Disusun
Oleh
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian model pembelajaran High Scope ............................ 3
2. Konsep pembelajaran High Scope ............................................. 3
3. Unsur-unsur pembelajaran Hight Scope ..................................... 4
4. Kurikulum High Scope ............................................................... 4
5. Tujuan pembelajaran High Scope ............................................. 10
I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa emas (golden age) perkembangan,ialah masa usia dini (masa lahir sampai delapan
tahun) sebagai saat kritis dalam rentang perkembangan telah dipahami oleh banyak
orangtua dan masyarakat.Persepsi tentang pentingnya golden age,yaitu 80% kapasitas
perkembangan dicapai pada usia dini (lahir sampai delapan tahun), sedangkan
selebihnya (20%) diperoleh setelah usia delapan tahun belum tepat dan benar.
Dampaknya adalah pendidikan anak usia dini (PAUD) mengalami perkembangan
pesat. Hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah lembaga PAUD dijalur
formal dan non formal..
Pendidikan Anak Usia Dini atau yang sering dikenal dengan istilah PAUD di Indonesia
telah berkembang dengan baik hingga saat ini, bahkan PAUD telah banyak tersebar di
berbagai wilayah Indonesia. Pada umumnya PAUD menggunakan kurikulum yang
telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan.Namun di kota-kota besar
terdapat berbagai PAUD yang menggunakan perpaduan dari kurikulum yang ditetapkan
oleh pemerintah dan kurikulum khas sekolah.Kurikulum khas sekolah ini pada
umumnya menggunakan berbagai model dan pendekatan yang dikembangkan oleh
berbagai tokoh pendidikan dunia. Salah satu model pendekatan yang ada di PAUD
adalah model High/Scope.
Model pendekatan ini pertama kali digunakan untuk intervensi bagi pendidikan anak di
lingkungan terpencil di Amerika Serikat.High/Scope merupakan Salah satu jenis
pendekatan yang digunakan PAUD yang pertama kali ditujukan untuk pendekatan
pendidikan bagi anak-anak usia 3-4 tahun. Pendekatan High/Scope merupakan salah
satu gagasan dari Weikart yang mengupayakan pendidikan bagi anak- Vol. 2 No. 2, Juli
- Desember 2017 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 118 anak berkebutuhan khusus
dalam hal finansial (miskin) di lingkungan Ypsilanti. Namun seiring dengan
perkembangan zaman pendekatan ini mulai berkembang di berbagai penjuru dunia
termasuk Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jawa Barat
dan lain sebagainya
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan hight scope beranggapan bahwa anak belajar berdasarkan interaksi pribadi dengan
ide-ide, pengalaman langsung, dan objek fisik serta pemikiran logis. Pendekatan ini juga
memberikan waktu kepada anak untuk bermain secara berkelompok sehingga hal ini akan
mengembangkan sosialisasi pada diri anak.
Pendekatan hight scope merupakan pendekatan yang berusaha menciptakan teknik dan strategi
pembelajaran dalam beinteraksi dengan anak sehingga menjadikan anak dapat berpikir mandiri
dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.
Model pendidikan High/Scope didasarkan pada teori perkembangan kognitif Piaget. Kurikulum
disesuaikan dengan tahap perkembangan anak dan mendukung proses konstruktif pembelajaran
serta memperluas keterampilan intelektual dan sosial yang muncul. Model High/Scope
dikembangkan oleh David Weikart. Beberapa model pembelajaran PAUD yang menggunakan
model konstruktivis sebagai acuan adalah Bank Street (Lucy Sprague Mitchell), Reggio Emilia,
Project Approach (Lilian Katz and Sylvia Chard).
Pendekatan hight scope memiliki beberapa konsep penting sebagai berikut: Anak sebagai
pembelajar aktif yang menggunakan sebagian waktunya di dalam sentra pembelajaran yang
bervariasi. Di dalam sentra pembelajaran yang bervariasi anak dapat melibatkan manusia,
benda, peristiwa, dan idenya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran,guru membantu
anak untuk memilih apa yang akan mereka lakukan setiap hari, melaksanakan rencana mereka,
dan mengulang kembali yang telah mereka pelajari.
3
Pengalaman kunci (key experience) merupakan konsep yang berbasis pada ide Piaget tentang
karakteristik kognitif dan potensi belajar anak usia dini merencanakan-melakukan-mengulas
(plan-do-review), yakni anak memilih apa yang akan mereka lakukan dalam setiap harinya,
kemudian melaksanakannya. Setelah pelaksanaan, anak bersama guru mengulas kembali apa
yang telah mereka lakukan. Pada kegiatan ini guru bertindak sebagai asisten atau fasilitator.
Pendekatan Hight Scope memiliki lima unsur yang mendukung pembelajaran aktif anak, yaitu:
Materi atau bahan yang dapat dieksplor anak pengolahan bahan atau materi yang dilakukan
anak-anak dapat diberikan kesempatan untuk memilih apa yang akan anak lakukan dengan
materi atau bahan tersebut bahasa anak dukungan dari dan oleh orang dewasa.
High Scope mengembangkan kurikulum yang melibatkan anak sebagai pembelajar dan
perencana aktif. Guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing dalam menyiapkan kelas
dan bahan-bahan yang akan digunakan anak dalam merencanakan kegiatan, beraktivitas,
mengulangi aktifitas dan menambah pengalaman.
Kurikulum High Scope membantu anak-anak prasekolah menjadi lebih bebas dan mandiri
(independen), bertanggung jawab dan menjadi pembelajar yang percaya diri. Dalam
pembelajran High Scope anak-anak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran melalui
penggunaan berbagai alat permainan yang ada, orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran
dan gagasan-gagasan yang muncul diharapkan anak akan memperoleh sejumlah pengetahuan
yang bermanfaat bagi perkembangan dirinya. Anak-anak prasekolah belajar membuat
perencanaan sendiri dan berlatih untuk menerapkannya agar anak dapat memperoleh
pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membangun landasan yang kuat bagi
perkembangan dan pembelajaran mereka pada tahap selanjutnya. 4
Kurikulum High Scope memperhatikan aspek-aspek:
Pada kurikulum High Scope 58 poin yang harus dimiliki anak, namun dapat dikelompokkan
menjadi 10 poin pokok sebagai berikut :
a) Kreativitas
• Mengenali benda, bentuk, suara,sentuhan ,bau dan rasa
• Bermain peran dan peragaan
• Menirukan gerakan dan suara
• Melukis dan menggambar
• Membuat model dari tanah liat,plastisin dan bahan lainnya
• Menceritakan gambar, model atau foto
5
c) Musik
• Mengamati dan mengidentifikasi suara
• Mengamati bentuk dan nyanyian atau suara
• Bernyanyi
• Memutarkan musik bermain instrument musik sederhana
• Mengembangkan nyanyian
e) Gerakan
• Mengekspresikan gerakan yang dikreasikan
• Bergerak dalam rangkaian seperti memukul
• Merasakan dan mengekspresikan pukulan kuat
• Berperan seperti yang telah diperintahkan
• Mendeskripsikan gerakan
• Bergerak menggunakan ototnya seperti melompat, meloncat, berlari, memanjat, meluncur
dan sebagainya
• Menekuk, memutar-mutar dan menggoyang-goyangkan satu lengan
• Bergerak dengan menggunakan benda.
6
f) Klasifikasi
• Menggunakan dan menjelaskan sesuatu yang berbeda
• Menjelaskan karakteristik benda tertentu
• Membedakan dan mendeskripsikan bentuk
• Mengeksplorasi dan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan suatu tanda tertentu
• Memilih dan menjodohkan.
g) Angka
• Menyusun dua objek satu per satu
• Menghitung benda
• Membandingkan nomor dari benda-benda dalam dua kelompok yang berbeda (banyak dan
sedikit).
h) Mengurutkan
• Mengatur urutan suatu benda dengan sistem trial and error, seperti benda kecil, sedang dan
besar.
• Membandingkan sesuatu yang berbeda dan menjelaskan hubungannya
• Membandingkan antara mana yang lebih panjang dan mana yang lebih pendek, lebih besar
atau lebih kecil.
i) Konsep ruang
• Menjelaskan posisi yang telah ditunjukkan seperti bangunan dan benda disekitarnya
• Menginterprestasikan hubungan antara menggambar, gambar dan foto
• Mengisi dan mengosongkan
• Mengisi benda-benda secara bersamaan dengan bagian-bagiannya mengamati orang,
tempat dan benda-benda dari sudut yang berbeda
• Membentuk benda dan menyusun benda seperti memutar, melengkung, merentangkan dan
menutup.
7
j) Konsep waktu
• Mengantisipasi, mengingat dan mendeskripsikan sebuah kejadian atau peristiwa
• Membandingkan interval waktu
• Mendekrispsikan kecepatan gerak
• Memulai dan memberhentikan suatu benda.
Orang dewasa mengamati dan berinteraksi dengan anak-anak pada level mereka masing-
masing untuk menemukan bagaimana setiap anak berfikir dan mencari alasan. orang dewasa
mengizinkan anak untuk mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran individual mereka.
orang dewasa juga mendukung motivasi dari dalam diri anak selama pembelajaran dengan cara:
3) Lingkungan pembelajaran
Pembelajaran dilakukan dengan menata ruang kelas dalam lima atau lebih pusat minat. Pusat
minat ini menjadi area-area yang di tandai dengan nama sederhana sehingga dapat memberikan
pengertian kepada anak, seperti “area buku atau area rumah” dan di definisikan secara jelas.
Variasi bahan sebagai jalan anak untuk menemukan, menggunakan, dan mengembalikan apa
yang telah mereka selesaikan. Pengaturan seperti ini akan mendukung anak untuk menemukan
dan menggunakan bahan, untuk bereksplorasi, dan belajar tentang dunia mereka.
8
Secara rinci, lingkungan pembelajaran dalam pembelajaran High Scope Curiculum harus
memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
Selain kriteria di atas, peralatan, permainan anak, dan furniture di dalam sekolah High Scope
harus memenuhi kriteria tertentu. Sekolah harus menyediakan/mengatur peralatan yang cukup,
baik mainan anak, alat-alat, dan furniture untuk memfasilitasi partisipasi antara anak dan orang
dewasa.
Program High Scope memiliki perencanaan kegiatan yang sama untuk setiap hari, menyediakan
kerangka kerja yang konsisten untuk orang dewasa dan anak. Rangkaian kegiatan disusun
dalam siklus perencanaan-tindakan-review (plan-do-review). Kegiatan inti High Scope setiap
harinya memberikan kebebasan kepada anak untuk:
a) Mepertimbangkan minatnya
b) Membuat rencana
c) Mengikuti kehendaknya
d) Menggambarkan pengalaman.
Pengaturan jadwal sehari-hari juga mengizinkan anak bertemu dan berkumpul dalam sebuah
kelompok kecil atas inisiatif orang dewasa yang didasari oleh minat anak, kebutuhan, dan
tingkat perkembangan mental anak serta melibatkannya dalam sebuah aktivitas berdasarkan
kelompok dalam berinteraksi sosial, musik, dan pergerakan fisik.
9
5. Tujuan Pendekatan High Scope
Pendekatan high scope memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah berusaha untuk
membantu anak berkembang disemua bidang. Bagi peserta didik, mereka dapat belajar melalui
keterlibatan aktif dengan orang-orang, bahan, peristiwa, dan ide untuk menjadi mandiri,
bertanggung jawab, dan percaya diri, sehingga siap untuk sekolah dan hidup serta belajar
merencanakan banyak kegiatan mereka sendiri, membawa mereka keluar, dan berbicara dengan
orang lain tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang telah mereka pelajari untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang akademis, sosial dan fisik yang penting.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pembelajaran high scope ini sangat membantu calon pendidik dalam pembelajaran di
mana tugas calon pendidik hanya mengawasi apa yang dilakukan anak didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran ini, yaitu membuat anak didik mandiri dan bertanggung
jawab atas apa yang dilakukan.
Dalam proses kegiatan belajar guru sebaiknya menggunakan metode dan model
pembelajaran yang menarik ,penerapan model high scope dapat menjadi salah satu
alternative dalam penerapan model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar
anak usia dini , dalam kegiatan pembelajaran guru juga harus menggunakan media yang
menarik perhatian anak, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi anak usia dini.
11
Untuk orang tua, pembelajaran high scope juga bisa diterapkan di rumah,dengan adanya
barang-barang yang ada di rumah, orang tua bisa membuat anak untuk berkreasi sesuka
anak. Kelebihannya orang tua dapat mengawasi dan melihat langsung perkembangan
dalam anak di setiap Kegiatannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Lia. 2017. Model Pembelajaran High (Scope) Dalam Pelaksanaan Paud. [Online].
Tersedia di
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/assibyan/article/download/1342/1064/. [diakses 10
November 2020]
Rohmah , Naili, Umi Fahridatun, dan Hanifatun Nisak. 2019. Esensi Model Pembelajaran
High/Scope dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.[online]. Tersedia di
http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/IJEC/article/download/133/166 .[Diakses 10
November 2020]
Yusdinar Rahmadita, Andriani, dkk. 2017. Model High Scope. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah model-model PAUD yang diampu oleh Dr. Badru Zaman, M.Pd,
Universitas Pendidikan Indonesia, Oktober 2017.
https://www.academia.edu/34895826/MODEL_HIGH_SCOPE
13