasmika, Azika. (2016). Hubungan
Arterial Hypertension Patients. pengetahuan spiritual terhadap
Hindawi Publishing Corporation. pemenuhan kebutuhan spiritual:
sholat dan thaharoh pasien stroke di
Mubarak, Iqbal Dkk. (2015). Buku Ajar Rumah Sakit Pusat Kesehatan Umum
Ilmu Keperawatan Dasar Buku I. Muhammadiyah Gamping. Diakses
Jakarta: Salemba Medika pada tanggal 13 April 2018

Muliyana. (2015). Pengaruh terapi Setyoadi & Kushariyadi, (2011). Terapi


relaksasi otot progresif terhadap Modalitas Keperawatan Jiwa pada
perubahan tingkat insomnia pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta.
lansia di RT 04 RW o4 kelurahan Salemba Medika.
Tanjung duren Jakarta Barat.
Universitas Esa Unggul Sukadiyanto. (2010). Stress Dan Cara
Menguranginya. Diakses Pada
Murti, Tri. (2012). Perbedaan Tekanan Tanggal 12 April 2018
Darah Pada Pasien Hipertensi
Esensial Sebelum Dan Sesudah Wulandari, Resti Putri. (2012). Hubungan
Pemberian Relaksasi Otot Progresif Tingkat Stress Dengan Gangguan
Di RSUD Tugurejo Semarang. Tidur Pada Mahasiswa Skripsi Di
UNIMUS Semarang. Salah Satu Fakultas Rumpun
Science-Technology UI. Universitas
Mustikawati & Finurina I. (2015). Efek Indonesia.
Terapi Relaksasi Otot Progresif
Dalam Menurunkan Tingkat Stres

13
Zulfiana P. (2016). Pengaruh Terapi
Relaksasi Otot Progressif Terhadap
Perubahan Tingkat Insomnia Pada
Lansia. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.

14

Anda mungkin juga menyukai